Responden R Analisis Data dan Pembahasan

52

2. Responden R

a Tabel 4.4. Tahapan Problem Solving Responden R Keterangan P : Inisial untuk peneliti R : Inisial untuk responden R I : Pernyataan responden sebelum peneliti memberi pertanyaan II : Pernyataan responden yang tidak diungkapkan kemudian ditegaskan oleh peneliti dengan pertanyaan Kode PS : Kode Problem Solving No Pernyataan Responden Kode PS Ket 1 P : oke.. jadi tekniknya begini kamu baca soalnya dipahami kemudian apa yang kamu pikirkan semua diungkapkan 2 R I : {responden diam memahami soal} “ini caranya bebas kan?” 3 P : mengerjakannya bebas..boleh dikerjakan dengan cara selain usaha dan energi tapi ini materi utamanya usaha dan energi.. 4 R I : cuma yang 5 meter ini aja gapapa kan? 5 P : yaa...terserah kamu mengerjakannya bagaimana. 6 R I : {responden membaca soal lalu menggambar} 1.1 I : Gambar 4.39. Konstruksi soal responden R. 1.2 I : ..kan ini punya massa m sama dengan 2 kg.. 4.2.a 7 P : saat menghadapi soal ini, menurut kamu ada berapa segmen? 8 R I : pas didorong geraknya GLBB dipercepat setelah itu dilepas sehingga yang bekerja hanya gaya gesek jadinya diperlambat.. 1.4 2.1 Pada sub tahap ini terlihat 53 bahwa responden R menganalisi s soal 9 P : tadi yang kamu cari pertama kali itu kan gaya gesek fg, nah cara mikirnya itu bagaimana? R II : karena mikirnya yang awal itu gak butuh retailnya jadi cuma resultannya nah retailnya itu ada setelah didorong.. kemudian setelah didorong F tidak berkontribusi lagi jadi cuma f g nya aja yang mempengaruhi gerak bendanya..nah untuk mencari fg nya maka harus diketahui dulu kecepatan awalnya.. 2.3 Pada sub tahap ini terlihat bahwa responden R menganalisi s soal I : Gambar 4.40. Perhitungan kecepatan menggunakan umpuls dan momentum. kalau pakai usaha dan energi.. Gambar 4.41. Perhitungan kecepatan menggunakan usaha dan energi. 3.2.a Gambar 4.42. Persamaan kecepatan pada GLBB. 2.4 54 Gambar 4.43. Persamaan jarak pada GLBB. 3.1 Gambar 4.44.a. Penguraian persamaan jarak pada GLBB untuk menyatakan besaran yang ditanyakan. 3.3 Gambar 4.44.b. Persamaan akhir yang menyatakan besaran yang ditanyakan. 3.4 Gambar 4.45. Perhitungan untuk mendapatkan gaya gesek. Gambar 4.46. Perhitungan untuk mendapatkan gaya dorong. 4.1 4.3 4.4 Responden R melakukan serangkaian sub tahap problem solving 4 melaksanaka n rancangan kecuali sub tahap 4.2 Kalau pakai kekekalan energi tu.. Responden R melakukan perhitungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Gambar 4.47. Perhitungan untuk mendapatkan gaya gesek dengan pendekatan lain. dengan pendekatan lain menggunaka n kekekalan energi {responden diam meneliti jawaban dari awal}.. 5.1 5.2.b 5.3 5.4 Responden R melakukan serangkaian sub tahap problem solving 5 evaluasi jawaban b Tabel 4.5. Proses Kognitif Responden R Keterangan I : Pernyataan responden sebelum peneliti memberi pertanyaan II : Pernyataan responden yang tidak diungkapkan kemudian ditegaskan oleh peneliti dengan pertanyaan No Kategori- kategori Proses Kognitif Pernyataan Responden R Ket 1 Mengingat Me- ngenali I Massa m sama dengan 2 kg.. F – f g = 10 N ini kan resultannya.. kemudian t = 2 s kemudian s nya 5 meter setelah dilepas 56 Meng- ingat kembali I Gambar 4.48. Persamaan impuls dan momentum. I Gambar 4.49. Persamaan usaha dan energi setelah diuraikan. I Gambar 4.50. Persamaan GLBB. 2 Me- mahami Me- nafsirkan I Gambar 4.51. Konstruksi soal responden R. Responden R mensketsa gambar Men- jelaskan I Gambar 4.52. Persamaan impuls dan momentum. Responden R mencari kecepatan I Gambar 4.53. Persamaan usaha dan energi setelah diuraikan. Responden R mencari kecepatan 57 I Gambar 4.54. Persamaan GLBB. Responden R mencari gaya gesek 3 Meng- aplikasika n Meng- impleme ntasikan I bisa dicari pakai impuls momentum.. Gambar 4.55. Perhitungan kecepatan menggunakan umpuls dan momentum. I kalau pakai usaha dan energi.. Gambar 4.56. Perhitungan kecepatan menggunakan usaha dan energi. I kemudian setelah didorong.. 