Pembahasan Hasil Penelitian ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
sesuai, membukukan ke rekening yang sesuai, membukukan hasil analisis dokumen sumber ke rekening pembantu yang sesuai, membuat ayat jurnal
penyesuaian pada akhir tahun buku dengan baik dan benar telah membentuk siswa yang jujur, teliti dan tekun. Aspek kerja sama nampak
dalam interaksi siswa dengan guru pembimbing, instruktur di lapangan dan teman kerja. Hubungan dan relasi yang baik antara siswa dengan guru
pembimbing, instruktur lapangan dan teman kerja merupakan indikator bahwa siswa mampu bekerja sama dengan baik.
Sedangkan deskripsi data tentang kesiapan mental kerja diperoleh hasil sebagai berikut: terkategorikan baik sekali sebanyak 24 orang atau
25, terkategorikan baik sebanyak 42 orang atau 43, terkategorikan cukup sebanyak 21 orang atau 22, terkategorikan kurang sebanyak 8
orang atau 8, dan terkategorikan gagal sebanyak 2 orang atau 2. Deskripsi data tentang kesiapan mental kerja menunjukkan bahwa
sebagian besar adalah baik. Hal ini tampak dari cara berfikir baik dan benar sebelum memulai suatu kegiatan, tindakan dan perbuatan tertentu,
mengenal kelebihan dan kekurangan dalam diri, mengenal situasi dan kondisi lingkungan kerja, mengenal peluang dan ancaman, tahu akan tugas
dan kewajiban, mempunyai keinginan untuk berkembang. Pelaksanaan
pendidikan sistem
ganda memberikan
banyak pengalaman yang berharga bagi siswa yang melaksanakannya. Dengan
memperoleh pengalaman dimana aspek kejujuran, kedisiplinan, dan kerja sama siswa diharapkan siap secara mental untuk masuk dunia industri.
Akan tetapi, hal tersebut belumlah cukup untuk menjadikan siswa siap mental. Karena kondisi dan situasi dalam dunia kerja cenderung lebih
kompleks dan lebih cepat berubah, sedangkan pengalaman yang diperoleh siswa terbatas pada situasi dan kondisi dimana siswa berada. Sehingga
pengalaman yang telah diperoleh siswa menjadi sangat kurang dalam mendukung kesiapan mental siswa untuk masuk dunia kerja.
2. Hubungan antara prestasi belajar siswa dengan kesiapan mental kerja Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua yang
mengatakan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar siswa dengan kesiapan mental kerja dapat diterima. Pernyataan ini berdasarkan hasil
analisis koefisien korelasi product moment, diketahui bahwa prestasi
belajar siswa r
hitung
sebesar 0,274 lebih besar dari r
tabel
sebesar 0,137. Nilai probabilitas 0,007 lebih kecil dari taraf signifikansi
α = 5 atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan menerima hipotesis alternatif.
Artinya ada hubungan positif antara prestasi belajar dengan kesiapan mental kerja.
Berdasarkan deskripsi data tentang prestasi belajar diperoleh hasil sebagai berikut: terkategorikan baik sekali sebanyak 2 orang atau 2,
terkategorikan baik sebanyak 82 orang atau 85, terkategorikan cukup sebanyak 13 orang atau 13, terkategorikan kurang sebanyak 0 orang atau
0, dan terkategorikan gagal sebanyak 0 orang atau 0. Hasil deskripsi data tentang prestasi belajar siswa yang sebagian
besar dalam kategori baik. Menunjukkan siswa yang berprestasi jauh lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siap dari segi mental maupun dari ilmu yang diperoleh untuk terjun ke dunia kerja, karena prestasi yang dicapai mampu menumbuhkan rasa
percaya diri siswa. Kepercayaan diri yang tinggi akan menumbuhkan keberanian dalam diri siswa untuk melakukan berbagai macam kegiatan.
Sedangkan deskripsi data tentang kesiapan mental kerja diperoleh hasil sebagai berikut: terkategorikan baik sekali sebanyak 24 orang atau
25, terkategorikan baik sebanyak 42 orang atau 43, terkategorikan cukup sebanyak 21 orang atau 22, terkategorikan kurang sebanyak 8
orang atau 8, dan terkategorikan gagal sebanyak 2 orang atau 2. Deskripsi data tentang kesiapan mental kerja menunjukkan bahwa
sebagian besar adalah baik. Hal ini tampak dari cara berfikir baik dan benar sebelum memulai suatu kegiatan, tindakan dan perbuatan tertentu,
mengenal kelebihan dan kekurangan dalam diri, mengenal situasi dan kondisi lingkungan kerja, mengenal peluang dan ancaman, tahu akan tugas
dan kewajiban, mempunyai keinginan untuk berkembang. Dengan prestasi belajar yang baik maka kepercayaan diri siswa
juga akan berkembang sesuai dengan prestasi yang dicapainya. Dengan berkembangnya kepercayaan dalam diri siswa maka semakin besar pula
keberanian siswa dalam bertindak dan bertingkah laku sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan kerja. Keberanian menjadikan siswa lebih
siap mental, sehingga siswa berani menerima tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya secara individu, berani mengambil
tiap kesempatan yang ada, berani menghadapi tiap ancaman dalam dunia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kerja. Sehingga jika prestasi belajar siswa rendah maka kepercayaan diri siswa juga
rendah. Kepercayaan diri
yang rendah menyebabkan keberanian siswa rendah sehingga kesiapan mental kerja siswa juga
rendah. 3. Hubungan antara penyesuaian diri siswa dengan kesiapan mental kerja
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan positif antara penyesuaian diri
siswa dengan kesiapan mental kerja dapat diterima. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi product moment, diketahui
bahwa r
hitung
sebesar 0,068 lebih kecil dari r
tabel
sebesar 0,143. Nilai probabilitas 0,510 lebih besar dari taraf signifikansi
α = 5 atau = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan menerima hipotesis nol. Artinya
tidak ada hubungan positif dan signifikan antara penyesuaian diri siswa dengan kesiapan mental kerja dapat diterima.
