Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Akuntansi Perilaku

Konsep perilaku Behavioral Accounting pada awalnya merupakan kajian bidang utama dalam psikologi dan sosial psikologi. Namun faktor - faktor psikologi dan sosial psikologi seperti motivasi, presepsi, dan personalia juga sangat relevan dalam bidang akuntansi Siegal Marconi, 1986 dalam Anggraini 2009. Akuntansi perilaku merupakan gabungan antara akuntansi dan ilmu sosial yang berkaitan dengan bagaimana perilaku manusia dapat memperngaruhi data akuntansi dan kepatuhan usaha. Selama ini organisasi umumnya menitik beratkan pada pengukuran pendapatan dan biaya serta mempelajari prestasi organisasi dimasa lalu untuk memprediksi dimasa yang akan datang. Padahal disamping itu dampak dari perilaku yang dilakukan masing - masing individu juga membutuhkan suatu perhatian yang mendasar. Organisasi - organisasi cenderung mengabaikan bahwa pengendalian organisasi efektif harus dimulai dari motivasi dan pengendalian perilaku, tujuan, dan aspirasi individu yang melibatkan dalam organisasi tersebut. Tanpa adanya hal tersebut maka akan sulit bagi organisasi untuk meningkatkan prestasi pada masa yang akan datang. Oleh karena itu organisasi harus memperhatikan dampak perilaku dari masing - masing individu yang menjalankannya sebagai akibat dari apa yang dilakukan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penelitian ini mengkaji tentang aspek perilaku manusia dalam penggunaan e-learning. Dalam hal ini adalah mahasiswa, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan akuntansi perilaku di Indonesia khususnya bidang pendidikan dalam menerapkan teknologi e-learning.

