FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN”Veteran”Jawa timur).

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI

BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH

PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

(Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN”Veteran”Jawa timur)

Disusun oleh:

IRFAN AFFANDI

0513010064/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas berkah dan rahmat, taufik serta hidayahnya, penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II”

empiris pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat bantuan, bimbingan, saran serta dukungan dan petunjuk dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Bapak Prof .DR. Ir. H. R. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu. Drs. Ec. Rahman A. Suwaidi, MS, selaku Wakil Dekan I , Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu. Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Prof. Dr.H. Soeparlan Pranoto, MM, Ak., selaku Dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi .

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas

Pembangunan Nasional” Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan ilmu serta pengetahuan selama dibangku kuliah.


(3)

7. Ayah , Ibu , Kakak, dan Adikku , serta seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan doa restu serta dukungan Moril maupun Finansil sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Staf perpustakaan pusat dan staf perpustakaan Fakultas yang telah memberikan bantuan terhadap fasilitas peminjaman buku untuk dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini.

9. Pihak-Pihak yang belum penulis sebutkan namanya

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dan diterima dengan tangan terbuka.

Surabaya, 30 September 2011


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... iii

Daftar Gambar... vii

Daftar Tabel... viii

Daftar Lampiran... ix

Abtraksi... xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah...1

1.2. Rumusan Masalah... 7

1.3. Tujuan Penelitian... .8

1.4. Manfaat Penelitian... .9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGENDALI MODEL

2.1. Penelitian Terdahulu dan Pengendalian Model... 10

2.2. Landasan Teori... 12

2.2.1. Pengertian Akuntansi... 12

2.2.1.1. Bidang-bidang Akuntansi... 12

2.2.2. Pemeriksaan Akuntansi... 15

2.2.3. Pengertian Pemeriksaan Akuntansi... 15

2.2.4. Belajar... 16


(5)

2.2.4.1. Pengertian Belajar... 16

2.2.4.2. Proses Belajar... 17

2.2.4.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 18

2.2.5. Prestasi Belajar... 19

2.2.5.1. Pengertian Prestasi Belajar...19

2.2.6. Gaya Belajar (X1)... 23

2.2.6.1. Pengertian Gaya Belajar... 23

2.2.5.2. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar... 34

2.2.6. Motivasi (X2)... 34

2.2.7. Pengertian Motivasi... 34

2.2.7.2. Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Belajar... 37

2.2.8. Lingkungan (X3)... 38

2.2.8.1. Pengertian Lingkungan... 38

2.2.8.2. Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Belajar... 43

2.2.9. Intelectual Skill (X4)... 43

2.2.9.1. Nilai Pengantar Akuntansi...44

2.2.9.2. Pengaruh Intelectual Skill terhadap Prestasi Belajar... 44


(6)

2.3. Kerangka Pikir... 46

2.4. Hipotesis... 47

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 48

3.1.1. Definisi Operasional Variabel... 48

3.1.2. Pengukuran Variabel... 50

3.2. Teknik Pengumpulan Sampel... 50

3.2.1. Populasi... 50

3.2.2. Sampel... 51

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 51

3.3.1. Jenis Data... 51

3.3.2. Sumber Data... 52

3.3.3. Pengumpulan Data... 52

3.4. Uji Kualitas Data... 52

3.4.1. Uji Validitas... 52

3.4.2. Uji Reabilitas... 53

3.4.3. Uji Normalitas... 53

3.4.4. Uji Asumsi Klasik... 54

3.4.5. Teknik Analisis... 56

3.4.6. Uji Hipotesis... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian... 59


(7)

4.1.4.Visi, Misi Jurusan Akuntansi...60 4.2.1. Tujuan Progdi Akuntansi...63

4.2.1. Deskripsi Hasil Penelitian...64 4.1. Deskripsi Hasil Uji Validitas Gaya Belajar

Variabel Gaya Belajar putaran 1 (X1)...65 4.2. Deskripsi Hasil Uji Validitas Gaya Belajar

Variabel Gaya Belajar putaran 9 (X1)...67 4.3.2. Deskripsi Hasil Uji Validitas Motivasi

Variabel Motivasi putaran 1 (X2)...67 4.4. Deskripsi Hasil Uji Validitas Motivasi

Variabel Motivasi putaran 9 (X2)...69 4.5. Deskripsi Hasil Uji Validitas Lingkungan (X3)

Variabel Lingkungan putaran 1 (X3)...70 4.6. Deskripsi Hasil Uji Validitas Lingkungan (X3)

Variabel Lingkungan putaran 8 (X3)...72 4.7. Deskripsi Hasil Uji Validitas Intelectual Skill (X4)

Variabel Intelectual Skill putaran 1 (X4)...72 4.8. Deskripsi Hasil Uji Validitas Intelectual Skill (X4)

Variabel Intelectual Skill putaran 8 (X4)...74 4.9. Deskripsi Hasil Uji Validitas Prestasi Belajar (Y)

Variabel Prestasi Belajar putaran 1(Y)...75 4.10. Deskripsi Hasil Uji Validitas Prestasi Belajar (Y)


(8)

4.11. Deskripsi Hasil Uji Reliabilitas...76

4.12. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Gaya Belajar (X1)...77

4.13. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Motivasi (X2)...78

4.14. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Lingkungan (X3)...80

4.15. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Intelectual Skill (X4)...81

4.16. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Variabel Prestasi Belajar (Y)...83

4.17. Hasil Uji Normalitas...84

4.2.5..Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 84

4.2.5.1. Uji Asumsi Klasik...84

4.18. Hasil Uji Multikolinearitas...85

4.19. Hasil Uji Heterokesdastisitas...85

4.2.5.2. Persamaan Regresi Linier Berganda...86

4.2.5.3. Koefisien Determinasi (R²)...87

4.2.5.4. Hasil Uji F...88

4.2.5.5. Hasil Uji T...89

4.2.6. Hasil Uji Hipotesis...90

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...91


(9)

4.3.2. Keterbatasan Penelitian...98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan...99 5.2. Saran...99

DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

No.

TABEL Hal

1.2 Persamaan Dan Perbedaan Peneliti Terdahulu Dengan

Peneliti Sekarang……….………….11

2.1 Kerangka Pikir………...46

4.1 Uji Validitas Pada Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-1……….65

4.2 Uji Validitas Pada Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-9…………..…...67

4.3 Uji Validitas Pada Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-1…………..……...67

4.4 Uji Validitas Pada Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-9………….…..…...69

4.5 Uji Validitas Pada Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-1………….…....70

4.6 Uji Validitas Pada Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-8………...…....72

4.7 Uji Validitas Pada Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-1…………...72

4.8 Uji Validitas Pada Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-8…………...74

4.9 Uji Validitas Pada Variabel Prestasi Belajar (Y) Putaran Ke-1………...75

4.10 Uji Validitas Pada Variabel Prestasi Belajar (Y) Putaran Ke-2………...75

4.11 Hasil Uji Reliabilitas………....77

4.12 Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Belajar (X1)………...77

4.13 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi (X2)………..78

4.14 Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan (X3)……….80

4.15 Distribusi Frekuensi Variabel Intelectual Skill (X4)………...81

4.16 Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar (Y)………..83


(11)

4.18 Hasil Uji Nilai VIF……….……85

4.19 Hasil Korelasi Rank Spearman……….……..85

4.20 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda……….86

4.21 Hasil Uji Nilai Koefisien Determinasi………88

4.22 Hasil Nilai FHITUNG………..89


(12)

DAFTAR GAMBAR

No.

Gambar Hal

1.1 Gambar Diagram Batang Mengulang Dengan Nilai Jelek………..…4 1.2 Gambar Diagram Batang Suasana Kondisi Kelas……….….5 2.1 Kerangka Pikir………...46


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Lampiran

1

.

