75
4. Responden N
a Tabel 4.8. Tahapan Problem Solving Responden N
Keterangan P
: Inisial untuk peneliti N
: Inisial untuk responden N I
: Pernyataan responden sebelum peneliti memberi pertanyaan II
: Pernyataan responden yang tidak diungkapkan kemudian ditegaskan oleh peneliti dengan pertanyaan
Kode PS : Kode Problem Solving
No Pernyataan Responden N
Kode PS
Keterangan
1 P : ini ada satu soal uraian jadi nanti kamu
mengerjakan soal ini sambil ngomong ya..semua yang kamu pikirkan diungkapkan..nah materi
soal ini tentang usaha dan energi..
2 N I : oke mas..nanti saya coba ngomong soalnya kalau mengerjakan soal biasanya diem..
3 P : yaa..
4 N I : {responden membaca soal lalu menggambar} 1.1
:
Gambar 4.74. Konstruksi soal berdasarkan alur kejadian responden N
1.2
diketahuinya ada balok es massanya 2000 gram berarti 2 kg..
4.2.a Berapa besar gaya dorong yang diberi pada
balok es tersebut.. 1.3
76
{responden menunjuk titik C} kalau ini pasti nol karena berhenti..v
c
= 0 ms..terus diketahui ini {menunjuk titik A
– B} 2 sekon tapi gak diketahui jaraknya..kalau ini {menunjuk titik B
– C} jaraknya 5 meter..ini ada energi kinetik kalau
Ep nggak mungkin ini kan lurus {horisontal}.. Tentukan besar gaya dorong..
Rumus yang kita punya..
Gambar 4.75. Persamaan usaha dan energi Massanya pasti 2 kg..terusF sama dengan 10 N
ditambah f
g
..
Gambar 4.76. Resultan gaya yang bekerja pada benda
1.4
f
g
itu dapet dari mana yaa..{responden terlihat bingung} fg selalu lebih kecil dari F itu
pasti..terus gimana ya...bingungg... {responden menunjuk persamaan yang ditulis
dan mencoba mengurutkan kejadian} kalau ini {kecepatan di titik C} v
2
ini {kecepatan di titik B} v
1
terus W nya belum diketahui.. 1.1
Responden N kembali
mengamati pertanyaan
dengan bantuan
gambar
{responden diam membaca soal berulang- ulang}
Aku bingung caranya malahan..gak tau lagi gimana..
Responden N mentok
77
b Tabel 4.9. Proses Kognitif Responden N
Keterangan I
: Pernyataan responden sebelum peneliti memberi pertanyaan II : Pernyataan responden yang tidak diungkapkan kemudian ditegaskan oleh
peneliti dengan pertanyaan
No Kategori-
kategori Proses
Kognitif Pernyataan Responden N
Ket
1 Mengingat Me- ngenali
: diketahuinya ada balok es massanya
2000 gram berarti 2 kg :
terus didorong dengan gaya F diatas permukaan lantai..sehingga
resultannya oiya ini gaya geseknya disini..resultannya 10 N tp belum tau
arahnya kemana..tapi pasti sih karena fg selalu lebih kecil berarti arahnya
kesana
: misalnya ini A, ini B, ini C..dari sini 2
sekon habis itu dilepas jaraknya 5 meter lalu berhenti..
Meng- ingat
kembali :
Rumus yang kita punya..
Gambar 4.77. Persamaan usaha dan energi
: Massanya pasti 2 kg..terus F sama
dengan 10 N ditambah f
g
..
Gambar 4.78. Resultan gaya yang bekerja pada benda
78
2 Memahami Me- nafsirkan
:
Gambar 4.79. Konstruksi soal berdasarkan alur kejadian responden N
Meng- klasifika
sikan :
didorong dengan gaya F diatas permukaan lantai..sehingga
resultannya oiya ini gaya geseknya disini..resultannya 10 N tp belum tau
arahnya kemana..tapi pasti sih karena fg selalu lebih kecil dari F berarti
arahnya kesana..
: {responden menunjuk titik C} kalau ini
pasti nol karena berhenti..v
c
= 0 ms..terus diketahui ini {menunjuk titik
A – B} 2 sekon tapi gak diketahui
jaraknya..kalau ini {menunjuk titik B –
C} jaraknya 5 meter..ini ada energi kinetik kalau Ep nggak mungkin ini
kan lurus {horisontal}..
3 Meng- aplikasikan
: Tidak ada
4 Meng- analisis
: Tidak ada
5 Meng- evaluasi
: Tidak ada
6 Mencipta :
Tidak ada
c Pembahasan
Berdasarkan analisis data di atas, dapat diidentifikasi bahwa proses kognitif dalam problem solving responden N berada pada tingkat Low Order
Thinking LOW. Berdasarkan tahapan problem solving model Minnesota, responden M menempuh tahapan problem solving fokus pada masalah. Hal ini
ditunjukkan responden N ketika mengerjakan soal esay yang diberikan peneliti, dapat dilihat pada Gambar 4.82 flowchart tahapan problem solving responden N.
79
Sehingga responden N tidak bisa menyelesaikan soal sampai tuntas. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan responden N dalam menganalisis soal.
Pertama responden N mensketsa gambar yang mewakili alur kejadian, pada tahap ini menunjukkan proses kognitif: menafsirkan pada kategori
memahami. Dimana responden N merubah kata-kata menjadi gambar. Selain itu juga memberikan keterangan yang diketahui dalam soal serta mengkonversi
satuan yang belum se-sistem, pada tahap ini menunjukkan proses kognitif: mengenali pada kategori mengingat.