2.2.2. E-learning

2.2.2.1. Pengertian dan Konsep E-learning

Nugraha 2007 dalam Roshida 2009 mengemukakan bahwa berbagai pengertian tentang e-learning saat ini sebagian besar mengacu pada pembelajaran yang menggunakan teknologi internet. Seperti pengertian dari Rosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell 2002, Kamarga 2002 yang intinya menggunakan media internet dalam pendidikan sebagai hakikat e-learning. Bahkan Onno 2002 menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha - usaha pengajaran lewat teknologi internet. E-learning adalah salah satu perkembangan yang paling cepat dan paling menjanjikan didalam bidang pendidikan. Tempat pelatihan online dapat memberikan keuntungan setiap tahun kira-kira mencapai 11.5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Downey, et. al., 2005 dalam Roshida 2009 mengatakan bahwa: e- learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. E-learning memiliki fleksibelitas untuk belajar dari mana saja, kapan saja, dan dengan kecepatannya sendiri. Dalam pusat pelatihan perusahaan yang menggunakan e-learning, e-learning biasanya lebih singkat, dan lebih banyak orang dapat dilatih karena waktu pelatihan yang lebih cepat tersebut. Hasilnya, biaya pelatihan dapat dikurangi, dan dapat menghemat biaya sewa ruang dan fasilitas yang berhubungan dengan metode pelatihan tradisional Rosenberg, 2001 dalam Roshida 2009. Bagaimanapun juga, tanpa suatu alat penghubung yang efektif suatu sistem e-learning tidak bisa efisien. Suatu alat penghubung yang dirancang dapat menarik pelajar adalah perhatian, memotivasi ke arah interaksi dengan sistem, dan membantu mereka belajar mencapai keberhasilan tanpa kebingungan dan kelelahan Downey, et. al., 2005, dalam Roshida 2009. Ini juga berperan untuk mutu dan kegunaan sistem tersebut Downey, et. al., 2005 dalam Roshida 2009. E-learning merupakan pembelajaran yang menggunakan web. Ini dapat dilakukan di dalam ruang kelas sebagai pendukung pengajaran tradisional, seperti ketika para mahasiswa belajar melalui web di rumah atau di dalam ruang kelas. E-learning juga dapat dilakukan di dalam ruang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kelas virtual, di mana semua kegiatan dilakukan online dan pelaksanaan kelas tidak dilakukan secara langsung. Menurut Cheng 2006 dalam Roshida 2009, huruf “e” pada kata e-learning mempunyai beberapa arti tersendiri, antara lain : 1. Exploration : peranti yang digunakan oleh internet untuk mengeksplorasi informasi. 2. Experience : pengalaman belajar yang dilengkapi dengan internet untuk pelajar diseluruh area dan dapat meningkatkan keberanian pelajar untuk mengeksplorasi belajar secara mandiri. 3. Engagement : langkah inovatif yang dilengkapi oleh internet yang dapat membantu pelajar untuk memperoleh pengetahuan terkini. 4. Ease of use : kemudahan penggunaan yang diberikan oleh internet untuk mengakses segala macam bentuk pengetahuan. 5. Empowerment : perkembangan dari isi, cara, dan tingkatan dari pembelajaran yang disediakan oleh internet, sehingga pelajar dapat memahami secara otodidak. E-learning pada dasarnya adalah suatu bentuk pendidikan yang difasilitasi internet dan berbagai komponen teknologinya Fuller, et. al., 2006 dalam Roshida 2009. Arti e-learning adalah pelajar mendapatkan ilmu pengetahuan melalui penggunaan media digital atau elektronik secara individu, seperti computer, tape, CD, Internet, dan lain-lain. Terdapat dua konsep e-learning menurut Cheng 2006 dalam Roshida 2009 yaitu online learning dan off line learning. On-line Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. learning mempunyai arti bahwa pelajar mencapai tujuan belajar melalui media internet maupun internet, konsep ini juga dikatakan web-based learning WBL. Sedangkan off-line learning merujuk pada pembelajaran yang menggunakan komputer dan materi pembelajaran tersimpan dalam format disket atau CD. Konsep ini dapat dikatakan pula sebagai computer- based learning CBL. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, terdapat banyak definisi yang telah ditemukan mengenai E-learning. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Cheng 2006 dalam Roshida 2009, E-learning adalah transmisi data berupa materi pembelajaran dan replikasi file menggunakan internet, me-review buku secara on-line dan mengirimkan gambar multimedia serta efek suara. Sedangkan menurut Trace dan Cheng 2006 dalam Roshida 2009, diperkirakan E-learning termasuk dalam tahap pembelajaran yang melibatkan computer-based learning dan web- based learning . Definisi tersebut diperkuat lagi oleh Cardno 2000, Cheng 2006 dalam Roshida 2009, yang menyatakan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan aplikasi computer-based learning, web-based learning, dan kelas virtual yang menggunakan internet. Sedangkan menurut Cheng 2006, dalam Roshida 2009 definisi e-learning adalah koneksi web melalui media, menggunakan berbagai macam peralatan elektronik atau digital, termasuk komputer, telepon seluler, PDA, dan sebagainya yang memungkinkan pelajar memperoleh pengetahuan terkini, kapanpun dan dimanapun. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms [Glossary, 2001] dalam Roshida 2009 menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer maupun komputer stand alone. Pengertian tersebut menyempitkan arti “elektronik” pada huruf “e”dalam istilah “e-learning”. Selain karena, selain komputer juga masih terdapat alat-alat elektronik lainnya yang digunakan sebagai media pembelajaran, misalnya radio, tape audiovideo, tv interaktif, cdrom, LCD Proyektor, OHP. Sebelum internet ditemukan, alat-alat tersebut sudah terlebih dulu digunakan sebagai media pembelajaran statis maupun interaktif. Mahasiswa bisa menggunakan tape recorder untuk merekam ceramah dosen di kelas untuk didengarkan dilain waktu. Dosen juga menggunakan OHP untuk mempresentasikan materi kuliahnya kepada mahasiswa sehingga hanya menuliskan materi di papan tulis seperlunya saja. Dosen juga dapat memberikan salinan dokumen materi kuliah dan referensi dalam bentuk CDROM kepada mahasiswanya untuk dipelajari dirumah. Media - media elektronik tersebut sangat membantu mahasiswa agar bisa lebih menguasai materi kuliah. Pengertian e-learning yang sederhana namun mengena dikatakan oleh Nugraha dalam Roshida 2009, e-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari elektronika dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi, e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khusus perangkat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. komputer. Jika dilihat dari berbagai pengertian e-learning, kebanyakan dari para pakar mengatakan bahwa e-learning merupakan pembelajaran menggunakan sarana internet. Namun, jika dilihat dari arti harfiah bahwa e-learning yang mempunyai kepanjangan electronic-learning berarti pembelajaran yang menggunakan sarana elektronik. Menurut Wahono 2008 komponen-komponen yang membentuk E-learning adalah: 1. Infrastruktur E-learning Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer PC, jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. 2. Sistem dan Aplikasi E-learning Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian rapor, sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. 3. Konten E-learning Konten dan bahan ajar yang ada pada E-learning system Learning Management System . Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content konten berbentuk multimedia interaktif atau Text-based Content konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.2. Manfaat E-learning

