115
sebanyak 4 orang 10,5. Dengan demikian mayoritas sikap siswa mayoritas berada pada kategori amat baik sebanyak 19 peserta didik 50.
C. Paradigma Hasil Penelitian
Di bawah ini disajikan paradigma hasil penelitian yang dapat memperjelas alur penelitian. Berikut dapat dilihat pada gambar 17. Paradigma Hasil Penelitian
:
Gambar 17. Paradigma Hasil Penelitian
Kelas Eksperimen
Pretest
Pertemuan 1 Mean: 5,42
Pertemuan 2Mean: 5,52
Pertemuan 3 Mean: 5,93
Pengukuran tahap awal pretest sebelum
menggunakan metode pembelajaran
kooperatif model STAD dianalisis
menggunakan Multivariat
Pertemuan 1 Mean: 6,78
Pertemuan 2 Mean: 7,53
Pertemuan 3 Mean: 8,31
Postest Pengukuran tahap
akhir posttest setelah menggunakan
metode pembelajaran cooperative elearning
model STAD dianalisis
menggunakan Multivariat
116
Selain disajikan pada diagram di atas, peningkatan penggunaan metode pembelajaran cooperative learning model STAD juga disajikan pada grafik di
bawah ini:
Gambar 18. Grafik Peningkatan Nilai Tiap Pertemuan
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat mean pretest dan posttest pada Pertemuan 1. Nilai mean pretest Pertemuan 1 sebesar 5,4211 dan nilai mean
posttest Pertemuan 1 sebesar 6,7789, maka mean postest Pertemuan 1 lebih besar dari pada mean pretest Pertemuan 1. Sementara itu, dilihat
mean pretest
pada Pertemuan 1, Pertemuan 2, dan Pertemuan 3 .
Nilai mean
pretest pada Pertemuan 1 sebesar
5,4211, nilai
mean pretest pada Pertemuan 2 sebesar
5,5158, dan nilai
mea n pretest pada Pertemuan 3 sebesar
5,9316. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa nilai mean
pretest pada Pertemuan 3 lebih tinggi dari pada nilai
mean pretest pada Pertemuan 1 dan Pertemuan 2.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan penerapan metode pembelajaran Cooperative Learning Model Student Team
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pertemuan 3
117
Achievement Division STAD terhadap peningkatan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Pada Kelas X Jasa Boga
SMK Negeri 1 Praya. Berdasarkan hasil
penelitian pembahasan tentang peningkatan pemahaman belajar siswa pada aspek kognitif menunjukkan bahwa dari hasil
sebelum perlakuan treatment pada pertemuan 1 pertama diberikan pretest sebesar 5,4211 dan posttest sebesar 6,7789, pertemuan 2 dua diberikan
pretest sebesar 5,5158 dan posttest sebesar 7,5263, dan pada pertemuan 3 tiga diberikan pretest sebesar 5,9316 dan posttest sebesar 8,3132. Pada hasil
analisis data uji-t dengan menggunakan perhitungan multivariate diperoleh nilai F hitung sebesar
28,412, kemudian nilai F
hitung
dikonsultasikan dengan nilai F
tabel
pada taraf signifikansi
α
= 0,05, diperoleh F
tabel
3,07; dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Oleh karena nilai F
hitung
lebih besar dari pada F
tabel
F
hitung
28,412 F
tabel
3,07, dan nilai signifikansi sebesar 0,212 lebih kecil dari taraf signifikansi 5 0,0000,05, sehingga hasil uji-t menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan. Dari perbedaan tersebut terdapat kemunculan sikap siswa dengan kategori amat baik sebanyak 19 siswa 50 , kategori cukup
sebanyak 15 siswa 39,5 , dan pada kategori kurang baik sebanyak 4 siswa 10,5 . Maka dapat disimpulkan bahwa pada tiap Pertemuan 1, 2, dan 3
terdapat Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative Learning Model Student Team Achievement Division STAD Terhadap Peningkatan pemahaman Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Siswa Kelas X Jasa Boga SMKN 1 Praya Lombok Tengah.
Pembelajaran aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi dan menekankan akan adanya keaktifan peserta didik sehingga kegiatan proses
118
pembelajaran tidak hanya dimonopoli oleh guru guru yang aktif, akan tetapi yang dituntut untuk aktif adalah peserta didik baik secara fisik maupun mental.
