PERSEPSI MAHASISWA DALAM PENERAPAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN “JAWA TIMUR.

(1)

Disusun Oleh: Ratih Marthadian Eka S

0613010101/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 29 Juli 2011

Pembimbing: Tim Penguji:

Pembimbing Utama Ketua

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi

Sekretaris

Dr. Indrawati Yuhertiana, MM, Ak

Anggota

Rina Mustika, SE, MM Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


(2)

Peneliti memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas penyusunan usulan penelitian yang berjudul :  “PERSEPSI MAHASISWA DALAM PENERAPAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN

PADA MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN” JAWA TIMUR”

dapat terselesaikan dengan lancar.

Adapun maksud penyusunan usulan penelitian ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Tentunya dalam proses penulisan usulan penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam hal ini secara khusus peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :

1. Bapak Prof . Dr. H . R. Teguh Soedarto, M.P selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(3)

sabar memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis demi sempurnanya penyusunan usulan penelitian ini. 5. Ibu DRA. Erry Andhaniwati, Ak, Mak selaku Dosen Wali yang telah

memberi bimbingan selama menuntut ilmu di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya segenap Dosen Jurusan Akuntansi yang telah membekali peneliti pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.

7. Secara khusus dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ayah, Ibu dan Adikku (Rama dan Rangga) beserta seluruh anggota keluarga besarku yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun materiil.

8. Teman-teman dan sahabatku (Fenti Yulianti, Khoirul Anam, Donny Hermawan, Nanang Setya Perdana, Eswima Tertyo, Aryo Wibowo, Pritta Vesadianti , Puspita Diminarti, Yani Sudjianto, Triani Sari, Yulita Rostia I, Wigati Sulistiorini, Dwi Ratna Wati, Judha Mradipta Nugraha dan teman-teman Akuntansi 2006) selama kuliah, terima kasih atas semua bantuan, dukungan, doa dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti.


(4)

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan usulan penelitian ini.

Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala kebaikan atas semua bantuan kepada peneliti.

Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Surabaya, Juni 2011


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

ABSTRAK... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori... 12

2.2.1. Pengertian Teknologi Informasi... 11

2.2.2. Manfaat Teknologi ... 13

2.2.3. Pengertian Internet ... 13

2.2.4. Pengertian E-learning... 17

2.2.4.1. Manfaat E-learning…….. ... 19

2.2.4.2. Penggunaan Dan Efektivitas E-learning Dalam Proses Pendidikan Di Perguruan Tinggi... 21


(6)

2.2.4.3. Sasaran Kegiatan E-learning………… ... 22

2.2.5. Pengertian Kualitas Pendidikan ... 23

2.2.6. Dosen ... 25

2.2.6.1 Pengertian Dosen ... 25

2.2.6.1 Pengaruh Pemahaman Dosen Terhadap Penerapan E-learning……... 25

2.2.7. Mahasiswa... 26

2.2.7.1 Pengertian Mahasiswa ……….. 26

2.2.7.2 Pengaruh Pemahamana Mahasiswa Terhadap Penerapan E- learning……….. 27

2.3. Kerangka Pikir ... 28

2.4. Hipotesis... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 29

3.1.1 Definisi Operasional ... 29

3.1.1. Pengukuran Variabel………. 30

3.2. Teknik Penentuan Sampel... 32

3.2.1. Populasi dan Sampel ... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 34

3.3.1. Jenis Data ... 34

3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 34


(7)

3.4.1. Uji Kualitas Data... 35

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 37

3.4.3. Analisis Regresi Berganda ... 42

3.4.4. Uji Hipotesis ……… 43

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… . 46

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………. 46

4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timurl ……….. 46

4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi ………... 48

4.1.3 Gambaran Umum Program Studi Akuntansi ……….... 48

4.1.4 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi……… 49

4.1.4.1 Visi………... 49

4.1.4.2 Misi ……….. 49

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………... .49

4.2.1 Deskripsi Variabel Dosen ……….. 50

4.2.2 Deskripsi Variabel Mahasiswa ……….. 53

4.2.3 Deskripsi Variabel Kualitas Pendidikan ………58

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis………..62

4.3.1 Uji Kualitas Data ………62

4.3.1Uji Validitas ………62

4.3.2 Uji Reliabilitas ………...63

4.4. Uji Asumsi Klasik …….………...64

4.4.1 Uji Multikolinearitas ……… 64

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ……….. ...65

4.4.3 Uji Autokorelasi ………65

4.4.4 Uji Normalitas ………...67

4.5 Hasil Pengujian Hipotesis... 68


(8)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN……….78 5.1 Kesimpulan………. 78 5.2 Saran………79


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Daftar Variabel Dosen ... 50