Secara teoritis, terdapat banyak manfaat dari e-learning. Belajar dengan keinginan sendiri dan dengan kecepatan yang disesuaikan sendiri meningkatkan pemahaman akan isi Urdan dan Weggen, 2000 dalam Roshida 2009. Bahan online menawarkan peluang untuk mengirimkan isi yang paling baru, dengan kualitas tinggi yang dibuat oleh para ahli dan yang konsisten disajikan dalam cara yang sama setiap waktu. Para mahasiswa dalam situasi e-learning memiliki fleksibelitas untuk belajar dari mana saja, kapan saja, dan dengan kecepatannya sendiri. Dalam pusat pelatihan perusahaan yang menggunakan e-learning, e-learning biasanya lebih singkat, dan lebih banyak orang dapat dilatih karena waktu pelatihan yang lebih cepat tersebut. Hasilnya, biaya pelatihan dapat dikurangi, dan dapat menghemat biaya sewa ruang dan fasilitas. Beberapa kelemahan memang ada dan dapat menetralkan manfaat dari e-learning. Para instruktur mungkin perlu dilatih agar dapat mengajar secara elektronik, dan pembelian peralatan multimedia tambahan mungkin dibutuhkan. Para mahasiswa harus bisa mengoperasikan komputer dan mungkin merasa kehilangan interaksi langsung dengan para instrukturnya. Selain itu terdapat masalah mengenai penilaian pekerjaan mahasiswa karena instrukturnya tidak benar - benar tahu siapa yang menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dari berbagai pengalaman informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh Elangovan, 1999; Soekartawi, 2002; Muvihil, 1997; Utarini, 1997 dalam Roshida 2009 antara lain sebagai berikut: a. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan komunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi jarak, tempat, dan waktu. b. Dosen dan mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar yang dipelajari. c. Mahasiswa dapat belajar atau mengulang kembali bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. d. Bila mahasiswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajari, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. e. Berubahnya peran mahasiswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. f. Relatif lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari pergururan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Hardini 2008 dalam Roshida 2009 secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut mahasiswa sebagai peserta dan dosen: 1. Dari Sudut Mahasiswa sebagai Peserta Didik Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibelitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan - bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan dosen setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. 2. Dari Sudut Dosen Dengan adanya kegiatan e-learning beberapa manfaat yang diperoleh doseninstruktur antara lain adalah bahwa dosen instruktur dapat: a. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi. b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak. c. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. d. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu e. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.3. Kekurangan E-learning

Walaupun banyak manfaat dan kelebihan tetapi penerpan e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik Bullen, 2001, Beam, 1997 dalam Muzid 2005, antara lain sebagai berikut: a. Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar. b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis komersial. c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. d. Berubahnya peran dosen dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT. e. Mahasiswa yang tidak mempunyai motivasi belajat tinggi cenderung gagal. f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer. Namun dari beberapa kekurangan yang telah dipaparkan, kekurangan tersebut dapat diatasi dengan pemanfaatan e-learning sebatas sebagai sistem pendukung bukan sebagai sistem pengganti. Dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kekurangan diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan individu baik mahasiswa maupun dosen.