Rekapitulasi Variabel Gaya Belajar (X1) 2. Rekapitulasi Variabel Motivasi (X2) 3. Rekapitulasi Variabel Lingkungan (X3) 4. Rekapitulasi Variabel Intelectual Skill (X4)

5.Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-1 6. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-2 7. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-3 8. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-4 9. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-5 10. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-6 11. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-7 12. . Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-8 13. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Gaya Belajar (X1) Putaran Ke-9 14. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-1 15. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-2 16 . Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-3 17. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-4 18. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-5 19. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-6


(14)

20. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-7 21. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-8 22. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi (X2) Putaran Ke-9 23. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-1 24. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-2 25. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-3 26. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-4 27. . Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-5 28. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-6 29. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-7 30. . Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-8 31. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Lingkungan (X3) Putaran Ke-9 32. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-1 33. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-2 34. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-3 35. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-4 36. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-5 37. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-6 38. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-7 39. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-8 40. . Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Intelectual Skill (X4) Putaran Ke-9 41. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Prestasi Belajar (Y) Putaran Ke-1


(15)

42. Output Validitas Dan Reliabilitas Variabel Prestasi Belajar (Y) Putaran Ke-2 43.Input Regresi Linier Berganda

44.Output Normalitas


(16)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

(Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN”Veteran” Jatim)

Irfan Affandi 0513010064

ABSTRAK

Dalam rangka mendukung perkembangan dan penyerapan materi akuntansi oleh para mahasiswa di butuhkan pendidikan yang baik. Profesi akuntansi di hasilkan melalui pendidikan S1. Pada jenjang pendidikan ini mahasiswa di tuntut untuk menguasai Pemeriksaan Akuntansi II yang lebih dikenal Auditing sebagai salah satu matakuliah pokok. Namun kenyataannya yang terjadi, prestasi belajar yang di capai oleh mahasiswa kurang optimal. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang mengambil ujian perbaikan matakuliah pemeriksaan akuntansi II sejumlah 40 mahasiswa. Oleh karena itu diharapkan dengan tujuan untuk mengubah prestasi belajar X1- X4 terhadap Y

Sample yang diambil adalah progdi akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” jawa timur Surabaya dengan teknik pengambilan sample purposive sampling, yang digunakan sejumlah 40 orang dengan tingkat pengembalian 80%. Variable penelitian yang digunakan adalah prestasi belajar sebagai gaya belajar, motivasi, intelektual skill, dan lingkungan sebagai variable bebas serta variable terikat.

Berdasarkan hasil linier berganda menyebutkan bahwa gaya belajar, motivasi, Intelectual skill, dan lingkungan tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar sedangkan intellectual skill berpengaruh terhadap prestasi belajar


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam Era globalisasi, Negara kita mengalami perubahan yang pesat dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan, hal ini dikarenakan adanya kesadaran manusia akan arti pentingnya pendidikan, melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara menyeluruh melalui pendidikan pula kemajuan suatu bangsa, termasuk bangsa indonesia,dapat dicapai.

Mengingat sangat pentingnya pendidikan bagi kehidupan, pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dalam segala lapisan masyarakat sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Mahasiswa termasuk dalam suatu lapisan masyarakat.oleh sebab itu, suatu lembaga pendidikan harus berusaha untuk menggali dan menumbuhkan serta mengembangkan potensi yang dimiliki untuk mewujudkan prestasi mahasiswa secara optimal, untuk itulah dalam rangka mendukung perkembangan dan penyerapan materi akuntansi oleh para mahasiswa dibutuhkan pendidikan yang baik.

Profesi Akuntasi dihasilkan melalui pendidikan S1. Pada jenjang pendidikan ini mahasiswa dituntut untuk menguasai Pemeriksaan Akuntansi II atau yang lebih dikenal dengan Auditing sebagai salah satu mata kuliah pokok. dengan penguasan penuh pada Pemeriksaan Akuntansi dapat menciptakan jasa profesional akuntan publik yang handal dan berkualitas.

Selaras dengan pernyataan di atas Rosiji (2009), menyataka bahwa membangun seorang akuntan yang profesional, bila memiliki skill di bidang itu, dan menekuni


(18)

bidangnya secara intens. Prasarat yang harus dipenuhi suatu profesi di antaranya yaitu didasarkan pada disiplin pengetahuan khusus dan diperlukan proses pendidikan tertentu untuk memperoleh pengetahuan itu.

Program pendidikan pada lembaga pendidikan tinggi yang diandalkan untuk pembentukan kompetisi pribadi dan wawasan kebangsaan dalam penelitian ini yaitu Pemerikasan Akuntansi II. Melalui mata kuliah tersebut diharapkan mahasiswa mendapat bekal dalam hal menjalankan praktek pemeriksaan akuntansi. Keberhasilan program pendidikan khususnya mata kuliah pemeriksaan Akuntansi II ditandai adanya perubahan perilaku mahasiswa baik dari aspek kognitif, afektif,dan psikomotoriknya sesuai dengan tujuan kurikuler. Perubahan perilaku dalam pembelajaran pada umumnya tercermin dari hasil belajar yang diperoleh mahasiswa. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II dan optimalisasi interaksi antara faktor- faktor yang terkait di dalamnya.

Namun Kenyataan yang terjadi, prestasi belajar yang dicapai oleh para mahasiswa kurang optimal. hal ini dibuktikan dengan banyaknya mahasiswa yang mengambil UP (ujian perbaikan) mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II, sejumlah 40 mahasiswa, dan pada waktu itu mahasiswa telah menerima KHS. Hal ini ditununjukkan dengan adannya nilai yang diterima oleh setiap mahasiswa kurang maksimal pada waktu mengerjakan soal ujian yang diberikan sehingga mahasiswa memilih mengambil UP ( ujian perbaikan) terlebih dahulu daripada mengulang mata kuliah tersebut pada semester depan agar kelulusannya tidak tertunda terlalu lama, sehingga pada tahun 2010 setiap mahasiswa akuntansi angkatan 2006-2007 yang mengambil mata kuliah tersebut , dituntut untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka sehingga dapat mengimbangi Akreditas (A)


(19)

yang telah didapat oleh jurusan akuntantansi dan untuk mempertahankan reputasi pada sebuah perguruan tinggi yaitu Upn ”Veteran”Jawa Timur, agar dapat menjadi bekal pada saat kerja. Serta mendapatkan nilai IPK (indeks prestasi komulatif) pada mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II tersebut. Dengan hasil yang memuaskan

Menurut Baridwan (1996) kurikulum strata-1 (S1) akuntansi sejak dahulu diarahkan untuk menghasilkan akuntan yang secara implisit merupakan akuntan publik. Mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II Merupakan salah satu dari mata kuliah ketrampilan yang mengarah pada profesionalisme di bidang administasi. Kemampuam intelectual pada diri mahasiswa tentunya berbeda-beda, sehingga ada juga mahasiswa yang berangapan bahwa mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II merupakan mata kuliah yang sulit sehingga berdampak pada tidak maksimalnya perolehan nilai pada mata kuliah tersebut.

Untuk memahami hal tersebut dilakukan survey dengan cara menyebarkan kuesioner pada beberapa mahasiswa akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur, mengenai kesulitan belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II dan faktor- faktor yang mempengaruhinya. Dengan disebarkannya koesioner kepada 40 orang mahasiswa angkatan 2006 - 2007 yang pernah mengambil mata kuliah Pemeriksaan


(20)

Akuntansi II. Sebanyak 63% mahasiswa menyatakan pernah mengulang mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Sehingga oleh peneliti dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini :

0 10 20 30 40 50 60 70

mengulang lulus nilai baik lulus nilai jelek

mengulang lulus nilai baik lulus nilai jelek

Dari survey pendahuluan sebanyak 68% mahasiswa menyatakan bahwa mata kuliah ini sulit. Pertanyaan tersebut didukung dengan hasil koesioner yang menyatakan bahwa 57% mahasiswa merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.

Temuan berikutnya menyatakan sebesar 56% mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak selalu belajar setiap hari. Untuk mengatasi kesulitan dalam memahami mata kuliah ini, 76% mahasiswa memilih membaca buku, berdiskusi dan menggabungkan keduannya untuk menambah pemahamanya. Dalam belajar di kelas, 48% mahasiswa menyatakan kondisi ruang belajar nyaman tetapi tidak kondusif. Sehingga oleh peneliti dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini :


(21)

0 10 20 30 40 50

nyaman tdk kon

td nyaman kon

nyaman kondusif

td nyaman td kondusif

nyaman tdk kon td nyaman kon nyaman kondusif td nyaman td kondusif

Hal ini diduga karena volume mahasiswa dalam satu kelas terlalu banyak, yang didukung dengan pernyataan sebesar 58% mahasiswa menyatakan temanya menggangu proses belajar mengajar. Hal yang lebih memprihatinkan, 90% mahasiswa menyatakan bahwa pertama kali mereka mengambil mata kuliah ini hasil prestasi yang diraih < C+.

Gainen dan Locatelli dalam Farida (2003: 79) menyebutkan nilai pendidikan

sebagai salah satu sistematik collection, interprestasi dan pengguna informasi mengenai karakteristik mahasiswa, lingkungan pendidikan, hasil pembelajaran dan kepuasan klien terhadap kinerja mahasiswa yang meningkat serta adanya keberhasilan secara profesional. Dengan demikian, input yang diperoleh mahasiswa dapat menghasilkan output secara optimal sebagai salah satu indikasi kualitas skill serta adanya unsur profesionalisme. DeMong, Lendgren, Perry dalam Faridah (2003: 79) mengemukakan bahwa ada dua keahlian intelektual yang penting untuk suatu keberhasilan profesi yaitu kemampuan dalam berfikir kritis dan kreatif sehingga wajar jika seseorang yang profesional akan berupaya mengetahui timbulnya permasalahan dan berupaya mencari jawaban dari suatu faktor penyebab permasalahan tersebut.


