Gambar 12. Model Pengembangan Plug-in Angklung
Model penelitian yang dipakai dalam penelitian ini akan dijadikan acuan menghasilkan prosedur untuk mengembangkan produk plug-in
angklung. Prosedur pengembangan yang digunakan yaitu: 1 potensi dan masalah; 2 pengumpulan data; 3 desain draft produk; 4 validasi desain; 5
revisi desain; 6 uji coba produk.
B. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan model penelitian yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu model pengembangan Research and Development RD, langkah-langkah
yang untuk mengembangkan produk plug-in angklung dengan program Kontakt 5 ini adalah sebagai berikut :
1. Potensi Masalah
Potensi masalah dalam penelitian ini mengangkat pengembangan plug- in angklung dengan program Kontakt 5. Masalah tersebut ditemukan
setelah melakukan observasi awal di lapangan. Dilakukan pengumpulan Potensi dan
Masalah Pengumpulan
data Desain Produk
Revisi Desain
Validasi Desain
Uji Coba Produk
literatur dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk.
Kegiatan observasi atau pengamatan lapangan dilakukan dalam waktu sebulan sebelum penelitian. Observasi ini dilakukan di Yogakarta,
kususnya pada komunitas musik digital. Observasi juga dilakukan di internet, baik dalam website maupun forum. Internet dapat mewakili
komunitas musik digital dengan cakupan yang luas, yaitu dari seluruh Indonesia, bahkan ada beberapa yang berasal dari Luar Negeri.
Dalam penelitian ini, permasalahan yang ditemukan di lapangan adalah kesulitan untuk menemukan plug-in angklung dengan variasi suara
yang beragam. Padahal dalam perkembangan teknik dan format permainan angklung telah memunculkan berbagai variasi suara yang bermacam-
macam. 2.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara dan diskusi dengan pelaku dan ahli audio, ahli materi, ahli digital recording, pengumpulan literatur
dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan yang dibutuhkan untuk perencanaan produk plug-in angklung. Pada tahap analisis kebutuhan yang
dilakukan kepada ahli materi dilakukan dengan cara melakukan wawancara tentang seputar plug-in angklung. Sedangkan dengan
ahli digital recording dilakukan wawancara yang lebih kepada teknis plug-in instrument.
Pengumpulan data dengan cara pengumpulan literatur dilakukan dengan