2.2.2.4. Perkembangan E-learning di Indonesia

Konsep belajar mengajar masih memiliki makna sebagai sebuah interaksi antara dosen dengan mahasiswa melalui sebuah pertemuan yang terjadi secara kasat mata di dalam kelas. Dosen atau pengajar berperan dominan di dalam ruang kuliah. Padahal, pembelajaran yang efektif seharusnya terfokus pada karakteristik yang tergambar dari proses pembelajarannya. Pembelajaran dimaksud, sebenarnya, merupakan paradigma lama yang menggambarkan dominasi dosen dalam menggunkan berbagai cara dalam memberikan kuliah di perguruan tinggi Inglis Ling, dan Joosten, 1999 dalam Damayanti 2007, dalam konteks ini menunjukkan perbedaan antara paradigma lama dengan paradigma baru terkait dengan konsep pendidikan peerguran tinggi yang sekarang ini terjadi yang terlihat pada tabel di bawah ini. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 2.1 : Perbedaan antara Paradigma Lama dan Paradigma baru Perguruan Tinggi Paradigma lama pendidikan tinggi Paradigma baru pendidikan tinggi Matakuliah sesuai yang diberikan Registrasi dan kegiatan akademik sangat tergantung pada kalender akademik Universitasnya berada dilokasi tertentu Lama kuliah dibatasi perolehan gelar Umur berkisar 18-25 tahun Buku adalah medium utama Tergantung pada kegiatan intitusinya Keluaranproduknya bersifat tunggal Mahasiswa diperlakukan sebagai objek Pembelajaran dilakukan didalam kelas Single discipline dalam pengetahuan Terfokus pada institusi Dibiayai pemerintah Teknologi merupakan investasi yang mahal Memilih matakuliah sesuai keinginan Registrasi dan keinginan terbuka sepanjang tahun dan kalender fleksibel Universitasnya bersifat maya Belajar sepanjang hayat Umur 18 tahun sampai tak terbatas Segala macam format informasi dipakai Tergantung penilaian pasar Informasi yang diperoleh dapat digunakan ulang Mahasiswa dianggap sebagai konsumen Pembelajaran dapat dilakukan dimanapun juga Pengetahuan Multi discipline Terfokus pada pasar Dibiayai melalui dana masyarakat Teknologi sebagai unsur pembeda Sumber : Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 8, Nomor 2, September 2007, 99-113 E-learning dapat diimplementasikan pada perguruan tinggi yang hanya menerapkan sistem pembelajaran tatap muka, pada perguruan tinggi yang menerapkan konsep pembelajaran jarak jauh, dan pada universitas yang menerapkan mixed modes lihat gambar 2.1. Implementasi pada perguruan tinggi belajar jarak jauh, pada dasarnya, ditujukan untuk meningkatkan kualitas motode mengajar dan penguasaan konsep perkuliahan Garrison Anderson, 2000 dalam Damayanti 2007 dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. meningkatkan kualitas belajar seorang dosen. Namun demikian, sekarang ini, e-learning digunakan juga oleh dosen perguruan tinggi konvensional sebagai salah satu metode mengajar tatap muka untuk mendukung pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Gambar 2.1 : Implementasi E-learning di Perguruan Tinggi Face to face university Distance education university Single mode Dual modes Single mode Enchance the Dominance of Combination Alternative Teaching Teaching Learning Transaction Sumber : Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 8, Nomor 2, September 2007, 99-113 Kelas maya virtual classrom seharusnya tidak jauh berbeda dengan kelas nyata real classroom atau dengan kelas yang dipergunakan untuk pelatihan training room, sebuah kelas yang efektif Porter, 1997 dalam Damayanti 2007 seharusnya mampu untuk enam hal sebagai berikut: 1. Menyediakan peralatan yang dibutuhkan oleh mahasiswa manakala mereka membutuhkan dan bila tidak memungkinkan untuk menyediakan semua peralatan yang dibutuhkan dalam kelas, dosen akan menjelaskan di mana peralatan tersebut dapat diperoleh. 2. Menumbuhkan harapan bagi mahasiswa dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi mereka. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 3. Menumbuhkan rasa kebersamaan antara dosen dengan mahasiswa untuk saling berbagi informasi dan bertukar gagasan. 4. Memungkinkan para mahasiswa untuk secara bebas bereksperimen, menguji pengetahuan mereka, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, dan apabila memungkinkan menerapkan teori yang telah mereka diskusikan atau telah mereka baca. 5. Menciptakan atau mengembangkan mekanisme untuk meng evaluasi kemampuan performance mahasiswa. 6. Menyediakan tempat aman dan nyaman bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Kelas maya secara subtansial, seharusnya memang tidak berbeda dengan kelas nyata. Dosen berencana membangun kelas maya dan menggunakan semua teknologi yang cocok bagi mahasiswa course yang diampu. Dosen seharusnya menciptakan lingkungan belajar efektif sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