(22)

Untuk itu, dalam penelitian ini, akan dikaji faktor- faktor yang diduga mempunyai hubungan dan memberikan kontribusi terhadap pencapaian hasil mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Kemerosotan akademik mahasiswa disebabkan oleh faktor- faktor internal remaja itu sendiri seperti gaya belajar, motivasi , lingkungan dan intelectual skill mahasiswa. Disamping itu, faktor- faktor eksternal seperti lingkungan

turut mendukung prestasi belajar mahasiswa. Dari identifikasi awal yang dilakukan peneliti tentang permasalahan yang dihadapi

para mahasiswa dalam memahami mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II, peneliti ingin mengetahui penyebab yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti : ”Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam

Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur)”.


(23)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan dapat dirumuskan empat masalah sebagai berikut.

1. Apakah Gaya Belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur ?

2. Apakah Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur ?

3. Apakah Lingkungan berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur ?

4. Apakah Intelectual Skill belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur ?


(24)

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitin ini mempunyai tujuan sebagai berikut. 1. Untuk mengkaji pengaruh Gaya Belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam

mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Untuk mengkaji pengaruh Motivasi terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

3. Untuk mengkaji pengaruh Lingkungan terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

4. Untuk mengkaji pengaruh Intelectual Skill belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur


(25)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dalam pengamatan langsung serta merupakan aplikasi terapan teori yang pernah didapat dari perkuliahan.

2. Bagi Program Study

Dapat memberikan saran yang ilmiah sehingga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan – kebijakan untuk memperbaiki sistem yang ada demi menciptakan lulusan yang handal . Dan sebagai sumbangan pikiran serta untuk menambah perbendaharan perpustakaan dan literatur yang nantinya akan berguna bagi para mahasiswa sebagai studi perbandingan mencari data otentik tentang masalah yang dikehendaki.

3. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dengan penelitian ini dapat lebih menumbuhkan kepedulian mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II karena ternyata penguasaan penuh terhadap Pemeriksaan Akuntansi II sangat dibutuhkan untuk menjadi sarjana yang kompeten dibidangnya.

4. Bagi Universitas

Peneliti ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan kepusakaan Universitas Pembangunan nasional ” Veteran” Jawa Timur, khususnya fakultas ekonomi sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti yang lain.


(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGENDALI MODEL

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan dengan penelitian sekarang adalah sebagai berikut :

1. Faridah (2003) a. Judul

“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.”

b. Rumusan Masalah

”Apakah gaya belajar, motivasi, lingkungan, dan intelectuall skill (keahlian intelectual), prestasi selain pemeriksaan akuntansi II, high scohool grades dan college grades

berpengaruh positif terhadap prestasi mahasiswa S1 akuntansi dalam mata kuliah pemeriksaan akuntansi II”

c. Kesimpulan

” gaya belajar, motivasi, lingkungan, dan intelectuall skill (keahlian intelectual), prestasi selain Pemeriksaan akuntansi II, high scohool grades dan college grades secara sinergis berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar dalam mata kuliah Pemeriksaan akuntansi II. Jika keempat faktor ini dapat dibangun dan lebih dikembangkan selama dalam perkuliahan Pemeriksaan Akuntansi II, maka besar kemungkinan dapat mengoptimalkan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah tersebut dan mata kuliah lain yang terkait.”

2. Meta Nike Dianiyati (2007) a. Judul

“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.”


(27)

b. Rumusan masalah

”Apakah gaya belajar, motivasi, lingkungan, dan intelectuall skill (keahlian intelectual), berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa S1 Akuntansi dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.”

c. Kesimpulan

Melihat dari hasil penelitian serta pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Hipotesis penelitian yang diajukan yaitu diduga gaya belajar, motivasi, lingkungan ,dan intelectuall skill berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa S1 Akuntansi dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. terbukti.

2. Variabel Gaya belajar (X1) yang tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar. Sedangkan untuk Motivasi (X2), Lingkungan (X3) dan Intelectuall Skill(X4) berpengaruh terhadap prestasi belajar (Y)

Tabel 1. Perbedaan penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian terdahulu. No. Nama Judul Variabel 1 Faridah

(2003)

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan akuntansi II

Kebiasaan belajar, ability and effort, intelectual skill, prestasi selain akuntansi, high school grade dan college grades

2 Meta

(2007)

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan akuntansi II

Kebiasaan belajar, Kemampuan dan usaha , kemampuan intelektual , nilai pengantar akuntansi dan pemeriksaan

akuntansi II.

3 Reddy L.A

(2008)

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan akuntansi II

Kebiasaan belajar, Kemampuan dan usaha , keahlian intelektual, metode pengajaran dan prestasi pemeriksaan akuntansi II.


(28)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Akuntansi

Singel dan Marconi (dalam IKhsan dan Ishak, 2005:4), mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu, mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Harahap (1932:2) mendefinisikan akuntansi sebagai seni mencatat transaksi yang terjadi dalam perusahaan yang merupakan bahan untuk analisis dan untuk proses pengambilan keputusan.

Dari definisi di atas, maka akuntansi diartikan sebagai kegiatan mencatat segala event atau kejadian yang mengakibatkan perubahan kas sehingga menghasilkan Laporan Keuangan melalui siklus akuntansi. Event tersebut meliputi Pengukuran, identifikasi, dan transaksi.

2.2.2. Bidang- Bidang Akuntansi

Perkembangan dalam bidang akuntansi yang dipengaruhi oleh ekonomi, perdanganan bebas, komunikasi dan teknologi ini menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum pendidikan akuntansi. Berikut adalah materi yang dipelajari dalam bidang akuntansi.

1. Akuntansi Keuangan

Materi yang mencakup di dalam adalah menyangkut masalah pencatatan transaksi dalam suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi lain serta menyangkut masalah penyusunan berbagai laporan periodik dari pencatatan tersebut. Laporan- laporan


(29)

tersebut bersifat umum atau khusus dan dapat memberikan informasi yang berguna kepada manajer, pemilik perusahaan, kreditor, lembaga pemerintah, masyarakat umum serta para pemakai informasi keuangan yang lain (Niswonger dan Warren, 1999: 15) 2 Akuntansi Biaya

Bidang akuntansi ini menekankan pada masalah penetapan dan pengendalian biaya. Lingkupnya ini mengenai biaya selama proses produksi dan harga pokok dari barang barang yang selesai diproduksi. Hasil akhirnya biasanya adalah laporan-laporan operasional dan manajerial yang disusun berdasarkan data berupa biaya yang menunjukkan tingkat proses produksi dalam periode tertentu.(Suardjono, 1996: 27) 2. Auntansi Manajemen

Bidang akuntansi menekankan pada masalah pemanfaatan data biaya untuk

menentukan biaya barang yang terjual (Cost of good sold), pegendalian dan

perencanaan produksi. Bidang ini lebih menekankan pada pemanfaatan data akuntansi untuk pengambilan keputusan dan pengendalian operasi perusahaan secara keseluruhan yang meliputi fungsi produksi, pemasaran, personalia, dan pendanaan atau pembelanjaan perusahaan (Suardjono,1996: 27)

4. Pemeriksaan Akuntansi

Adalah bidang akuntansi yang membahas suatu pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara independent, dalam melaksanakan suatu pemeriksaan, seorang akuntan tersebut memeriksa catatan yang mendukung laporan keuangan sebuah perusahaan dan memberikan pendapat mengenai kelayakan dan keandalan laporan keuangan tersebut menyangkut ketaatan pada prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum(Niswonger dan Warrent,1997: 16)


(30)

5. Sistem Akuntansi

Bidang ini mempelajari berbagai rancangan bangunan prosedur-prosedur untuk pengumpulan, penciptaan, dan pelaporan data akuntansi yang paling sesuai dengan kebutuhan suatu perusahaan tertentu. Pengertian sistem akuntansi kemudian cenderung menjadi lebih sempit yaitu menjadi elctronic data processing yang menjadi bagian sistem yang lebih besar yaitu sistem informasi akuntansi (Suardjono, 1996: 27) 6. Akuntansi Pajak

Bidang ini membahas berbagai transaksi penting perusahaan dan berbagai peraturan perpajakan yang bersangkutan serta pengaruh peraturan tersebut terhadap laporan keuangan khususnya penentuan besarnya laba perusahaan (Suwardjono, 1996: 28) 7. Akuntansi Keprilakuan

Bidang ini menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka (Ikhsan dan ishak,2005: 4)

8. Akuntansi Pemerintah

Bidang ini membahas perekayasaan akuntansi untuk unit organisasi non profit seperti pemerintah, rumah sakit, sekolah, yayasan dan sebagainya. Akuntansi pemerintah khususnya mempelajari perekayasaan akuntansi organisasi pemerintah (Suwardjono, 1996: 28)

2.2.3. Pengertian Pemeriksaan Akuntansi

Menurut Aren dan loebbecke (1997: 1), pemeriksaan akuntansi yang lebih sering disebut auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang


(31)

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Carmichael dan willingham (dalam Santoso, 2003: 1) mendefisinikan audit sebagai proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi secara objektif bukti-bukti yang berhubungan dengan suatu asersi mengenai kegiatan dan transaksi ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kemudian mengkomunikasikan hasil pemeriksaan tersebut kepada pihak yang berkepentingan.

Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Jusup. Menurut Jusup, Haryono (2001: 11), audit adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian- kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Dari definisi di atas bisa di simpulkan bahwa audit merupakan suatu proses evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan atau instansi berdasarkan bukti terkait untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam perusahaan atau instansi tersebut.


(32)

2.2.4. Belajar

2.2.4.1. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelengaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan luar sekolah atau keluarganya sendiri. Berikut ini akan disajikan beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli agar pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan.

Barlow dalam Sah (2006: 90) mendefinisikan belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif sedangkan Chapplin dalam Syah (2006: 90) merumuskan belajar dari dua macam rumus, bahwa adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman dan yang kedua belajar dalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan-latihan khusus.

Selain itu Hitzman dalam Syah (2006: 90) bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah organisme tersebut. Dari berbagai definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah tahapan perubahan secara seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan siswa yang didasari dengan kemauan untuk memperoleh ilmu atau


(33)

pengetahuan yang menimbulkan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu yang relative menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II

2.2.4.2. Proses Belajar

Purwanto (2006: 86) menguraikan beberapa macam cara penyesuaian diri yang dilakukan manusia dengan sengaja maupun tidak sengaja, dan bagaimana hubungannya dengan belajar.

1. Belajar dan Kematangan 2. Belajar dan Penyesuain diri 3. Belajar dan Pengalaman 4. Belajar dan Bermain 5. Belajar dan Pengertian

6. Belajar dan Menghapal/Mengigat. 7. Belajar dan latihan

Keduannya menyebabkan perubahan/proses dalam tingkah laku, sikap dan pengetahuan. Namun, ada proses belajar tanpa latihan. Ada pula yang hanya dengan pengertian saja, tanpa latihan. Belajar tidak hanya melatih kematangan, menyesuaikan diri, memperoleh pengalaman, pengertian atau latihan-latihan.

Menurut Suprijanto (2007: 40) membagi proses belajar menjadi dua yaitu proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang melakukan kegiatan belajar tanpa dapat terlihat lahiriyah ( terjadi dalam pikiran orang) yang disebut proses belajar intern. Sedangkan, yang tampak dari luar adalah proses ekstern yang merupakan pencerminan


(34)

terjadinnya proses intern dalam diri pesertadidik. Proses ekstern ini merupakan indikator yang menunjukkan apakah dalam diri seseorang telah terjadi proses belajar atau tidak. Proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar berlangsung melalui enam tahapan, yaitu (1) motivasi, (2) perhatian pada pelajaran, (3) menerima dan mengigat,, (4) repruduksi, (5) generalisasi, serta (6) melaksanakan tugas belajar dan umpan balik.

2.2.4.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-Faktor yang mempengaruhi belajar dalam banyak hal sering kali berkaitan

dan mempengaruhi satu sama lain. Seorang mahasiswa yang bersikap conserving

terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif ekstrinsik biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya seorang yang berinteligensi tinggi dan mendapat dorongan positif mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lenih mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi karena pengaruh faktor-faktor tersebut maka muncul mahasiswa yang berprestasi tinggi (high-achievers) dan mahasiswa yang gagal (under-achievers).

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mahasiswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam (Syah, 2006: 132 )yaitu:

1. Faktor Internal (faktor dari dalam mahasiswa) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani mahasiswa

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar mahasiswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar mahasiswa


(35)

3. Faktor Pendekatan Belajar (Approach To Learning) yakni jenis upaya belajar mahasiswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan mahasiswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.

2.2.5. Prestasi Belajar

2.2.5.1. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 700) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan menurut Winkel dalam Farida(2003: 80) mengemukakan bahwa prestasi belajar berarti hasil yang bisa diberikan oleh mahasiswa, lebih lanjut dijelaskan oleh Winkel bahwa penelitian atau evaluasi diadakan melalui proses belajar mengajar, selain itu juga peninjauan terhadap komponen-komponen yang membentuk proses belajar mengajar.

Menurut Arifin dalam Farida (2003: 80) mengatakan bahwa kata prestasi belajar dari bahasa Belanda, yaitu prestasi yang hasil usaha.Ditinjau dari fungsinya prestasi

belajar menurut Arifin dalam Farida (2003: 80) adalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai oleh anak didik.

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu.

3. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi pendekatan. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik


(36)

dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari insttitusi pendidikan. Indikator intern adalah prestasi belajar dapat dijadikan indikator prokduktivitas suatu institusi pendidikan, sedangkan indikator ekstern menunjukan bahwa prestasi belajar dijadikan indikator kesuksesan peserta didik di masyarakat.

5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan peserta didik)

Sedangkan menurut Farida (2003: 81) bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah diciptakan atau diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Dari pengertian tersebut maka prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau hasil yang telah diperoleh subjek belajar dengan jalan keuletan dan ketekunan kerja, prestasi belajar merupakan output dari interaksi belajar mengajar yang berlangsung dalam suatu proses yang diperoleh oleh faktor-faktor lain.

2.2.5.2. Faktor-Faktor Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa yang mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi yang dihasilkan di bawah kemampuan.

Menurut Sherizer dan Stone (dalam Wahyuningsih, 2004: 13-20), secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor Internal dan eksternal.


(37)

1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok. a. Faktor fisiologis

Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera.

b. Faktor psikologis

Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain adalah: intelegensi, sikap, motivasi.

2. Faktor eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal-hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan diraih, antara lain adalah :

a. Faktor lingkungan keluarga 1. Sosial ekonomi keluarga 2. Pendidikan orang tua

3. Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga b. Faktor lingkungan sekolah

1. Sarana dan prasarana 2. Kompetisi guru dan siswa 3. Kurikulum dan metode mengajar c. Faktor lingkungan masyarakat


(38)

2. Partisipasi terhadap pendidikan

Menurut Winkle (dalam Muland, 2009: 3) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

1. Faktor-faktor pada siswa

a. Faktor psikis : intelektual dan non intelektual b. Faktor fisik : kondisi fisik

2. Faktor-faktor diluar siswa

a. Pengaturan proses belajar disekolah (1) Kurikulum pengajaran

(2) Disiplin sekolah (3) Teacher effectifitas

(4) Pengelompokan siswa

(5) Fasilitas belajar

b. Faktor-faktor sosial disekolah (1) Sistem sosial

(2) Status sosial siswa (3) Interaksi guru siswa c. Faktor-faktor situasional (1) Keadaan politik ekonomis

(2) Keadaan waktu dan tempat

(3) Keadaan musim

Dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari internal dan


(39)

eksternal mahasiswa. Karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti maka penelitian ini hanya membahas beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II yaitu gaya belajar, motivasi, lingkungan belajar, dan intelectual skill.

2.2.6. Gaya Belajar

2.2.6.1. Pengertian Gaya Belajar

Gaya belajar adalah kunci mengembangkan kinerja dalam segala kondisi dan situasi. Dunn (dalam DePorter&Heranacki, 2001: 110) menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Mencakup faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Ada dua kategori utama tentang bagaimana orang belajar yaitu : bagaimana manusia menyerap informasi dengan mudah dan cara mengatur dan mengelola informasi tersebut.

Menurut Nasution (2000: 93) Gaya Belajar atau ”learning style” adalah cara murid berinteraksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterima dalam proses belajar.

DePorter & Hernacki (2001: 112-121) membagi gaya belajar berdasarkan tiga kategori yaitu visual, auditorial dan kinetis. Walaupun seseorang menggunakan ketigannya pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantarannya.

a. Visual

Orang-orang visual lebih suka membaca makalah dan memperhatikan ilustrasi yang ditempelkan pembicara di papan tulis. Orang-orang dengan kecendrungan visual


(40)

berbicara secara cepat. Orang-oarng ini belajar melalui apa yang mereka lihat. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai dalam memilih kata-kata.

b. Auditorial

Mahasiswa auditorial melakukan belajar melalui apa yang mereka dengar.Gaya belajar ini lebih memahami materi ketika ada orang yang menjelaskan materi kepadanya. Orang seperti ini cenderung suka berbicara pada dirinya sendiri saat bekerja. Orang-orang dalam kategori ini biasanya merasa kesulitan dalam menuliskan rangkaian kata-kata, dia lebih suka berbicara. Pelajar auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar

c. Kinetis

Mahasiswa kinetis lebih baik dalam aktivitas bergerak dan interaksi kelompok, mereka cenderung berbicara dengan perlahan. Berbicara dengan kalimat yang mengandung aksi. Orang-orang ini belajar lewat gerak dan sentuhan.

