Pengaruh Earning per share terhadap harga saham Pegaruh Devidend Per Share terhadap Harga Saham

2.2.7 Pengaruh Earning per share terhadap harga saham

Menurut Brealy dan Stewart menyatakan bahwa para penanam modal investor sering menggunakan istilah income stock and growth stock. Mereka kelihatannya membeli saham yang sedang tumbuh terutama dengan pengharapan memperoleh keuntungan modal dan mereka lebih berminat pada pertumbuhan pendapatan pada masa mendatang daripada dalam dividen tahun berikutnya. Sebaliknya mereka membeli income stock terutama untuk memperoleh dividend tunai. Sedangkan Lukman Syamsudin 2001:82 menyatakan pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Jumlah EPS tidak berarti akan didistribusikan semuanya kepada pemegang saham biasa, karena berapapun jumlah yang akan didistribusikan tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran dividen. EPS yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Makin tinggi nilai EPS akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham Tjiptono Darmadji dan Hendy W:2001. Hal ini akan berakibat dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun, maka harga saham ikut juga menurun.

2.2.8 Pegaruh Devidend Per Share terhadap Harga Saham

Menurut Sharpe dan kawan-kawan 2001:23, perubahan dividen adalah pengumuman kenaikan dividen yang merupakan tanda bahwa manajemen telah menaikkan pendapatan masa depan perusahaan. Oleh karena itu, pengumuman kenaikan dividen merupakan kabar baik dan pada gilirannya akan menaikkan ekspektasi mereka mengenai pendapatan perusahaan. Hal ini merupakan suatu implikasi bahwa pengumuman kenaikan dividen akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan. Sedangkan menurut Arthur J. Keown dan kawan-kawan 2000 terdapat tiga pandangan tentang pengaruh kebijakan harga saham, yaitu : 1. Kebijakan dividend tidak relevan Sebagian kontroversi mengenai isu dividen didasarkan pada ketidaksamaan pandangan antara komunitas akademik dan komunitas profesional. Beberapa praktisi yang berpengalaman menganggap perubahan harga saham oleh pengumuman dividen dan karenanya menganggap dividen penting. Sebagian besar dari komunitas akademik contohnya professor keuangan yang mendebat bahwa dividen tidak relevan menganggap kebingungan dalam masalah ini berawal dari ketidakhati-hatian dalam mendefinisikan apa yang kita maksud dengan kebijakan dividen. 2. Dividend yang tinggi meningkatkan nilai saham Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak penting secara tidak langsung mengasumsikan bahwa investor harus menggunakan tingkat pengembalian yang diharapkan yang sama apakah pendapatan datang melalui perolehan modal atau melalui dividen. Tapi, dividen lebih bisa meramalkan daripada perolehan modal dan manajemen dapat mengontrol dividen, tapi tidak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin menerima pendapatan dari perolehan modal daripada dividen. 3. Dividend rendah meningkatkan nilai saham Pandangan ketiga ini bagaimana dividen yang rendah mempengaruhi harga saham menyatakan bahwa dividen memang merugikan investor. Argumen ini sebagian besar didasarkan pada perbedaan perlakuan pajak atas pendapatan dividen dan perolehan modal. Dalam hal pajak kita ingin memaksimumkan pengembalian setelah pajak kita, bukannya pengembalian sebelum pajak. Investor mencoba menunda pajak saat memungkinkan. Saham yang memungkinkan penundaan dividen rendah-perolehan modal tinggi mungkin akan menjual pada harga premi relatif terhadap saham yang mensyaratkan pemajakan saat ini dividen tinggi-perolehan modal rendah. Dengan cara ini, kedua saham bisa memberikan pengembalian setelah pajak yang dapat dibandingkan. Ini menyatakan bahwa kebijakan membayar dividen rendah akan mengakibatkan harga saham yang lebih tinggi. Artinya, dividen tinggi merugikan investor sementara dividen rendah dan retensi toleransi tinggi membantu investor. Inilah logika yang mendasari kebijakan dividen rendah.

2.3 Kerangka Berpikir

Pada dasarnya harga saham terbentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi di lantai bursa yang akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham di bursa. Akan Tetapi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor mikro perusahaan dan faktor makro ekonomi. Faktor mikro internal perusahaan yang mempengaruhi harga saham antara lain : tingkat keuntungan yang diperoleh, tingkat resiko, kinerja perusahaan dan corporate action yang dilakukan perusahaan tersebut. Sedangkan factor makro eksternal perusahaan adalah tingkat perkembangan inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah, keadaan perekonomian, dan kondisi sosial politik negara yang bersangkutan. Di dalam lingkup faktor internal perusahaan sering kali terjadi reaksi harga saham disekitar pengumuman laba tahunan perusahaan yang diukur berdasarkan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Investasi, Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Asuransi yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2013

15 277 82

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Shara Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2012

1 43 69

Analisis Relevansi Dividend Yield dan Earning Per Share Terhadap Penilaian Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

2 67 127

Analisis Pengaruh Rasio leverage, Profitabilitas, Earning per share dan Ukuran perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

5 68 100

Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividend Per Share (DPS), Price/Earning Ratio (PER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 63 94

Pengaruh Dividen Payout Ratio (DPR) Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

12 156 59

Analisis Pengaruh Rasio Hutang Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di BEI

7 54 86

Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen dan Earnings Per Share terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 33 92

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

PENGARUH VARIABEL EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEN PER SHARE (DPS) TERHADAP HARGA SAHAM. (Studi pada perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI)

0 0 27