3.6. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang utama adalah peneliti sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas mungkin akan dikembangkan
instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat digunakan menjaring data pada sumber data yang lebih luas, dan mempertajam serta melengkapi data hasil
pengamatan dan observasi.
3.7. Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and
Huberman dan Spradley. Miles and Huberman 1984, mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai
tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawingverification.
Selanjutnya menurut Spradley teknik analisis data disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan teknik
pengumpulan data grand tour question, analisis data dilakukan dengan analisis domain. Pada tahap menentukan fokus analisis data dilakukan
dengan analisis taksonomi. Pada tahap seleksi, analisis data dilakukan
dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema.
Proses analisis data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk skema sebagai berikut :
Gambar 3.1. Analisis interaktif menurut miles dan Huberman
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data Penarikan
Kesimpulan ferivikasi
3.8. Pengujian Kredibilitas Data
Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara : 1.
Perpanjangan pengamatan Penelitian ini diperpanjang sampai dua kali, karena pada periode I,
data yang diperoleh dirasa belum memadai dan belum kredibel. Belum memadai karena belum semua rumusan masalah dan fokus
terjawab melalui data, belum kredibel karena sumber data masih
ragu - ragu dalam memberikan data, sehingga data yang diperoleh pada tahap I ternyata masih belum konsisten, masih berubah -
ubah. Perpanjangan pengamatan sampai dua kali maka data yang diperoleh dirasa telah jenuh.
2. Meningkatkan ketekunan
Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil
penelitian dengan cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan
maka, peneliti dapat memeberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi - dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti
akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar dipercaya atau tidak.
3. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan
hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Triangulasi sumber,
dilakukan dengan menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya adalah mahasiswa yang
masih aktif dalam perkuliahan dan alumni akuntansi yang sudah bekerja.. Triangulasi waktu artinya pengumpulan data dilakukan
pada berbagai kesempatan, pagi, siang, dan sore hari. Dengan triangulasi dalam pengumpulan data tersebut, maka dapat diketahui
apakah nara sumber memberikan data yang sama atau tidak. Kalau narasumber memberikan data yang berbeda, maka berarti datanya
belum kredibel.
BAB IV
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
4.1. Profil Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
4.1.1. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur didirikan pada tahun 1974 dengan ijin pendirian dari Departemen
Pertahanan Keamanan Dephankam dengan status “Negeri Kedinasan”. Hal ini terjadi karena pada saat itu UPN “Veteran” Jawa Timur merupakan
Perguruan Tinggi Kedinasan yang berada dibawah pengelolaan Departemen Pertahanan Keamanan. Pada tahun 1994 berdasarkan Surat
Keputusan Bersama Mendikbub dan Menhankam Nomor :
Kep0307U1994 - 10XI1994 tanggal 29 Nopember 1994 tentang Peningkatan Pengabdian UPN “Veteran” Jawa Timur melalui Pelaksanaan
Keterkaitan dan Kesepadanan, maka status UPN “Veteran” beralih dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. Pada
tahun 2003 hasil Akreditasi BAN PT Depdiknas Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi berstatus Terakreditasi dengan Nilai B. Kemudian
pada tahun 2008 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, mengalami peningkatan akreditas. Pada tahun itu BAN PT menyatakan bahwa
Program studi sarjana akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya, Terakreditasi dengan peringkat A.
33
Pengelolaan dan pengembangan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi bertitik tolak dan berpedoman pada visi, misi, sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan ini telah dilakukan berbagai upaya dengan dukungan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang
cukup, tata pamong dengan mekanisme kerja dan job diskripsi yang jelas sesuai dengan struktur organisasi di Jurusan Fakultas. Dalam
pengelolaan dan pengembangan jurusan, Akuntans tidak lepas dari peran pemimpin, baik yang ada di Jurusan Fakultas dan Universitas yang
memiliki kemampuan dan wawasan ke depan dalam membuat dan melaksanakan perencanaan untuk penjaminan mutu kelulusan.