Belajar berlangsung dalam empat fase yaitu : fase ”apprehending”, pada fase ini seseorang harus memperhatikan stimulus tertentu, harus menangkap artinya dan memahaminya. Suatu stimulus dapat ditafsirkan dengan berbagai cara. Setelah itu terjadi fase ”acquisition”dan ini terbukti dari kesanggupan yang diperoleh seseorang untuk melakukan sesuatu yang belum diketahui sebelumnya. Kemampuan yang baru itu disimpan. Ini disebut fase ”storage ”. Ada kalanya apa yang dipelajari itu disimpan atau


(41)

diingat sebentar saja, misalnya beberapa menit setelah nomor telepon untuk memutar nomor tertentu, dapat pula diingat sepanjang hidup. Jadi ada ingatan jangka pendek, ada pula ingatan jangka panjang. Yang terakhir ini sangat penting bagi pendidikan. Apa yang disimpan itu pada suatu waktu diperlukan dan diambil dari simpanan ini disebut fase

retrival” atau pengambilan kembali. Retrival ini tidak semata-mata mengeluarkan kembali apa yang disimpan, akan tetapi menggunakannya dalam situasi tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan bahwa siswa memiliki cara belajar dan berfikir yang berbeda-beda. Siswa akan merasa lebih efektif dan lebih baik dengan menggunakan lebih banyak mendengarkan, namun orang lain merasa lebih baik dengan membaca dan bahkan ada yang merasa bahwa hasilnya akan optimal jika kita belajar langsung memperaktekkan apa yang akan dipelajari. Bagaimana cara belajar akan sangat mempengaruhi struktur otak. Hal ini yang kemudian kita kenal sebagai learning tyle (Gaya Belajar) yang terdiri dari (http://www.ubb.ac.id ) :

a. Modalitas

Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja siswa, dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak siswa yang mana dalam hal ini disebut denagn modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Garner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinesthetic


(42)

1). Auditory

Orang yang memiliki gaya belajar Auditory, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengigatkanya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengigat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengar lebih dulu. Siswa langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menukis ataupun membaca.

2). Visual

Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitik beratkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkrit harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkritnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar, selain itu, mereka memiliki kepekaan kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya mereka memiliki kendala berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan tulisan

3). Reading

Orang yang memiliki gaya belajar Reading, belajar dengan menitik beratkan pada tulisan atau catatan. Karakteristik ini benar-benar menempatkan bacaan atau tulisan


(43)

sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengngat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah membaca atau menuliskannya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini menyukai hal-hal yang berbau teoritis dan umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk peragaan atau praktis.

4). Kinesthetic

Orang yang memiliki gaya belajar, Kinesthetic mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar orang tersebut bisa mengingatkannya . Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatkannya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihhanya, mereka memiliki kemampuan mengkordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (atlethic ability). Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau untuk kemudian belajar mengucapkan atau memahami fakta. Mereka yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan mengunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang


(44)

membolehkan bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.

b. Spectrum

Dari segi memandang sesuatu dan bagaimana siswa melakukan pengaturan informasi, ada orang yang cenderung memandang sesuatu secara abstrak, dan ada pula yang konkrit. Sedangkan dari aspek pengaturan informasi, manusia mengolahnya secara sekuensial (teratur/urut) dan acak (random).

Seorang Profesor dibidang Kurikulum dan pengajaran di Universitas

Connecticut, Gregorc, menggabungkan kedua faktor di atas menjadi 4 karakter gaya berpikir seseorang . Tiap orang memiliki salah satu gaya berpikir yang dominan diantara keempat tipe yang ada. Keempat tipe gaya berpikir tersebut adalah : Concrete SequentiaL (CS), Absract Random (AR), Abstract Sequential (AS) , Concrete Random (CR).

1). Concrete Sequensial (CS)

Orang dengan tipe ini adalah orang yang cenderung, teratur, dan rapi. Mereka selalu mengerjakan tugas tepat waktu, terencana dan tidak suka hal-hal yang bersifat mendadak. Selain itu mereka dengan ciri CS tidak senang mengerjakan tugas yang bertumpuk-tumpuk. Biasanya agak perfectsionis sehingga ingin segala sesuatu dikerjakan dengan sempurna dan terencana.


(45)

Biasannya merupakan pemikir yang cerdas dan punya ide-ide yang brilian. Orang ini senang mengetahui dan berpikir tentang apa yang tidak dipikirkan orang lain. Senang membaca membuatnya senang untuk berdiskusi, bahkan berdebat dengan orang lain. Bahkan, terkadang mereka lupa bahwa orang di sekitarnya sama sekali tidak paham dengan ide-idenya yang terlalu ” tinggi” Lebih menyukai belajar secara individu daripada berkelompok . Mereka sering disebut ”konseptor ulung” dan jago menganalisis informasi.

3). Abstract Random (AR)

Segala sesuatu seringkali dihubungkan dengan perasaan dan emosi, sehingga mereka terkenal sangat sensitif. Semua bisa menjadi menyenangkan jika mood-nya sesuai, tapi menjadi buruk jika mereka sudah tidak lagi memiliki emosi positif terhadap sesuatu. Mudah kehilangan konsentrasi, banyak pertimbangan, dan suka mencoret-coret tanpa arti di buku adalah ciri tipe ini. Mereka juga sangat menjaga hubungan dengan orang lain, tidak senang jika mengalami konflik, dan dikenal ”perhatian” di antara orang-orang sekitarnya. Selain itu, mereka juga sangat mudah terpancing emosinya. Dengan kata lain ”mudah tersentuh” . Ekspresi yang spontan itu mungkin karena kesulitan mereka mengungkapkan sesuatu secara verbal kepada orang lain.

4). Concret Random (CR)

Sering dianggap sebagai orang yang kreatif karena senang mencoba menyelesaikan sesuatu dengan cara mereka sendiri. Saking asyiknya, mereka cenderung tidak


(46)

peduli dengan waktu. Terkenal sebagai ” Deadliner” , karena seringkali mengerjakan sesuatu di batas akhir, meski punya banyak waktu sebelumnya. Tipe ini bisa mengerjakan beberapa pekerjaan di satu waktu, hal sangat sulit dilakukan orang dengan tipe CR. Spontanitas dan impulsif menjadi ciri khas tipe ini, karena begitu banyak ide-ide muncul di kepala mereka. Orang tipe CR biasanya cukup dipercaya untuk menjadi pemimpin, meskipun menimbulkan situasi kritis karena sifat ”deadliner-nya”. Mereka juga senang mencoba-coba sesuatu, bereksperimen, walaupun mungkin banyak orang lain tidak menyenanginya.

c. Gaya Terima

Setiap orang adalah individu yang unik, masing-masing akan melihat dunia dengan caranya sendiri. Meskipun kita melihat satu kejadian pada waktu yang bersamaan, tidak menjamin kita akan sama melaporkan apa yang kita lihat. Hal ini karena setiap orang memiliki cara berfikir dan memahami sesuatu yang berbeda-beda. Seseorang peneliti bidang psikologi, Witkin, melalui studi risetnya mengemukakan 2 macam karakteristik gaya belajar yang dimiliki seseorang, yaitu gaya belajar Global dan gaya belajar Analitik.

1) Analitik

Orang yang berpikir secara Analitik dalam memandang segala sesuatu cenderung lebih terperinci, spesifik, terorganisir, dan teratur. Namun kurang bisa memahami masalah secara menyeluruh. Dalam mengerjakan tugas yang dibebankan, seorang Analitik akan mengerjakan tugasnya secara teratur, dari satu tahap ke tahap berikutnya. Mereka memiliki kecendrungan untuk mengerjakan satu tugas dalam satu waktu, dan belum akan mengerjakan tugasnya,karena mereka tidak ingin ada


(47)

satu bagian yang terlewat. Orang yang memiliki cara berpikir secara Analitik seringkali memikirkan sesuatu berdasarkan logika . Selain itu mereka menilai fakta-fakta yang terjadi melebihi perasaannya. Mereka dapat menemukan fakta-fakta-fakta-fakta namun seringkali kurang mengetahui gagasan utamanya, sehingga kadang mereka tidak mengerti maksud dan tujuannya dalam mengerjakan sesuatu. Mereka sangat sulit belajar bila ada gangguan, karena biasanya pikirannya hanya terfokus pada suatu masalah saja.

