Cerita Pendek sebagai Karya Fiksi

e. Menghubungkan pokok pikiran satu dengan lainnya yang tersimpul dalam satuan peristiwa yang terpapar dalam suatu cerita f. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkannya g. Mengidentifikasi tujuan pengarang dalam memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya h. Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu- dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarang Aminuddin, 2000: 92. 2 Plot dan Alur Cerita Plot dan alur cerita merupakan dua unsur tak terpisahkan, tetapi keduanya harus dibedakan. Menurut Sumardjo 2007: 48, plot itu ibarat gunung es, sebagian besar darinya tak pernah tampak, apa yang disebut plot dalam cerita memang sulit dicari. Ia tersembunyi di balik jalannya suatu cerita. Namun, jalan cerita bukanlah plot. Jalan cerita hanyalah manifestasi, bentuk wadah, bentuk jasmaniah dari plot cerita. Mengenai jalan cerita menurut Aristoteles dan Staton melalui Jauhari, 2013: 159 inti pengertiannya terletak pada cause-effect, yang secara umum diterjemahkan sebagai “sebab akibat yang logis dari suatu kejadian”. Alur ini bermacam-macam, yakni. a. Alur lurus alur datar Biasanya menceritakan rangkaian secara kronologis. Alur ini menggambarkan jalinan cerita dari awal, dilanjutkan pada kejadian berikutnya, dan diakhiri dengan penyelesaian. b. Alur sorot balik flashback Alur ini tidak mengemukakan rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis, tetapi menggambarkan jalinan cerita dari bagian akhir kemudian bergerak kembali ke persoalan awal. c. Alur gabungan atau campuran Alur gabungan atau campuran yakni pengarang tidak hanya memakai satu jenis alur, tetapi kadang-kadang menggabungkan dua jenis alur secara bersamaan. 3 Tokoh Nurgiyantoro 2009: 165, mengemukakan bahwa, istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter, dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Sayuti 2009:106, mengemukakan bahwa ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh fiksi dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh periferal atau tokoh tambahan tokoh bawaan.