Seleksi penerimaan mahasiswa baru dilakukan dengan Metode “one day service”, artinya proses pendaftaran, test dan pengumuman dapat
dilakukan dalam waktu 1 hari. Jumlah mahasiswa baru yang diterima di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dalam 3 tiga tahun terakhir rata-
rata 240 orangtahun sesuai kapasitas ruang yang tersedia. Semua mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa murni tidak sedang bekerja.
Sementara jumlah peminat animo dalam 3 tiga tahun terakhir rata-rata mencapai 525 orangtahun, sehingga tingkat keketatan masuk jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi mencapai 1 : 2. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi didukung oleh 26 orang
dosen tetap dan 32 orang dosen tidak tetap yang berasal dari PTN Surabaya dan praktisi industri, dan 2 tenaga administrasi.
Sumber dana untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pendidikan berasal dari mahasiswa, Departemen Pertahanan dan bantuan
sumbangan dari pihak-pihak lain yang bersifat tidak mengikat. Ketersediaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan
program kegiatan belajar mengajar terus diusahakan peningkatannya baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga dapat menunjang secara optimal
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Pada tahun 2003 telah
dibangun gedung perpustakaan baru seluas 1.200 m
2
yang dilengkapi AC dan computer, tersedia buku 8.254 judul, 18.380 expl, 18 judul jurnal
ilmiah nasional, 8 judul jurnal ilmiah internasional, dan 12 majalah ilmiah lokal. Ruang Baca FakultasJurusan tersedia buku 8.962 judul, 31.694
expl, 10 jurnal ilmiah nasional, 2 judul jurnal ilmiah internasional. Untuk bidang ilmu akuntansi tersedia 2.988 buku, dan di ruang baca Fakultas
Ekonomi sebanyak 155 Judul dengan jumlah 1.653 exemplar, di ruang baca Jurusan Akuntansi sebanyak 741 exemplar, 33 judul jurnal nasional
dan 1 jurnal internasional sebanyak 151 exemplar, dan 15 judul majalah Indonesia dan 1 judul majalah asing sebanyak 48 exemplar.
Konsentrasi yang diberlakukan sejak tahun ajaran 2004 – 2008 disusun berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional RI No. 232U2000
dan No. 045U2002. Konsentrasi tersebut mengandung 67 , Mata Kuliah Inti dan 33 Mata Kuliah Lokal Kurikulum secara berkala ditinjau
dan dievaluasi kembali disesuaikan dengan dinamika perkembangan IPTEK, tuntutan stakeholder, dan tantangan masa depan.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, Jurusan tetap konsisten pada peningkatan dan pengembangan jurusan untuk
menghasilkan mutu lulusan yang lebih berkualitas sesuai kebutuhan pengguna dan perkembangan disiplin Akuntansi. Untuk itu telah dilakukan
lokakarya untuk menyusun kurikulum KBK, GBPP, SAP dan Hand-out mata kuliah, peningkatan kualitas dosen dan peningkatan kualitas
laboratorium. Pelaksanaan kurikulum KBK ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang cukup memadai
untuk mendapatkanmenciptakan pekerjaan. Strategi pembelajaran menggunakan metode Problem Base Learning dan Student Centered
Learning. Evaluasi program kegiatan jurusan dilaksanakan setiap akhir semester dimana hasilnya diharapkan dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada mahasiswa, baik dalam kegiatan intra kurikuler maupun ekstra kurikuler.
UPN “Veteran” Jawa Timur memiliki home page dengan alamat www.upnjatimfeyahoo.ac.id
dan Jurusan Akuntansi dengan alamat www.my.opera.comakuntansi
serta alamat e-mail jurs_akyahoo.co.id
, penggunaan jaringan internet yang dapat diakses oleh karyawan, dosen
dan mahasiswa maupun masyarakat lain.
4.1.2. Tempat Kedudukan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terletak di Jl. Raya Rungkut Madya Surabaya, memiliki 20 gedung pada 22 hektar
luas tanah, termasuk gedung Giri Pustaka dan Gedung Giri Loka Pusat Olah Raga.