58 Gambar 4.57.a. Penguraian persamaan akhir yang menyatakan besaran yang ditanyakan. Gambar 4.57.b. Perhitungan akhir untuk mendapatkan gaya gesek. I Kalau pakai kekekalan energi tu.. Gambar 4.58. Perhitungan akhir untuk mendapatkan gaya gesek dengan menggunakan pendekatan lain. Responden R melakukan pendekatan lain untuk mendapatkan solusi sekaligus melakukan evaluasi 59 4 Meng- analisis Mem- bedakan {Pertanyaan peneliti} saat menghadapi soal ini, menurut kamu ada berapa segmen? II pas didorong geraknya GLBB dipercepat setelah itu dilepas sehingga yang bekerja hanya gaya gesek jadinya diperlambat.. Meng- organisas i {Pertanyaan peneliti} tadi yang kamu cari pertama kali itu kan gaya gesek fg, nah cara mikirnya itu bagaimana? II karena mikirnya yang awal itu gak butuh retailnya jadi cuma resultannya nah retailnya itu ada setelah didorong..kemudian setelah didorong F tidak berkontribusi lagi jadi cuma f g nya aja yang mempengaruhi gerak bendanya.. nah untuk mencari f g nya maka harus diketahui dulu kecepatan awalnya.. 5 Meng- evaluasi Me- meriksa I {responden diam meneliti jawaban dari awal}.. Sudah didapatkan hasil akhir yang benar.. I Kalau pakai kekekalan energi tu.. Gambar 4.59. Perhitungan akhir untuk mendapatkan gaya gesek dengan menggunakan pendekatan lain. 6 Mencipta Me- rencanakan I - Diberi pelumas mengurangi gesekan - Menambah besar gaya dorong 60 - Memperlama waktu mendorong - Massa diperingan {Pertanyaan Peneliti} apakah ada lagi? II emm....diubah bentuknya jadi bola... c Pembahasan Berdasarkan analisis data di atas, dapat diidentifikasi bahwa responden R memiliki proses kognitif tingkat High Order Thinking HOT dalam problem solving model Minnesota. Hal ini ditunjukkan oleh responden R dalam mengerjakan soal esay yang diberikan peneliti bahwa terdapat 5 tahapan problem solving model Minnesota, meliputi 1 fokus pada masalah, 2 perumusan masalah, 3 rancangan penyelesaian, 4 pelaksanaan rancangan, 5 evaluasi jawaban. Ketika mengerjakan, ada beberapa sub tahap responden R yang urutannya tidak sesuai dengan sub tahap problem solving model Minnesota, ada beberapa sub tahap problem solving model Minnesota yang tidak teridentifikasi pada responden R, ada beberapa sub tahap responden R yang tumpang tindih. Hal ini menunjukkan bahwa sub tahap problem solving model Minnesota tidak mutlak sesuai urutan, akan tetapi siswa memiliki tahapan problem solving tersendiri. Proses kognitif tingkat High Order Thinking HOT terjadi saat responden R memilih pendekatan-pendekatan yang mengarah pada solusi soal kemudian responden R membuat diagram yang memperlihatkan hubungan antar besaran dalam dimensi ruang dan waktu pada problem solving model Minnesota. Peneliti membuat flowchart tahapan problem solving model Minnesota responden A yang dapat dilihat pada gambar 4.69. 61 Responden R mengkonstruksi soal dengan mensketsa gambar yang mewakili kejadian serta menuliskan informasi yang diketahui dalam soal. Dalam hal ini menunjukkan proses kognitif pada kategori mengingat dan kategori memahami. Proses kognitif tersebut meliputi mengenali, mengingat kembali, menafsirkan, mengklasifikasi, dan merangkum. Gambar 4.60. Konstruksi soal responden R. “kan ini punya massa m sama dengan 2 kg.. F – f g = 10 N ini kan resultannya..kemudian t = 2 s kemudian s nya 5 meter setelah dilepas..” Bagian ini menunjukkan bahwa responden R menempuh sub tahap 1.1 sekaligus sub tahap 1.2 pada problem solving model Minnesota. Dalam menuliskan informasi yang diketahui responden R sekaligus mengkonversi satuan massa dari gram menjadi kilogram. Bagian ini menunjukkan bahwa responden R menempuh sub tahap 4.2.a pada problem solving model Minnesota. Sub tahap 4.2.a menurut tahapan problem solving model Minnesota merupakan sub tahap dalam melaksanakan rancangan atau mengeksekusi akan tetapi responden R menggunakan tahap tersebut bersamaan dengan menuliskan informasi yang diketahui dalam soal. Setelah itu, responden R mencari besaran tambahan lalu melakukan perhitungan yang mengarah pada solusi soal. Namun, pada tahapan tersebut responden R tidak mengungkapkan apa yang dipikirkan. Maka peneliti melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 wawancara setelah responden R selesai mengerjakan. Hal ini dilakukan agar peneliti mengetahui proses berpikir responden R. Soal yang diberikan peneliti merupakan soal yang kompleks, sehingga proses menganalisis soal inilah yang nantinya menentukan bisa atau tidaknya responden R dalam menyelesaikan soal. Proses kognitif pada kategori menganalisis yaitu membedakan dan mengorganisasi nampak pada responden R. Responden R melihat bahwa terdapat 2 segmen, yaitu dipercepat dan diperlambat. Hal tersebut bisa dilihat pada kutipan wawancara berikut: P : saat menghadapi soal ini, menurut kamu ada berapa segmen? R : pas didorong geraknya GLBB dipercepat setelah itu dilepas sehingga yang bekerja hanya gaya gesek jadinya diperlambat.. Bagian ini menunjukkan sub tahap problem solving responden R tumpang tindih menurut tahapan problem solving model Minnesota. Responden R menempuh sub tahap 1.4 dalam memilih pendekatan yang mengarah pada solusi soal sekaligus sub tahap 2.1 membuat diagram yang memperlihatkan hubungan antar besaran dalam dimensi ruang dan waktu. Pada sub tahap tersebut responden R menganalisis dengan benar dalam memilih pendekatan sekaligus menunjukkan proses kognitif tingkat High Order Thinking HOT dalam menyelesaikan soal. Setelah menganalisis responden R melakukan perhitungan untuk mencari kecepatan akhir di segmen pertama yang menjadi kecepatan awal di segmen kedua. P : tadi yang kamu cari pertama kali itu kan gaya gesek fg, nah cara mikirnya itu bagaimana? R : karena mikirnya yang awal itu gak butuh retailnya jadi cuma resultannya nah retailnya itu ada setelah didorong..kemudian setelah didorong F tidak berkontribusi lagi jadi cuma f g nya aja yang mempengaruhi gerak bendanya..nah untuk mencari f g nya maka harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 diketahui dulu kecepatan awalnya..{responden melakukan perhitungan kecepatan awal di segmen kedua} Gambar 4.61. Perhitungan kecepatan menggunakan umpuls dan momentum Kalau pakau usaha dan energi.. Gambar 4.62. Perhitungan kecepatan menggunakan usaha dan energi Bagian ini menunjukkan bahwa responden R menempuh sub tahap 2.3 dan sub tahap 3.2.a pada problem solving model Minnesota. Menurut tahapan problem solving model Minnesota, tahapan problem solving 3 rancangan penyelesaian merupakan tahapan membentuk beberapa persamaan menjadi satu persamaan terkait besaran yang diketahui. Namun yang terjadi responden R langsung memasukkan data atau mengeksekusi persamaan. Secara keseluruhan pendakatan yang dipilih untuk mendapatkan solusi soal dapat diketahui bahwa pertama responden R melihat bahwa ada 2 segmen yaitu dipercepat dan diperlambat. Kemudian responden R menggunakan persamaan impuls – momentum atau usaha – energi untuk mendapatkan kecepatan akhir di segmen pertama lalu menjadi kecepatan awal di segmen kedua. Dari situ responden R memilih persamaan jarak pada GLBB kemudian menguraikan 64 persamaan tersebut lalu menyatakan hubungan antara besaran yang diketahui dan besaran yang ditanya. Responden R juga memilih pendekatan lain untuk mendapatkan besaran yang ditanyakan yaitu dengan menggunakan persamaan kekekalan energi. Hal ini dilakukan responden R juga sebagai evaluasi jawaban pertama apakah sudah sesuai atau belum. Setelah merumuskan besaran yang ditanyakan lalu responden R menyatakan hubungan antar besaran yang terlibat dengan menggunakan persamaan rumus. Responden R mensubstitusikan variabel dan menghilangkan variabel yang bernilai nol lalu didapatkan persamaan waktu. Gambar 4.63. Persamaan kecepatan pada GLBB Bagian ini menunjukkan bahwa responden R menempuh sub tahap 2.4 pada problem solving model Minnesota. Dari deskripsi di atas, terlihat bahwa responden R melakukan tahapan problem solving model Minnesota 1 yaitu fokus pada masalah dan 2 perumusan masalah. Tahapan berikutnya yang dilakukan responden R menunjukkan proses kognitif: mengimplementasikan, pada kategori mengaplikasikan. Selanjutnya responden R memilih persamaan jarak pada GLBB lalu menyatakan