Pendekatan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian

52

1. Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui Suharsimi Arikunto, 2006:151. Menurut Suharsimi Arikunto 2006:152, kuesioner memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu sebagai berikut : a. Keuntungan kuesioner : 1 Tidak memerlukan kehadiran peneliti 2 Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden 3 Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menutut waktu senggang responden 4 Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab 5 Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama b. Kelemahan-kelemahan kuesioner atau angket : 1 Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab padahal sukar diulang untuk diberikan kembali padanya 2 Sering sukar dicari validitasnya 3 Walaupun dibuat anonim kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. 53 4 Sering tidak kembali terutama jika lewat pos. 5 Waktu pengembalian tidak bersama-sama Untuk mengatasi beberapa kekurangan metode kuesioner maka dilakukan beberapa tindakan yaitu sebagai berikut : a. Kuesioner dibuat menarik sehingga membuat responden lebih teliti dalam mengisi kuesioner. b. Karena tempat penelitian sudah dikenal peneliti, sehingga kemungkinan angket tidak kembali dapat diminimalisir. c. Selain melalui kata pengantar dalam kuesioner peneliti ikut dalam penyebaran ke responden untuk meyakinkan bahwa kuesioner diisi dengan jujur apa adanya sehingga jawaban yang diberikan sesuai. Pengambilan data melalui angket terbuka ini digunakan untuk mengetahui persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolahnya, diberikan kepada 70 orang guru secara bertahap, dengan 34 pertanyaan dan 1 pertanyaan wawancara digunakan untuk mengetahui apa saja harapan-harapan guru terhadap kepemimpinan kepala sekolahnya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Dalam perkembangannya, dokumen tidak hanya berupa tulisan saja namun dapat pula berupa benda peninggalan Suharsimi Arikunto, 2002: 135. Dalam penelitian ini metode studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data pendukung yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, yakni data diri

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN HUBUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH DAN GURU DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Hubungan Kerja Kepala Sekolah dan Guru di Rintisan sekolah Bertaraf Internasional (Studi Situs di SMP N 1 Delanggu).

0 3 14

PENGELOLAAN HUBUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH DAN GURUDI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Hubungan Kerja Kepala Sekolah dan Guru di Rintisan sekolah Bertaraf Internasional (Studi Situs di SMP N 1 Delanggu).

0 2 15

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL SMP NEGERI 1 SURAKARTA.

0 0 10

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi situs di SMP Negeri 1 Ungaran).

0 0 15

PENDAHULUAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi situs di SMP Negeri 1 Ungaran).

0 0 14

PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( Studi Pelaksanaan Rintisan SBI SMA Negeri 1 Boyolali).

0 1 11

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 3 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 1 16

EFEKTIVITAS KINERJA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA YOGYAKARTA.

2 16 300

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6 SURAKARTA

0 0 119