Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen : Studi kasus: Mahasiswa FEIS UIN Pengguna Telepon Selular Nokia

(1)

i KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN Pengguna Telepon Selular Nokia)

Oleh

Komari Fitriah

NIM 205081000182

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN pengguna Telepon Selular Nokia)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Oleh : Komari Fitriah NIM : 205081000182

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Leis Suzanawaty,SE., M.Si NIP : 130 676 334 NIP : 150 368 745

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii KONTRIBUSI INOVASI DAN CITRA PRODUK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

(Studi Kasus : Mahasiswa FEIS UIN pengguna Telepon Selular Nokia)

Skripsi

Oleh :

Komari Fitriah NIM : 205081000182

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamza, MM Leis Suzanawaty, SE.,M.Si NIP : 130 676 334 NIP : 150 368 745

Penguji Ahli

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP : 131 474 891

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

Hari ini Selasa Tanggal 19 Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Komari Fitriah NIM : 205081000182 dengan judul skripsi “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Mahasiswa UIN Jakarta Pengguna Telepon Selular Nokia)”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Mei 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Indo Yama Nasarudin, SE., MAB Arief Mufraini, Lc., M.Si Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli


(5)

v DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Komari Fitriah Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Juni 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Single

Agama : Islam

Alamat : Jl. Lapangan Bola Srengseng Rt: 003/Rw: 001 No: 8 Srengseng Jakarta Barat 11630

No. Telepon/Hp : 08569989087

II. PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1992-1993 = TK. PARKIT Kompleks Qoryatoibah Srengseng Jakarta Barat

Tahun 1993-1999 = SD 10 PAGI Kebun Jeruk Jakarta Barat Tahun 1999-2002 = SLTPN 75 Kebun Jeruk Jakarta Barat Tahun 2002-2005 = SMUN 112 Kembangan Jakarta Barat

Tahun 2005-2009 = S1 Ekonomi Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

Tahun 2002 = Mengikuti Les LIA bersetifikat

Tahun 2005 = Mengikuti Pelatihan Komputer Program Microsoft Office Tahun 2007 = BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) bidang Kewanitaan Tahun 2008 = Mengikuti pelatihan perbankan bersetifikat

Tahun 2009 = Mengikuti pelatihan SPSS For Windows bersetifikat

IV. PENGALAMAN KERJA

Tahun 2008 = Mengikuti Magang atau Job Training di perusahaan BUMN BULOG Jakarta selama satu bulan pada bulan Agustus 2008


(6)

Abstract

Komari Fitriah, title of the research “Contribution Innovation and Product Image to Purchasing Decision and Impact on Consumer Loyalty (case study at students FEIS UIN JKT Nokia mobile phone users)”. Strata One (S1). Majors Management Marketing Faculty of Economic and Social Sciences of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 M/1430 H.

This research aims to determine the influence of innovation to purchasing decision and its impact on consumer loyalty, influence of product image to purchasing decision and its impact on consumer loyalty, and the influence of purchasing decision of consumer loyalty for the student user's Nokia mobile phone.

Data used in this research include primary data collected, from the distribution of the questionnaire to 100 students FEIS UIN JKT Nokia mobile phone users. By using sampling techniques Nonprobability Sampling techniques of sample. Method of processing data using path analysis methods, test statistics in this research using the t test and F.

The research shows that the innovation variable and product image influence purchasing decision and consumer loyalty. It showed by R Square 29,0%. While the rest 71% influenced by unknown variables. In addition, the innovation variable, product image and purchasing decision also influence on consumer loyalty. It showed by R square 38,1%. While the rest 61,9% influenced by unknown variables.

The research also show that the innovation variable and product image have simultant influence to purchasing decision and innovation variable, image product and purchasing decision have simultant influence to consumer loyalty. The innovation variable and product image have partial influence to purchasing decision. And the innovation variable, product image, and purchasing decision have partial influence to consumer loyalty.

Key words : innovation, product image, purchasing decision and consumer loyalty.


(7)

vii Abstrak

Komari Fitriah, judul skripsi “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen (studi kasus: mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular Nokia)”.Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009 M/1430 H.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen, dan pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen, serta pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen bagi para mahasiswa pengguna telepon selular Nokia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang dikumpulkan dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular Nokia. Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability Sampling. Metode pengolahan data menggunakan metode analisis jalur. Pengujian statistik dalam penelitian ini menggunakan uji t dan F.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel inovasi dan citra produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 29,0%. Sedangkan sisanya 71% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui. Selain itu variabel inovasi, citra produk, dan keputusan pembelian juga berpengaruh pada loyalitas konsumen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai R Square sebesar 38,1%. Sedangkan sisanya 61,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diketahui.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa variabel inovasi dan citra produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian dan juga secara simultan variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh pada loyalitas konsumen. Sedangkan secara parsial variabel inovasi dan citra produk berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Dan variabel inovasi, citra produk dan keputusan pembelian berpengaruh secara signifikan terhadap variabel loyalitas konsumen.

Kata kunci : inovasi, citra produk, keputusan pembelian dan loyalitas konsumen.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Imu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian serta Dampaknya pada Loyalitas Konsumen (studi kasus pada mahasiswa FEIS UIN JKT)”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih tidak terlalu sempurna. Namun demikian penulis sudah berusaha sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Penulis juga berharap adanya saran dan kritik yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku pembantu Dekan Bid. Akademik.

3. Bapak Indoyama Nasarudin, SE., MAB., selaku ketua Jurusan Manajemen.

4. Bapak Dr. Yahya Hamza, MM., selaku dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, saran, petunjuk dan meluangkan waktunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Leis Suzanawaty, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang juga telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, saran, petunjuk dan meluangkan waktunya hingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(9)

ix 6. Kepada seluruh staf bagian Akademik dan Keuangan Program Non

Reguler Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta.

7. Ibu dan Ayahku tercinta serta adik-adikku yang telah memberikan semangat, dorongan, doa dan dukungan baik moril maupun materil kepada saya.

8. Sahabat-sahabatku, Retno, Fitri, K’astri, Yani, Siti, Ika, Puput, Ami, Ana, Aya, dan yang lainnya yang telah memberikan semangat dan dukungannya agar skripsi ini bisa selesai dengan cepat dan baik.

9. Teman-teman semua terutama anak-anak manajemen b FEIS UIN Jakarta angkatan 2005 makasih atas dukungan dan semangatnya.

10.Serta pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan saran dan bantuan kepada saya.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan informasi bagi para pembaca.

Jakarta, 19 Juni 2009


(10)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Dalam... . i

Halaman Pengesahan Skripsi ... ii

Halaman Pengesahan Ujian Skripsi... iii

Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract... vi

Abstrak... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xvi

Daftar Lampiran... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6


(11)

xi BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Inovasi ... 7

B. Citra Produk... 11

C. Keputusan Pembelian... 14

1. Pengertian Keputusan Pembelian... 14

2. Keputusan Pembelian ... 15

D. Loyalitas Konsumen ... 19

1. Pengertian Loyalitas Konsumen ... 19

2. Tingkat Loyalitas Konsumen... 23

E. Penelitian Terdahulu ... 24

F. Kerangka Pemikiran... 27

G. Hipotesis ... 30

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 32

B. Metode Penentuan Sampel ... 33

C. Metode Pengumpulan Data ... 33

D. Metode Analisis ... 34

1. Analisis Kualitatif ... 34

2. Analisis Kuantitatif ... 36


(12)

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan... 46

B. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

C. Validitas dan Reliabilitas... 50

D. Penemuan dan Pembahasan... 55

1. Hasil Analisis Kualitatif ... 55

2. Hasil Analisis Kuantitatif ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan... 116

1. Analisis Jalur... 116

2. Uji Simultan (F-test)... 117

3. Uji Parsial (T-test)... 117

B. Implikasi... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 121


(13)

xiii DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal

3.2 Operasional Variabel Penelitian... 43

4.1 Hasil Try Out Item Instrumen Kontribusi Inovasi (X1) ... 52

4.2 Hasil Try Out Item Instrumen Citra Produk (X2) ... 52

4.3 Hasil Try Out Item Instrumen Keputusan Pembelian (Y1) ... 53

4.4 Hasil Try Out Item Instrumen Loyalitas Konsumen (Y2) ... 54

4.5 Karakteristik Responden Jenis Kelamin... 56

4.6 Karakteristik Responden Usia... 57

4.8 Karakteristik Responden Pendapatan Per bulan ... 58

4.9 Telepon selular Nokia yang dipasarkan saat ini selalu menampilkan desain yang beragam dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen... 59

4.10 Desain telepon selular Nokia memudahkan saya menggunakan telepon selular tersebut ... 60

4.11 Telepon selular Nokia mempunyai kesesuaian atau kecocokan antara desain produk dengan aplikasi atau fitur produk yang ditampilkan .... 61

4.12 Penambahan fitur atau aplikasi baru pada produk telepon selular Nokia membuat telepon selular tersebut menjadi semakin canggih .... 62