4.1.3. Visi dan Misi Program studi Akuntansi 4.1.3.1. Visi
Sebagai pusat keunggulan center of excellence dalam proses belajar mengajar bidang ilmu akuntansi denagn reputasi terpuji bagi
dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan, teknologi dan perusahaan global.
4.1.3.2. Misi
1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional dan bidang
akuntansi yang memiliki nilai dan jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada
jenjang profesional. 2.
Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi yang siap menjadi tulang punggung dalam pengelolaan perusahaan
yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna meningkatkan kinerjanya.
3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai
komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan dan berorientasi global.
Adapun misi tersebut dibagi menjadi 3 konsentrasi : 1.
Konsentrasi akuntansi Keuangan Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi
akuntansi keuangan akuntan publik yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan,
penilaian kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan.
2. Konsentrasi akuntansi Manajemen
Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi manajemen akuntan internal yang handal dan
kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan perusahaan, penilai kinerja perusahaan untuk
pengambilan keputusan pihak manajemen. 3.
Konsentrasi Akuntansi Sektor Publik Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi
akuntansi sektor publik akuntan pemerintah yang handal dan kompeten mampu bersaing untuk membuat laporan keuangan
pemerintah daerah dan pusat di sektor pemerintah, penilai kinerja pemerintah, dan pertanggungjawaban pemerintah daerah ke pusat.
4.2. Belajar Dan Mengajar Yang Efektif
4.2.1. Cara Belajar Yang Efektif
Untuk mempertinggi produksi, maka Miunsterberg dan Taylor mengadakan penyelidikan ilmiah tentang cara – cara bekerja efisien.
Efisien dalam Industri telah banyak menjadi kenyataan, sehingga pemborosan bahan dan waktu diperkecil samapi minimal. Demikian pula
dalam hal belajar, ada beberapa cara yang efisien dan tidak efisien. Banyak siswa dan mahasiswa yang gagal atau tidak mendapatkan hasil yang baik
dalam pelajarannnya karena mereka tidak mengetahui cara – cara belajar yang efektif. Agar belajar menjadi efektif, maka dibutuhkan beberapa hal :
1. Perlunya bimbingan
Seperti diketahui, belajar itu sangat kompleks. Belum diketahui segala seluk beluknya. Kecakapan dan ketangkasan belajar berbeda secar
indiviidual. Walaupun demikian kita dapat membantu mahasiswa dengan memberi petunjuk – petunjuk itu dengan sendirinya akan
menjamin sukses mahasiswa. Sukses hanya tercapai berkat usaha keras. Tanpa usaha tak akan tercapai sesuatu. Di samping memberi
petunjuk – petunjuk tentang cara – cara belajar, baik pula mahasiswa diawasi dandi bimbing sewaktu mereka belajar. Hasilnya lebih baik
jika cara belajar dipratekkan dalam tiap pelajaran yang diberikan.
2. Kondisi dan Strategi Belajar
Belajar yang efektif dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang
ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini :
Kondisi internal
Yang dimaksud kondisi internal yaitu kondisi situasi yang ada di dalam diri mahasiswa itu sendiri misalnya kesehatan,
keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Mahasiswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan – kebutuhan
internalnya dapat dipenuhi. Menurut Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi.
a Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan jasmani
manusia, misal kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat, dan kesehatan.
b Kebutuhan akan keamanan, yaitu suatu rasa tentram
dan keamanan jiwa. Perasaan kecewa, dendam, takut akan kegagalan, ketidakseimbangan mental dan
kegoncangan – kegoncangan emosi yang lain dapat mengganggu kelancaran belajar seseorang.
c Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta, yaitu rasa
kasih dan sayang dari orang tua dan keluarga serta teman – teman, sebagai suatu support dalam belajar.
d Kebutuhan akan status misalnya keinginan akan
keberhasilan. Tiap orang akan berusaha agar keinginannya dapat berhasil. Untuk kelancaran belajar,
perlu optimis, percaya akan kemampuan diri, dan yakin bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan
baik. e
Kebutuhan self – actualisation. Belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri,
image seseorang. Tiap orang tentu berusaha untuk memenuhi keinginan yang di cita – citakan. Oleh
karena itu mahasiswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya
cita – cita yang diinginkan. f
Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti, yaitu kebutuhan untuk memuaskan rasa ingin tau,
mendapatkan pengetahuan, informasi, dan untuk mengerti sesuatu. Hanya melalui belajarlah upaya
pemenuhan kebutuhan ini dapat terwujud.
g Kebutuhan estentik, yaitu kebutuhan yang
dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan.
