Tinjauan Teoritis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Mempunyai sikap kritis. d. Mempunyai keberanian untuk menerima tanggungjawab secara individu. e. Mempunyai ambisi untuk maju dan berusaha mengikuti perkembangan bidang keahlian yang ditekuninya. Dari beberapa uraian tersebut maka yang dimaksud dengan kesiapan kerja adalah suatu kondisi keadaan mental dan emosi dalam individu calon tenaga kerja. 2. Prestasi Belajar Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Menurut W.S. Winkel 1983:15, belajar pada manusia merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, ketrampilan, nilai-sikap, yang bersifat konstan atau menetap. Perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru, yang segera nampak dalam perilaku atau yang masih tinggal tersembunyi, mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari. Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan yang hasilnya dapat digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu tes W.S. Winkel, 1983:161. Uraian di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkah laku seseorang dari hasil aktualisasi diri yang dilakukan secara sadar dan nyata disertai dengan tingkatan yang menggunakan pikiran dan otot untuk dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru, dan hasilnya dapat diukur dengan menggunakan alat yaitu tes, dan dapat memberikan informasi tentang apa yang telah dikuasai oleh anak tersebut dalam bentuk angka maupun huruf. 3. Penyesuaian Diri Siswa Konsep penyesuaian diri ini berasal dari ilmu biologi dan merupakan konsep dasar dalam teori evolusi Darwin. Dalam biologi, istilah penyesuaian diri yang digunakan adalah adaptasi. Menurut teori tersebut hanya organisme yang paling berhasil menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisiknya sajalah yang dapat berhasil hidup. Menurut Vembriarto 1984:17 penyesuaian diri merupakan segala reaksi yang timbul terhadap adanya tuntutan-tuntutan pada dirinya. Proses penyesuaian diri dapat diartikan baik dalam arti penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Vembriarto 1984:17 juga berpendapat bahwa dalam proses penyesuaian diri terdapat tuntutan-tuntutan. Tuntutan-tuntutan itu adalah : a. Tuntutan Internal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Adalah tuntutan yang berupa dorongankebutuhan yang timbul dari dalam, baik yang bersifat fisik maupun sosial. Misalnya : Kebutuhan makan, minum, penghargaan sosial, persahabatan. b. Tuntutan Eksternal Adalah tuntutan yang berasal dari luar diri individu baik bersifat fisik maupun sosial. Misalnya : Keadaan iklim, lingkungan alam, individu lain, masyarakat. Vembriarto 1984:18 berpendapat mengenai empat kriteria penilaian berhasil atau tidaknya penyesuaian diri, yaitu: a. Kepuasan Psikis Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan kepuasan psikis, sedangkan yang gagal akan menimbulkan rasa tidak puas yang menjelma dalam bentuk perasaan kecewa, gelisah, lesu, depresi, dan sebagainya. b. Efisiensi Kerja Penyesuaian diri yang berhasil akan tampak dalam kerja atau kegiatan yang efisien, sedangkan yang gagal akan tampak dalam kerja atau kegiatan yang tidak efisien. c. Gejala-gejala Fisik Penyesuaian diri yang gagal akan tampak dalam gejala-gejala fisik seperti pusing kepala, sakit perut, dan sebagainya. d. Penerimaan Sosial Penyesuaian diri yang berhasil akan menimbulkan reaksi setuju dari masyarakat, sedangkan yang gagal akan mendapatkan reaksi tidak setuju dari masyarakat. Vembriarto 1984:18 menyebutkan dua tipe penyesuaian diri, yaitu sebagai berikut: a. Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah atau menahan impuls-impuls dalam dirinya atau lebih dikenal dengan sebutan akomodasi. b. Dalam rangka penyesuaian diri itu individu mengubah tuntutan atau kondisi-kondisi lingkungannya atau lebih dikenal dengan sebutan asimilasi. Suatu aspek dalam penyesuaian diri itu disebut dengan proses sosial. Proses sosial menurut Vembriarto 1984:19 adalah proses belajar yang bersifat khusus. Vembriarto 1984:21 berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses sosial, yaitu: a. Sifat Dasar. Yaitu merupakan keseluruhan potensi-potensi yang diwarisi oleh seseorang dari ayah dan ibunya. b. Lingkungan Prenatal. Yaitu lingkungan dalam kandungan ibu. c. Perbedaan perorangan. Yaitu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses sosial yang meliputi perbedaan dalam ciri-ciri fisik, fisiologik, personal dan sosial. d. Lingkungan. Yaitu kondisi-kondisi di sekitar individu yang mempengaruhi proses sosialnya. Lingkungan ini dapat dikategorikan menjadi: 1 Lingkungan alam, yaitu keadaan tanah, iklim, flora dan fauna disekitar individu. 2 Kebudayaan, yaitu cara hidup masyarakat tempat individu itu hidup, baik aspek material maupun aspek non material. 3 Manusia lain dan masyarakat disekitar individu. e. Motivasi. Yaitu kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk berbuat. Menurut Hurlock 1988: 287 ada beberapa kriteria penyesuaian sosial antara lain : a. Penampilan nyata. Bila perilaku sosial anak, seperti yang dinilai berdasarkan standar kelompoknya, memenuhi harapan kelompok, dia akan menjadi anggota yang diterima kelompok. b. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok. Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap berbagai kelompok, baik kelompok teman sebaya maupun kelompok orang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dewasa secara sosial dianggap sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik. c. Sikap sosial. Anak harus menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, terhadap partisipasi sosial, dan terhadap perannya dalam kelompok sosial, bila ingin dinilai sebagai orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial. d. Kepuasan pribadi. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan baik secara sosial, anak harus merasa puas terhadap kontak sosialnya dan terhadap peran yang dimainkannya dalam situasi sosial, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota. 4. Pendidikan Sistem Ganda a. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda Memahami pendidikan sistem ganda PSG, perlu pemahaman terhadap hakekat dari sekolah menengah kejuruan SMK, karena antara PSG dengan SMK mempunyai hubungan yang erat, yaitu pelaksanaan PSG diselenggarakan di pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan tingkat menengah membekali siswa dengan sikap profesional sebagai tenaga kerja tingkat menengah, di samping kemampuan normatif dan adaptif. Dengan demikian, bentuk program-program PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pendidikan SMK disesuaikan dengan jenis-jenis pekerjaan di lapangan kerja. Sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 080U1993, Bab III, Program Pendidikan SMK dikelompokkan menjadi enam kelompok yaitu : 1 kelompok pertanian dan kehutanan, 2 kelompok teknologi dan industri, 3 kelompok bisnis dan manajemen, 4 kelompok kesejahteraan masyarakat, 5 kelompok pariwisata, dan 6 kelompok seni dan kerajinan. SMK bisnis dan manajemen termasuk program yang muncul karena adanya kebutuhan atau tumbuhnya berbagai lapangan kerja di masyarakat. Di sini nampak adanya jalinan antara lembaga pendidikan kejuruan dengan lembaga industri yang saling memerlukan. Dunia industri memerlukan tenaga yang terampil dan berkualitas dari lembaga pendidikan, sehingga perlu adanya kerja sama yang saling menguntungkan. Keterkaitan dan keterpaduan dalam proses belajar yang melibatkan keduanya dikenal dengan Pendidikan Sistem Ganda. Pengertian Pendidikan Sistem Ganda menurut Depdikbud adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu Depdikbud. 1995: 7. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Wardiman Djojonegoro 2000: 10 pendidikan sistem ganda pada dasarnya adalah suatu penyelenggaraan pendidikan, yang mengintegrasikan secara tersistem kegiatan pendidikan teori di sekolah dengan kegiatan pendidikan praktik di industri. b. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda PSG merupakan subsistem dari pendidikan kejuruan maka semua kegiatan PSG hendaknya mengacu pada prinsip dasar pendidikan kejuruan. Untuk itu semua komponen yang terlibat dalam PSG harus saling bekerja sama dan saling mendukung. Komponen dalam pelaksanaan PSG yaitu pihak sekolah dan pihak dunia usahaindustri yang menjadi pasangannya. Adapun kegiatan yang perlu dilakukan agar pelaksanaan PSG berjalan dengan baik dan sistematis yaitu: 1 Menyusun program kerja yang jelas tentang rencana pendidikan sistem ganda, sebagai pegangan bagi SMK bersangkutan sekaligus sebagai bahan kajian serta pertimbangan pihak dunia usaha yang akan diajak bekerjasama. 2 Memantapkan ikatan antara SMK dengan dunia usaha pasangannya, sehingga menjamin kelangsungan penyelenggaraan PSG. 3 Menyusun program pengajaran bersama dengan dunia usaha pasangannya berdasar kurikulum yang berlaku. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 Menyiapkan tenaga yang akan terlibat dalam PSG khususnya tenaga pengajar, pelatihinstruktur dunia kerja dan tenaga tehnis lainya. 5 Melaksanakan pendidikan dengan sistem ganda sesuai dengan program yang telah dibuat. 6 Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan PSG. 7 Melaporkan proses dan hasil pelaksanaan PSG Depdikbud, 1997: 6. Tujuan pelaksanaan PSG di Indonesia Depdikbud, 1991:7 adalah sebagai berikut: 1 Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan ketrampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. 2 Memperkokoh “Link and Match” antara SMK dengan dunia kerja. 3 Meningkatkan efisiensi program pendidikan dan pelatihan ketenagakerjaan yang berkualitas. 4 Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. c. Karakteristik Pendidikan Sistem Ganda Karakteristik pendidikan sistem ganda menurut konsep sistem ganda pada sekolah menengah kejuruan tahun 1991 menguraikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI karakteristik pendidikan sistem ganda yaitu: Standar Pendidikan dan Pelatihan, Pengujian dan Sertifikasi, kerjasama dengan Dunia Usaha dan Industri, Peraturan Pendukung, Nilai Tambah, Insentif, dan Kelembagaan. Pendidikan Sistem Ganda sebagai bagian integral pengembangan sumber daya manusia bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Tujuan ini mengandung arti bahwa tamatan PSG harus memiliki kemampuankompetensi yang dipersyaratkan oleh industri, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan perencanaan penyelenggaraan dan penilaian pendidikan dan pelatihan harus mengacu pada pencapaian standar kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan profesi, oleh karena itu standar profesi harus memuat ukuran kemampuan dan menggambarkan kewenangan. Untuk mencapai kewenangan dan penguasaan standar kemampuan tamatan yang telah ditetapkan diperlukan suatu proses pendidikan dan pelatihan yang terstandar dengan ukuran isi, waktu dan metode. Khusus untuk program PSG di SMK isi atau materi program pendidikan dan pelatihan tidak lepas dari pertimbangan isi atau materi kurikulum yang berlaku secara utuh, yaitu atas tiga komponen besar program pendidikan sebagai berikut: 1 Komponen Pendidikan Umum Normatif menyangkut pembentukan watak dan kepribadian sebagian warga bangsa Indonesia. 2 Komponen Pendidikan Dasar Adaptif menyangkut pembekalan kemampuan mengembangkan diri untuk secara berkelanjutan. 3 Komponen pendidikan dan pelatihan kejuruan, menyangkut pembentukan kemampuan keahlian tertentu untuk bekal kerja. Komponen pendidikan dan pelatihan kejuruan dapat dibagi menjadi: a Teori Kejuruan untuk membekali pengetahuan tentang teori kejuruan bidang keahlian yang bersangkutan. b Praktek Dasar Kejuruan yaitu berupa latihan dasar untuk menguasai dasar-dasar tehnik bekerja secara baik dan benar sesuai persyaratan keahlian profesi. c Praktek Keahlian Produktif yaitu berupa kegiatan langsung secara terprogram dalam situasi sebenarnya, untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap kerja profesional. Depdikbud, 1991 :10-11. Dalam pelaksanaan PSG, kesepakatan waktu pelaksanaan sangat penting sekali, sehingga penyelenggaraannya disesuaikan dengan tuntutan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menguasaimencapai standar profesi yang telah ditetapkan dan disepakati oleh kedua belah pihak, baik pihak sekolah maupun