2). Global

Orang yang berpikir secara Global cenderung melihat segala sesuatu secara menyeluruh, dengan gambaran yang besar, namun demikian mereka dapat melihat hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Orang yang Global juga dapat melihat hal-hal yang tersirat, serta menjelaskan permasalahan dengan kata-katanya sendiri. Mereka dapat melihat adannya banyak pilihan dalam mengerjakan tugas dan dapat mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Orang yang berpikir secara Global dapat bekerjasama dengan orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan fleksibel. Mereka senang bekerja keras untuk menyenangkan orang lain. Senang memberi dan menerima pujian, bahkan mereka cenderung memerlukan lebih banyak dorongan semangat dalam memulai mengerjakan sesuatu. Mereka dapat menerima kritikan secara pribadi. Mereka akan mengalami kesulitan bila harus menjelaskan sesuatu setahap demi setahap. Orang yang memiliki cara berpikir secara Global dominan biasanya kurang memiliki kerapian, walau sebenarnya mereka memiliki keinginan besar untuk merapikannya, namun seringkali keinginannya kurang terlaksana. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya mereka belajar


(48)

untuk menyederhanakan sistemnya. Pikiran orang yang Global dominan tidak pernah bisa terfokus pada satu masalah, pikirannya dapat pergi ke banyak arah sepanjang waktu. Apabila orang Global mengerjakan satu tugas, lalu ada tugas baru yang muncul, maka mereka akan mulai mengerjakan tugas kedua meskipun tugas pertamanya belum selesai.

Cara belajar tidak luput dari kebiasaan belajar, Menurut The Liang Gie dalam Hosnawati (2007: 35), mendefinisikan kebiasaan belajar sebagai perilaku seseorang yang dilakukan secara tetap atau sama dari waktu ke waktu tanpa pemakaian banyak pikiran. Kebiasaan belajar yang tertanam dalam diri siswa akan membentuk siswa tersebut, yaitu membentuk corak yang sukses dan siswa yang gagal dalam belajar.

Kebiasaan belajar merupakan satu faktor dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belar, hal ini seperti yang diungkapkan Slameto (dalam Hosnawati 2007: 36) ”Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri.”

Gie dalam Hosnawati (2007: 36-37) membagi 2 macam kebiasaan belajar yaitu: Kebiasaan belajar baik, yang membantu siswa menguasai pelajaranuntuk mencapai kemajuan belajar yang akhirnya dapat meraih sukses. Dan kebiasaan belajar buruk yaitu kebiasan belajar yang dapat mempersulit siswa dalam memahami pengetahuan sehingga menghambat kemajuan siswa dan akhirnya akan mengalami kegagalan.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya belajar adalah metode dan kebiasaan yang dilakukan mahasiswa dalam menambah ilmunya dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II meliputi cara belajar dari kebiasaan belajar.


(49)

2.2.6.2. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar

Gaya belajar merupakan cara atau metode yang digunakan mahasiswa untuk menambah pemahamannya dalam suatu bidang studi. Gaya belajar cenderung menguasai prilaku mahasiswa pada setiap kali melakukan kegiatan, karena menimbulkan kebiasaan dan kebiasaan mengandung motivasi yang kuat.

Pada dasarnya mahasiswa belajar karena adannya kebutuhan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan. Kemampuan mahasiswa berbeda antara satu dengan yang lainnya, demikian pula dengan gaya belajar tiap orang. Gaya belajar menentukan kualitas hasil belajar. Gaya belajar yang tidak maksimal mengakibatkan hasil belajar yang tidak maksimal juga. Semakin sering seseorang belajar dengan giat maka semakin besar peluang untuk memperoleh prestasi yang lebih baik . Dengan demikian ada pengaruh positif antara gaya belajar dengan prestasi belajar.

2.2.7. Motivasi

2.2.7.1. Pengertian Motivasi

Menurut Reber (dalam Syah, 2004: 151) mendefinisikan motivasi sebagai keadaan internal organism baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer),untuk bertingkah laku secara terarah.

Menurut McDonald (dalam Sanjaya, 2008: 251) mengemukakan motivasi adalah

suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.


(50)

Menurut Satrock (2007: 510) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinnya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Perumusan kebutuhan merupakan tujuan dari motif yang mengerakan perilaku seseorang. Motivasi dapat dipandang sebagai suatu rantai reaksi yang dimulai dengan adanya kebutuhan, kemudian timbul rasa untuk memuaskan (mencapai tujuan), sehingga menimbulkan ketegangan psikologis yang akan mengarahkan perilaku kepada tujuan (kepuasan).

Teori Hirarki kebutuhan yang dikembangkan oleh Maslow memandang kebutuhan manusia berjenjang dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, dimana jika suatu tingkat kebutuhan telah terpenuhi, maka kebutuhan tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivator. Hirarki kebutuhan Maslow sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisik dan biologis, yaitu kebutuhan untuk menunjang kebutuhan hidup manusia. Jika fisiologis belum terpenuhi maka kebutuhan lain tidak memotivasi

manusia.

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut kehilangan.

3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain dan untuk diterima sebagai bagian dari yang lain.

4. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain Kebutuhan ini menghasilkan kepuasan dan kebanggaan terhadap diri sendiri.


(51)

5. Kebutuhan akan aktulisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengaktulisasikan semua kemampuan dan potensi yang dimiliki hingga menjadi orang yang seperti dicita-citakan. Menurut Maslow kebutuhan ini merupakan kebutuhan paling tinggi dalam hirarki.

Dalam perkembangan selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi ekstrinsik dan intristik. Motivasi interistik adalah hal dan keadaan berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar (Syah, 151-152).

Menurut Dimiyati dan Mujiono (dalam Ambarwati, 2007: 11-14) menyebutkan sumber-sumber motivasi instrinsik dan ekstrinsik adalah:

1). Motivasi intrinsik a Bakat siswa. b. Kemampuan siswa

c. Ketrampilan

d. Minat siswa 2). Motivasi Ekstrinsik

a. Sarana dan prasarana.

b. Lingkungan sebagai sumber media.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi adalah dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, bisa timbul dari diri mahasiswa itu sendiri dan dari orang lain dalm mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II meliputi motivasi eksrinsik dan motivasi intrinsik.


(52)

2.2.7.2. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Jadi adanya motivasi merupakan indikator kesungguhan dan kuntinuitas yang mengarah pada objek tertentu. Berprestasi adalah hasil yang dicapai atau diperoleh oleh siswa setelah menerima materi pelajaran yang berupa penguasaan/ kemampuan yang biasannya ditunjukkan dengan nilai/angka yang diberikan oleh guru.konsep berprestasi menurut Mc Celland (dalam Risnawati, 2007: 17) adalah sebagai suatu usaha untuk mencapai sukses, yang bertujuan untuk berhasil dalam berkompetisi dengan suatu ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan yang dimaksud dalam hal ini dapat berupa prestasi orang lain, tetapi dapat juga berupa motivasi belajar tinggi, yang mempunyai sikap yang positif terhadap situasi yang dapat mendukung terjadinnya motivasi belajar. Selanjutnya Mc Celland dalam berbagai percobaan menunjukkan bahwa individu yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dihadapkan pada tugas-tugas yang cenderung melakukannya semakin baik, sehingga apabila mereka berhasil, mereka tampak antusias untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lebih berat dan lebih baik lagi.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.(http://kampungblog.com).

Motivasi mempuyai dua fungsi dalam proses pembelajaran yaitu mendorong mahasiswa untuk beraktivitas dan berfungsi sebagai pengarah. Tingkah laku yang


(53)

ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Sanjaya, 2008: 253). Memperhatikan fungsi tersebut, maka jelas motivasi dapat menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Dengan demikian ada pengaruh positif antara motivasi dengan prestasi belajar.

2.2.8. Lingkungan

2.2.8.1. Pengertian Lingkungan

Lingkungan belajar menurut Saroni (dalam Kusmoro, 2008: 2) adalah ”segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua lingkungan aspek tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa nyaman di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan”

Sidjabat (2009) menuliskan bahwa: Penelitian mengungkapkan bahwaefektivitas belajar terjadi jauh lebih besar dalam kelas kecil, daripada dalam kelas besar (lebih dari 20 peserta) . McKeachie, dalam Teahing Tips , menyatakan bahwa dalam kelas kecil banyak keuntungan yang dapat diperoleh. Dua diantaranya dijelaskan berikut ini:

a. Kelas ukuran kecil

Kelas ukuran kecil sangat baik dalam meningkatkan gairah dan kemampuan belajar mereka yang memiliki motivasi rendah sebab guru dapat menyapa masing-masing peserta secara pribadi. Dalam kelas ukuran kecil guru memiliki kesempatan yang relatif besar untuk berinteraksi dengan peserta didiknya. Intensifnya interaksi


(54)

menunjukkan bahwa guru menaruh perhatian terhadap keberadaan dan kebutuhan mereka. Rasa dihargai akan muncul dalam diri peserta didik.Sudah tentu hal demikian sangat bermanfaat bagi tujuan yang menekankan segi-segi penerapan, analisis, sintesis, serta pemikiran kritis. Pembahasan suatu pokok bahasan secara kritis selalu dapat dilakukan bersama-sama.

b. Kelas ukuran besar

Dalam kelas ukuran besar sebaliknya guru memiliki kesempatan yang relatif kecil untuk lebih mengenal peserta didiknya. Sering peserta didiknya merasa kurang terlibat atau tidak perlu terlibat dalam kegiatan diskusi. Mereka hadir untuk memenuhi jumlah kehadiran, yang mungkin sebagai prasarat bagi kelulusan. Kelas ukuran besar juga cenderung memusatkan kegiatan mengajarnya kepada guru. Untuk memukau perhatian peserta didik selama pengajar berlangsung, guru harus mengadakan persiapan yang sangat matang sehingga dapat mengemukakan ide-ide secara jelas, sistematis, disertai contoh-contoh yang konkrit.