4.13 Penambahan fitur internet pada telepon selular Nokia memudahkan saya untuk mengakses internet lebih cepat ... 63

4.14 Fitur multimedia seperti games, musik, kamera, bluetooth dan infrared yang dimiliki telepon selular Nokia berbeda dengan telepon selular dari merek yang lain... 64

4.15 Teknologi yang digunakan pada telepon selular Nokia diterapkan Dengan cara berbeda atau kreatif sehingga memudahkan konsumen dalam menggunakannya ... 64

4.16 Perusahaan telepon selular Nokia sebagai perusahaan yang menjadi first to market dalam pasar telekomunikasi ... 65

4.17 Telepon selular Nokia merupakan produk telepon selular yang mempunyai daya tahan tinggi dan berkualitas... 66

4.18 Telepon selular Nokia mempunyai spesifikasi keunikan yang berbeda dengan telepon selular merek yang lain ... 67

4.19 Merek produk telepon selular Nokia mudah diingat dan dikenali oleh konsumen... 68

4.20 Produk telepon selular Nokia mempunyai manfaat dalam kehidupan penggunanya ... 69

4.21 Telepon selular Nokia mempunyai karakter yang berbeda dari telepon selular lainnya ... 69

4.22 Telepon selular Nokia sudah mempunyai market leader di pasar industri telepon selular di Indonesia... 70

4.23 Produk Nokia selalu membidik konsumen-konsumen baru yang berpotensi agar menggunakan telepon selular Nokia... 71


(14)

4.24 Pengalaman langsung dari konsumen yang pernah menggunakan produk telepon selular Nokia, secara tidak langsung dapat

membentuk citra produk telepon selular Nokia ... 72

4.25 Diskriminasi harga yang ditawarkan telepon selular Nokia beragam mulai dari harga yang terendah, sedang hingga yang tertinggi ... 73

4.26 Harga yang ditawarkan telepon selular Nokia sesuai dengan kualitas produk telepon selular Nokia ... 74

4.27 Artis atau public figure bisa menjadi referensi dalam mengambil keputusan untuk membeli telepon selular Nokia ... 74

4.28 Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena kondisi keuangan yang mengalami peningkatan... 75

4.29 Memutuskan untuk membeli telepon selular Nokia karena harga yang terjangkau ... 76

4.30 Memutuskan untuk membeli atau mengganti tipe telepon selular Nokia karena adanya perubahan skala ekonomi ... 77

4.31 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena dipengaruhi oleh keluarga... 78

4.32 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena dipengaruhi oleh teman-teman... 79

4.33 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular Nokia karena dipengaruhi oleh promosi penjualan ... 80

4.34 Keputusan untuk melakukan pembelian telepon selular keinginan untuk mencoba sesuatu hal yang baru ... 81

4.35 Produk telepon selular Nokia yang digunakan mempunyai keuntungan tersendiri bagi penggunanya ... 82

4.36 Produk telepon selular Nokia yang digunakan memberikan rasa kepuasan bagi penggunanya ... 82

4.37 Produk telepon selular Nokia sebagai pilihan pertama pada saat membeli telepon selular... 83

4.38 Produk telepon selular Nokia adalah produk telepon selular terbaik... 84

4.39 Saya berencana menggunakan produk telepon selular Nokia selama beberapa tahun ke depan... 85

4.40 Keraguan untuk berpindah ke produk lain jika pelayanan yang diberikan oleh Nokia cukup baik dan terus berlangsung... 86

4.41 Kemudahan dalam pembelian produk telepon selular Nokia ... 87

4.42 Kebutuhan dan keinginan terhadap produk telepon selular terpenuhi ketika membeli produk telepon selular merek Nokia... 88

4.43 Jaminan produk yang diberikan oleh telepon selular Nokia membuat saya tenang ketika telepon selular Nokia saya mengalami kerusakan . 89 4.44 Telepon selular merek Nokia sudah mempunyai konsumen tetap sehingga setiap perusahaan Nokia mengeluarkan tipe produk telepon selular terbaru ada keinginan untuk membeli kembali... 90

4.45 Koefisien Korelasi... 91

4.46 Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel ... 93


(15)

xv 4.49 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra

Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y1)... 97

4.50 Koefisien Determinasi Struktur 1... 98

4.51 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Inovasi (X1) dan Citra Produk (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y1) serta dampaknya terhadap Loyalitas Konsumen (Y2) ... 99

4.52 Koefisien Determinasi Struktur Analisis Jalur II ... 101

4.53 Analisis Varian (Annova) Struktur I ... 102

4.54 Analisis Varian (Annova) Struktur II ... 103

4.55 Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I ... 105

4.56 Pengujian Individual Struktur I... 109

4.57 Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur II ... 109


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal

2.1 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen Stages In

Consumer Decision Making) ... 18

2.2 Model Kerangka Pemikiran ... 29

3.1 Diagram Jalur... 37


(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1. Pernyataan Kuesioner ... 123 2. Hasil Output SPSS 15.0 for Windows... 130 3. Hasil Output Lisrel 8.5 ... 146


(18)

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama perkembangan industri telekomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting dan dianggap mampu membantu kehidupan manusia, karena sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup manusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat. Salah satu alat komunikasi yang digunakan adalah telepon rumah. Namun dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, terutama yang menyangkut trend atau fashion, pola pikir konsumen mulai berubah seiring dengan perkembangan zaman. Konsumen yang dulunya hanya menggunakan alat komunikasi yang disebut telepon kini mulai beralih menggunakan telepon selular. Telepon selular atau yang lebih dikenal dengan handphone merupakan perangkat komunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar sama dengan telepon rumah atau biasa namun dapat dibawa kemana-mana dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan apapun karena tanpa kabel. Lambat laun telepon rumah mulai ditinggalkan konsumen sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.


(20)

Akhir–akhir ini, perkembangan industri telekomunikasi telepon selular di Indonesia semakin marak dan tumbuh semakin pesat bersamaan dengan permintaan pasar yang semakin meningkat terhadap telepon selular. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya produsen telepon selular di Indonesia seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, Motorolla, LG, Sanex, Siemens, Sanex, Panasonic dan lain sebagainya. Dimana setiap produk telepon selular menghadirkan berbagai fitur dan desain yang beraneka ragam untuk menarik konsumen lebih banyak lagi. Dengan semakin ketatnya persaingan diantara produsen telepon selular tersebut, maka produsen telepon selular harus menetapkan strategi-strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahakan market share yang telah diraih agar tidak di rebut oleh para pesaing baru yang mulai memasuki pasar. Seiring dengan permintaan yang semakin meningkat terhadap produk telepon selular, konsumen pun sudah semakin selektif untuk memilih di antara keragaman pilihan telepon selular yang tersedia dengan berbagai variasi. Untuk itu, para produsen telepon selular dituntut untuk menciptakan keunggulan bersaing dengan menciptakan suatu produk yang unik atau berbeda dengan produk sejenis lainnya. Dengan memproduksi produk yang berkualitas konsumen dapat dengan mudah membedakan produknya dengan produk sejenis lainnya. Agar konsumen tidak beralih ke produsen lain yang juga menciptakan produk sejenis tersebut.

Upaya-upaya yang dilakukan perusahaan telepon selular untuk dapat mempertahankan jumlah pengguna atau konsumennya yaitu dengan melakukan berbagai inovasi terhadap produk-produknya, seperti melakukan


(21)

3 pengembangan produk baru, baik yang berbasis dari produk yang sudah ada ataupun produk yang baru. Inovasi terhadap produk, proses, teknologi, dan pasar juga dipergunakan oleh perusahaan untuk mengetahui posisi diri atau lawannya dalam pengertian sebagai penopang/penyokong (sustainer) atau pengganggu (disruptor) terhadap pasar. Sebagai bagian dari industri berbasis teknologi, industri telepon selular selalu dituntut untuk selalu berinovasi karena perkembangan teknologi yang sangat cepat. Namun disamping itu produsen juga harus jeli serta responsif dalam melihat keinginan konsumen sehingga inovasi yang dilakukan bisa dengan mudah diterima konsumen. Selain mengembangkan produk yang sudah ada, inovasi pada telepon selular bisa dilakukan dengan menambahkan atribut yang sama sekali belum dimiliki produk. Inovasi pada telepon selular mampu menjadikan produk tampak baru sehingga konsumen tidak merasa bosan dengan produk yang sudah ada bahkan mau mengambil keputusan untuk membeli produk yang telah di inovasi.

Dahulu fungsi telepon selular hanya semata-mata sebagai alat komunikasi. Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan harapan konsumen akan produk yang lebih superior serta sesuai dengan gaya hidup sekarang yang semakin modern namun tetap praktis, telepon selular saat ini hadir sebagai suatu produk yang multifungsi dengan berbagai atribut tambahan yang semakin kompleks. Atribut-atribut tambahan hasil inovasi pada telepon selular seperti berupa fitur dan desain. Saat ini fitur-fitur pada telepon selular bukan hanya sekedar untuk SMS (Short Messaging Service) tetapi juga dilengkapi fitur-fitur modern seperti built-in camera, video recorder, MMS (Multimedia


(22)

Messaging Service), akses internet, radio, calender, games, color display dan sebagainya. Selain penambahan fitur yang semakin bervariasi, desain telepon selular juga semakin menarik. Sejalan dengan trend fashion, industri telepon selular juga tidak mau ketinggalan untuk menampilkan desain telepon selular yang semakin bervariasi mulai dari desain yang elegan, mungil, slim, flip sampai futuristik. Secara keseluruhan desain telepon selular di Indonesia masih berpegang pada desain yang menawan. Semuanya dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi dan untuk memenuhi harapan konsumen. Dengan kata lain, produk telepon selular yang ditampilkan saat ini semakin customized sesuai dengan ciri khas bahkan status konsumen misalnya, sebagai eksekutif, pekerja outdoor ataupun remaja.

Meskipun perusahaan telah melakukan inovasi pada fitur dan desain telepon selular, namun peranan citra perusahaan juga penting sebagai nilai tambah atas inovasi produk yang sudah mulai digunakan oleh beberapa perusahaan. Karena mereka yakin bahwa konsumen tidak lagi hanya melihat suatu produk didasari kepada penampilan fisik, tetapi juga non fisik seperti citra perusahaan. Sebagian perusahaan juga menganggap bahwa citra perusahaan dapat menumbuhkan loyalitas konsumen yang akan mendatangkan keuntungan jangka panjang. Namun pada akhirnya keputusan pembelian produk berada ditangan konsumen. Sekarang ini konsumen semakin cerdas dalam menentukan keputusan pembelian produk. Tidak lagi memandang layak tidaknya telepon selular di beli hanya berdasarkan pengetahuan bahwa produk tersebut memiliki inovasi atau telah mengalami penambahan dan perbaikan fitur maupun desainnya. Konsumen cenderung mengambil keputusan pembelian berdasarkan sejauh mana penambahan dan perbaikan fitur dan


(23)

5 sejauh mana telepon selular mampu mendukung gaya hidupnya dan memuaskan keinginannya, bahkan konsumen cenderung mempertimbangkan citra produk yang dibangun oleh perusahaan. Karena jika citra suatu merek produk telah menancap dalam pikiran konsumen, maka pada saat konsumen mempunyai rencana untuk membeli barang sejenis produk tersebut, yang pertama kali muncul dalam ingatan adalah merek produk yang sudah tertancap di pikirannya. Sehingga secara reflek akan membelinya.

Berdasarkan uraian singkat diatas, maka penulis mencoba mengadakan penelitian dengan judul “Kontribusi Inovasi dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Konsumen”. Studi Kasus Mahasiswa FEIS UIN Jakarta Pengguna Telepon Selular Nokia.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah di jelaskan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh inovasi berupa penambahan dan perbaikan fitur dan desain pada telepon selular merek Nokia terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen?

2. Bagaimana pengaruh citra produk telepon selular merek Nokia terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen?

3. Bagaimana pengaruh keputusan pembelian produk telepon selular merek Nokia terhadap loyalitas konsumen?


(24)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengaruh inovasi berupa penambahan dan

perbaikan fitur dan desain pada telepon selular merek Nokia terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen. b. Untuk mengetahui pengaruh citra produk telepon selular merek Nokia

terhadap pengambilan keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen.

c. Untuk mengetahui pengaruh keputusan pembelian produk telepon selular merek Nokia terhadap loyalitas konsumen.

2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Dengan adanya inovasi, perusahaan dapat mengembangkan produknya sesuai dengan perkembangan teknologi, serta citra sebuah produk juga bisa mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan membeli produk tersebut.

b. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan terutama mengenai pengembangan inovasi produk telepon selular. Selain itu, sebagai implementasi dan perbandingan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.


(25)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Inovasi

Menurut Gatignon dan Robertson (dalam Haryanto dan Polluan, 2007:115). Inovasi merupakan suatu produk atau jasa baru yang dipersepsikan mampu memberikan efek dalam menciptakan pola konsumsi yang positif dalam segmen pasar tertentu. Untuk itu, inovasi yang dilakukan sebaiknya didasarkan pada harapan konsumen sehingga penerimaan produk inovasi menjadi lebih mudah, karena syarat penting dari suksesnya suatu produk inovasi adalah sensitif terhadap permintaan pasar. Kompetisi serta perubahan teknologi menyebabkan inovasi produk menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pengetahuan akan permintaan merupakan faktor sukses dalam inovasi dibandingkan dengan pengetahuan akan potensi teknologi. Untuk itu diperlukan komunikasi yang efektif antara bagian penjualan, pemasaran dan R & D untuk melihat peluang pasar yang ada. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa inovasi ternyata membuka peluang bagi perusahaan dalam kompetisi dipasar sejauh inovasi yang dihasilkan bisa memenuhi harapan konsumen.

Beberapa hal mendasar yang perlu diperhatikan perusahaan ketika melakukan inovasi menurut Crawford (dalam Jeane Polluan, 2007) adalah sebagai berikut :


(26)

a. Berdasarkan tipe produk

b. Berdasarkan aktivitas dan fungsi end user c. Berdasarkan teknologi

d. Berdasarkan intermediate 2. Tujuan, yang dibagi atas :

a. Hasil kuantitatif yang mungkin dicapai melalui inovasi produk seperti market share, sales volume, dan profit level.

b. Tujuan kualitatif seperti mengisi line produk, mempertahankan posisi perusahaan saat ini dan menciptakan keunikan.

3. Program dan Kebijakan yang menitikberatkan kepada :

a. Mengeksploitasi kekuatan yang dimiliki seperti kemampuan dibidang R & D, fasilitas perusahaan yang lengkap, dan image positif yang sudah terbentuk.

b. Meminimalisasi kesalahan.

c. Memperkuat sumber inovasi yang baik internal ( R & D dan pemasaran), eksternal (lisensi yang dimiliki), maupun kombinasi keduanya (joint venture).

d. Derajat inovasi yang dikarakteristikkan sebagai berikut : 1) Inventive, perusahaan mecoba menjadi first to market.

2) Adaptive, perusahaan mencoba menjadi second but best in a market.

3) Economic, perusahaan menawarkan lower price dibandingkan pesaingnya.


(27)

9 4) Innovative aplication, perusahaan menggunakan teknologi yang

ada namun diterapkan dengan cara yang lebih kreatif atau berbeda. e. Kondisi Spesial seperti berikut ini :

1) Tingkat kualitas produk yang menjadi pedoman untuk menjaga image.

2) Tingkat resiko yang harus diterima. 3) Mencari ceruk yang tepat.

4) Hanya menawarkan genuine product. 5) Trend pasar, telah ditentukan.

6) Menghindari konfrontasi dengan pesaing.

7) Menghindari regulasi atau masalah-masalah sosial.

Horwitch dan Prahalad (dalam Haryanto dan Polluan, 2007:115) mengemukakan bahwa karakteristik utama yang harus dimiliki ketika akan melakukan inovasi yaitu adanya teknologi atau kemampuan untuk mengadaptasi teknologi, lingkungan yang mendukung, adanya pasar, proses internal yang baik, dan lini produk, proses dan sistem yang tepat untuk menciptakan inovasi. Mereka juga membagi tiga tipe inovasi berdasarkan tiga tipe yang ideal yaitu :

1. Tipe I : Proses teknologi inovasi pada perusahaan kecil dengan high tecnology.

2. Tipe II : Proses teknologi inovasi pada perusahaan besar dengan multiproduk.


(28)

Sebagai bagian dari inovasi produk, desain merupakan hal penting yang tidak bisa begitu saja diabaikan. Tampilan dari sebuah produk mewakili kinerja produk itu sendiri. Dijelaskan pula bahwa desain produk haruslah konsisten dengan fungsi produk itu sendiri dan desain yang ditampilkan pun dituntut untuk selalu variatif agar konsumen semakin tertarik dengan produk tersebut (Brooke and Mills, 2004). Desain telepon selular memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi konsumen. Trend saat ini lebih mengedepankan variasi desain yang unik dan baru dengan maksud agar konsumen tidak merasa bosan dengan desain yang sudah ada (Liu, 2002, dalam Berg, 2005).

Selain desain, fitur juga merupakan komponen utama pada produk inovasi. Fitur merupakan alat fungsional pada suatu produk yang memungkinkan pengguna untuk mengakses atau menggunakan software yang ada dari produk tersebut. Pada umumnya, satu produk memiliki lebih dari satu fitur sehingga disebut interaksi fitur. Interaksi fitur ini menjelaskan adanya hubungan ketergantungan dari fitur-fitur yang ada pada suatu produk (Lorentsen, et al : 2000:115).

Pada telepon selular sendiri, penambahan fitur sangat penting karena fitur adalah alat pendukung utama dalam mengoperasikan telepon selular tersebut. (Karjaluoto, 2005). Dengan bantuan fitur, segala sesuatu bisa diakses apalagi saat ini fitur telepon selular semakin bervariasi dan kompleks. Fitur telepon selular dahulu hanya dibutuhkan sebatas sebagai pendukung komunikasi seperti menelpon, melakukan SMS dan MMS, namun seiring dengan perkembangan teknologi dan kompleksitas sekaligus efesiensi dalam


(29)

11 pencapaian kebutuhan konsumen, maka terjadi pergeseran dimana manfaat fitur lebih kepada akses internet dan hiburan.

Saat ini banyak telepon selular yang telah dilengkapi dengan fitur-fitur seperti color display dengan resolusi warna yang tinggi, built in camera, video/audio recorder, akses internet dan konektivitas online, radio, game, MMS dan sebagainya. Bahkan fitur telepon selular saat ini bisa diaplikasikan untuk mobile banking sehingga para pengguna telepon selular yang mempunyai rekening di bank tertentu bisa melakukan berbagai transaksi perbankan hanya melalui telepon selular tanpa harus antri di bank. Ditambah lagi era telepon selular saat ini telah memasuki era 3G atau 3rd generation yang semakin memungkinkan pengguna telepon selular untuk melakukan komunikasi tatap muka dan bisa menonton acara televisi melalui layar telepon selular sendiri.

B. Citra Produk

Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya, yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan. Citra berkaitan erat dengan persepsi, sikap (pendirian), dan opini orang perorangan dalam kelompok publik. Sedangkan produk adalah segala sesuatu (meliputi obyek fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan, ataupun pribadi) yang dapat atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Maka citra produk adalah gambaran khusus yang diperoleh konsumen mengenai


(30)

produk yang masih potensial maupun yang sudah aktual (Kotler dan Susanto, dalam Ahmad Syarif, 2005:29). Citra produk dapat terbentuk dari berbagai macam hal misalnya, pengalaman langsung dari konsumen yang pernah memakai atau mencoba produk tersebut, perbandingan yang dilakukan oleh konsumen yang pernah memakai produk, kisah-kisah dari teman, keluarga tentang baik buruknya produk tersebut (Sindu Rahayu, 2007).

Citra Produk (Product Image) juga bisa disebut sebagai sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi artribut produk tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan. Citra produk dibangun agar menjadi positif di mata publik, baik publik yang telah menggunakan produk itu maupun potensial customer yang hendak dibidik agar mengkonsumsi produk tersebut. Menurut Kotler (dalam Ahmad Syarif, 2005:30) citra yang efektif dapat melakukan tigal hal. Pertama, memantapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek.

Citra dapat diperkuat dengan menggunakan simbol yang kuat, bahkan apabila suatu perusahaan melakukan strategi penawaran tampak sama, pembeli atau konsumen menanggapi citra perusahaan atau produk secara berbeda. Kepribadian, merek suatu perusahaan tidak datang begitu saja, namun harus dibangun dengan program pembangunan identitas. Perusahaan merancang identitas untuk membentuk citra mereka di masyarakat, sementara


(31)

13 konsumen mencari sifat tertentu dalam citra. Perusahaan seharusnya mempunyai pesan tunggal yang menunjukkan keunggulan utama dan posisi produk. Pesan itu harus unik sehingga tidak dikacaukan dengan pesan serupa dari para pesaing. Pesaing itu juga harus memiliki kekuatan emaosional untuk membangkitkan perasaan selain pikiran pembeli (Ahmad Syarif, 2005:29).

Membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas, kerja keras, dan tidak bisa di bangun seketika atau melalui satu media saja. Citra harus di bangun melalui seluruh media secara berkelanjutan, seperti penggunaan media yang dapat memperkuat karakter produk yang harus disampaikan dengan lambang, media cetak dan audio visual, suasana dan acara. Citra yang kuat memiliki satu atau lebih lambang yang dikenal perusahaan atau merek. Logo perusahaan dan merek harus dirancang supaya mudah dikenali. Perusahaan harus dapat memilih suatu objek yang mudah diingat konsumen sehingga menjadi trademark perusahaan (Sindu Rahayu, 2007).

Citra produk akan meningkat apabila produk bermutu tinggi dan terus-menerus mengalami perbaikan. Mutu produk dibangun dengan cara melakukan continuous improvement di segala aspek. Peningkatan kualitas perlu dibarengi dengan promosi memperkenalkan keunggulan produk tersebut. Pada masa sekarang dengan ramainya persaingan bisa saja terjadi produk yang sebenarnya bagus namun tidak sukses di pasar karena tidak dikenal oleh publik, karena publik telah dibanjiri oleh informasi produk yang bertubi tubi dari para pesaing.


(32)

Pada era kompetisi seperti sekarang ini semua perusahaan berlomba-lomba membangun citra produknya. Sekali citra produk mengalami kecelakaan tergelincir jatuh maka diperlukan perjuangan yang jauh lebih mahal untuk mengangkatnya kembali. Kecelakaan bisa disebabkan dari dalam maupun serangan dari luar. Maka dari itu setiap perusahaan berusaha untuk dapat menjaga citra produk mereka dihadapan para konsumen agar tidak terjatuh sehingga dapat digantikan oleh pesaing lainnya. Perusahaan Nokia sebagai salah satu perusahaan telepon selular terbesar di dunia sudah mempunyai citra produk yang baik bagi para konsumennya. Citra produk yang sudah lama dibangun oleh perusahaan Nokia dan sampai sekarang masih tetap terjaga dengan baik dan semakin meningkat lebih baik. Bahkan hingga saat ini perusahaan telepon selular Nokia tetap menjadi market leader dari pasar industri telepon selular di Indonesia sampai saat ini walaupun semakin banyak para pesaing yang bermunculan.

C. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan konsumen (Consumer decison making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Peter and Olson, 1999:162-163). Jadi keputusan pembelian merupakan salah satu bentuk prilaku konsumen dalam menggunakan atau mengkonsumsi suatu produk. Konsumen dalam mengambil keputusan untuk


(33)

15 membeli atau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses dimana proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimana konsumen menganalisis berbagai macam masukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan pembelian.

2. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005:224) ada lima tahapan atau langkah dari konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli yaitu sebagai berikut :

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan yang dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Tidak ada pembelian yang terjadi jika konsumen tidak pernah menyadari kebutuhan dan keinginannya. Pengenalan masalah yang terjadi ketika konsumen melihat adanya perbedaan yang signifikan antara apa yang dia miliki dengan apa yang dia butuhkan.

b. Pencarian Informasi

Dimulai ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk dan juga berdasarkan pengenalannya akan masalah selanjutnya konsumen mencari atau mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang produk apa yang dia inginkan. Menurut Van Aver Maet (dalam Jeane Polluan, 2007) terdapat dua sumber informasi yang digunakan ketika menilai suatu kebutuhan fisik yaitu persepsi individual dari tampilan fisik dan sumber


(34)

informasi luar seperti persepsi konsumen lain. Selanjutnya informasi yang telah diperoleh digabungkan dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Sedangkan Menurut Kotler (2005:225) sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok yaitu sebagai berikut : 1. Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, dan kenalan.

2. Sumber komersial : Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.

3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. 4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. c. Evaluasi Alternatif

Adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, kemudian memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Konsumen mengevaluasi alternatif yang telah disederhanakan dalam tahap editing dan diasumsikan menghitung nilai dari tiap alternatif dan memilih alternatif dengan nilai tertinggi. Dalam penelitian ini, keputusan pembelian berarti bahwa konsumen jadi untuk membeli produk yang diinginkan dengan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah atau kebutuhan yang dihadapi konsumen.

Menurut Mowen dan Minor (dalam Jeane Polluan 2007) pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap dan intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan tersebut. Beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi konsumen adalah sebagai berikut : 1. konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan.


(35)

17 2. konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

3. konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

d. Keputusan Pembelian

Pada tahap ini konsumen telah memperoleh alternatif dan telah membentuk preferensi atas merek-merek dari kumpulan pilihan. Konsumen juga telah membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Dalam melaksanakan niat membeli, konsumen dapat membuat lima sub keputusan pembelian yaitu : keputusan merek, pemasok, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.

e. Prilaku Pasca Pembelian

Merupakan tahap setelah konsumen membeli produk. Pada tahap ini konsumen merasakan atau mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk yang sudah dibeli akan mempengaruhi prilaku selanjutnya. Yaitu adanya kemungkinan lebih tinggi untuk membeli kembali jika konsumen puas atau sebaliknya jika tidak puas akan mengembalikan produk bahkan melakukan keluhan atau pengaduan. Dan apakah pembeli akan membeli kembali produk yang pernah ia beli dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain (Kotler, 2005:228-229).


(36)

Sedangkan Solomon (2004:293) menyatakan bahwa ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan konsumen (stages in consumer decision making) yaitu sebagai berikut :

Gambar. 2.1 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Konsumen Sumber : Michael R. Solomon (2004) Consumer Behavior Buying

Having and Being, 6th Edition. New Jersey : Pearson Education International, pages 293.

Selain tahapan seperti gambar diatas, dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk menurut Jeane Polluan (2007) juga terdapat banyak faktor yang mempengaruhi konsumen, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor bauran pemasaran seperti : produk, harga, promosi, tempat.

2. Faktor psikologis seperti : motivasi, kepribadian, persepsi, pembelajaran, nilai kepercayaan dan sikap, gaya hidup.

3. Faktor sosial dan budaya seperti : pengaruh individu, grup referensi, keluarga, kelas sosial budaya, sub budaya.

4. Faktor situasional seperti : fungsi pembelian, lingkungan sosial, Need Recognition and Problem Awareness

Information Search

Evaluation Of Alternatives

Product Choice


(37)

19 Dalam mengambil keputusan pembelian, konsumen juga cenderung menghubungkan tipe produk dengan tipe konsumen itu sendiri yang terdiri dari (Jeane Polluan, 2007) :

1. Self concept attachment, yaitu : produk membantu membangun identitas pengguna.

2. Nostalgic attachment, yaitu : produk yang membawa atau mengingatkan kembali tentang memori masa lalu.

3. Interdependence, yaitu : produk merupakan bagian dari rutinitas pengguna sehari-hari.

4. Love, yaitu : produk yang membawa ikatan emosional bagi penggunanya.

D. Loyalitas Konsumen

1. Pengertian Loyalitas Konsumen

Loyalitas adalah suatu komitmen yang mendalam untuk membeli kembali atau berlangganan suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan datang. Sehingga dapat menyebabkan pengulangan pembelian merek yang sama walaupun ada pengaruh situasi dan berbagai usaha pemasaran yang berpotensi untuk menyebabkan tindakan perpindahan merek, perusahaan untuk mendapatkan loyalitas atau kesetiaan konsumen perlu strategi pemasaran yang tepat dan komplek. Konsumen akan menjadi loyal pada merek-merek yang berkualitas dan menawarkannya dengan harga yang wajar selain itu para penjual juga beranggapan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada suatu produk jika produk tersebut mudah didapatkan saat dibutuhkan.


(38)

Dan yang tidak kalah penting loyalitas terbentuk melalui promosi yang ditawarkan perusahaan dengan mengkomunikasikan kebaikan-kebaikan produknya.

Sedangkan menurut Poerwadarmita (dalam Erwin Agung 2006:49) yang dimaksud dengan loyalitas adalah patuh yang berarti menurut, atau setia yang berarti tetap dan teguh hati. Maka yang dimaksud dengan loyalitas konsumen adalah seseorang yang terbiasa untuk membeli produk yang ditawarkan dan sering berinteraksi (melakukan pembelian) selama periode tertentu. Dengan tetap setia mengikuti penawaran perusahaan.

Dalam perkembangan loyalitas konsumen mengalami pergeseran. Awalnya perusahaan menganggap saticfaction is enough, hingga pada tahun 1970-an tiap perusahaan fokus menggarap customer satisfaction dengan asumsi “kalau konsumen puas, berarti loyal“. Pada tahun 1980-an, keyakinan itu mulai bergeser, loyalitas dipandang sebagai satisfaction plus retention, yaitu pemasar berupaya terus-menerus mempertahankan customer yang sudah menggunakan produknya agar tidak ke produk kompetitor (SWAsembada, 2005).

Para praktisi marketing (dalam SWAsembada, 2001) memberikan pendapatnya bahwa produk-produk yang menjadi pemuncak di tiap-tiap perusahaan antara lain karena didukung oleh kekuatan kualitas produk, hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan tidak mengobral janji. Pelanggan menjadi loyal dapat diartikan bahwa persepsi nilai pelanggan atau Customer Perceive Value yang merupakan selisih antara nilai pelanggan total


(39)

21 atau total customer value dengan biaya pelanggan total atau total customer cost lebih besar daripada nol (Kotler.et.al dalam Suparyadi 2006:311).

Menurut Subroto (dalam Erwin Agung, 2006:49) menyatakan bahwa terdapat lima faktor yang menyebabkan konsumen loyal pada produk yang dipergunakan, yaitu :

a. Nilai Merek : merupakan nilai dari suatu merek produk yang ditawarkan ke pasar dimana apabila merek suatu produk sudah terkenal di pasaran maka produk tersebut sudah mempunyai nilai merek. Sehingga konsumen bisa menjadikan merek dari produk tersebut sebagai pilihan pertama pada saat ingin membeli karena produk tersebut sudah mempunyai nilai merek. b. Karakteristik Konsumen : merupakan suatu karakteristik dari konsumen

dengan berbagai tipe seperti konsumen yang setia untuk memakai suatu produk tersebut atau konsumen yang mudah bosan sehingga gampang untuk berpindah ke produk lain.

c. Swiching Barrier : merupakan hambatan untuk berpindah dari produk satu ke yang lainnya. Hal ini bisa disebabkan karena pengalaman langsung dari konsumen yang sudah pernah menggunakan produk sangat baik dan nyaman tesebut sehingga konsumen pun enggan untuk melihat produk lainnya.

d. Customer Satisfaction : Customer Satisfaction atau kepuasan pelanggan merupakan suatu tanggapan keprilakuan konsumen berupa evaluasi purna beli terhadap suatu barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk) dibandingkan dengan harapan konsumen. Faktor-faktor yang


(40)

mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan ketika melakukan pembelian suatu barang atau jasa adalah kebutuhan dan keinginan yang dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi barang atau jasa tersebut serta pengalaman dari teman-teman yang telah mengkonsumsi barang atau jasa tersebut dari periklanan.

e. Lingkungan yang kompetitif : Kondisi lingkungan bisnis dimana para produsen bersaing secara sehat dan kompetitif untuk mendapatkan konsumen atau pelanggannya masing-masing

Menurut Philip Kotler (dalam Theresia Widyaratna, dkk, 2001:90) loyalitas konsumen berdasarkan pola pembeliannya dapat dibagi menjadi empat golongan karakteristik konsumen yaitu sebagai berikut :

a. Golongan Fanatik

Adalah konsumen yang selalu membeli satu merek sepanjang waktu, sehingga pola membelinya adalah X, X, X, X, yaitu setia pada merek X tanpa syarat.

b. Golongan Agak Setia

Adalah konsumen yang setia pada dua atau tiga merek. Di mana kesetiaan yang terpecah antara dua pola (X dan Y) dapat dituliskan dengan pola membeli X, X, Y, Y, X, Y.

c. Golongan Berpindah Kesetiaan

Adalah golongan konsumen yang bergeser dari satu merek ke merek lain, maka bila konsumen pada awalnya setia pada merek X tetapi kemudian


(41)

23 pada saat berikutnya berpindah ke merek Y. Pola membelinya dapat dituliskan X, X, X, Y,Y.

d. Golongan Selalu Berpindah-pindah

Adalah kelompok konsumen yang sama sekali tidak setia pada merek apapun, maka pola membelinya dapat dituliskan X, Y, Z, S, Z.

2. Tingkat Loyalitas Konsumen

Proses seorang calon konsumen menjadi konsumen yang loyal terhadap perusahaan terbentuk melalui beberapa tahap. Menurut pandangan Niegel Hill (dalam Susilawati, 2007:18). Loyalitas konsumen terbagi menjadi enam tahapan yaitu : Suspect, Prospect, Customer, Client, advocates dan partners. a. Suspect

Meliputi semua yang diyakini akan mmbeli atau membutuhkan barang atau jasa, tetapi belum memiliki informasi tentang barang atau jasa perusahaan.

b. Prospect

Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain. c. Customer

Pada tahap ini, konsumen sudah melakukan hubungan traksaksi dengan perusahaan, tetapi tidak mempunyai perasaan positif terhadap perusahaan, loyalitas pada tahap ini belum terlihat.


(42)

d. Client

Meliputi semua konsumen yang telah membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dan ditawarkan perusahaan secara teratur, hubungan ini berlangsung lama dan mereka telah memiliki hubungan kerjasama yang baik.

e. Advocates

Pada tahap ini, konsumen secara aktif mendukung perusahaan dengan memberikan rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli barang atau jasa di perusahaan tersebut.

f. Partners

Kemudian pada tahap akhir barulah terjadi hubungan yang kuat dan saling memberi keuntungan antara perusahaan dengan konsumen. Pada tahap ini pula konsumen berani menolak produk atau jasa dari perusahaan lain.

E. Penelitian Terdahulu

Karjaluoto et al, (2005) dalam penelitiannya membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk produk telepon selular. Hasil penelitian menemukan bahwa meskipun pilihan telepon selular adalah berdasarkan situasi subjektif. Namun terdapat beberapa faktor utama yang mengarahkan konsumen dalam keputusan pembelian telepon selular. Faktor-faktor tersebut adalah harga, merek, interface, properties dan size. Sedangkan Berg, et al, (2005) dalam penelitiannya mengenai pengaruh desain dan fitur dalam pemilihan telepon selular bagi anak muda, mengemukakan bahwa


(43)

25 menjamin atau mendukung pergaulan mereka dalam suatu komunitas anak muda maka potensi terjadinya pembelian akan semakin tinggi. Berg juga menemukan bahwa telepon selular mampu mendemontrasikan ikatan antara kelompok sosial dan kejadian-kejadian persahabatan.

Jeane Polluan, (2007) dalam penelitiannya yang membahas tentang pengaruh inovasi produk dan inovasi yang akan datang terhadap keputusan pembelian konsumen. Menyatakan bahwa inovasi pada telepon selular memiliki pengaruh atau hubungan yang positif dengan minat konsumen untuk mengambil keputusan membeli. Inovasi produk tersebut berupa inovasi pada fitur internet dan fitur multimedia. Hal ini bisa disebabkan karena sebagian besar responden tergolong responden usia muda sekitar 20-30 tahun, dimana konsumen dengan usia demikian cenderung tertarik pada fitur-fitur hedonic seperti fitur internet dan fitur multimedia. Selain itu, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa variasi desain dan konsistensi desain dengan fungsi produk tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat konsumen untuk membeli telepon selular. Hal ini bisa terjadi karena perkembangan desain pada telepon selular yang tidak banyak berubah dimana desain telepon selular sama dan tidak lagi memiliki keunikan tersendiri sehingga konsumen pun tidak terlalu peduli dengan desain telepon selular yang ditampilkan saat ini. Konsumen justru lebih aware dan fokus pada fitur-fitur baru yang dipasarkan. Ditambah lagi dengan trend telepon selular dewasa ini berlomba-lomba mengedepankan kecanggihan fitur sebagai implementasi perubahan teknologi dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen.


(44)

Poerwanto, (2008) dalam penelitiannya yang membahas tentang pengaruh marketing mix terhadap loyalitas konsumen kartu pra bayar IM3 menyatakan bahwa harga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap loyalitas konsumen kartu pra bayar IM3. Hal ini disebabkan karena harga suatu produk dapat menunjukkan dan mempengaruhi bagaimana konsumen itu loyal. Jika suatu produk ditawarkan dengan harga yang wajar dan mampu mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian secara konsisten bukan tidak mungkin konsumen akan menjadi loyal menggunakan kartu pra bayar IM3. Selain itu kualitas pelayanan dengan harga yang diberikan melalui produk IM3 yaitu memberikan nominal pengisian pulsa dari lima ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Hal ini dimaksudkan memberikan banyak pilihan kepada konsumen agar harga nominal pulsa isi ulang IM3 terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Selain harga, promosi dalam penelitiannya ini juga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Karena promosi juga berperan penting dalam menjadikan konsumen itu loyal. Dalam melakukan promosi produk hendaknya ditampilkan sesering mungkin di media, promosi yang menarik berkesan dan mudah dipahami.

Untuk mendapatkan perhatian dan tanggapan dari calon konsumen kartu IM3 melakukan promosi di berbagai media, memilih bintang film, artis penyanyi sebagai bintang iklannya, hal ini bertujuan untuk menarik perhatian dan menaruh minat kepada calon konsumen untuk memakainya. Dalam penelitian ini peran distribusi juga sangat besar dalam menjadikan konsumen itu loyal, seorang pemasar harus selalu siap menyediakan produk kepada


(45)

27 konsumen, selalu menyediakan produk di outlet-outlet hal ini dilakukan agar konsumen tidak lari ke merek lain. Distribusi dari kartu IM3 ini selalu ditingkatkan, diperluas dan menjangkau ke berbagai wilayah hingga ke pedesaan untuk menunjang kelancaran distribusi dari produk IM3.

F. Kerangka Pemikiran

Pentingnya melakukan inovasi khususnya pada produk telepon selular menyebabkan perusahaan berusaha untuk selalu konsisten dengan tren yang ada termasuk dalam penambahan fitur dan mendesain tampilan telepon selular. Hal ini dimaksudkan agar konsumen tertarik dengan telepon selular yang dipasarkan sehingga mengambil keputusan untuk membeli. Penelitian O’keefe (dalam Karjaluoto, 2005) menemukan bahwa keputusan pembelian konsumen terhadap telepon selular dengan fitur baru didasarkan pada pengetahuan akan teknologi. Misalnya fitur-fitur seperti built -in camera, kapasitas memori yang fleksibel untuk menyimpan banyak data, radio, layanan messaging yang semakin canggih serta color display. Demikian juga halnya dengan desain pada telepon selular. Penelitian yang dilakukan oleh Liu (dalam Berg, et al, 2005) menemukan bahwa desain telepon selular memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi konsumen ketika memutuskan untuk membeli telepon selular. Meskipun demikian, Liu juga menemukan bahwa desain telepon selular belum tentu menyebabkan terjadinya pembelian yang spontan, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya pertimbangan lain seperti


(46)

apakah desain yang baik menjamin kelancaran dan optimalisasi fungsi dari telepon selular itu sendiri, serta cepatnya perubahan tren yang terjadi.

Selain itu inovasi yang dilakukan terhadap produk telepon selular berupa penambahan dan perbaikan fitur dan juga melakukan pengembangan produk secara inovatif dapat berdampak pada loyalitas konsumen. Konsumen akan menjadi loyal terhadap produk yang telah melakukan inovasi terhadap produknya karena begitu banyak hal baru yang ditawarkan pada konsumen. Hal ini tentu membuat para konsumen menjadi lebih leluasa dalam menentukan pilihannya. Sementara dampaknya bagi produsen, hal ini menjadi tantangan yang membuat mereka harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan loyalitas konsumennya. Para ahli pemasaran sepakat bahwa mempertahankan konsumen yang loyal lebih efisien daripada mencari pelanggan baru. Karena itulah, upaya menjaga loyalitas konsumen merupakan hal penting yang harus selalu dilakukan oleh produsen (Fajrianthi dan Zatul Farah, 2005).

Perusahaan juga harus memperhatikan citra produk yang dapat dilihat dari segi reputasi merek, harga produk, dan kualitas dari produk sehingga dari ketiga sisi tersebut merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli (Theresya Mardani, 2008). Selain itu para konsultan atau para pemasar juga harus benar-benar pandai memikat hati konsumennya agar konsumen tertarik terhadap produk tersebut dan memutuskan untuk membeli produk tersebut.


(47)

29 Apabila konsumen memiliki citra yang bagus terhadap produk tersebut, maka konsumen akan melakukan pembelian. Di dalam citra yang baik akan tersimpan sejumlah harapan. Ketika harapan terpenuhi, timbullah kepuasan konsumen. Hal inilah yang akan memperkuat loyalitas konsumen. Jadi produk yang memiliki citra yang baik akan dapat menimbulkan loyalitas konsumen. Menciptakan loyalitas konsumen hanya sebatas memastikan agar konsumen menyadari dan mengingat merek atau produk. Tujuannya adalah agar produk tersebut menjadi bahan pertimbangan ketika konsumen siap melakukan pembelian (Fajrianthi dan Zatul Farah, 2005). Dari hasil temuan-temuan diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

1 2

x1y2

x1x2 x1y1 y1y2

x2y1 x2y2

Gambar. 2.2

Model Kerangka Pemikiran

Loyalitas Konsumen

Y2

Inovasi X1

Citra Produk

X2

Keputusan Pembelian


(48)

G. Hipotesis Struktur I

Y1 = ρx1y1 X1 + ρx2y1 X2 + ρy1 1Y1 Hipotesis Struktur I :

1. Dengan Uji Stimultan (F-Test) a. Ha : ρx1y1 = ρx2y1 0

Artinya : ada pengaruh antara inovasi dengan citra produk terhadap keputusan pembelian.

b. Ho : ρx1y1 = ρx2y1 = 0

Artinya : tidak pengaruh antara inovasi dengan citra produk terhadap keputusan pembelian.

2. Dengan Uji Parsial (T-Test) a. Ha : ρx1y1 > 0

Artinya : ada pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian. b. Ho : ρx1y1 = 0

Artinya : tidak pengaruh inovasi terhadap keputusan pembelian. c. Ha : ρx2y1 > 0

Artinya: ada pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian. d. Ho : ρx2y1 = 0

Artinya : tidak pengaruh citra produk terhadap keputusan pembelian. Struktur II


(49)

31 1. Dengan Uji Stimultan (F-Test)

a. Ha : ρx1y2 = ρx2y2 0

Artinya : ada pengaruh antara inovasi dan citra produk terhadap loyalitas konsumen

b. Ho : ρx1y2 = ρx2y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh antara inovasi dan citra produk terhadap loyalitas konsumen

2. Dengan Uji Parsial (T-Test) a. Ha : ρx1y2 > 0

Artinya : ada pengaruh inovasi terhadap loyalitas konsumen b. Ho : ρx1y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh inovasi terhadap loyalitas konsumen c. Ha : ρx2y2 > 0

Artinya : ada pengaruh citra produk terhadap loyalitas konsumen d. Ho : ρx2y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh citra produk terhadap loyalitas konsumen. e. Ha : y1y2 0

Artinya : ada pengaruh antara keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen

f. Ho : y1y2 = 0

Artinya : tidak ada pengaruh antara pengaruh keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen.