hubungan antar besaran yang diketahui dengan besaran yang ditanyakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Gambar 4.64. Persamaan jarak pada GLBB yang nantinya akan menyatakan hubungan antar besaran yang ditanyakan Bagian ini menunjukkan bahwa responden R menempuh sub tahap 3.1 pada problem solving model Minnesota. Kemudian responden R mensubstitusi persamaan waktu ke dalam persamaan jarak kemudian menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan besaran yang ditanyakan. Gambar 4.65.a. Penguraian persamaan jarak pada GLBB untuk menyatakan besaran yang ditanyakan Gambar 4.65.b. Persamaan akhir yang menyatakan besaran yang ditanyakan Bagian ini menunjukkan bahwa responden R menempuh sub tahap 3.3 sekaligus sub tahap 3.4 pada problem solving model Minnesota. Sub tahap 3.2 dilakukan responden R ketika merumusan masalah secara fisika. Jika diperhatikan responden R melakukan tahapan problem solving model Minnesota 3 rancangan penyelesaian. 66 Selanjutnya responden R melakukan eksekusi terhadap persamaan akhir tersebut. Pada langkah eksekusi, responden R memasukkan data dari besaran- besaran yang diketahui ke dalam persamaan akhir. Dengan menggunakan matematis yang benar, responden R menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan nilai besaran yang ditanyakan. Gambar 4.66. Perhitungan untuk mendapatkan gaya gesek Gambar 4.67. Perhitungan untuk mendapatkan gaya dorong “Kalau pakai kekekalan energi tu..” Gambar 4.68. Perhitungan untuk mendapatkan gaya gesek dengan pendekatan lain 67 Bagian ini menunjukkan bahwa responden R melakukan serangkaian tahapan problem solving model Minnesota yaitu sub tahap 4.1 – sub tahap 4.3 – sub tahap 4.4. Sub tahap 4.2 mengkonversi satuan menjadi se-sistem dilakukan responden R bersamaan dengan menuliskan informasi yang diketahui dalam soal. Setelah mendapatkan jawaban dari semua soal, responden R melakukan serangkaian tahapan problem solving model Minnesota 5 evaluasi jawaban, dengan memeriksa apakah jawaban sudah dirumuskan secara benar dan sesuai teori konsep hukum kemudian memeriksa ulang penyelesaian yang dibuat hingga mendapatkan kelengkapan jawaban yang baik dan sempurna. Hal ini menunjukkan proses kognitif: memeriksa, pada kategori mengevaluasi. Berikut flowchart tahapan problem solving model Minnesota yang ditempuh responden R: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 High Order Thinking Skills 1.4 Memilih pendekatan kualitatif yang mengarah pada solusi 2.1 Membuat diagram yang memperlihatkan hubungan antar besaran dalam dimensi ruang dan waktu 4.2.a Merubah satuan dari besaran yang belum se-sistem 1.1 Mengkonstruksi atau membayangkan urutan kejadian yang dijelaskan dalam pernyataan soal 1.2 Mensketsa gambar yang mewakili gambaran kejadian; termasuk informasi yang diberikan 3.2.a Mencari besaran tambahan 3.1 Memilih persamaan yang menyatakan hubungan KUANTITATIF antar besaran yang diketahui termasuk besaran yang ditanyakan 2.4 Menyatakan hubungan antar besaran yang terlibat dengan menggunakan persamaan rumus 2.3 Merumuskan besaran yang ditanyakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 Gambar 4.69. Flowchart tahapan Problem Solving Model Minnesota responden R. 3.4 Menyelesaikan persamaan untuk mengungkapkan besaran yang belum diketahui tadi dan mensubstitusikan dalam persamaan awal 3.4 Menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan besaran yang ditanyakan, dan memeriksa satuan-satuan yang terlibat 4.1 Memasukkan data dari besaran-besaran yang diketahui memperhatikan satuan ke dalam persamaan yang telah dipilih 4.3 Menggunakan matematika yang benar secara benar untuk menyelesaikan persamaan untuk menuju besaran yang ditanyakan 4.4 Menyelesaikan persamaan untuk mendapatkan besaran yang ditanyakan, dan memeriksa satuan-satuan yang terlibat 5.1 Memeriksa apakah jawaban sudah dirumuskan secara benar 5.2.a Memeriksa ulang penyelesaian yang dibuat 5.3 Memeriksa kelengkapan jawaban 5.4Penyelesaian yang baik dan sempurna PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