Menurut Sujana dalam Ambarwati (2007: 13-14) lingkungan sebagai sumber media dibagi menjadi tiga bagian:

a. Lingkungan Keluarga

Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan anak terutama pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Keluarga sebagai kelompok sosial terkecil dari masyarakat berfungsi sebagai tempat pendidikan yang pertama dan utama. Dengan adanya perhatian dari orang tua, suasana rumah yang damai, aman, dan sejahtera akan mendukung minat belajar dan hasil belajar.


(55)

Sebaliknya apabila suasana rumah kacau akan mengakibatkan minat belajar dan hasil belajar yang buruk.

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah ikut membantu dalam membimbing anak agar berhasil dalam kehidupan. Sekolah dalam hal ini bukan hanya tergantung dari faktor guru,anak dan gedung tetapi semua faktor yang ada dalam hal menunjang berhasilnya pendidikan anak, yaitu cara penyajian pelajaran, hubungan antara anak dengan anak, pembagian jam pelajaran dan disiplin sekolah.

c. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat meliputi teman bergaul, kegiatan dalam masyarakat seperti perkumpulan pemuda olah raga dan sebagainya sehingga waktu untuk belajar menjadi berkurang serta corak kehidupan tetangga juga mempengaruhi proses belajar.

Menurut Sartain dalam Purwanto (2006: 72-73) mengatakan bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan yang lain. Lingkungan dibagi menjadi tiga bagian yaitu lingkungan alam atau luar, lingkungan dalam, dan lingkungan sosial. Lingkungan alam/luar adalah segala sesuatu yang termasuk dalamdunia ini kecuali manusia. Lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang tidak termasuk lingkungan luar/alam. Yang dimaksud dengan lingkungan sosial, ialah semua orang/manusia lain


(56)

yang mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang diterima secara langsung dan ada yang tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti dalam pergaulan sehari-hari dengan orang lain, dengan keluarga, teman-teman, kawan sekolah, sepekerjaan, dan sebagainya. Pengaruh tidak langsung melalui radio, dan televisi, dengan membaca buku-buku.

Masing-masing diantara manusia terutama dalam hal kepribadian adalah hasil interaksi antar gen-gen dan lingkungan sosial, sehingga membuat tiap manusia itu berbeda antara yang satu dengan yang yang lainnya.

Menurut DePotter (2000: 78) mengemukakan bahwa lingkungan kelas

mempengaruhi kemampuan siswa untuk berfokus dan menyerap informasi. Peningkatan seperti poster dan ikon akan menampilkan isi pelajaran secara visual, sementara poster afirmasi menguatkan dialog internal siswa. Alat bantu belajar dapat menghidupkan gagasan abstrak dan mengikutsertakan pelajar kinetis. Pengaturan bangku mendukung hasil belajar. Musik membuka kunci keadaan belajar optimal dan membantu menciptakan asosiasi. Pengkonsentrasian unsur-unsur dalam lingkungan sangat berpengaruh pada kemampuan siswa untuk belajar lebih banyak dengan usaha sangat lebih sedikit.

Menurut Hamalik (2008: 195-196) mendefinisikan lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktopr belajar yang penting. Lingkungan belajar terdiri dari:

1). Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat baik kelompok besar ataupun kelompok kecil.

2). Lingkungan personal meliputi individu-individu sebagai suatu pribadi berpengaruh terhadap individu lainnya.


(57)

3). Lingkungan alam atau fisik meliputi semua sumber daya alam yang dapat diberdayakan sebagai sumber belajar.

4). Lingkungan cultural mencakup hasil budaya dan teknologi yang dapat dijadikan sumber belajar dan yang dapat menjadi faktor pendukung pengajaran. Dalam konteks ini termasuk sistem nilai, norma, dan adat kebiasaan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada disekitar siswa dalam proses belajar baik di rumah maupun di kelas dan di Universitas. Meliputi Lingkungan fisik dan lingkungan non fisik dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.

2.2.8.2. Pengaruh Lingkungan terhadap Prestasi Belajar

Lingkungan mempengaruhi prestasi belajar dalam berkonsentrasi untuk belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemampuan dan konsentrasinya, jika pelajar akan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasin dan dapat memaksimalkan konsentrasi, mereka mampu menggunakan kemampuannya pada saat suasana yang tepat. Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktif, dimana sebuah lingkungan sesuai dengan kebutuhan para pelajar. Semakin mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mahasiswa tersebut mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah mahasiswa mempelajari informasi baru (DePotter&Hernacki, 2001: 81). Dengan demikian ada pengaruh positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar.


(58)

2.2.9. Kemampuan Intelektual (intellectual Skill)

Robbin (1996: 82) berpendapat bahwa kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental, Kemampuan intelektual memiliki beberapa dimensi diantaranya adalah: kecerdasan numeris, pemahaman verbal, kecepatan konseptual, penalaran induktif, penalaran dedukatif, visualisasi ruangan, dan ingatan.

Winkel dalam buku psikologi pengajaran (2005: 112) menyatakan bahwa

intellectual skill adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinnya sendiri dalam bentuk represtasi, khususnya konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, gambar),

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan intelektual merupakan kemampuan mahasiswa dalam membaca, memahami dan menginterprestasikan setiap informasi khususnya yang berkaitan dengan Pemeriksaan Akuntansi II dan tidak menutup kemungkinan informasi yang berkaitan dengan akuntansi secara keseluruhan.

2.2.9.1. Nilai Pengantar Akuntansi

Pengertian nilai pengantar akuntansi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan mahasiswa yang dikembangkan oleh mata kuliah pengantar akuntansi yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh dosen. Sedangkan pengertian lain menyatakan bahwa nilai pengantar akuntansi adalah salah satu tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam menyerap pengetahuan akuntansi.

2.2.9.1 Pengaruh Kemampuan Intelektual Terhadap Prestasi Belajar

Pengaruh kemampuan intelektual Terhadap Prestasi Belajar didasari oleh Teori Kualitas Intelegensi yang dikemukakan oleh Eurrhus Frederic Skinner pada tahun 1974


(59)

berdasarkan percobaan Thordike terhadap tingkah laku binatang-binatang dan anak-anak dalam situasi belajar, menggiring Burrhus Frederic Skinner untuk berpendapat bahwa ”kualitas intelek tergantung kepada kuantitas hubungan dari syarat-syarat penghubung”. Bahwa tingkah laku adalah sebagai hasil pengaruh dari stimuli-stimuli atas organisme untuk mempelajari sesuatu bahan baru akan menjadi lebih mudah apabila telah dimiliki sejumlah gabungan pengalaman-pengalaman yang sama yang dibutuhkan pada situasi baru, yang telah di bentuk dalam praktek sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan sebelumnya menyebutkan bahwa kemampuan intelektual memegang peranan besar terhadap tinggi rendahnya taraf prestasi belajar. Kemampuan intelektual tersebut dipengaruhi oleh kualitas hubungan dari stimulus untuk mempelajari sesuatu bahan baru. Semakin sering hubungan tersebut maka kemampuan intelektual akan semakin baik. Dengan meningkatnya kualitas tersebut dapat menyelesaikan tugas dengan hasil yang baik.

Dari hasil penjelasan tersebut dapat dibuat kesimpulan bahwa keahlian intelektual memegang peranan besar terhadap tinggi rendahnya taraf prestasi belajar, misalnya mahasiswa yang cerdas dan didukung dengan sering belajar menyelesaikan soal-soal ujian akan lebih baik prestasinya dibandingkan mahasiswa yang cerdas tetapi kurang sering belajar menyelesaikan soal-soal ujian.