institusi pasangannya. Modelpola penyelenggaraannya menurut Depdikbud 1997: 10 dapat berbentuk days release, blocks release, hours release atau kombinasi ketiganya. Dalam bentuk days release disepakati bersama dari enam hari belajar dalam satu minggu, berapa hari di institusi pasangan dan berapa hari di sekolah. Model blocks release disepakati bersama bulancatur wulan mana di institusi pasangan dan bulancatur wulan mana di sekolah. Sedangkan model hours release disepakati jam-jam belajar yang harus dilepas dari sekolah dan diganti menjadi jam-jam bekerja di institusi pasangan. Menurut Depdikbud 1991 adanya pengujian terhadap siswa perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan dalam mencapai kemampuan sesuai dengan profesi yang telah ditetapkan. Bagi siswa yang telah menguasai kemampuan yang dipersyaratkan dinyatakan lulus dan dibekali dengan sertifikat oleh tim penguji, yang terdiri dari unsur SMK, IndustriPerusahaan pasangan, Asosiasi Profesi dan Organisasi Pekerja. Pendidikan Sistem Ganda hanya dapat diselenggarakan apabila ada kesediaan dan kemauan industriperusahaan untuk menjadi pasangan SMK, oleh karena itu dituntut kemauan dan kemampuan SMK untuk berinisiatif kerjasama dengan dunia usahaindustri. Dengan dilaksanakannya PSG di SMK akan memberikan nilai tambahkeuntungan bagi pihak-pihak yang bekerjasama antara lain: 1 Nilai Tambah Bagi IndustriPerusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a Perusahaan dapat mengenal persis kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja. Kalau perusahaan menilai orang tersebut dapat menjadi aset dapat direkrut di perusahaan tersebut. b Pada umumnya peserta didik telah ikut dalam proses produktif aktif, sehingga pada batas-batas tertentu selama masa pendidikan, peserta didik adalah tenaga kerja yang dapat memberi keuntungan. c Selama proses pendidikan melalui kerja di industri peserta didik lebih mudah diatur dalam disiplin karena itu sikap peserta didik dapat dibentuk sesuai ciri perusahaan tersebut. d Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari ilmu pengetahuan dan teknologi di sekolah demi kepentingan khusus perusahaan. e Memberi kepuasaan bagi dunia usahaindustri karena diakui serta menentukan hari depan bangsa melalui PSG. 2 Nilai Tambah Bagi Sekolah a Tujuan pendidikan untuk memberikan keahlian profesional bagi peserta didik lebih terjamin. b Tanggungan biaya pendidikan menjadi lebih ringan. c Terdapat kesesuaian yang lebih pas, antar program pendidikan dan kebutuhan. d Memberikan kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan karena tamatan lebih terjamin memperoleh bekal yang bermakna untuk kepentingan tamatan, maupun untuk dunia kerja dan bangsa. 3 Nilai Tambah Bagi Peserta Didik a Hasil belajar peserta didik akan lebih banyak, karena setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan diri secara berkelanjutan. b Lead time untuk mencapai keahlian profesional menjadi singkat. Setelah tamat sekolah dengan sistem ganda tidak memerlukan waktu latihan lanjutan untuk mencapai keahlian siap pakai. c Keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dengan sistem ganda dapat mengangkat harga dan rasa percaya diri tamatan yang selanjutnya dapat mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesional pada tingkat yang lebih tinggi Made Wena, 34-36. Karena PSG melibatkan berbagai pihak maka diharapkan adanya kerjasama yang erat dengan prinsip saling membantu, saling mengisi untuk kepentingan bersama. Dan untuk menjamin efektifitas pelaksanaan PSG perlu adanya rangsanganinsentif bagi dunia usaha agar lebih antusias dalam melaksanakan kerjasama, yang dimantapkan dengan peraturan tertentu yang dapat mengatur mekanisme kerja organisasi kelembagaan tingkat sekolah, tingkat propinsi dan tingkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI nasional dalam satu sistem terpadu, sehingga dapat memperjelas hak dan kewajiban masing-masing pihak, dan dapat menjamin keberkelangsungan pelaksanaannya. Sebagai seorang pembimbing baik di sekolah dan instruktur di industri merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pelaksanaan PSG. Karena dari pembimbing dan instruktur siswa dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang diperlukan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan PSG, pembimbing dan instruktur bertugas untuk mempersiapkan, memotivasi, mengarahkan, melatih, menilai dan membimbing dalam melaksanakan kegiatan praktik dasar dan kejuruan serta praktik keahlian pada kemampuan produksi. Untuk dapat mengemban tugas tersebut pihak industri harus selektif dalam menunjuk instruktur, sehingga didapat instruktur yang memenuhi syarat. Seorang instruktur hendaknya mempunyai struktur pekerjaan setingkat supervisor yang memiliki pengalaman kerja dan memiliki kemampuan pedagogis dalam memimpin bawahannya.

B. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara pelaksanaan pendidikan sistem ganda dengan kesiapan mental kerja. Pendidikan sistem ganda adalah suatu program yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dunia kerja. Dengan adanya perpaduan program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian diharapkan siswa dapat mengenal secara memadai mengenai kultur dunia industri. Sekolah yang telah melaksanakan pendidikan sistem ganda mengharuskan siswa melaksanakan kegiatan yaitu bekerja langsung di dunia kerja. Dengan adanya kegiatan tersebut siswa akan memperoleh pengalaman di dunia kerja, di mana aspek kedisiplinan, kejujuran, mengatasi masalah yang muncul dan kerja sama mutlak diperlukan dalam dunia kerja. Dengan demikian jika pelaksanaan sistem ganda dilaksanakan dengan baik diduga akan meningkatkan kesiapan mental kerja siswa untuk terjun dalam dunia kerja. 2. Hubungan antara prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja. Prestasi belajar merupakan suatu hasil dari proses belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar siswa menunjukkan kemampuan siswa dalam menyerap informasi yang terkait dengan bidang ilmunya. Prestasi belajar siswa nampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai pelajaran yang tercermin dalam rata-rata nilai rapornya. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh seberapa besar siswa mampu menyerap informasi yang terkait dengan bidang ilmunya. Kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan dari pelajaran yang diajarkan di sekolah semakin baik maka prestasi belajar siswa juga semakin baik. Dengan prestasi belajar yang baik akan meningkatkan kepercayaan diri, keberanian dan kesiapan siswa dari segi ilmu pengetahuan. Semakin baik kepercayaan diri dan keberanian untuk menerima tanggung jawab diduga kesiapan mental bekerja siswa juga semakin baik. 3. Hubungan antara penyesuaian diri siswa dengan kesiapan mental kerja. Menurut Vembriarto 1984:17, penyesuaian diri merupakan segala reaksi yang timbul terhadap adanya tuntutan-tuntutan pada dirinya. Reaksi-reaksi itu adalah kerja sama dengan orang lain, sikap menyenangkan terhadap partisipasi sosial, puas terhadap peran yang dimainkan. Reaksi-reaksi yang sesuai dengan dunia kerja menjadikan siswa lebih mudah menyesuaikan diri. Penyesuaian diri perlu dilakukan karena dalam dunia kerja siswa dituntut untuk dapat mengenal situasi dan kondisi lingkungan kerja, mengenal peluang dan ancaman, mampu menjawab setiap tugas dan kewajiban, mempunyai keinginan untuk berkembang. Oleh karena itu, siswa harus mampu menyesuaikan dirinya dengan baik untuk menjawab setiap perubahan yang terjadi dalam dunia kerja. Dengan demikian semakin baik siswa dalam menyesuaikan diri diduga semakin baik pula siswa dalam menghadapi berbagai macam tuntutan tugas, tanggung jawab, serta kewajiban dalam setiap jabatan atau peran yang akan diembannya atau dengan kata lain lebih siap kerja. 4. Hubungan antara pelaksanaan pendidikan sistem ganda, faktor prestasi belajar dan penyesuaian diri siswa dengan kesiapan mental kerja. Kesiapan mental kerja siswa yang baik akan menumbuhkan keinginan untuk maju, keberanian untuk menerima tanggung jawab secara individual, sikap kritis, memiliki pertimbangan yang logis dan obyektif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI