lipstik hancur. Pengujian ini dilakukan pada penyimpanan hari ke 2, 7, 14, 21 dan 30.
F. Analisis Hasil
Hasil yang didapat dari uji kekerasan lipstik setelah penyimpanan hari ke- 2 dianalisis secara statistik dengan uji ANOVA pada tingkat kepercayaan 95
menggunakan program Design Expert
®
versi 10.0.0. Kemudian dilihat grafik hubungan dan dilihat besarnya nilai efek dari komposisi minyak jarak dan lanolin
terhadap respon yang hasilnya signifikan. Hasil dinyatakan signifikan apabila nilai probabilitas 0,05. Apabila hasil signifikan maka persamaan yang diperoleh dapat
digunakan untuk memprediksi nilai respon dengan memasukkan nilai faktor ke dalam persamaan.
Data nilai kekerasan lipstik selama masa penyimpanan 30 hari kemudian dianalisis dengan menggunakan program Rstudio versi 3.2.3. Uji normalitasn
dilakukan menggunakan Shapiro-Wilk Test’s untuk mengetahui apakah data yang didapat normal atau tidak, apabila data dikatakan normal maka dilanjutkan dengan
uji homogenitas antar formula menggunakan Levenne Test’s. Apabila data yang didapat pada formula tidak normal maka dilakukan pengujian menggunakan
Kruskal – Wallis Test’s. Setelah uji homogenitas, jika formula masuk dalam syarat
homogen, dilanjutkan dengan uji ANOVA untuk mengetahui formula yang memiliki hasil berbeda tidak signifikan atau berbeda signifikan. Jika pada formula
menghasilkan perbedaan yang signifikan maka pengujian dilanjutkan dengan menggunakan Post Hoc : Tukey HSD, untuk melihat letak perbedaan signifikan
dari formula berada dimana. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Formulasi Lipstik
Sediaan yang dibuat dalam penelitian ini adalah lipstik dengan pewarna alami yang bertujuan untuk mewarnai dan membentuk bibir agar lebih artistik dan
menarik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah. Lipstik merupakan kosmetik dekoratif berbentuk batang yang pada dasarnya adalah
pewarna yang terdispersi dalam basis lilin, minyak dan lemak yang cocok. Dalam penelitian ini digunakan ekstrak kulit buah manggis sebagai pewarna alami dan
diteliti komposisi minyak dan lemak yang tepat untuk menghasilkan lipstik yang baik.
Basis utama dari lipstik adalah lilin, minyak dan lemak. Lilin akan memberikan bentuk rigid dan solid pada batangan lipstik. Pada penelitian ini lilin
yang digunakan adalah beeswax. Beeswax adalah zat yang paling sering ditemukan pada lipstik dan memberikan konsistensi yang baik sebagai basis. Beeswax yang
ditambahkan dengan lanolin akan membantu mengikat minyak jarak Bennett, 1944. Beeswax dapat digunakan untuk meningkatkan titik leleh campuran.
Beeswax mempunyai sifat pengikat yang baik untuk membantu menghasilkan
massa yang homogen. Sifat beeswax yang mudah menyusut memberikan keuntungan dengan memudahkan pelepasan lipstik dari cetakan. Beeswax
merupakan campuran dari cerotic acid dan myristin yang meleleh pada 63 C.
Secara kimia, beeswax menstabilkan warna dalam batang lipstik dengan kehadiran cerotic acid
dan myristin yang terkandung dalam beeswax itu sendiri NIIR Board PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
of Consultants Engineers, 2011. Menurut Knowlton dan Pearce 1993, beeswax dapat digunakan sebagai basis lilin tunggal dalam pembuatan lipstik.
Minyak jarak berfungsi sebagai emolien dan pelarut. Minyak jarak banyak digunakan dalam kosmetik, makanan dan sediaan farmasi dengan rute oral, topikal
dan parenteral. Minyak jarak dianggap sebagai material yang relatif tidak toksik dan tidak mengiritasi ketika digunakan sebagai eksipien Rowe, Sheskey, dan
Quinn, 2009. Minyak jarak memberikan keuntungan dengan membentuk lapisan mengkilap yang mengering setelah pengaplikasian Milton, 2004.