Tabel 4.2 Daftar Variabel Mahasiswa ... 53

Tabel 4.3 Daftar Vraiabel Kualitas Pendidikan ... 58

Tabel 4.4 Uji Validitas ... 62

Tabel 4.5 Uji Reabilitas ... 63

Tabel 4.6 Nilai Variance Inflation Variabel Bebas ... 64

Tabel 4.7 Tes Heterokedastisitas dengan Kolerasi Rank Spearman Korelasi ... 65

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Model ... 67

Tabel 4.9 Analisis Varian (ANOVA) ... 69


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian... 28 Gambar 16 Kurva Statistik Durbin Watson ... 66 Gambar 4.1 Normal Q-Q Plot Of Y =Kualitas Pendidikan ………...68 Gambar 8 Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan

atau Keseluruhan ………..72 Gambar 9 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Dosen (X2) terhadap Kualitas

Pendidikan Mahasiswa Akuntasi UPN ”Veteran” Jatim (Y) ………….. 74 Gambar 10 Kurva Distribusi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Mahasiswa (X2)

terhadap Kualitas Pendidikan Mahasiswa Akuntasi UPN ”Veteran”


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabulasi Kuesioner ... Lampiran 2 Uji Kualitas Data ... Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik ... Lampiran 4 Analisis Regresi Berganda... Lampiran 5 Daftar Dosen Yang Terdaftar Dalam Sistem E-learning ………...


(12)

PERSEPSI MAHASISWA DALAM PENERAPAN

E-LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN

MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

NASIONAL “VETERAN “JAWA TIMUR

Oleh :

RATIH MARTHADIAN EKA.S

ABSTRAK

Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat. E-learning merupakan salah satu strategi perguruan tinggi untuk menghadapi persaingan kualitas pendidikan. dengan adanya sistem program pendidikan e-learning itu dapat memberikan layanan belajar yang tidak hanya terbaik dan tercepat bagi para mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan e-learning dalam meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa progdi akutansi angkatan 2006-2007 yang berjumlah 699 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling (secara acak). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan uji hipotesis kesesuaian model dan uji t.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang ditarik dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh valid dan faktor- faktor yang digunakan memiliki pengaruh yang sangat simulatan pada kualitas pendidikan.

Keywords : Pemahaman Dosen dan Mahasiswa Terhadap Sistem e-learning, Kualitas Pendidikan Mahasiswa Akuntansi


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat. Sehingga akan meningkatkan produktivitas. Selain itu, perkembangan teknologi informasi juga telah banyak mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan. Teknologi informasi telah berfungsi sebagai pemasok ilmu pengetahuan.

Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sangat pesat dan telah merambah banyak aspek kehidupan manusia. Keadaan ini membuat persaingan pendidikan kedalam bentuk persaingan yang berdasarkan informasi dan teknologi. Pertumbuhan teknologi internet memberikan kesempatan untuk di aplikasikan dalam berbagai bidang termasuk pendidikan tinggi , dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

Dimasa datang penerapan teknologi internet dibidang pendidikan dan latihan akan sangat dibutuhkan dala rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan. Terutama di Indonesia yang wilayahnya tersebar diberbagai daerah yang sangat berjauhan. Sehingga diperlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekarang.dengan adanya aplikasi


(14)

pendidikan jarak jauh yang berbasis internet , maka ketergantungan akan jarak dan waktu dapat diatasi.

Pesatnya kemajuan teknologi harus diimbangi dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan dan pengetahuan. Karena itu, dengan teknologi informasi dapat digunakan untuk menciptakan SDM yang terampil dan andal. Dalam informasi sangat ditentukan oleh ketepatanpenggunaan strateginya. Informasi untuk pendidikan dan pengetahuan bisa didapatkan melalui internet yang sudah cukup lama dikenal dan juga telah banyak dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan pengetahuan di berbagai Negara termasuk di Indonesia.

dewasa ini semakin bertambah banyak jumlah perguruan tinggi diberbagai Negara yang menyajikan materi perkuliahan secara elektonik, baik sebagai pelengkap atau suplemen (tambahan) terhadap materi perkuliahan yang disajikan secara regular dikelas namun beberapa perguruan tinggi lainnya menyelenggerakan e-learning sebagai alternatif bagi mahasiswa yang karena satu dan lain hal berhalangan mengikuti

perkulihan secara tatap muka. Dalam hal ini e-learning berfungsi sebagai

pilihan bagi mahasiswa. (Fachri, 2006).

Beberapa perguruan diluar negeri maupun di Indonesia sendiri

telah menjadikan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran

yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Untuk menunjang e-learning ini, maka

dibutuhkan pembangunan infrastruktur dibidang telekomunikasi yang


(15)

infrastruktur dibidang telekomunikasi baik pendidikan maupun pelatihan, terutama lembaga pendidikan, tampak terus melengakapi dirinya dengan

berbagai fasilitas yang memungkinkan “civitas akademi”nya

memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang tersedia untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran dan pemberian layanan kepada mahasiswa. Berbagai fasilitas yang dimaksud adalah berupa pengadaan perangkat computer (lab computer), koneksi ke internet (Internet Conectivity), pengembangan web- site, pengembangan Lokal Area Network( LAN), dan pengembangan internet.

Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi di Indonesia perguruan tinggi di Indonesia semakin kondusif.mendorong perguruan tinggi konvesional untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (dual mode). Dengan iklim yang kondusif ini, beberapa perguruan tinggi telah melakukan berbagai persiapan, seperti penugasan dosen untuk (a) mengikuti pelatihan tentang pengembangan bahan belajar elektronik, (b) mengidentifikasi berbagai platform pembelajaran elektronik yang tersedia, dan (c) melakukan

eksperimen tentang penggunaan platform pembelajaran elektronik tertentu

untuk menyajikan perkuliahan. (Fachri, 2006).

E-learning merupakan salah satu strategi perguruan tinggi untuk menghadapi persaingan kualitas pendidikan. Pola, manfaat dan kendala


(16)

kelulusan mahasiswa di perguruan tinggi dalam hal ini menjadi sudut pandang penulis yang dijadikan objek dalam penelitian ini.

Selama ini, sistem pendidikan di perguruan tinggi yang digunakan hanya bersifat tertulis, didalam ruangan, yang tidak jarang cenderung

membosankan. Dengan adanya sistem pendidikan e-learning yang dapat

secara tepat di perguruan tinggi dan dinikmati oleh para mahasiswa maupun dosen itu sendiri yang dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah-masalah perkuliahan yang tidak dapat dikelas dan kurang di mengerti oleh para mahasiswa sehingga dengan adanya sistem

program pendidikan e-learning itu dapat memberikan layanan belajar yang

tidak hanya terbaik dan tercepat bagi para mahasiswa. Dalam sistem ini para mahasiswa bisa mengambil bahan mata kuliah yang akan dijelaskan dan diterangkan oleh dosen. Hal ini bertujuan agar mahasiswa bisa memahami dan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diajarkan. Sehingga mahasiswa bisa langsung menerima materi itu dengan mudah dan dosen juga akan lebih mudah menerangkan materi yang akan diberikan kepada para mahasiswanya.

Penerapan ini merupakan sebuah wujud pembangunan berkelanjutan dalam bidang pendidikan tetapi juga dikembangkan untuk seterusnya karena ilmu pengetahuan dan informasi yang diterima

mahasiswa harus selalu up to date. Dengan penerapan ini, diharapkan

setiap individu yang ada di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur” baik mahasiswa maupun dosen serta institusi mampu


(17)

berkompetisi dalam persaingan pendidikan di Indonesia yang semakin ketat atau bahkan dalam skala internasional.

Akan tetapi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur ini pada kenyataannya belum sepenuhnya mahasiswa dan dosen khususnya pada jurusan akuntansi belum menggunakan sistem e-learning ini.

Berdasarkan data dan yang telah terdaftar dari jumlah dosen pengajar yang ada di jurusan akuntansi berjumlah 27 orang dan yang terdaftar pada sitem e-learning hanya 12 dosen saja yang sudah menggunakan sistem e-learning yang telah di sediakan oleh Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa timur. sehingga pada mahasiswa kita dapat melihat keuntungan mahasiswa menggunakan sistem pembelajaran e-learning ini adalah dengan melihat nilai hasil belajar mahasiswa guna meningkatkan kualitas pendidikannya adalah dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa 3,00 bahkan bisa mencapai 4,00.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang diharapkan mampu memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan

mahasiswa akuntansi dengan judul Persepsi Mahasiswa Dalam


(18)

Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

1.2. Perumusan Masalah.

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah dosen dan mahasiswa mempunyai pengaruh

terhadap penerapan e-learning dalam meningkatkan kualitas pendidikan

mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.

1.3. Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penerapan e-learning dalam meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa

akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

1.4Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian ini antara lain:

1. Bagi Penulis.

Dalam penelitian ini dapat mengetahui tentang pengaruh penerapan

e-learning dalam meningkatkan kualitas pendidikan mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sehingga peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuannya.


(19)

2. Bagi Universitas.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk perbaikan sitem pembelajaran secara umum di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan khususnya program studi Akuntansi dan sebagai dasar pertimbangan untuk perbaikan kualitas mahasiswa progdi Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bagi Pembaca.

Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan sertya

menambah wawasan bagi pembaca. Selain itu dapat menjadi sumber inspirasi pembaca untuk mengadakan penilitian selanjutnya.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan bahan pengakajian yang berkaitan dengan penelitian ini, telah dilakukan oleh:

1. Syaiful Muzid Dan Mishbahul Munir (2005) a. Judul :

“ Persepsi Mahasiswa Dalam Penerapkan E-learning Sebagai Aplikasi Peningkatan Kualitas Pendidikan (Studi Kasus Pada Universitas Islam Indonesia)”

b. Perumusan Masalah

a) Bagaimana pemahaman mahasiswa UII tentang e-learning.

b) Hal – hal apa saja yang dibutuhan dalam penerapan

e-learning.

c) Bagaiman persepsi mahasiswa terhadap penerapan e-learning di UII.

c.Kesimpulan

Secara umum mahasiswa UII telah memahami konsep e-learning mahasiswa UII telah memahami konsep E-learning sebagi metode pembelajaran yang memanfaatkan internet dan komputer secara online. Penerapan e-learning secara utuh telah dinantikan


(21)

dan siap dimanfaatkan oleh mahasiswa seoptimal mungkin. hal- hal yang perlu dipersiapkan secra matang oleh UII dalam

penerapan e-learning antara lain; kesadaran semua pihak,

kemauan dan kemampuan sumber daya manusia, sarana prasarana dan sosialiasasi menyeluruh kepada user.

Penerapan e-learning sebagai alat dukung sistem pembelajaran konvensional bukan hanya sekedar proses dalam instalasi computer, jaringan , tetapi juga membutuhkan kesiapan seluruh pihak yang terkait meliputi pembuat kebijakan, dosen dan mahasiswa. Dalam pengembangannya harus diperhatikan secara seimbang dan simultan, sehingga pemanfaatan e-learning dapat dipergunakan seoptimal mungkin.

2. Tafiardi (2005) a. Judul :

“ Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-learning

b. Perumusan Masalah

Kini sudah banyak lembaga pendidikan terutama perguruan tinggi yang sudah mulai merintis dan mengembangkan model pembelajarn berbasis internet dalam mendukung sistem pendidikan konvensional.akan tetapi dalam hal ini orang-orang yang terlibat dalam lembaga pendidikan belum terbiasa menggunakan internet.


(22)

c. Kesimpulan

Kebijakan institusi pendidikan dalam memanfaatkan teknologi

internet menuju e-learning perlu kajian dan rancangan

mendalam. E-learning bukan semata-mata hanya memindahkan

semua pembelajaran pada internet. Hakikat E-learning adalah

proses pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet. Di samping itu prinsip sederhana , personal , dan cepat perlu dipertimbangankan. Untuk menambah daya tarik dapat pula menggunakan teori games oleh karena itu prinsip dan komunikasi permbelajaran perlu didesain sepert layaknya pembelajaran konvensional. Disisni perlunya pengembangan model E-learning yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

Anda pendapat yang mengatakan bahwa media pembelajaran secanggih apapun tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya peran guru / dosen. Penanaman nilai- nilai dan sentuhan kepribadian sulit dilakukan. Disini tantangan bagi para pengambil kebijakan dan perancang e-learning . oleh karena itu penulis sependapat bahwa dalam sistem pendidikan konvensional, fungsi e-learning adalah untuk memperkaya wawasan dan pemahaman peserta didik , serta proses pembiasan agar melek sumber belajar khususnya teknologi internet.


(23)

3. Vivin Alfiyatun (2005) a. Judul :

“Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap prestasi mahasiswa dengan penerapan sistem e-learning

b. Perumusan Masalah

Apakah Email / web experience, computer experience, computer anxiety, oral communication apprehension-dyads dan written communication apprehension mempunyai pengaruh terhadap prestasi mahasiswa program studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran “ Jawa Timur.

c. Kesimpulan

Ternyata penerapan e-learning ini memperngaruhi peningkatan kualitas mahasiswa akuntansi secara positif, sehingga e-learning ini perlu diterapkan dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi karena dengan adanya e-learning ternyata dapat

memperbaiki English ability mahasiswa dan memperbaiki

computer skill mahasiswa yang selama ini merupakan salah satu soft skill yang harus dimiliki mahasiswa untu menghadapi persaingan kerja.

Lembaga pendidikan konvensional (universitas, sekolah, lembaga-lembaga pelatihan, atau kursus – kursus yang bersifat kejuruan dan lanjutan) secara eksentif telah menyelenggarakan perluasan kesempatan belajar dengan ‘target audience’mereka


(24)

melalui pemanfaatan teknologi computer dan internet (Collier,2002 dalam Sudirma Siahaan 2003).

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian teknologi informasi

Istilah informasi sering dijumpai baik dalam media grafis,

seperti surat kabar, majalah dan media elektronik lainnya. Istilah teknologi informasi merupakan gabungan dari dua istilah dasar yaitu teknologi dan informasi. Teknologi menurut abdul mu’in (2003) dapat diartikan sebagia pelaksana ilmu, sinonim dengan arti sebagai pelaksana ilmu terapan. Teknologi juga didefinisikan sebagi penerapan ilmu- ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secar bersistem dan mensistem untuk memecahkan masalah (Sutjipto, 2003). Sedangkan menurut kamus definisi informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui.

Secara khusus teknologi informasi diartikan oleh Indriantoro (1996) dalam Fazli Syam BZ terdiri dari enam elemen yang semakin terintegrasi dan berevolusi, yaitu (1) Perangkat keras , (2) Perangkat lunak, (3) Jaringan , (4) Workstation, (5) Robotik, (6) Smart Chips.


(25)

2.2.2 Manfaat Teknologi

Teknologi informasi dalam era ini banyak dimanfaatkan dalm dunia pendidikan apalagi di perguruan tinggi.

Bagi perguruan tinggi khususnya mahasiswa, teknologi informasi memberikan manfaat dalam banyak hal mahasiswa dapat mengakses banyak informs penelitian tugas akhir atau skripsi berupa jurnal – jurnal atau artikel. Teknologi informasi dapat membantu menyelesaikan tugas – tugas regular yang diberikan dosen (Sudirman Siahaan, 2003).

2.2.3 Internet

Sejarah internet dimulai pada tahun 1969, DARPA

(Defense of Advanced Research Projects Agency) pentagon Amerika SErikat mempromosikan suatu proyek yang diberi nama ARPANET, suatu proyek pengembangan sitem computer yang di bangun untuk mengatasi serangan nuklir musuh.

Tahun 1973 DARPA memprakarsai riset atau suatu paket network (jaringan computer ) yang didesain dengan menggunakan sistem protocol TCP / IP (Tranfer Control Protocol / Internet Protokol) di ARPANET. Protokol TCP /IP adalah suatu konfigurasi sitem yang memungkinkan komunikasi antar computer yang


(26)

memiliki berbagai konfigurasi yang berbeda yang tergabung di dalamnya.

Pada tahun 1983, ARPANET pecah menjadi dua yaitu ARPANET dan Milnet. Milnet atau Military Network lebih banyak digunakan untuk keperluan riset. Golongan Kedua Jaringan dikenal dengan nama DARPA Internet yang lalu disederhanakan menjadi Internet.Inilah awal terbentuknya jaringan internet yang terus berkembang dan semakin banyak host komputer yang dihubungkan dan masuk kedalam network sistem Internet.

Pengertian internet dapat dirumuskan sebagai “a large collection of computer in network that are tied together so that many users can share their vast resources” (Williams , 1999). Tampaklah bahwa pengertian internet tidak hanya terbatas pada aspek perangkat keras(infrastruktur) berupa seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan mewakili kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, maupun suara. Dengan kemampuan yang demikian ini, maka dapat dikatakan bahwa internet merupakan suatu jaringan komputer yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya keseluruh penjuru dunia (Kitao, 1998).

Dengan demikian, pengertian internet juga mencakup perangkat lunak berupa data yang dikirim dan disimpan sewaktu-


(27)

waktu dapat di akses. Beberapa komputer yang saling berhubungan satu sama lain dapat menciptakan fungsi sharing yang secara sederhana hal ini dapat disebut sebagai jaringan (networking). Fungsi sharing yang tercipta melalui jaringan (networking) tidak hanya mencakup fasilitas yang sangat dan sering dibutuhkan, seperti printer atau modem, maupun yang berkaitan dengan data atau program aplikasi tertentu ( Sudirman Siahaan, 2003).

Kemajuan lain yang berkaitan dengan internet sebagaimana yang dikemukakan oleh Kenji Kitao adalah bahwa lebih dari 15 juta terminal komputer diseluruh dunia terkoneksi ke internet. Disamping itu, terdapat sekitar 100 juta orang yang menggunakan internet setiap harinya. Bahkan lebih jauh diperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan sekitar 20% jumlah komputer yang terkoneksi ke internet setiap tahunnya (Kitao, 1998). Mengingat imternet sebagai metode / sarana komunikasi yang sangat handal dan mampu memberikan manfaat besar bagi karakteristik ataupun potensi internet agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan pembelajaran para peserta didiknya.

Menurut Kenji Kitao, setidaknya ada tiga karakteristik atau potensi internet yang dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari – hari (Kitao,1 998), yaitu :


(28)

1. Sebagai alat komunikasi yang bekerja sangat cepat.

Kita dapat berkomunikasi menggunaka e-mail, atau berdikusi melalui chatting maupun mailing list, Berkomunikasi melalui internet, pulsa telepon yang dibayar hanyalah pulsa local.tidak ada pengaruh jarak jauh – dekat orang yang dihubungi (komunikan). Manakalah dokumen yanf akan dikirimkan cukup banyak, maka dokumen tersebut.

2. Sebagai alat mengakses informasi.

Seorang dapat mengakses berbagai referensi, baik yang berupa hasil penelitian, maupun artikel kajian dalam berbagai bidang. Tidak lagi harus secara fisik pergi ke perpustakaan untuk mencari berbagai referensi sebab internet merupakn perpustakaan yang terbesar dari perpustakaan yang ada dimanapun (Kitao, 2002). Seseorang tidak harus berarada diruang kelas / kuliah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

3. Sebagai alat pendidikan atau pembelajaran.

Berbagai percobaan untuk mengembangkan perangkat lunak (program aplikasi) yang dapat menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan / pembelajaran. Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialist) mengemas materi e-learning. Pembelajaran melalui internet dapat diberikan dalam beberapa format (Wulf, 1996),


(29)

diantaranya adalah: (a) Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignment, getting and giving feedback, using a course listserv.i.e. , electronic discussion group), (b) Bulletin boards / newsgroups for discussion of special group, (c) Downloading of course material or tutorials, (d) Interactive tutorial on the web, dan (e) Real time, interactive conferencing using MOO (Multi Users Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.