(50)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan hanya terbatas pada kontribusi inovasi yaitu penambahan dan perbaikan fitur dan desain yang dihubungkan dengan pengambilan keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen. Dan tentang citra produk terhadap keputusan pembelian serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen dan pengaruh keputusan pembelian dengan loyalitas konsumen. Produk yang akan diteliti adalah produk komunikasi telepon selular merek Nokia. Responden dalam penelitian ini adalah para pengguna telepon selular Nokia khususnya mahasiswa fakultas ekonomi dan ilmu sosial UIN Jakarta yang menjadi objek penelitian ini dengan waktu penggunaan kurang lebih enam bulan. Peneliti beranggapan bahwa waktu enam bulan merupakan waktu yang cukup bagi konsumen untuk mengenal karakteristik telepon selular Nokia dengan baik. Ini berarti yang menjadi fokus penelitian adalah konsumen yang cukup memiliki pengalaman dalam mengkonsumsi atau menggunakan telepon selular Nokia. Dengan maksud untuk mengukur sejauh mana kontribusi inovasi dan citra produk seperti telepon selular dapat mempengaruhi keputusan pembelian mereka serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen.


(51)

33 B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian sampel yang digunakan adalah desain sampel non-probability sampling, dimana setiap konsumen atau responden yang memenuhi kriteria populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pemilihan unit sampel didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subyektif dan tidak pada penggunaan probabilitas. Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Hal ini berdasarkan pendapat dari Gay dan Diel (dalam Nina Herlyanah, 2008:58) yang menyatakan bahwa “besarnya sampel minimum untuk sebuah penelitian adalah sebanyak 100 responden karena jumlah minimal tersebut sudah memenuhi uji distribusi Z sehingga data akan mendekati sempurna atau batas sampel minimum”. Jumlah sampel sebanyak 100 responden diperoleh melalui convenience sampling dimana pengambilan sampel dilakukan dari pengguna yamg mudah diakses dan besedia menjadi responden yaitu dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada mahasiswa FEIS UIN Jakarta. Pada tahap ini ditentukan kerangka sampling yakni stratifikasi konsumen seperti menurut usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama menggunakan telepon selular merek Nokia dan tipe telepon selular merek Nokia yang digunakan saat ini.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode cross sectional metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data


(52)

primer yang dilakukan dengan cara personally administered questionaire, dimana responden diminta untuk mengisi langsung kuesioner yang dibagikan ditempat dan tidak dibawa pergi. Untuk data sekunder, pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan pencarian data dari jurnal–jurnal terkemuka yang meneliti topik sejenis.

D. Metode Analisis 1. Analisis Kualitatif

Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dengan analisis deskriptif yaitu dengan penyebaran 100 kuesioner kepada mahasiswa FEIS UIN JKT pengguna telepon selular Nokia. Kuesioner menggunakan Skala Likert dengan rumusan sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju di beri skor 5

S = Setuju di beri skor 4

R = Ragu-ragu di beri skor 3 TS = Tidak Setuju di beri skor 2 STS = Sangat Tidak Setuju di beri skor 1

Untuk menjaga kevalidan dan reliabelnya butir-butir pernyataan yang ada pada kuesioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dengan melakukan try out terhadap beberapa responden terbatas terlebih dahulu.


(53)

35 a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen (setiap butir pertanyaan atau pernyataan). Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umunya mendukung suatu variabel tertentu.

Validitas suatu butir pertanyaan dapat dinilai pada hasil output SPSS pada tabel denagn judul item total statistics. Menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai corrected item total correlation > dari r-tabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan secara terpisah pada lembar kerja yang berbeda antara satu konstruk variabel yang lain sehingga dapat diketahui butir-butir pertanyaan variabel mana yang paling banyak tidak valid (Bhuono, 2005: 66).

b. Uji Reliabilitas

Setelah menentukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dari instrumen penelitian. Reliabilitas merupakan suatu ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha > dari 0.60 dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila digunakan beberapa


(54)

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Bhuono,2005:72).

2. Analisis Kuantitatif

a. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur (path analysis) merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisis regeresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur (regression is special case of path analysis). Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2007:297). Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel bebas (Independent Variabel) atau dalam hal ini disebut variabel eksogen (Exogenous), dan variabel terikat (Dependent Variabel) atau yang disebut variabel endogen (endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir. Menurut Sugiyono (2007:297) penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian didasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut yaitu :

1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear, aditif dan kausal.

2) Variabel-variabel residual tidak berkolerasi dengan variabel yang mendahuluinya, dan tidak juga berkolerasi dengan variabel yang lain. 3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur


(55)

37 4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang berasal

dari sumber yang sama.

Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya, maka peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang dalam hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan dari teori yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini model hubugan antar variabel independen yaitu inovasi (X1) dan citra produk (X2) dengan variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y1) dan loyalitas konsumen (Y2) dapat digambarkan dalam diagram jalur berikut ini :

1 2

x1y2

x1x2 x1y1 y1y2

x2y1 x2y2

Gambar. 3.1 Diagram Jalur (Sumber : data primer, diolah 2009)

Struktur I

Y1 = ρx1y1 X1 + ρx2y1 X2 + ρy1 1Y1

Struktur II

Y2 =ρx1y2 X1 + ρx2y2 X2 + ρy1y2 Y1 + ρ 1 Y2

Loyalitas Konsumen

Y2 Inovasi

X1

Citra Produk

X2

Keputusan Pembelian Konsumen


(56)

b. Uji Hipotesis

Dari perhitungan dengan SPSS 15.00 akan diperoleh keterangan atau hasil mengenai Uji F (Uji Stimultan), Uji t (Uji Parsial), dan koefisien determinan (R2) untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut yaitu sebagai berikut : 1) Uji F (Uji Stimultan)

Uji F dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu, merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan juga menyertai dengan hipotesis nol (Ho), seperti dibawah ini :

a) Ho : ρx1y1 = ρx2y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y1.

b) Ha : ρx1y1 = ρx2y1 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y1.

c) Ho : ρx1y2 = ρx2y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y2.

d) Ha : ρx1y2 = ρx2y2 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y2.

Untuk mengetahui korelasi ini signifikan atau tidak, digunakan Uji F, dengan rumus sebagai berikut :

F =

(

)

(

2

)

2

1

1 /

R k

k n R

− − −


(57)

39 Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Jika Sig F > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat.

Jika Sig F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

2) Uji t (Uji Parsial)

Untuk mengisi signifikan hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk semua populasi maka perlu diisi dengan tingkat signifikan sebesar 5% dengan rumus signifikansi product moment (Sugiono, 2005:189). Sedangkan hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut : a) Ho : ρx1y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel X1 variabel Y1.

b) Ha : ρx1y1 > 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 variabel Y1.

c) Ho : ρx2y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y1.

d) Ha : ρx2y1 > 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y1.

e) Ho : ρx1y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 variabel Y2.


(58)

f) Ha : ρx1y2 > 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 variabel Y2.

g) Ho : ρx2y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y2.

h) Ha :ρx2y2 > 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y2.

i) Ho : ρy1y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen.

j) Ha : ρy1y2 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara keputusan pembelian terhadap loyalitas konsumen.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen dengan melakukan uji t. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

Jika Sig t > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Jika Sig t < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.


(1)

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen (Y2). Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan. Atau jika dilihat dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000 < 0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data.

3. Uji Parsial (T-Test)

Secara parsial, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel bebas pada struktur pertama analisis jalur menunjukkan bahwa variabel inovasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y1). Karena nilai thitung > ttabel, yaitu 3.423 > 1.98. Sedangkan variabel citra produk (X2) juga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y1) karena nilai thitung > ttabel, yaitu 3.854 > 1.98. Untuk struktur kedua analisis jalur menunjukkan bahwa variabel inovasi (X1) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen (Y2) karena nilai thitung > ttabel, yaitu 2.000 > 1.98, untuk variabel citra produk (X2) juga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen (Y2) karena nilai thitung > ttabel, yaitu 3.802 > 1.98. dan untuk variabel keputusan pembelian (Y1) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen (Y2) karena nilai thitung > ttabel yaitu 2.701 > 1.98.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa variabel inovasi dan citra produk secara parsial dan simultan mempengaruhi variabel keputusan pembelian secara signifikan. Selain itu variabel inovasi, citra produk dan


(2)

keputusan pembelian secara parsial dan simultan juga mempengaruhi variabel loyalitas konsumen secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi yang dibuat oleh perusahaan telepon selular Nokia yaitu berupa penambahan dan perbaikan fitur telah berhasil mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk telepon selular merek Nokia. Karena tertarik dengan inovasi yang dibuat oleh perusahaan Nokia seperti penambahan fitur baru dan desain telepon yang beragam. Selain mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, inovasi yang dilakukan perusahaan Nokia juga mempengaruhi loyalitas konsumen. Ini menunjukkan bahwa konsumen akan menjadi loyal terhadap produk yang telah melakukan inovasi seperti yang dilakukan perusahaan Nokia.