Lanolin merupakan plasticizer yang sangat baik, mudah bercampur dengan konstituen lainnya dan meningkatkan kompatibilitas akhir. Lanolin juga
mengurangi eksudasi dari zat lemak dan mencegah keretakan Freund, Csikos, Keszthelyi, dan Mozes, 1982. Lanolin mampu memberikan efek kemilau dan
meningkatkan dispersi pigmen, meskipun lipstik dengan tingkat lanolin tinggi cenderung menjadi agak lengket ketika digunakan Knowlton dan Pearce, 1993.
Formula acuan yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Barel, Paye, dan Maibach 2001. Bahan-bahan lain yang digunakan dalam pembuatan
lipstik ini antara lain titanium dioksida yang berfungsi sebagai pearl, zinc oksida sebagai bahan pengisi, gummi arabicum sebagai pengental emulsi, akuades untuk
melarutkan ekstrak kulit buah manggis, gliserin sebagai plasticizer, tween 80 sebagai pelembab dan metil paraben sebagai pengawet.
Pembuatan lipstik diawali dengan menimbang bahan-bahan yang diperlukan dalam formulasi lipstik. Pertama-tama beeswax dan lanolin dilelehkan
pada cawan porselen diatas penangas air dengan suhu 80-85 C. Beeswax memiliki
titik lebur 63 C sementara lanolin memiliki titik lebur 40C. Beeswax mengalami
esterifikasi jika dipanaskan hingga 150 C sementara lanolin, jika dipanaskan terlalu
lama dapat berubah warna menjadi coklat dan berbau tidak sedap. Pemanasan dengan suhu 80-85
C bertujuan untuk mempercepat proses pelelehan tanpa merusak bahan.
Pada mortir, ekstrak kulit buah manggis digerus dan ditambahkan dengan akuades hingga larut. Kemudian ditambahkan gummi arabicum hingga homogen
dan ditambahkan minyak jarak sedikit demi sedikit sambil terus digerus dengan konstan. Gummi arabicum ditambahkan agar ekstrak kulit buah manggis yang larut
dalam akuades tersebut dapat bercampur dengan minyak dan dapat terdispersi dalam campuran lipstik keseluruhan.
Campuran beeswax dan lanolin yang sudah meleleh kemudian dicampurkan dengan campuran ekstrak, akuades, gummi arabicum dan minyak
jarak dalam mortir hangat. Mortir hangat digunakan agar beeswax dan lanolin tidak segera memadat kembali, sehingga dapat digerus dan dicampurkan dengan mudah.
Selanjutnya pada mortir tersebut, ditambahkan zinc oksida, titanium dioksida, gliserin, tween 80, fragrance dan metil paraben.
Campuran keseluruhan ini kemudian dilelehkan kembali diatas penangas air dengan suhu 80-85
C dan dituang ke dalam cetakan lipstik selagi cair. Cetakan lipstik yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari bahan metal. Cetakan
lipstik sebelumnya telah ditetesi dengan parafin cair dan dalam keadaan hangat untuk menghindari campuran lipstik segera memadat sebelum cetakan terisi penuh.
Apabila hal ini terjadi maka akan mengakibatkan batangan lipstik tidak menjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
satu kesatuan dan permukaan lipstik menjadi tidak rata karena ada bagian yang telah memadat lebih dahulu. Cetakan lipstik kemudian dimasukan dalam lemari
pendingin selama 24 jam dan pada hari kedua 48 jam dilakukan pengujian. Basis lipstik akan menyusut selama pendinginan dan mengeras sehingga lipstik akan
lebih mudah dilepaskan dari cetakan dengan memberi sedikit tekanan. Apabila campuran lipstik tidak didinginkan maka lipstik akan sedikit lembek dan sulit
dilepaskan dari cetakan. Penggunaan parafin cair juga bertujuan untuk memudahkan pelepasan lipstik dari cetakan sehingga didapatkan permukaan lipstik
yang baik. Dua faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah minyak jarak dan
lanolin dan dengan dua level yaitu level tinggi dan level rendah. Pemilihan level didasarkan dari batas bawah dan batas atas pada rentang persentase bahan dari hasil
orientasi. Level tinggi minyak jarak yaitu 4,125 g dan level rendah 3 g. Level tinggi lanolin yaitu 4,125 g dan level rendah 3 g. Jumlah formula yang dibuat yaitu 4
formula hasil dari 2
2
dengan masing-masing formula direplikasi sebanyak tiga kali.
Nilai pH kosmetik yang jauh dari pH kulit akan mengiritasi atau menimbulkan rasa tidak nyaman pada kulit. Hasil pemeriksaan pH menunjukkan
keempat formula lipstik dengan pewarna ekstrak kulit buah manggis memiliki pH 5. Menurut Lauffer cit., Adliani, Nazliniwaty, dan Purba, 2012, pH kulit bibir
yaitu ± 4. Hal tersebut menandakan bahwa pH lipstik dalam penelitian ini dapat diterima karena tidak jauh dari pH kulit bibir.
Lipstik yang dihasilkan memiliki warna nude atau warna natural kecoklatan. Selama masa penyimpanan 30 hari, warna lipstik cenderung menjadi
sedikit lebih gelap dibandingkan dengan hasil awal saat dilepaskan dari cetakan. Hal ini dapat dimungkinkan karena ketidakstabilan ekstrak kulit buah manggis
dalam campuran lipstik yang memiliki pH 5. Antosianin yang merupakan pewarna alami dalam kulit buah manggis stabil dalam pH 1-3, sementara apabila pada pH
4 struktur antosianin tidak stabil dan dapat mengalami transformasi Farida dan Nisa, 2015. Pengaturan pH lipstik dimungkinkan dapat menjadi salah satu cara
untuk mengatasi ketidakstabilan warna ini, namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Pada penelitian ini tidak dilakukan uji toksisitas lipstik dengan pewarna ekstrak kulit buah manggis yang dibuat. Namun, diyakini lipstik yang dibuat ini
tidak toksik karena bahan – bahan yang digunakan dalam formula masih berada dalam batas aman penggunaan dalam lipstik seperti yang dapat dilihat pada tabel
IV. Rentang aman penggunaan ekstrak kulit buah manggis sebagai pewarna lipstik belum pernah diteliti, namun belum ada laporan kejadian toksisitas akibat
penggunaan ekstrak kulit buah manggis pada sediaan topikal, namun berdasarkan pengalaman penggunaannya untuk manusia diyakini tidak menimbulkan toksisitas
Lampiran 2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel IV. Persentase penggunaan bahan yang masih diperbolehkan Bahan
Persentase dalam formula
Persentase yang diperbolehkan
Sumber
Minyak jarak 10,39 - 14,26
10 - 67 Smolinske, 1992
Lanolin 10,39 - 14,26
0,1 - 50 FDA, 1976
Beeswax 13 - 14,05
5 - 20 Mercardo, 1991
Gliserin 4 - 4,32
30 Rowe, Sheskey, dan
Quinn, 2009 TiO
2
6 - 6,49 25
BPOM, 2015 Tween
80 2 - 2,16
0,1 - 3 Rowe, Sheskey, dan
Quinn, 2009 ZnO
15 - 16,22 25
BPOM, 2015 Gummi
arabicum 7 - 7,57
5-10 Rowe, Sheskey, dan
Quinn, 2009 Metil paraben
0,3 - 0,32 0,4
Ash dan Ash, 2004
Persentase bahan yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari hasil orientasi menggunakan formula acuan. Meskipun persentase bahan dalam
formula masih memenuhi syarat batas aman, namun jika dibandingkan dengan formula acuan, maka persentase emolien yang digunakan sangat sedikit dalam
lipstik. Pada formula acuan emolien yang dibutuhkan yaitu pada rentang 40-55, sedangkan emolien dalam penelitian ini yaitu minyak jarak dan lanolin, berkisar 20
hingga 30 saja. Hal ini diduga menyebabkan pengolesan lipstik tidak terlalu lembut pada kulit. Lapisan yang tertinggal pada kulit cukup rata dan warna juga
merata pada kulit, hanya saja ketika dioleskan terasa sedikit berat. Selain itu, penggunaan ekstrak kulit manggis yang mengandung eksipien maltodextrin juga
dapat mempengaruhi daya oles lipstik. Rasio maltodextrin dengan hasil ekstrak kulit manggis yaitu 10:1 yang berarti jumlah maltodextrin lebih banyak
dibandingkan dengan hasil ekstrak kulit manggis, sehingga jumlah filler dalam lipstik bertambah.
B. Sifat Fisik dan Stabilitas Lipstik