2.2.3. Internet

2.2.3.1. Pengertian Internet

Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya. Secara harfiah, internet kependekan dari interconnected-networking ialah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet huruf I besar ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCPIP sebagai protokol pertukaran paket packet switching communication protocol. Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaedah ini dinamakan internetworking. Menurut Widjajanto 2001 dalam Astutik 2009 bukunya Sistem Informasi Akuntansi Internet adalah suatu jaringan internasional dari berbagai jaringan yang menghubungkan puluhan juta penduduk pada lebih dari seratus Negara sehingga merupakan lalu lintas informasi yang luar biasa di bumi. Internet adalah jaringan komputer yang ada di seluruh dunia dan saling terhubung dengan alur telepon kabel maupun satelit. Dalam hal ini komputer yang dahulunya standalone dapat berhubungan langsung dengan host atau komputer yang lainnya. Awalnya adalah departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1969 yang membuat jaringan komputer yang tersebar untuk menghindarkan terjadinya informasi terpusat, sebagai bagian dari strategi pertahanan. Sistem informasi yang tersebar bila satu bagian dari sambungan network terganggu akibat serangan musuh, jalur yang melalui sambungan itu secara otomatis dipindahkan kesambungan lainnya. Himawan, 2008 :1 dalam Astutik 2009. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.2. Manfaat Internet

Internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat diabaikan. Saat ini telah ratusan ribu jaringan lokal terhubung ke internet. Penggunanya kini telah mencakup berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, surat kabar, penerbit, stasiun TV, artis, para pendidik, pengelola perpustakaan, penggemar komputer, dan sebagainya. Dari internet, kita dapat memperoleh beberapa manfaat: a. On-Line News, dalam aktifitas bisnis dan administrasi pemerintahan, dengan internet bias mengurangi biaya pemakaian kertas dan biaya distribusi. b. Sarana Informasi dan Komunikasi yang sangat efektif, cepat, dan murah. c. E-Goverment, mempercepat pertukaran data dan informasi pemerintahan. d. E-Commerce, yaitu fasilitas internet untuk kebutuhan perdagangan. e. Internet Banking, mempermudah transaksi perbankan lewat internet. f. E-learning, mempermudah dan membantu dalam pembelajaran mahasiswa mahasiswa di bidang dunia pendidikan g. Internet merupakan media yang sangat membantu suatu kolaborasi yang biasanya terhanbat oleh ruang dan waktu. Melalui internet, kita dapat melakukan Konferensi dengan berbagai pihak dimanapun mereka berada. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Menurut Tappscott 1996 berpendapat bahwa bagaimana dampak teknologi internet pada kehidupan manusia. Hal-hal berikut menggambarkan besarnya keterlibatan teknologi informasi dalam kehidupan manusia: 1. Produk yang digerakkan sistem komputer Di masa depan produk-produk kebutuhan hidup manusia sehari- hari akan menjadi produk yang cerdas smart product. Produk yang cerdas adalah produk yang telah memiliki komponen inteligensi manusia. Produk yang demikian bisa membantu manusia untuk melakukan hal terbaik bagi kehidupannya. Berikut ini berbagai contoh produk yang cerdas: a. Mobil yang cerdas smart car. Mobil masa kalau mobil rusak, sistim komputer akan memberi tahu bagian mana saja yang rusak. Layar monitor dalam mobil memberi tahu daerah yang macet lalu lintasnya. b. Kartu yang cerdas smart card. Berbagai kartu yang ada ATM, SIM, KTP, Asuransi, Kesehatan, dll akan dihimpun dalam satu kartu saja. Selain itu kartu bisa digunakan untuk berbagai fungsi lain, misalnya untuk kunci mobil, kunci rumah, dll. c. Rumah yang cerdas smart house. Rumah bisa diperintah untuk melaksanakan sendiri tugas - tugas seperti, menentukan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. suhu ruangan, menghidupkan mesin air di bak mandi disaat pemilik rumah dalam perjalanan menuju rumah d. Jalan yang cerdas smart road. Jalan bisa memberi tahu pengendara mobil kalau ada kecelakaan di depan. Selain itu ia bisa mengingatkan bahaya kecelakaan jika jarak antar mobil yang di depan dan di belakang terlalu dekat. 2. Perancangan produk dikelola oleh komputer Sistem komputer yang sudah menjadi net-work intelligence akan memudahkan kehidupan konsumen. Melalui internet pembeli dapat menghubungi berbagai perusahaan yang menwarkan produk. Di masa depan produk yang akan dibeli dirancang sendiri oleh konsumen. 3. Proses kerja yang digerakkan oleh komputer Tersedianya fasilitas intranet dan internet memungkinkan orang bekerja dari mana saja. Orang bisa berhubungan dengan kantornya dari rumah, dari pesawat, dan dari kamar hotel. Pekerjaan dapat dilakukan dari jarak jauh. Kantor menjadi maya virtual. Bank tidak perlu lagi mempunyai karyawan terlalu banyak karena transaksi dilayani secara elektronik. Kini orang berbelanja dari rumah melalui internet. Biro perjalanan semakin tersaingi oleh internet, karena orang dapat memesan langsung tiket pesawat, tiket kapal laut, tiket kereta api, atau tiket bis pada perusahaan transportasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Komputer menjadi sarana komunikasi efektif Kehadiran bisnis internet telah merubah pola komunikasi. Kiriman surat semakin berkurang karena orang lebih banyak berkirim surat dengan e-mail. Orang sekarang bisa mengobrol dari dalam kamarnya dengan siapa saja tanpa batas ruang dan waktu. Program internet relay chatting IRC yang tersedia dalam komputer bisa diakses dengan internet, dan pemakai bisa menghubungi siapa saja, apakah teman chatting berasal dari kota yang sama, atau di kota lain di seluruh dunia. Internet semakin mengurangi pengggunaan mesin faksimili, karena dokumen dapat dikirim dalam waktu yang sangat cepat dengan e-mail. Dokumen dapat dikirim pada banyak orang diseluruh dunia. Penghematan yang sungguh luar biasa, dari segi waktu, biaya dan tenaga. 5. Komputer sebagai pusat informasi Tersedianya website yang bisa diakses melalui internet telah membuat komputer sebagai suatu pusat informasi. Komputer yang terhubungi oleh internet menjadi guru buat semua orang. Hampir semua jenis informasi bisa dicari dari internet. Di beberapa perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri, sudah banyak dosen yang menyimpan catatan kuliah, artikel jurnal, dan bahan bacaan lainnya di dalam homepage pribadi mereka. Mahasiswa dapat dengan leluasa membuka homepage tersebut dan membaca serta mencetak artikel untuk keperluan studi mereka. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4. Proses Pembelajaran