Berdasarkan deskripsi data tentang penyesuaian diri siswa diperoleh hasil sebagai berikut: terkategorikan baik sekali sebanyak 24
orang atau 25, terkategorikan baik sebanyak 42 orang atau 43, terkategorikan cukup sebanyak 21 orang atau 22, terkategorikan kurang
sebanyak 9 orang atau 9, dan terkategorikan gagal sebanyak 1 orang atau 1.
Hasil deskripsi data penyesuaian diri siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dalam kategori baik. Hal ini nampak dari perilaku
sosial yang
baik terhadap
kelompok, kemampuan
siswa dalam
menyesuaikan diri dengan teman sebaya baik, kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan kelompok orang dewasa baik, sikap sosial yang
baik terhadap orang lain. Sedangkan deskripsi data tentang kesiapan mental kerja diperoleh
hasil sebagai berikut: terkategorikan baik sekali sebanyak 24 orang atau 25, terkategorikan baik sebanyak 42 orang atau 43, terkategorikan
cukup sebanyak 21 orang atau 22, terkategorikan kurang sebanyak 8 orang atau 8, dan terkategorikan gagal sebanyak 2 orang atau 2.
Deskripsi data tentang kesiapan mental kerja menunjukkan bahwa sebagian besar adalah baik. Hal ini tampak dari cara berfikir baik dan
benar sebelum memulai suatu kegiatan, tindakan dan perbuatan tertentu, mengenal kelebihan dan kekurangan dalam diri, mengenal situasi dan
kondisi lingkungan kerja, mengenal peluang dan ancaman, tahu akan tugas dan kewajiban, mempunyai keinginan untuk berkembang.
Kemampuan menyesuaikan diri yang baik menjadikan seseorang lebih mudah mengenal, memahami, bersikap dan bertindak sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan kerja. Demikian pula siswa yang mampu menyesuaikan diri dengan baik seharusnya lebih mudah untuk berinteraksi
dengan segala perubahan dan dinamika yang terjadi dalam dunia kerja. Dengan penyesuaian diri yang baik seharusnya siswa menjadi lebih siap
secara mental untuk memasuki dunia kerja. Namun dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri yang baik tidak menjadikan siswa
siap kerja. Hal ini disebabkan karena dunia kerja cenderung lebih dinamis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga membutuhkan sumber daya yang memiliki kemampuan lebih dari pada sekedar kemampuan menyesuaikan diri.
4. Hubungan antara pelaksanaan pendidikan sistem ganda, prestasi belajar, dan penyesuaian diri siswa dengan kesiapan mental kerja
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara hubungan pelaksanaan
pendidikan sistem ganda, prestasi belajar siswa, dan penyesuaian diri siswa dengan kesiapan mental kerja dapat diterima. Hal ini didukung hasil
perhitungan uji regresi ganda yang menunjukkan nilai koefisien korelasi ganda R
y1,2,3
sebesar 0,310 sedangkan koefisien determinasi sebesar R
2
adalah 0,096. Sedangkan dari hasil perhitungan uji F pada taraf signifikansi 5
diketahui harga F
hitung
sebesar 3,920 dan F
tabel
2,70 dengan df 3;93 pada taraf signifikansi 5 sebesar 2,70. Dengan demikian F
hitung
sebesar 3,920 lebih besar dari harga F
tabel
2,70. Harga R
y1,2,3
sebesar 0,310, berarti terdapat hubungan antar variabel X1, X2, dan X3 secara bersama-sama dengan variabel Y dengan
derajat hubungan rendah. Sedangkan harga koefisien determinasi yang diperoleh R
2
adalah 0,096 diartikan bahwa variabilitas y kesiapan mental kerja dapat dijelaskan oleh variabel X1pelaksanaan pendidikan
sistem ganda, X2prestasi belajar, dan X3penyesuaian diri siswa sebesar 9,6 . Sedangkan sisanya 90,4 berasal dari variabel lain yang
tidak dibahas dalam penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan deskripsi data diatas peningkatan kesiapan mental kerja ditunjang oleh pelaksanaan PSG, prestasi belajar dan penyesuaian
diri. Pelaksanaan PSG akan menambah pengalaman kerja dimana aspek kejujuran, kedisiplinan dan kerja sama juga bertambah. Bertambahnya
aspek kejujuran, kedisiplinan dan kerja sama akan menambah kesiapan mental kerja siswa. Prestasi belajar siswa yang baik akan menumbuhkan
kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri siswa menumbuhkan keberanian dalam
diri siswa
untuk melakukan
berbagai macam
kegiatan. Bertambahnya keberanian seiring dengan prestasi belajar yang baik akan
menambah kesiapan mental kerja siswa. Selain itu penyesuaian diri siswa juga merupakan hal yang penting yang harus dimiliki siswa. Adanya
kemampuan menyesuaikan diri yang baik menjadikan siswa lebih siap mental dalam bekerja.
Adanya hubungan positif dan signifikan tersebut, berarti tinggi rendahnya kesiapan mental kerja dapat diprediksi dari tinggi rendahnya
hasil pelaksanaan
pendidikan sistem
ganda, prestasi
belajar dan
penyesuaian diri siswa. Selain itu, dapat pula dikatakan bahwa pelaksanaan pendidikan sistem ganda, prestasi belajar dan penyesuaian
diri siswa ditingkatkan maka kesiapan mental kerja siswa juga akan meningkat.