3. Responden M

Dokumen yang terkait

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL Profil Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pythagoras Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 3 16

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PYTHAGORAS DITINJAU DARI Profil Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pythagoras Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 4 13

PENDAHULUAN Profil Proses Berpikir Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pythagoras Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 8 5

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT BERDASARKAN Profil Proses Berpikir Siswa Sma Dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Dan Fungsi Kuadrat Berdasarkan Perbedaan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 3 14

PENDAHULUAN Profil Proses Berpikir Siswa Sma Dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Dan Fungsi Kuadrat Berdasarkan Perbedaan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 5 5

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERSAMAAN DAN FUNGSI KUADRAT BERDASARKAN Profil Proses Berpikir Siswa Sma Dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Dan Fungsi Kuadrat Berdasarkan Perbedaan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

0 2 13

PROFIL PROSES BERPIKIR SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PERBANDINGAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DAN GAYA Profil Proses Berpikir Siswa Smp Dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan Berdasarkan Gaya Belajar Dan Gaya Kognitif.

1 4 15

Identifikasi proses kognitif siswa dalam menyelesaikan soal Fisika tentang perubahan wujud : sebuah studi kasus.

2 2 170

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MATERI KUBUS DAN BALOK

0 2 7

Identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika bahasan gerak lurus pada siswa kelas XA dan XB SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository

0 0 143