bobot isi cerpen tersebut, sehingga pembacanya mampu menimba substansi yang ada didalamnya. Substansi itu bermula dari ide yang digali oleh pengarangnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis cerpen adalah suatu kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan, menemukan masalah,
menemukan konflik, memberikan informasi, dan menghidupkan kejadian kembali secara utuh, yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan dari
satu tokoh dalam satu situasi.
6. Penilaian Pembelajaran Menulis Cerita Pendek
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis cerita pendek. Tes tersebut meliputi tes awal untuk mengetahui kemampuan awal menulis
cerita pendek siswa dan tes akhir untuk mengetahui kemampuan akhir siswa dalam menulis cerita pendek.
Menurut Nurgiyantoro 2012: 439, penilaian terhadap hasil karangan peserta didik sebaiknya juga menggunakan rubrik penilaian yang mencakup komponen isi
dan bahasa masing-masing dengan subkomponennya.Pedoman penilaian menulis cerita pendek terdiri dari dari empat aspek, yaitu isi, organisasi penyajian, bahasa, dan
mekanik.Masing- masing aspek memiliki kriteria. Pertama, aspek isi memiliki dua kriteria, yaitu kesesuaian cerita dengan tema dan kreatifitas dalam mengembangkan
cerita. Kedua, aspek organisasi penyajian memiliki empat kriteria, yaitu fakta cerita melalui tokoh , alur dan setting, sarana cerita meliputi sudut pandang dan judul,
kepaduan unsur cerita, dan penyajian urutan cerita logis. Ketiga, aspek bahasa
memiliki dua kriteria, yaitu penggunaan sarana retorika dan penggunaan pilihan kata.
Keempat, aspek mekanik memiliki tiga kriteria, yaitu penulisan huruf, kata, tanda
baca, kepaduan antar paragraf dan kerapian.Setiap kriteria memiliki lima indikator
ketercapaian yang dinilai yakni,
a. sangat baik dengan skor 5, b. baik dengan skor 4,
c. cukup dengan skor 3, d. kurang dengan skor 2,
e. sangat kurang dengan skor 1, Penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penilaian yang
dikemukakan oleh Nurgiyantoro, diadaptasi dan disesuaikan dengan keterampilan menulis teks cerita pendek. Tujuannya agar dapat menyesuaikan dengan kriteria
penilaian yang terdapat pada buku guru kelas X SMAMA oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diadopsi dari Teaching ESL Composition: Principles
and Techniques, Hughey, Jane B, et al. ESL merupakan model penilaian yang lebih rinci dan teliti dan memberikan skor, tentunya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Model ini dimodifikasi dari Hartfield, 1985: 91 telah disesuaikan dengan pembelajaran berbahasa pada kompetensi menulis Nurgiyantoro, 2012: 440.