31
butir yang berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 1-7 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut, misalnya:
1 7
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Skala tersebut disusun dalam suatu garis kontinu dengan jawaban sangat positifnya terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatifnya
terletak di sebelah kiri, atau sebaliknya.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sugiyono, 1999:72. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pelanggan yang sedang membeli makanan tradisional di rumah makan
Jiban Surabaya. b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 1999:72. Metode pengambilan
sampel dengan metode non probability sampling dengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan kriteria yang
sudah ditetapkan oleh peneliti. Dengan kriteria antara lain :
32
a. Umur minimal 17 tahun. Alasannya, sudah cukup dewasa, mengerti
dan memahami yang dimaksudkan peneliti. b.
Merupakan pembeli yang membeli makanan tradisional di rumah makan Jiban Surabaya lebih dari 2 kali.
Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand
2002:48, antara lain : 1.
100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation. 2.
Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh
variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.
Dalam penelitian ini sampel diambil dari konsumen dengan jumlah minimal 9 X 12 indikator. Maka jumlah responden yang diambil 108
responden. Jadi jumlah sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah sebesar 108 konsumen.
33
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek
penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner.
3.3.2. Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber datanya diperoleh dari konsumen yang yang sedang membeli makanan tradisional di rumah makan Jiban Surabaya.
3.3.3. Pengumpulan Data
1. Wawancara : Yaitu melakukan wawancara atau tanya jawab dengan
konsumen yang yang sedang membeli makanan tradisional di rumah makan Jiban Surabaya.
2. Kuesioner : Merupakan teknik pengambilan data dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan kepada konsumen yang sedang membeli makanan tradisional di rumah makan Jiban Surabaya.
3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis
Structural Equation Modeling SEM adalah sekumpulan teknik – teknik statistical yang memungkinkan pengukuran sebuah rangkaian hubungan
yang relatif “rumit” secara simultan. Hubungan yang rumit tersebut dibangun antara satu atau beberapa variabel dependen dengan satu atau
34
beberapa variabel independen. Metode ini bukan untuk menghasilkan teori melainkan “mengkonfirmasi” teori.
1. Asumsi Model [Structural Equation Modeling]
a. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas
1 Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data
atau dapat diuji dengan metode-metode statistik. 2
Menggunakan Critical Ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standard errornya dan skewness value
yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dimana nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut sebagai Z-value.
Pada tingkat signifikansi 1 jika nilai Z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tindak
normal. 3
Normal Probability plot 4
Linieritas denagn mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya
untuk menduga ada tidaknya Linieritas. b.
Evaluasi atas Outlier 1
Mengamati Z-score : ketentuannya diantara ± 3,0 non outlier. 2
Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak diuji dengan Chi-Square [
χ] pada df sebesar jumlah variabel bebasnya. Ketentuan : bila
Mahalanobis dari nilai χ adalah multivariate outlier.
35
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi- observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi Hair et. al., 1998.
c. Deteksi Multicollinierity dan Singularity
Dengan mengamati Determinant Matriks Covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sample matrix mendekati angka 0
[kecil], maka terjadi multikolinieritas dan singularitas Tabachnick Fidell, 1996.
d. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas
apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah
konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk yang umum.
Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable construct akan diuji dengan melihat loading factor dari
hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan
variance-extracted. Construct reliability dan variance-extracted dihitung dengan rumus berikut:
36
Construct Reliability = [ ∑ Standardize Loading ]²
[ ∑ Standartdize Loading ]² + ∑Єj ]
Variance Extracted = ∑ [ Standartdize Loading² ]
∑ [ Standartdize Loading²]+∑Єj Sementara
ε
j
dapat dihitung dengan formula
ε
j
=1 – [Standardize Loading]. Secara umum, nilai construct reliability yang dapat
diterima adalah ≥ 0.7 dan Variance Extracted ≥ 0.5 Hair et.al,
1998. Standardize Loading dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai estimasi setiap Construct Standardize
Regression weighty terhadap setiap butir sebagai indikatornya.
2. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung koefisien jalur diamati dari bobot regresi terstandar dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CRCritical
Ratio p probability yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel berarti signifikan.
3. Evaluasi Model
Hair et. al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas
hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan “good fit” dengan data,
maka model dianggap sebagai model yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai
suatu “poor fit” dengan data. Amos dapat menguji apakah model
37
“good fit” atau “poor fit”. Jadi, “good fit” model yang diuji sangat
penting dalam penggunaan structural equation modeling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria Goodness of Fit yakni Chi-square, Probability, RMSEA, GFI,
TLI, CFI, AGFI, CMINDF. Apabila model awal tidak good fit dengan data maka model dikembangkan dengan pendekatan two step approach
to SEM.
Tabel 3.1 Goodness of Fit Indices GOODNESS
OF FIT INDEX
KETERANGAN CUT-OFF
VALUE
X
2
– Chi- square
Menguji apakah covariance populasi yang destimasi sama
dengan covariance sample
[apakah model sesuai dengan data].
Diharapakan Kecil, 1 s.d 5,
atau paling baik diantara 1 dan 2.
Probability Uji signifikansi terhadap
perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang
diestimasi. Minimum 0,1
atau 0,2, atau ≥
0,05 RMSEA
Mengkompensasi kelemahan Chi-Square pada Sampel.
≤ 0,08
GFI Menghitung proporsi tertimbang
varians dalam matriks sampel yang dijelasakan oleh matriks
covariance populasi yang diestimasi [analog dengan R
2
dalam regresi berganda] ≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan dalam DF.
≥ 0,90 CMINDDF
Kesesuaian antara data dan model.
≤ 2,00 TLI
Pembandingan antara model yang diuji terhadap baseline
model. ≥ 0.95
CFI Uji kelayakan model yang tidak
sensitif tehadap besarnya sampel dan kerumitan model
≥ 0,94
Sumber : Hair. et. al. 1998
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan yang sedang membeli makanan tradisional di rumah makan Jiban Surabaya
yang berjumlah 108 orang responden. Serta bersedia mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 108 pelanggan yang sedang membeli makanan tradisional di rumah makan Jiban
Surabaya diperoleh gambaran berdasar umur adalah sebagai berikut : Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasar Umur
No Usia
Jumlah Prosentase
1 17 – 25 th
49 45,4
2 26 – 35 th
32 29,6
3 35 th
27 25
Total 108
100,00
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mereka yang berumur antara 21
sampai 25 tahun yaitu sebanyak 49 orang atau sebesar 45,4 , responden berumur antara 26 sampai 35 tahun yaitu sebanyak 32
orang atau sebesar 29,6 sisa responden berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 27 orang atau sebesar 25 .