Stelah bahan pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan kedalam jaringan sehingga dapat di akses melalui internet, maka selanjutnya adalah mensosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya para calon peserta didik. Para guru juga perlu diberikan pelatihan agar mampu mengelola dengan baik penyenggaraan pendidikan melalui internet (Sudirman Siahaan , 2003).

2.2.4 Defisini electronic learning.

Electronic learning (e-learning) dalam bentuk yang umu yang didefinisikan oleh Eduardo Figueira (2005) adalah sebagai kesempatan belajr yang dilakukan dan di fasilitasi oleh alat- alat elektronik.

Sedangkan definisi secara khusus menurut Sudirman Siahaan (2003)yang di adopsi dari definisi Brown, 2000; Feassey,


(30)

2001 E-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatnkan jaringan kegiatan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitas serta dukungan oleh berbgai bentuk layanan belajar lainnya.

Fungsi Pembelajaran e-learning dibagi atas 3 (tiga) fungsi menurut Sudirman Sihaan, yakni :

1. Sebagai Suplemen (Tambahan) : apabila peserta pendidik

mempunyai kebebasan memilih, apakah aklan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.

2. Sebagi komplomen (Pelengkap) : apabila materi pembelajaran

elektronik untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa didalam kelas (Lewis,2002)

3. Subtitusi ( Pengganti) : beberapa pengganti negra maju alternative model kegiatan pembelajaran kepada mahasiswanya dengan tujuan agar para mahasiswa dapat secra fleksibel mengelola kegiatan perkuliahan dengan waktu dan aktivitas lain- lain mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu :

a. Sepenuhnya tatap muka (konvensional).

b. Sebagian secara tatap muka dan sebagaian lagi melalui internet. c. Sepenuhnya melalui internet.


(31)

2.2.4.1 Manfaat E-learning

Manfaat E-learning dilihat dari 2 sudut, yaitu :

1. Dari sudut Peserta Didik

a. Fleksibilitas belajar lebih tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan- bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang.Peserta Didik juga dapat berkomunikasi dengan guru / dosen setiap saat. Dengan kondisi ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi.

b. Manakalah fasilitas infrastruktur tersedia di kecamatan dan

pedesaan, maka akan memberikan manfaat (Brown, 2000) kepada peserta pendidik yang :

1. Belajar disekolah –sekolah di daerah – daerah miskin untuk

mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.

2. Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home

schoolers) untuk mempelajari materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orangtuanya, seperti bahasa asing dan ketrampilan computer.

3. Merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang

dirawat dirumah sakit maupun dirumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarakan dari sekolah, maupun peserta didik yang


(32)

4. Tidak tertampung di sekolah konvesional untuk mendapatkan pendidikan.

2. Dari Sudut Guru / Dosen (Soekartawi, 2002a,b)

a. Lebih mudah melakukan pemuktahiran bahan-bahan belajar yang

menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.

b. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna

meningkatkan wawasan karena waktu luang realatif lebih banyak.

c. Mengkontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan dapat

mengetahui kapan pserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama suatu topic dipelajari, serta berapa kali topic tertentu di pelajari ulang.

d. Mengecek apakah peserta didik mengerjakn soal- soal latihan

setelah mempelajri toipik – toipik tertentu, dan

e. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya

kepada peserta didik.

Sedangkan manfaat e-learing menurut A.W Btes (Bates,1995) dan K.Wulf (Wulf,1996) terdiri atas 4 hal, yaitu :

1. Memanfaatkan kadar interaktif pembelajaran anatra pendidik

dengan guru atau instruktur (enhance interaktif)

2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan


(33)

3. Menjangkau peserta pendidik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi

pembelajaran (easy updating as well as archivable capabilities).

2.2.4.2 Penggunaan dan efeksitas E-learning dalam proses pendidikan di perguruan tinggi.

Menurut penelitian yang dialakukan oleh Dianne E. Lewis pada tahun 2001 diketahui ada sekitar 42% dari 671 perusahaan yang menerapkan program e-learning dan 12% lainnya berada pada tahap perencanaan. Ada sekitar 90% kampus perguruan tinggi nasional mengandalkan berbagai bentuk e-learning , baik untuk membelajarkan mahasiswa maupun untuk sarana komunikasi antar sesame dosen (Sudirman Siahaan, 2003). Kemajuan ini ditunjang dari sikap positif masyarakat pada umumnya, pimpinan perusahaan, peserta didik, dan tenaga kependidikan pada khususnya terhadap teknologi komputer dan internet.