Menurut Prayudi 2007 proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk ter- “ internalisasi” dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri. Sebuah proses pembelajaran yang baik, paling tidak harus melibatkan 3 aspek, yaitu : aspek psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek Psikomotorik dapat difasilitasi lewat adanya praktikum- praktikum dengan tujuan terbentuknya ketrampilan eksperimental. Aspek kognitif difasilitasi lewat berbagai aktifitas penalaran dengan tujuan adalah terbentuknya penguasaan intelektual. Sedangkan aspek afektif dilakukan lewat aktivitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan tujuan terbentuknya kematangan emosional. Ketiga aspek tersebut bila dapat dijalankan dengan baik akan membentuk kemampuan berfikir kritis dan munculnya kreatifitas. Dua kemampuan inilah yang mendasari skill problem solving yang diharapkan wujud pada diri mahasiswa. Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik, maka paling tidak harus terdapat 4 tahapan, yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Tahap berbagi dan mengolah informasi, kegiatan di kelas, laboratorium, perpustakaan adalah termasuk dalam aktivitas untuk berbagi dan mengolah informasi. 2. Tahap internalisasi, aktifitas dalam bentuk PR, tugas, paper, diskusi, tutorial , adalah bagian dari tahap internalisasi. 3. Mekanisme balikan, kuis, ulangan ujian serta komentar dan survey adalah bagian dari proses balikan. 4. Evaluasi, aktifitas assesment yang berdasarkan pada test ataupun tanpa test termasuk assesment diri adalah bagian dari proses evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan secara peer review ataupun dengan survey terbatas. Seharusnya implementasi proses pembelajaran di perguruan tinggi senantiasa dievaluasi untuk memenuhi aspek-aspek diatas. Menurut Muchith 2008 belajar merupakan hal yang sangat dasar bagi manusia dan merupakan proses tiada henti dan berkesinambungan yang mengubah individu dalam berbagai cara. Proses pembelajaran merupakam inti dari kegiatan kependidikan di perguruan tinggi. Agar tujuan pendidkan dan pengajaran berjalan dengan benar, maka perlu pengadministrasian kegiatan - kegiatan belajar mengajar, yang lazim disebut administrasi kurikulum. Hal sependapat dikemukakan oleh ahli tentang proses pembelajaran dengan jenis-jenis kategori dan tahapan yang dikenal dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. taksonomi belajar. Kategori jenis-jenis belajar menurut beberapa ahli diantaranya: 1. Taksonomi Bloom yang paling populer dan mengkategorikan dari 3 tingkatan sebagai domain atau ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik Reliawati, 2009. 2. Taksonomi Robert M.Gagne yang berpendapat bahwa kategori pembelajaran meliputi kecakapan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motoris, informasi verbal dan sikap Reliawati, 2009. 3. Taksonomi UNESCO yang terdiri dari learning to how, learning to do, learning together, and learning to be Reliawati, 2009. 4. Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon Reliawati, 2009. 5. Menurut Jerome S. Bruner, seorang ahli pendidikan yang setuju dengan teori kognitif, pembelajaran adalah proses untuk membangun kemampuan mengembangkan potensi kognitif yang ada dalam diri siswa Reliawati, 2009.