Gambar 4.80. Konstruksi soal berdasarkan alur kejadian responden N. “{responden membaca soal lalu menggambar} diketahuinya ada balok es
massanya 2000 gram berarti 2 kg..terus didorong dengan gaya F diatas permukaan lantai..sehingga resultannya oiya ini gaya geseknya
disini..resultannya 10 N tp belum tau arahnya kemana..tapi pasti sih karena fg selalu lebih kecil dari F berarti arahnya kesana..misalnya ini A, ini B,
ini C..dari sini 2 sekon habis itu dilepas jaraknya 5 meter lalu berhenti..
” Bagian ini menunjukkan bahwa responden N menempuh sub tahap 1.1 sekaligus
sub tahap 1.2 pada problem solving model Minnesota bersamaan dengan menulis informasi. Responden N juga menempuh langkah 4.2.a mengkonversi satuan.
Dengan bantuan gambar tersebut, responden N mulai mencermati pertanyaan. “Berapa besar gaya dorong yang diberi pada balok es tersebut..{responden
menunjuk titik C} kalau ini pasti nol karena berhenti..v
c
= 0 ms..terus diketahui ini {menunjuk titik A
– B} 2 sekon tapi gak diketahui jaraknya..kalau ini {menunjuk titik B
– C} jaraknya 5 meter..ini ada energi kinetik kalau Ep nggak mungkin ini kan lurus {horisontal}..
Tentukan besar gaya dorong.. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Rumus yang kita punya.. ”
Gambar 4.81. Persamaan usaha dan energy Bagian ini menunjukkan bahwa responden N menempuh sub tahap 1.3 pada
problem solving model Minnesota. Jika diperhatikan responden N terlihat memilih pendekatan yang mengarah pada solusi namun responden N masih belum maksud
dengan pertanyaan sehingga responden N kembali lagi mencermati soal dengan bantuan gambar alur kejadian tersebut. Bagian ini menunjukkan bahwa responden
N menempuh sub tahap 1.4 pada problem solving model Minnesota lalu kembali lagi ke sub tahap 1.1.
Setelah soal dibaca berulang-ulang, responden N terlihat masih belum maksud dengan besaran yang ditanyakan serta menyatakan hubungan antar
besaran yang diketahui dengan besaran yang ditanyakan. Kemudian responden N menyerah dan meminta bantuan kepada peneliti.
“{responden diam membaca soal berulang-ulang} Aku bingung caranya malahan..gak tau lagi gimana..
” Secara keseluruhan, kemampuan problem solving responden N sampai
pada tahapan fokus pada masalah. Hal ini nampak ketika responden N memutuskan untuk kembali lagi ke sub tahap 1.1 untuk memahami soal. Pada sub
tahap tersebut menunjukkan bahwa responden N belum bisa menganalisis soal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
sehingga responden N tidak bisa menyelesaikan soal sampai tuntas. Dengan kata lain, proses kognitif responden N berada pada tingkat Low Order Thinking
LOW. Berikut flowchart tahapan problem solving model Minnesota yang
ditempuh responden N:
Gambar 4.82. Flowchart tahapan Problem Solving Model Minnesota responden N Dari ke empat responden di atas, sangat jelas terlihat bahwa meskipun
diberikan masalah soal esay yang sama namun ada beberapa responden yang mampu menyelesaikan dan ada juga yang tidak mampu menyelesaikan masalah.
Responden A dan responden R merupakan responden yang mampu menyelesaikan soal, akan tetapi masing-masing responden memiliki perbedaan
pendekatan yang dilakukan maupun alur tahapan problem solving model Minnesota. Responden M dan responden N merupakan responden yang tidak
4.2.a Merubah satuan dari besaran yang belum se-sistem 1.1 Mengkonstruksi atau membayangkan urutan kejadian yang
dijelaskan dalam pernyataan soal
1.2 Mensketsa gambar yang mewakili gambaran kejadian; termasuk informasi yang diberikan
1.3 Mencermati pertanyaan
1.4 memilih pendekatan yang mengarah pada solusi soal
82
mampu menyelesaikan soal. Kemampuan membayangkan soal responden M dan responden N masih terbatas sehingga belum mampu menganalisis soal.
Jika diperhatikan, responden yang mampu menyelesaikan soal adalah responden yang memiliki proses kognitif pada kategori menganalisis dengan kata
lain proses kognitif yang dimiliki mencapai tingkat High Order Thinking HOT. Sedangkan responden yang belum mampu menyelesaikan soal adalah responden
yang memiliki kemampuan membayangkan terbatas dengan kata lain proses kognitif yang dimiliki berada pada tingkat Low Order Thinking LOW.
Responden yang memiliki proses kognitif pada tingkat High Order Thinking HOT memiliki tahapan problem solving model Minnesota yang
kompleks dalam memilih pendekatan. Namun demikian, terdapat perbedaan tahapan problem solving model Minnesota antara responden A dan responden R.
Jika diperhatikan ada tahapan problem solving model Minnesota yang tidak teridentifikasi pada tahapan problem solving responden A dan responden R.
Selain itu ada beberapa tahapan problem solving kedua responden yang urutannya tidak sesusai dengan tahapan problem solving model Minnesota.
83
5. Tabel 4.10 Ketercapaian Responden