Untuk mengetahui keaktifan peserta didik dapat dilihat dari indikator tingkah laku yang muncul dalam proses belajar mengajar berdasarkan apa yang dirancang
guru. Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar
mengajar hendaknya memberikan hasil yang berguna bagi kehidupan dimasa mendatang dan dapat mencetak peserta didik yang berkualitas. Sejauh ini
diketahui bahwa pengajaran yang dilakukan guru kebanyakan menggunakan metode pengajaran konvensional, kegiatan kegiatannya menoton, dan peran
guru dominan. Di sisi lain, para peserta didik tidak memiliki keinginan belajar yang sama. Sehingga kurangnya pemahaman dalam belajar peserta didik serta
peserta didik yang pasif di dalam kelas saatmerespon materi yang diberikan guru.Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang efektif dan
kondusif dan berakibat pada hasil belajar peserta didik yang rendah. Di dalam proses belajar mengolah hidangan nasi dan mie, keikutsertaan
peserta didik secara aktif dapat berjalan efektif dan efisien jika peserta didik dapat terlibat aktif dalam menemukan fakta dan memahami konsep-konsep.
Selanjutnya melalui proses tersebut akan melahirkan teorema yang dapat diaplikasikan ke dalam situasi yang lain seperti dalam kehidupan sehari-hari,
proses kegiatan belajar dan penyampaian materi sesuai dengan kesiapan mental peserta didik. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, guru perlu memilih suatu
metode pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat terwujud. Metode Pembelajaran yang digunakan yaitu metode cooperatif learning
tipe STAD Student Team Achievement Division adalah salah satu metode
119
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir, menganalisis, mengamati, memaknai dan melatih potensi yang dimiliki peserta
didik serta menyimpulkan atas pokok-pokok materi berdasarkan data yang telah disediakan oleh guru. Guru membantu, membimbing, melayani dan menjawab
pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Markaban 2006:15 bahwa dalam metode cooperatif learning proses
belajarnya bersifat menyeluruh membimbing peserta didik jika diperlukan sehingga peserta didik dapat menemukan fakta baru dan konsep umum serta
melibatkan semua indra dan pikiran, dengan aplikasi fisik yang memanfaatkan indra sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam
proses belajar berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru. Dalam pelaksanaannya peserta didik akan diberikan kesempatan untuk
berfikir, menganalisis, serta menyimpulkan atas pokok-pokok materi berdasarkan langkah-langkah yang disediakan oleh guru yang tertuang dalam Lembar
Kegiatan kelompok Peserta didik. Setelah peserta didik menyimpulkan suatu pokok materi, kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk menyelesaikan
soal sesuai kemampuan mereka sebagai bentuk pengaplikasian konsep yang mereka temukan kedalam suatu masalahsoal. Dalam pengerjaannya, peserta
didik dituntut untuk mandiri sehingga dapat melibatkan aktivitas fisik dan mental untuk memperoleh pengalaman belajar mereka.
Dengan menggunakan metode cooperatif learning tipe STAD, peserta didik diharapkan dapat aktif bertanya, mengembangkan rasa ingin tahu mereka
terhadap masalah yang mereka hadapi, dapat meningkatkan pemahaman belajar mengolah hidangan nasi dan mie, dan berdiskusi, melalui diskusi dalam
pembelajaran kooperatif akan terjalin komunikasi, interaksi di mana peserta didik
120
saling berbagi ide atau pendapat dan menjadikan elaborasi kognitif dan afektif yang baik, sehingga dapat meningkatkan daya nalar, keterlibatan peserta didik
dalam pembelajaran dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan masing-masing pendapatnya.
121
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
pembahasan tentang peningkatan pemahaman belajar siswa pada aspek kognitif menunjukkan bahwa dari hasil
sebelum perlakuan treatment pada pertemuan 1 pertama diberikan pretest sebesar 5,4211 dan posttest sebesar 6,7789, pertemuan 2 dua diberikan
pretest sebesar 5,5158 dan posttest sebesar 7,5263, dan pada pertemuan 3 tiga diberikan pretest sebesar 5,9316 dan posttest sebesar 8,3132. Pada hasil
analisis data uji-t dengan menggunakan perhitungan multivariate diperoleh nilai F hitung sebesar
28,412, kemudian nilai F
hitung
dikonsultasikan dengan nilai F
tabel
pada taraf signifikansi
α
= 0,05, diperoleh F
tabel
3,07; dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Oleh karena nilai F
hitung
lebih besar dari pada F
tabel
F
hitung
28,412 F
tabel
3,07, dan nilai signifikansi sebesar 0,212 lebih kecil dari taraf signifikansi 5 0,0000,05, sehingga hasil uji-t menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan. Dari perbedaan tersebut terdapat kemunculan sikap siswa dengan kategori amat baik sebanyak 19 siswa 50 , kategori cukup
sebanyak 15 siswa 39,5 , dan pada kategori kurang baik sebanyak 4 siswa 10,5 . Maka dapat disimpulkan bahwa pada tiap Pertemuan 1, 2, dan 3
terdapat Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative Learning Model Student Team Achievement Division STAD Terhadap Peningkatan pemahaman Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pengolahan Makanan Indonesia Siswa Kelas X Jasa Boga SMKN 1 Praya Lombok Tengah.