Lanolin Pengaruh komposisi minyak jarak dan lanolin sebagai basis terhadap sifat fisik dan stabilitas lipstik dengan pewarna ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.).

jarak akan semakin turun seiring dengan bertambahnya suhu. Titik leleh campuran yang lebih tinggi dibandingkan titik leleh minyak jarak akan membuat viskositasnya turun dan dimungkinkan akan dapat menurunkan kekerasan lipstik yang dihasilkan.

H. Lanolin

Lanolin lemak wol, wol lilin, wol alkohol dan adeps lanae anhidrat dan berbagai variasi ester, asam lemak dan alkohol alifatik banyak digunakan di obat topikal dan kosmetik. Lanolin merupakan produk alami yang diperoleh dari kelenjar sebaceus domba dan konstituennya bervariasi dari waktu ke waktu dan tempat ke tempat. Lanolin mengandung steroid, alkohol lemak dan asam lemak Barel, Paye, dan Maibach, 2001. Lanolin berwarna kuning pucat dengan bau yang khas. Lanolin yang meleleh berwarna kuning jernih. Lanolin larut dalam benzen, kloroform, eter dan petroleum, sedikit larut dalam etanol 95 dingin dan lebih larut dalam etanol 95 mendidih. Lanolin digunakan sebagai pengikat, emulsi stabilizer, kondisioner kulit, dan sebagai agen peningkat viskositas dalam produk-produk seperti produk kosmetik mata, lipstik, krim dan lotion Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009. Peran lanolin dalam lipstik yaitu mempertahankan massa lipstik dalam campuran yang homogen. Perannya dalam mempertahankan massa lipstik kemungkinan akan memperngaruhi kekerasan lipstik seiring dengan bertambahnya jumlah lanolin yang digunakan. Lanolin, yang digunakan dalam rasio yang tepat, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akan membantu mencegah keringat dari minyak pelarut dan memberi sejumlah perlindungan terhadap perubahan suhu yang mendadak. Paparan pemanasan yang berlebihan atau berkepanjangan dapat menyebabkan warna lanolin menggelap dan berbau tidak sedap. Namun, lanolin dapat disterilkan dengan panas kering pada 150 C. Penyimpanan lanolin yaitu dalam kontainer yang tertutup dan terlindung dari cahaya serta di tempat yang sejuk dan kering. Waktu penyimpanan normal lanolin adalah 2 tahun Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009.

I. Metode Desain Faktorial

Desain faktorial adalah desain eksperimental dimana setiap level masing- masing faktor dipasangkan atau disilangkan dengan tiap level setiap faktor lainnya. Faktor merupakan variabel yang menentukan variabel lain. Level merupakan nilai dari faktor. Efek merupakan perubahan respon yang disebabkan adanya variasi dari setiap faktor. Desain faktorial dapat menentukan ada tidaknya interaksi antara variabel bebas atau faktor yang dipertimbangkan. Interaksi menyiratkan bahwa perbedaan dalam salah satu faktor tergantung pada faktor lain Bolton and Bon, 2010. Penelitian desain faktorial dimulai dengan menentukan faktor dan level yang akan diteliti serta respon yang akan diukur. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang dapat diamati. Respon yang diukur harus dapat diekspresikan secara numerik. Deskripsi sifat seperti besar, lebih besar, terbesar dan nomor urut tidak dapat digunakan Armstrong dan James, 1996. Keuntungan dari penggunaan desain faktorial yaitu ketika tidak ada interaksi, desain faktorial memiliki efisiensi maksimum dalam mengestimasi efek utama, jika ada interaksi, desain faktorial diperlukan untuk menyingkap dan mengidentifikasi interaksi. Karena efek faktor diukur dengan variasi level dari faktor lain, kesimpulan dapat diterapkan pada berbagai kondisi. Desain faktorial bersifat ortogonal,yaitu semua estimasi efek dan interaksi tidak tergantung pada efek dari faktor lain. Ketidaktergantungan yang dimaksud adalah ketika mengestimasi efek utama, sebagai contoh, hasil yang didapatkan adalah karena efek utama yang diinginkan dan tidak terpengaruh oleh faktor lain dari percobaan Bolton dan Bon, 2010. Desain yang paling sederhana dari desain faktorial adalah penelitian dengan dua faktor dan dua level Armstrong dan James, 1996. Pada desain ini diperlukan empat percobaan 2 n = 4, dimana 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor. Tabel I. Notasi formula desain faktorial dua faktor dan dua level Armstrong dan James, 1996 Formula Faktor A Faktor B Interaksi 1 - - + a + - - b - + - ab + + + Keterangan:  = level rendah  = level tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

J. Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh komposisi Beeswax dan Paraffin Wax sebagai basis terhadap kekerasan lipstik dengan zat pewarna ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.).

3 24 75

Pengaruh komposisi lanolin dan beeswax sebagai basis lipstik terhadap sifat fisik dan stabilitas lipstik dengan pewarna dari ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.).

4 16 77