Pengertian Persepsi Kajian Tentang Persepsi Guru Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah

43 Proses persepsi ada dua komponen pokok yaitu seleksi dan interpretasi. Seleksi yang dimaksud adalah proses penyaringan terhadap stimulus pada alat indera. Stimulus yang ditangkap oleh indera terbatas jenis dan jumlahnya, karena adanya seleksi. Hanya sebagian kecil saja yang mencapai kesadaran pada individu. Individu cenderung mengamati dengan lebih teliti dan cepat terkena hal- hal yang meliputi orientasi mereka. Interpretasi sendiri merupakan suatu proses untuk mengorganisasikan informasi, sehingga mempunyai arti bagi individu. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan mengenai proses persepsi yang dilakukan oleh guru yakni persepsi timbul dengan sendirinya dalam keseharian guru, dalam hal ini yang menjadi objek persepsi adalah kepemimpinan kepala sekolahnya sehingga dalam proses pembentukan persepsinya, guru hanya menilai dari kesehariannya di sekolah, bagaimana interaksi dengan kepala sekolahnya, bagaimana tingkah laku dan peranan kepala sekolah dalam memimpin sekolah tersebut terekam jelas dalam pikiran atau memori guru, hal tersebut yang nantinya akan menimbulkan persepsi terhadap kepala sekolahnya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Proses terbentuknya persepsi sangat kompleks, dan ditentukan oleh dinamika yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia mendengar, mencium, melihat, merasa, atau bagaimana dia memandang suatu obyek dalam melibatkan aspek psikologis dan panca inderanya. Menurut David Krech dan Ricard Crutcfield Jalaludin Rahmat, 2003:55 membagi faktor-faktor yang menentukan persepsi dibagi menjadi dua yaitu : faktor fungsional dan faktor struktural. 44 a. Faktor Fungsional Faktor fungsional adalah faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor- faktor personal. Faktor fungsional yang menentukan persepsi adalah obyek- obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi. b. Faktor Struktural Faktor struktural adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari sifat stimulus fisik terhadap efek-efek syaraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu. Faktor-faktor struktural yang menentukan persepsi bila kita ingin memahami suatu peristiwa kita tidak dapat meneliti faktor-faktor yang terpisah tetapi memandangnya dalam hubungan keseluruhan. Tertarik tidaknya individu untuk memperhatikan stimulus dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal kebiasaan, minat, emosi dan keadaan biologis dan faktor eksternal intensitas, kebaruan, gerakan, dan pengulangan stimulus . Dapat disimpulkan dari beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi diatas bahwa persepsi dipengaruhi oleh kondisi individu itu sendiri dalam menerima stimulus dari objek yang akan dipersepsikan, selain itu pengaruh dari keadaan objek yang sedang diamati juga berpengaruh dalam faktor tersebut, disini guru sebagai individu yang harus benar-benar memahami kondisi dari stimulus yang akan dipersepsikan tersebut yaitu kepala sekolah dalam hal ini yang menjadi fokusnya adalah kepemimpinanya. Jika faktor-faktor tersebut dapat dipahami oleh guru maka akan proses persepsi akan berjalan sesuai dengan ketentuan dan didapatkan suatu hasil yang diinginkan oleh guru. 45

F. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiyarto 2005 dengan judul “Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja guru SMK Seni Pertunjukan dan Kerajinan Kota Surakarta.” Populasi penelitian ini adalah guru SMK Seni Pertunjukan dan Kerajinan Kota Surakarta. Dari penelitian tersebut diketahui terdapat pengaruh signifikan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi, dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru dengan nilai probabilitas statistik F sebesar 38,173. dan koefisien determinasi R² sebesar 0,512. Sumbangan relatif tingkat persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja sebesar 32,4, kompetensi terhadap kinerja guru sebesar 39,3, motivasi terhadap kinerja guru sebesar 21,8. Sumber yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Sukarji 2009 yang berjudul Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengimplementasikan Rintisan SMA Bertaraf Internasional: Studi Multisitus di SMA Negeri 3 Malang dan SMA Negeri 5 Malang yang secara resmi ditunjuk oleh Pemerintah Depdiknas Jakarta untuk menyelenggarakan RSBI di Kota Malang. Fokus utama penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah dalam mengimplementasikan Rintisan SMA Bertaraf Internasional. Fokus tersebut dija- barkan ke dalam empat subfokus, yaitu: 1 strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam menggerakkan seluruh personil untuk mengimplementasikan Rintisan

Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN HUBUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH DAN GURU DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Hubungan Kerja Kepala Sekolah dan Guru di Rintisan sekolah Bertaraf Internasional (Studi Situs di SMP N 1 Delanggu).

0 3 14

PENGELOLAAN HUBUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH DAN GURUDI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Pengelolaan Hubungan Kerja Kepala Sekolah dan Guru di Rintisan sekolah Bertaraf Internasional (Studi Situs di SMP N 1 Delanggu).

0 2 15

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL SMP NEGERI 1 SURAKARTA.

0 0 10

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi situs di SMP Negeri 1 Ungaran).

0 0 15

PENDAHULUAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (Studi situs di SMP Negeri 1 Ungaran).

0 0 14

PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF PENGELOLAAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL ( Studi Pelaksanaan Rintisan SBI SMA Negeri 1 Boyolali).

0 1 11

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 3 16

BUDAYA BELAJAR MATEMATIKA SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Budaya Belajar Matematika Siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (Studi Etnografi Di SMPN2 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasioanl Demak).

0 1 16

EFEKTIVITAS KINERJA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA YOGYAKARTA.

2 16 300

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6 SURAKARTA

0 0 119