(60)

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan telaah teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dibuat kerangka pikir yang dapat digunakan dalam penyelesaian permasalahan ini. Sumber kerangka pemikiran adalah bahasa landasan teori yang dihubungkan dengan variabel penelitian dalam upaya untuk memecahkan masalah, sehingga untuk diagram kerangka pikir dapat digambarkan sebagai berikut :

Diagram : Kerangka Pikir

Analisis Regresi Berganda Gaya belajar (X1)

Motivasi (X2)

Lingkungan (X3)

Intelectual Skill (X4)


(61)

2.4. Hipotesis

1. Diduga Gaya Belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.

2. Diduga Motivasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II

3. Diduga Lingkungan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II

4. Diduga Intelectual Skill berpengaruh positif terhadap prestasi belajar


(62)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional menurut Nasir (2005: 126) adalah suatu definisi yang diberikankepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Varibel bebas (X)

Variabel dalam penelitian ini antara lain: a. Gaya Belajar (X1)

Gaya belajar adalah metode kebiasaan yang dilakukan mahasiswa dalam menambah ilmunya pada mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II meliputi cara belajar dan kebiasaan belajar.

b. Motivasi (X2)

Motivasi adalah dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, bisa timbul dari mahasiswa itu sendiri dan dari orang lain dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II meliputi motivasi ekstrinsik dan motivasi instrinsik.


(63)

c. Lingkungan (X3)

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada disekitar siswa dalam proses belajar baik dirumah maupun di kelas dan di universitas. Meliputi Lingkungan non fisik dalam mata kuliah Pemeriklsaan Akuntansi II

d. Intellectual Skill (X4)

Intelectual Skill (kemampuan intelektual) merupakan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental, kemampuan intelektual memiliki beberapa dimensi. Yaitu Meliputi kecerdasan numeris, pemahaman verbal, kecepatan konseptual, penalaran deduktif, penalaran indukatif, visualisai ruangan dan ingatan. Dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II.

2. Variabel terikat (Y)

Prestasi Belajar (Y) merupakan hasil belajar yang diraih seorang siswa yang berupa nilai.. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II pada jangka waktu tertentu di dalam bukti kartu hasil belajar.


(1)

b. Menempatkan mahasiswa dalam kondisi mau tidak mau akan memaksanya belajar

c. Setiap mahasiswa harus mempunyai kemauan dan komitmen serta hasrat untuk menjaga agar motivasi tetap disadari keberadaannya.

3. Untuk meningkatkan pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar, sebaiknya universitas menciptakan lingkungan yang kondusif demi tercapainya prestasi belajar, dengan meningkatkan cara proses belajar mengajar dan menambah sarana prasarana yang menunjang terhadap aktivitas pembelajaran.

4.3.2. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Data penelitian ini berasal dari persepsi responden secara tertulis melalui instrumen kuesioner. Ketidakobyektifan responden dalam mengisi kuesioner dapat mempengaruhi hasil penelitian, sehingga perlu ditambahkan metode wawancara dalam upaya pengumpulan data untuk menghindari kemungkinan tersebut.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis regresi linier berganda, dapat disimpulkan bahwa:

1. H1 ”Diduga Gaya Belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II” tidak teruji kebenarannya.

2. H2 ”Diduga Motivasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II” tidak teruji kebenarannya.

3. H3 ”Diduga Lingkungan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II” tidak teruji kebenarannya.

4. H4 ”Diduga Intelectual Skill berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II” teruji kebenarannya.

5.2. Saran

Untuk mencapai manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, maka dikemukakan saran :


(3)

1. Bagi universitas, sebaiknya universitas menciptakan lingkungan yang kondusif demi tercapainya prestasi belajar, dengan menambah sarana prasarana yang menunjang terhadap aktivitas pembelajaran.

2. Bagi dosen, dalam hal merancang strategi pembelajaran hendaknya memperhatikan karakteristik input seperti kecenderungan gaya belajar. Penting bagi dosen untuk menyadari gaya mengajarnya agar tidak terdapat kesenjangan diantara dosen dan mahasiswa, serta memotivasi mahasiswa agar orientasi kelulusan menyertai kepuasan terhadap proses pembelajaran, tidak hanya nilai dari mata kuliah tersebut.

3. Bagi mahasiswa

a. Hendaknya menyadari preferensi gaya belajar untuk memilih cara belajar yang paling efektif sesuai kebutuhannya.

b. Setiap mahasiswa harus mempunyai kemauan dan komitmen serta hasrat untuk menjaga agar motivasi tetap disadari keberadaannya.

4. Bagi penelitian yang akan datang, hendaknya memperluas jangkauan populasi yaitu tidak hanya prestasi belajar pada mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II saja.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aglifari, 2002, Analisis Regresi: Teori, Kasus, dan Solusi. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan jurusan Akuntansi , Penerbit Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa timur, Surabaya.

Azwar, Syaifuddin, 2008, Psikologi Intelegensi, Pencetak Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.

DePoerter, Bobbi, dan kawan-kawan, 2000, Quantum Teaching Mempraktekkan

Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Cetakan Pertama, Penerjemah Ary

Nilandri, Penerbit Kaifa, Bandung.

DePoerter, Bobbi, dan Hernacki, Mike, 2001, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenagkan, Cetakan Pertama, Penerbit Bayu Media, Malang.

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivarite Dengan Program SPSS, Edisi Revisi, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 2004, Ekonomi Dasar, Penerjemeh Sumarsono Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hamalik, Oemar, 2008, Proses belajar Mengajar, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafitri, 2002, Teori Akuntansi Laporan Keuangan Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keperilakuan Penerbit PT. Salemba Empat, Jakarta.

Indrianto, Nur dan Supomo, Bambang, 2002, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Edisi pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Jusuf, Haryono. 2001, Auditing (Pengauditan), Penerbit Pentamuda Karya Bangsa, Jakarta.


(5)

Nasution, S, 2001, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Nazir, Mohammad, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor. Purwanto, Ngalim M, 2006, Psikologi Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Sanjaya, Wina, 2008, Kurikulum dan Pembelajaran Teoritis dan Praktik

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cetakan kelima, Penerbit

Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sanjaya, Wina, 2008, Strategi Pembelajaran, Edisi pertama, Cetakan kelima, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Santoso, Kanto, 2003, Bukti Audit dan Kertas kerja Audit Laporan Keuangan, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2001, Buku latihan SPPSS Non Parametik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Santrock, John W, 2007, Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua, Penerbit kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Slameto, 1991, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Soemarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Sulaiman, Wahid, 2004, Analisi Regresi Menggunakan SPSS, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Suprijanto, 2007, Pendidikan Orang Dewasa, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta. Supardi, 2005, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Penerbit UII Pres, Jakarta. Suparmoko, 1999, Metode Penelitian Praktis, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Umar, Husain, 2003, Metode Riset Perilaku Organisasi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Skripsi:

Ambarwati. 2007, Hubungan Motivasi Belajar dengan hasil Praktek Mata Diklat Menjahit I Pembuatan Saku pada Siswa Kelas I Jurusan Tata Busana di SMK


(6)

Muhammaddiyah Gubug Grobongan Tahun Pelajaran 2006/2007, Skripsi Universitas Negri Malang.

Latupeirissa, Fancy Briggittle, 2008, Fakator-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah (Studi

Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jatim), Skripsi UPN ”Veteran”

Jatawa Timur.

Risnawati, Yulia Nur, 2007, Pengaruh Pengajaran Dengan Diagram dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi belajar Bidang Studi IPS di SD 2 Sempu dan SD

Muhammadiyah Sempu Kabupaten Banyuwangi, Tesis Universitas PGRI Adi Buana

Surabaya.

Wahyuningsih, Amalia Sawitri, 2004, Hubungan Antara kecerdasa Emosional

dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II SMU SCHOOL, Jakarta Timur, Skripsi

Universitas Persada Jakarta. Jurnal:

Farida, 2003, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi belajar Dalam Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menegah (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi PTS di Jawa Tengah), jurnal Maksi Vol 3 Agustus 2003.

Pujadi Arko, 2007, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa:

Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia, vol 3, no 2,

september 2007. Seminar:

Rosjidi, 2009, Tantangan Profesi Akuntansi, Seminar Sehari Akademik HMAK UPN ”Veteran” Jawa Timur.

Website:

__________ , 2008, Kenalilah Tiper Gaya Belajar Kita, http://www.ubb.ac.id

Muland, 2009, Pengaruh Efektifitas Pembelajaran dan Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK Negri 1 Seyegan, http://www.indoskripsi.com Sunartombs, 2009, Pengertian Prestasi Belajar, http://www. Kampungblog.com Sijabat, BS, 2002, Kelas Sebagai Lingkungan Belajar, http://pepak.subda.org Tusaida, Emi, 2009, Pengaruh Motivasi Belajar, Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestai

BelajarEkonomi-Akuntansi Pada Siswa Kelas IX IPS Semester Ganjil SMAN 1 Sumberjaya Lampung Barat Tahun 2008/2009, http://www.skripsi.unila.ac.id


Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 1 101

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II ( Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 0 55

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II ( Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

0 0 55

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 3 122

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN”Veteran” Jatim).

0 0 104

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN”Veteran”Jawa timur)

0 0 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN”Veteran” Jatim)

0 0 19

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA AKUNTANSI DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 21

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II ( Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

0 0 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI II (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

0 0 20