Hal ini hanya mungkin terpenuhi jika individu belajar tak henti –hentinya tidak hanya selam di pendidikan
formal aja tetapi juga setelah selesai, setelah bekerja, berkeluarga serta berperan dalam masyarakat.
Kondisi Eksternal
Yang dimaksud kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah,
penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya :
a Ruang belajar harus bersih, tak ada bauan yang
mengganggu konsentrasi pikiran. b
Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata.
c Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar,
misalnya alat pelajaran, buku – buku, dan sebagainya.
Stategi Belajar
Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar
diperlukan untuk mencapai suatu hasil yang maksimal. Setiap individu pasti mempunyai strategi belajar masing – masing
yang sesuai dengan karakter mereka, yang dapat membentu mereka belajar dengan efisien. seperti membuat rangkuman
setelah perkuliahan, membaca kembali materi perkuliahan sebelum perkuliahan dimulai dan sebagainya
3. Metode Belajar
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajr bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan,
sikap, kecakapan dan ketrampilan, cara – cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini membahas kebiasaan belajar yang
mempengaruhi belajar, khususnya pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan
pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.
4.2.2. Cara Mengajar Yang efektif
Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa menjadi efektif. Untuk melaksanakan mengajar yang efektif
diperlukan syarat – syarat sebagai berikut : 1.
Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Di dalam belajar siswa harus mengalami aktivitas mental, misalnya pelajar dapat
mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir
kritis, kemampuan menganalisa, kemampuan mengucapkan pengetahuannya dan lain sebagainya, tetapi juga mengalami
aktivitas jasmani seperti mengerjakan sesuatu, menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain sebagainya.
2. Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar.
Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik mahasiswa, mudah diterima, dan kelas menjadi hidup.
Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan mahasiswa.
3. Motivasi, hal ini sangat berperan pada kemajuan perkembangan
mahasiswa selanjutnya melalui proses belajar. Bial motivasi tepat pada sasaran akan meningkatkan kegiatan belajar.
4. Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum yang memenuhi
tuntutan masyarakat dikatakan kurikulum itu baik dan seimbang. Kurikulum ini juga harus mampu mengembangkan segala segi
kepribadian mahasiswa, disamping kebutuhan mahasiswa sebagai anggota masyarakat.
5. Dosen atau guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual.
Dosen tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing – masing mahasiswa mempunyai perbedaan dalam
beberapa segi, misalnya intelegensi, bakat, tingkah laku, sikap dan lain – lainnya. Hal itu mengharuskan dosen untuk membuat
perencanaan secara individual pula, agar dapat mengembangkan kemampuan – kemampuan mahasiswa secar individual.
6. Dosen akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan
sebelum mengajar. Dengan persiapan mengajar dosen akan mantap di depan kelas, perencanaan yang matang dapat menimbulkan
banyak inisiatif dan daya kreatif dosen waktu mengajar, dapat meningkatkan interaksi belajar mengajar anatara dosen dan
mahasiswa. 7.
Pengaruh dosen yang sugesti perlu diberikan pula kepada mahasiswa. Sugesti yang kuat akan merangsang mahasiswa untuk
lebih giat belajar. 8.
Seorang dosen harus memiliki keberanian menghadapi mahasiswanya, juga masalah – masalah yang timbul pada waktu
proses belajar mengajar berlangsung. Keberanian menumbuhkan kepercayaan diri sendiri, sehingga dosen dapat berwibawa di depan
kelas, maupun di luar kelas. Kewibawaan guru menyebabkan segala cita – cita yang ditanamkan kepada mahasiswa akan
diperhatikan dan diresapkan oleh mahasiswa yang bersangkutan. 9.