2.2.5. Prestasi Mahasiswa

Menurut kamus besar bahasa Indonesia prestasi akademik adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dsb. Kinerja individual adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, kinerja yang dimaksud oleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. peniliti dalam hal ini adalah prestasi mahasiswa karena menurut Jumali 2005 dalam Roshida 2009 kinerja individu adalah pencapaian prestasihasil kerja dari serangkaian tugas mahasiswa dengan dukungan teknologi sistem informasi yang ada. Penilaian prestasi atas seseorang perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai, sehingga dapat dikatakan bahwa penilaian prestasi adalah sebagai penentu secara periodik efektifitas operasional individu berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditentukan. Pencapaian kinerja individual dinyatakan dengan pencapaian serangkaian tugas - tugas individu dengan dukungan teknologi informasi yang ada. Pengukuran kinerja individual ini melihat dampak sistem yang baru terhadap efektifitas pneyelesaian tugas, membantu meningkatkan kinerja dan menjadikan pemakai lebih produktif dan kreatif Goodhue dan Thomson, 1995 dalam Roshida 2009. Pencapaian kinerja individu yang baik jika didukung dengan adanya teknologi sistem informasi yang memadai. Bagi mahasiswa, kinerja individu akan terlihat dari prestasi mahasiswa dalam menggunakan teknologi sistem informasi seperti contohnya komputer sebagai alat penghasil informasi yang diperlukan oleh mahasiswa dan diperoleh melalui jaringan internet serta media komunikasi lainnya yang akan menghasilkan output secara cepat, akurat serta efektif yang dapat membantu mahasiswa untuk menyelesaikan tugasnya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Prestasi mahasiswa dapat meningkat dikarenakan adanya motivasi yang dapat membentuk kepribadian seseorang dan pengalaman seseorang untuk mewujudkan kinerja yang diharapkan. Untuk itu digunakan teori kepribadian sebagai pendukung motivasi Menurut Robbins 2001: 50 dalam Roshida 2009, Kepribadian adalah keseluruhan total dari cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian antara lain : 1. Lingkungan Diantaranya fakor-faktor yang menekan pada pembentukan kepribadian kita adalah budaya dimana kita dibesarkan, pengkondisian dini, norma-norma diantara keluarga, teman-teman, dan kelompok- kelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Lingkungan yang dipaparkan pada kita memainkan suatu peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian kita. 2. Situasi Situasi mempengaruhi dampak keturunan dan lingkungan terhadap kepribadian. Kepribadian seseorang, walaupun pada umumnya mantap dan konsisten, berubah dalam situasi yang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan dari kepribadian seseorang. Oleh karena itu, hendaknya kita tidak melihat pola kepribadian dalam keterpencilan isolasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Teori humanistik Gibson, et. al., 1996: 160 dalam Roshida 2009 dengan pendekatan humanistik guna memahami kepribadian dicirikan oleh adanya pemusatan perhatian pada perkembangan individu dan aktualisasi diri dan pentingnya bagaimana seseorang mempersepsi dunianya dan semua kekuatan yang mempengaruhi mereka. Berdasarkan paparan teori tersebut diatas menunjukkan bahwa seorang dosen berusaha memotivasi mahasiswa dalam peningkatan prestasinya dengan mengadakan forum diskusi dengan harapan mahasiswa akan terbiasa mengutarakan pendapatnya sehingga tidak adanya rasa rendah diri atau tertekan untuk mengungkapkan hasil kerjanya baik secara individu atau secara kelompok. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 40

BAB III METODE PENELITIAN