Selain inovasi, variabel citra produk juga mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk telepon selular merek Nokia, yang juga berdampak pada loyalitas konsumen. Ini menunjukkan bahwa perusahaan Nokia tidak hanya berhasil melakukan inovasi tetapi juga berhasil membangun citra produknya dimata konsumen secara positif. Perusahaan Nokia telah membangun citra produk sejak awal perusahaan tersebut berdiri hingga sekarang. Seperti dengan menggunakan seluruh media cetak dan elektronik untuk mengiklankan produk telepon selularnya secara berkelanjutan. Karena membangun citra yang kuat membutuhkan kreativitas dan kerja keras, tidak bisa dibangun seketika atau melalui satu media saja. Citra harus dibangun lewat seluruh media secara berkelanjutan seperti penggunaan media yang dapat memperkuat karakter produk. Sehingga


(3)

konsumen percaya dan yakin terhadap citra produk yang dibangun oleh perusahaan tersebut. Jika konsumen sudah percaya dan yakin terhadap suatu produk, konsumen pun akan menjadi loyal pada produk tersebut.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, perusahaan Nokia terus melakukan dan meningkatkan inovasi terhadap telepon selularnya. Seperti melakukan penambahan fitur atau aplikasi terbaru dengan menggunakan teknologi yang modern dan juga membuat desain produk telepon selular yang berbeda dan unik sehingga mempunyai ciri khas pada produknya. Selain itu, perusahaan telepon selular Nokia harus meningkatkan citra produk yang telah dibangun selama ini. Hal ini bisa dilakukan dengan cara terus mengiklankan produk telepon selular di media cetak dan elektronik. Dengan iklan yang bervariasi dan berbeda sehingga bias menggambarkan citra produk telepon selular Nokia. Agar konsumen tidak merasa bosan dengan iklan yang ditawarkan. Sehingga konsumen menjadi loyal dan terhadap produk telepon selular Nokia. Dan memutuskan untuk membeli kembali produk telepon selular Nokia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Bhuono.”Strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan SPSS”.CV.Andi offset,Yogyakarta, 2005.

Boone, Derrick S., Lemon, N.L & Staelin, R. “The Impact of Firm Introductory Srategies on Consumer’s Perceptions of Future Product Introductions and Purchase Decisions”, The Journal of Product Innovation Management. Vol. 18, pg. 96-109, November 2001.

Brooke, M.Z & Mills, W.R. “New Product Development”, 1st Edition. New York: The Haworth Press, Inc, 2004..

Crawford, C. Merle. “Defining The Charter For Product Innovation Sloan Management Review”, Vol.22, pg. 165-178, Januari 1980.

Fajrianthi, dan Farah, Zatul. “Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas Konsumen”, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga INSAN,Vol. 7, No. 3, Desember 2005.

Greenleaf, Eric A. & Lehman, Donald R “Reasons for Substantial Delay in Consumer Decision Making”, Journal of Consumer Research, Vol.22, pg. 186-199, Februari 1995.

Hamid, Abdul. Panduan Penulisan Skripsi, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2004.

Haryanto, Jony O dan Polluan, Jeane. “Pengaruh Inovasi dan Inovasi yang akan Datang Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen”. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi. Vol.7 No.2, Hal:114-132, Agustus 2007. Herlyanah, Nina. “Pengaruh Periklanan dan Kualitas Produk terhadap acuan

Keputusan Pembelian Handphone Nokia (studi kasus : mahasiswa UIN Ciputat)”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2008.

Jill, Griffin. “Customer Loyalty”, Edisi Revisi dan terbaru, Erlangga, 2002. Karjaluoto H., Pakola J., Salo J., Karvonen J., Kesti M., Koivumaki T., Manninen

M. & Ristola A. “Factor Affecting Consumer Choice of Mobile Phones : Two Studies From Finland”, Journal of Euromarketing, Vol.14, pg.59-82, Maret 2005.

Kotler, Philip & A.B Susanto. “Manajemen Pemasaran di Indonesia”, Edisi 1, Salemba Empat, Jakarta, 1999.


(5)

Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran Jilid 1 dan 2”, PT. Indeks kelompok Gramedia Jakarta, Jakarta, 2005.

Kuesnendi. “Model-Model Persamaan Struktural satu dan Multigroup Sampel Dengan Lisrel”, Alfabeta, Bandung, 2008.

Lorentsen L., Tuovinen AP and Xu J. “Modelling Feature Interactions in Mobile “Phones, Working Paper in Nokia Research Center, 2000.

Mardani, Theresya. “Pengaruh Citra Produk Kosmetik La Tulipe Terhadap Keputusan Pembelian (studi kasus: pada mahasiswi UMS)”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Muhamadiyah Surakakarta, Surakarta, 2008.

Peter, J. Paul dan Jery C. Olson. “Consumer Behavior (Prilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran)”, Edisi 4, Erlangga, Jakarta, 1999.

Poerwanto. “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Loyalitas Konsumen Kartu Pra Bayar im3”, STAIN Surakarta, Surakarta, 2008.

Rahayu, Sindu.“Citra Perusahaan dan Citra Produk dalam Pola Hubungan yang Mempengaruhi Preferensi Pembelian Suatu Produk: Studi Kasus pada Pelumas MESRAN Produksi PERTAMINA, Survey terhadap Pengguna

Kendaraan Roda Empat di Kodya Bandar Lampung”, Tesis S2,

Universitas Indonesia, Depok, 2007.

Riduwan, Engkos Ahmad Kuncoro. “Cara menggunakan dan memaknai analisis jalur atau path analysis”. Alfabeta. Bandung, 2007.

Schiffman, L.G & Kanuk, L.L “Consumer Behaviour”, 8th Edition, Prentice Hall, Inc, New Jersey, 2004.

Simamora Bilson. “Panduan Riset Perilaku Konsumen”, Edisi Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.

Singgih, Santoso. “Penggunaan SPSS untuk satistik parametrik”.PT. Elex Medal Komputindo, Jakarta, 2005.

Solomon, Michael R. “Consumer Behavior – Buying, Having and Being”, 6th Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2004.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfa Beta, Bandung, 2005.

Sugiyono. “Statistika untuk Penelitian (Revisi Terbaru)”, CV Alfa Beta, Bandung, 2007.

Suparyadi. “Membangun Loyalitas Pelanggan; perlaombaan tanpa garis finis “,


(6)

Susilawati. “Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2007.

SWA Sembada, “Membangun Loyalitas Pelanggan”, 2005.

SWA Sembada, “Saatnya mencermati Loyalitas Pelanggan”, 2005.

Syarif, Ahmad. “Analisa Pengaruh Periklanan melalui Media Luar Ruang dan Citra Produk Terhadap Keputusan Pembelian Rokok Sampoerna A MILD”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat, 2005.

Theresia Widyaratna. Theresia dan Danny.”Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Tingkat Penjualan di Warung Bu Kris (Studi Kasus Pada Ayam Penyet Sebagai Menu Unggulan Warung Bu Kris)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2, Hal:85-95, September 2001.


Dokumen yang terkait

Perbedaan Loyalitas Merek Terhadap Produk Telepon Selular Ditinjau Dari Tipe Kepribadian

0 63 130

Analisis pengaruh pilihan merek, kualitas produk dan kepuasan pelanggan terhadap keputusan pembelian serta dampaknya pada loyalitas pelanggan : studi kasus pada mahasiswa UIN pengguna produk kosmetik sari ayu

3 16 139

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur)

6 44 162

Pengaruh Citra Merek Produk Nokia terhadap Loyalitas Konsumen.

0 0 27

Peranan Asosiasi Merek Nokia Terhadap Respon Konsumen Pengguna Telepon Selular Di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

0 0 22

Kontribusi harga, kualitas produk, dan citra merek terhadap loyalitas pengguna telepon seluler Nokia.

1 29 159

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP EKUITAS MEREK TELEPON SELULAR MEREK NOKIA (Survei pada mahasiswa pengguna telepon selular merek Nokia pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

0 0 12

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian - PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP EKUITAS MEREK TELEPON SELULAR MEREK NOKIA (Survei pada mahasiswa pengguna telepon selular merek Nokia pada Fakultas

0 0 13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan - PENGARUH ATRIBUT PRODUK DAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP EKUITAS MEREK TELEPON SELULAR MEREK NOKIA (Survei pada mahasiswa pengguna telepon selular merek Nokia pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta) -

0 0 8

KONTRIBUSI HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS PENGGUNA TELEPON SELULER NOKIA

0 2 157