Dosen harus mampu menciptakan suasana yang demokratis. Lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan
mahasiswa, bertenggang rasa, memberi kesempatan pada mahasiswa untuk belajar sendiri, berpendapat sendiri, berdiskusi
untuk mencari jalan keluar bila menghadapi masalah, akan mengembangkan kemampuan berpikir siswa, cara memecahkan
masalah, kepercayaan pada diri sendiri yang kuat, hasrat ingin tau, dan usaha menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri.
10. Pada penyajian materi perkuliahan, dosen perlu memberikan
masalah – masalah yang merangsang untuk berfikir. Rangsangan yang mengenai sasaran menyebabkan mahasiswa dapat bereaksi
dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. Siswa akan hidup kemampuan berfikirnya, pantang menyerah bila
persoalannya belum memperoleh penyelesaian. 11.
Pelajaran yang disampaikan oleh dosen perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat. Bentuk – bentuk kehidupan
di masyarakat dibawa ke sekolah, agar mahasiswa mempelajarinya sesuai dengan kenyataannya. Sehingga bila mahasiswa telah selesai
pendidikannya dan bekerja di masyarakat tidak akan canggung lagi, karena telah biasa dilakukan di perkuliahan.
12. Dalam interaksi belajar mengajar, dosen harus banyak memberi
kebebasan pada mahasiswa, untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah
sendiri. Hal mana itu akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang dikerjakannya dan kepercayaan pada
diri sendiri, sehingga siswa tidak selalu menggantung diri pada orang lain.
13. Pengajaran remedial
Banyak faktor menjadi penyebab kesulitan belajar. Dosen perlu meneliti faktor – faktor itu, agar dapat memberikan diagnosa
kesulitan belajar dan menganalisa kesulitan – kesulitan itu.dari sebab itu dosen harus menyusun perencanaan pengajaran remedial
pula, dan dilaksanakan bagi mahasiswa yang membutuhkan. Bila semua syarat itu dipenuhi oleh guru waktu mengajar, diharapkan
interaksi belajar mengajar itu meningkat, atau dapat dikatakan dosen melaksanakan mengajar yang efektif.
Dalam mengajar yang efektif ini dapat dikemukakan suatu pandanagn lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. Pandanagn in mengatakan bahwa
mengajar yang efekif perlu mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut : a.
Penguasaan Materi. Dosen harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin. Sehingga
dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik, memikirkan variasi metode, cara memecahkan persoalan, dan membatasi bahan,
membimbing mahasiswa ke arah tujuan yang diharapkan, tanpa kehilangan kepercayaan terhadap dirinya. Seorang dosen
dinyatakan menguasai suatu materi apabila dosen tersebut telah berpengalaman mengajar materi itu minimal 2 tahun, dan dosen
sudah pernah menjalankan praktek mata kuliah tersebut atau paling tidak dosen sudah pernah mengikuti magang untuk memperoleh
penguasaan terhadap materi tersebut. b.
Cinta kepada yang diajarkan. Dosen yang mencintai pelajaran yang diberikan, akan berusah
mengajar dengan efektif, agar pelajaran itu dapat menjadi milik mahasiswa sehingga berguna bagi hidupnya kelak. Dosen yang
cinta pada pekerjaannya, akan menyadari pula bahwa mengajar adalah profesinya, sehingga pantang mundur walaupun banyak
mengalami kesulitan dalam tugasnya. c.
Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa.
Pengetahuan yang dibawa mahasiswa dari lingkungan keluarganya, dapat memberikan sumbangan yang besar bagi para dosen untuk
mengajar. d.
Variasi metode. Waktu dosen mengajar bila hanya menggunakan salah satu metode
maka akan membosankan, mahasiswa tidak tertarik pada pelajarannya. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan
belajar mahasiswa. e.
Seorang dosen harus menyadari bahwa dirinya tidak mungkin menguasai dan mendalami semua bahan pelajaran. Maka seorang
dosen harus selalu menambah ilmunya, dan mengadakan diskusi ilmiah agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya.
f. Bila dosen mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang
aktual dan dipersiapkan sebaik – baiknya. Pengetahuan yang aktual akan menarik minat mahasiswa, karena mereka saat itu sedang
mengalami peristiwa itu juga, sehingga materi yang disampaikan dosen akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar
mahasiswa. g.
Dosen harus berani memberikan pujian. Pujian yang diberikan dengan tepat dapat mengakibatkan mahasiswa mempunyai sikap
yang positif, daripada dosen selalu mengkritik dan mencela. Pujian dapat menjadi motivasi belajar mahasiswa yang positif.
h. Seorang dosen harus mampu menimbulkan semangat belajar secar
individual. Masing – masing mahasiswa mempunyai perbedaan dalam pengalaman, kemampuan dan sifat – sifat pribadi yang lain,
sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dan penuh inisiatif
dan kreatif dalam pekerjaannya. Demikian syarat – syarat atau hal – hal yang dapat diuraikan untuk
meningkatakan proses belajar mengajar dosen supaya efektif. Di masyarakat modern mengajar yang efektif dituntut dengan sendirinya pada
para pengajar, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sedemikian maju dengan pesatnya. Akibatnya para dosen sudah tidak mungkin lagi mengajar dengan sistem yang lama. Kita harus
memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk meningkatkan mengajar supaya efektif. Itulah konsekuensi dosen yang menanggapi pembaruan
dalam dunia pengajaran.
4.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar dan
Hasil Belajar
Untuk memahami kegiatan yang disebut “belajar”, perlu dilakukan analisis untuk menemukan persoalan – persoalan apa yang terlibat di
dalam kegiatan belajar itu. Belajar merupakan suatu proses, sebagai suatu proses sudah tentu harus ada yang diproses masukan atau input, dan hasil
dari pemrosesan keluaran atau output. Jadi dalam hal ini kegiatan belajar dapat dianalisa denagn pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan
sistem ini sekaligus kita dapat melihat hasil adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar. Dengan
pendekatan sistem, kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.1 : Proses siklus Belajar
INSTRUMENTAL INPUT
TEACHING -- LEARNING INPUT
OUTPUT PROCESS
ENVIRONMENTAL INPUT
Gambar 4.1menunjukkan bahwa masukan mentah raw input merupakan bahan baku yang perlu diolah, dalam hal ini diberi pengalaman belajar
tertentu dalam proses belajar – mengajar teaching – learning process. Di dalam proses belajar mengajar itu turut
berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan masukan lingkungan environmental input, dan berfungsi sejumlah faktor yang
sengaja dirancang dan dimanipulasikan instrumental input guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki output. Berbagai
faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu.
Di dalam proses belajar mengajar , maka yang dimaksud masukan mentah atau raw input adalah mahasiswa. Sebagai raw input mahasiswa
memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaiman kondisi fisiknya, panca inderanya, dan
sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah : minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya,
dan sebagainya. Semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses belajar mengajar berlangsung dan hasil belajarnya.
Yang termasuk instrumental input atau faktor – faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah : kurikulum atau bahan
pelajaran, dosen yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas serta manajemen yang berlaku di universitas. Di dalam keseluruhan sistem
maka instrumental input merupakan faktor yang sangat penting pula dan paling menentukan dalam pencapaian hasil atau output yang dikehendaki,
karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi di dalam diri si pelajar.
Di samping itu, masih ada lagi faktor lain yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar dan hasil belajar pada setiap orang
dapat di ikhtisarkan sebagai berikut :
Gambar 4.2 : Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar
dan Hasil
Belajar Alam
Lingkungan Sosial
Luar Kurikulumbahan pelajaran
Instrumental Gurupengajar Sarana dan Fasilitas
Faktor Administrasimanajemen
Kondisi fisik
Fisiologi Kondisi panca indera
Dalam Bakat
Minat Psikologi Kecerdasan
Motivasi Kemampuan Kognitif
BAB V
PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI
5.1. Di Pandang Dari Segi Mahasiswa Akuntansi