Alasan lain yang menjadi pertimbangan dalam menggunakan e-learning (Sudirman Siahaan, 2003), diantaranya adalah karena:

1. Harga perangkat komputer yang semakin tinggi semakin relatif


(34)

2. Peningkatan kemampuan perangkat komputer yang mampu mengelola data lebih cepat dan kapasitas penyimpanan data yang semakin besar.

3. Memperluas akses atau jaringan komunikasi.

4. Memperpendek jarak dan mempermudah komunikasi,

5. Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.

2.2.4.3 Sasaran kegiatan e-learning

Kegiatan e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan konvensional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau ragu-ragu, maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar, meremehkan atau mencemooh pertanyaan maupun pertanyaannya (Loftus, 2001).

Profil peserta e-learning adalah seseorang yang (1) mempunyai motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki komitmen untuk belajar sungguh-sungguh karena tanggung jawab belajar sesungguhnya berada pada diri peserta belajar itu sendiri (Loftus, 2001), Senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi pengembangan diri secara terus-menurus, dan yang menyenangi kebebasan, (3) mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tertentu


(35)

disekolah konvensional dan membutuhkan penggatinya, atau membutuhkan materi pelajaran tertentu yang disajikan oleh sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat kelulusannya sehingga mengambil beberapa mata kuliah lainnya melalui e-learning, serta terpaksa tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan (Tucker, 2000 ).

2.2.5 Pengertian kualitas pendidikan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dicegah kecuali dengan upaya pengusahaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya (Fitri Rahmawati, 2005). Ada beberapa kekuatan yang akan mengubah perjalanan hidup kita tentang cara belajar (Learning

Revolution) sebagaimana digambarkan Dryen (2000) bahwa dunia

sedang bergerak dengan cepat melalui titik balik sejarah yang menentukan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efesien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.


(36)

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses baik secara external maupun internal didefinisikan sebagai berikut. Faktor external, yaitu guru, materi, pola interaksi, media dan teknologi, situasi belajar dan sistem.

Menurut Umaedi (2004), mutu mengandung derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil karya/upaya) baik berupa barang maupun jasa : baik yang tangible maupun yang intangible. Dalam hal konteks pengertian mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti ; bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan sumber daya kondusif.

Menurut Fitri Rahmawati (2006), dari berbagai pengertian yang ada, pengertian kualitas pendidikan sebagai kemampuan lembaga pendidikan untuk menghasilkan “. . . better students’ learning capacity.” Yang tergolong masukan instrumental yang berkaitan langsung dengan dengan pengertian tersebut adalah :.

1. Kurikulum dan bahan belajar. Kualitas dilihat dari seberapa


(37)

menyediakan aneka stimuli dan fasilitas secara berdiverifikasi (Fitri Rahmawati, 2006).

2. Iklim pembelajaran. Kualitas dilihat dari seberapa besar suasana belajar mendukung terciptanya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang menyenangkan dan bermakna bagi pembentukan profesionalitas pendidikan (Fitri Rahmawati, 2006). 3. Media belajar. Kualitas dapat dilihat dari seberapa efektif media

belajar digunakan oleh guru untuk meningkatkan intensitas belajar siswa (Fitri Rahmawati, 2006).

4. Fasilitas belajar. Kualitas dapat dilihat dari seberapa kontributif fasilitas fisik terhadap terciptanya situasi belajar yang aman dan nyaman (Fitri Rahmawati, 2006).

2.2.6 Dosen

2.2.6.1 Pengertian Dosen

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan

tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

2.2.6.2 Pengaruh Pemahaman Dosen Terhadap Penerapan E-learning

Pengaruh dosen dilihat dari seberapa optimal dosen maupun memfasilitasi proses belajar siswa. Menurut Djemari


(38)

Mardapi (1996) dan Fitri Rahmawati (2006) bahwa setiap tenaga pengajar memiliki tanggung jawab terhadap tingkat keberhasilan siswa belajar dan keberhasilan guru mengajar.

2.2.7 Mahasiswa

2.2.7.1 Pengertian Mahasiswa

Susantoro (2003) mengatakan bahwa mahasiswa adalah kalangan muda yang berumur anatara 19- 28 tahun yang memanag dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Susantoro menyatakan bahwa sosok mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis dan rasional.

Kenniston (dalam Morgan dkk, 1986) mengatakan bahwa mahasiswa (youth) adalah suatau perode yang disebutnya dengan “ studenthood” (masa belajar) yang terjadi hanya pada individu yang

memasuki post secondary education dan sebelum kedalam dunia

kerja yang menetap.

Ciri- cirri mahasiswa sebagai berikut :

Mahasiswa merupakan anggota masyarakat yang mempunyai cirri- cirri tertentu, antara lain(Ade Rahmawati,2006):


(39)

1. Mempunyai kemampuan dan kesepakatan untuk belajar di perguruan tinggi, sehingga dapat digolongkan sebagai kaum intelegensia.

2. Yang karena kesempatan diatas diharapkan nantinya dapat

bertindak sebagai pemimpin yang mampu ddan terampil, baik sebagai masyarakat ataupun dalam dunia kerja.

3. Diharapkan dapat menjadi “daya penggerak yang dinamis bagi

proses modernisasi.”

4. Diharapkan dapat memasuki dunia kerja sebagai tenaga yang

berkualitas dan professional.

2.2.7.2 Pengaruh Pemahaman Mahasiswa Terhadap Penerapan E-learning

Dengan adanya penerapan sistem e-learning mahasiswa

dapat mengulang kembali pelajaran yang diberikan oleh dosen apabila mahasiswa pada saat mengikuti mata kuliah yang telah diberikan oleh pengajar, mahasiswa tidak paham dengan penjelasan yang telah diberikan maka dapat mempelajari ulang dirumah dengan mendownload mata kualiah yang diajarkan melalui E-learning.

Selain itu juga mahasiswa juga bisa mempersiapkan diri terlebih dahulu materi yang akan di jelaskan oleh para pengajar karena mahasiswa bisa mempelajari terlebih dahulu materi yang


(40)

akan di berikan oleh dosen nantinya sehingga mahasiswa lebih mudah menangkap materi yang diberikan nantinya.

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian pendahuluan dan landasan teori diatas maka dapat di bentuk kerangka pikir sebagai berikut :

Analisis Uji Regresi Berganda.

2.4 Hipotesis.

Diduga bahwa Pemahaman Dosen dan Pemahaman Mahasiswa Terhadap Sistem E-learning Berpengaruh Terhadap Kualitas Pendidikan

Kualitas Pendidikan  (Y) 

Pemahaman Dosen terhadap sistem e-learning(X1)

Pemahaman Mahasiswa terhadap sistem e-learning (X2)


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Devinisi Operasional dan Penyusunan Variabel

3.1.1Definisi Operasional

Operasional mendefinisikan suatu konsep sebuah konsep untuk membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditujukan oleh konsep (Sekaran, 2006 : 4). Definisi operasional adalah perlu untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang biasanya jauh kedalam wilayah subjektif perasaan dan sikap (Sekaran, 2006 : 14).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Dependen : Kualitas Pendidikan (Y)

Kualitas Pendidikan adalah mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input, seperti: bahan ajar (kognitif, afektif, dan psikomotor), metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi, sarana prasana, sumber daya lainnya, dan penciptaan suasana yang kondusif.

b. Variabel Independen yang terdiri dari :

 Pemahaman DosenTerhadap Sistem E-learning (X1)

Pemahaman DosenTerhadap Sistem E-learning  adalah proses, cara


(42)

memiliki pemahaman tentang e-learning adalah orang yang pandai dan mengerti benar tentang sistem penggunaan e-learning. pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

 Pemahaman Mahasiswa Terhadap Sitem E-learning (X2)

Pemahaman MahasiswaTerhadap Sistem E-learning  adalah proses, cara

perbuatan memahami atau memahamkan isi. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman tentang e-learning adalah orang yang pandai dan mengerti benar tentang sistem penggunaan e-learning. Mahasiswa membuat perancangan dan mencari bahan atau informasi materi dengan sendiri bila mahasiswa belum paham atau mengerti tentang mata kuliah yang diajarkan pendidik.pembelajaran yang telah disediakan melalui usaha dan inisiatif mahasiswa sendiri.

3.1.2 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian menggunakan kuesioner yang diambil dari mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Angkatan 2007 dan dosen yang mengajar di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.


(43)

Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran variable tersebut, baik itu variable bebas maupun variable terikat adalah menggunakan skala interval dengan skala likert. Yang dimana dimulai dari angka 1 yang mempunyai arti Sangat tidak baik , angka 2 Tidak baik ,angka 3 Biasa saja,angka 4 Baik dan angka 5 Sangat baik.

Skala Likert ini pada umumnya digunakan untuk mengukur sikap persepsi dan pendapat seseorang / sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sumarsono , 2005).

1. Kualitas Pendidikan

Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas pendidikan dalam penelitian ini terdiri dari 7 pertanyaan yang mengukur kualitas pendidikan. Variabel ini menunjukkan kualitas pendidikan mulai dari sangat tidak baik sampai dengan sangat baik. Teknik pengukurannya menggunakan skala Likert 5 poin dengan data ordinal.

2. Mahasiswa

Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas pendidikan dalam penelitian ini terdiri dari 10 pertanyaan yang mengukur persepsi mahasiswa dalam penggunaan penerapan e-learning. Variabel ini menunjukkan persepsi mahasiswa dalam penggunaan penerapan e-learning mulai dari sangat tidak setuju


(44)

sampai dengan sangat setuju. Teknik pengukurannya menggunakan skala Likert 5 poin dengan data ordinal.

3. Dosen

Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel dosen yang terdiri dari 5 pertanyaan Variabel ini menunjukkan kemapuan dosen dalam penerapan e-learning. Teknik pengukurannya menggunakan skala Likert 5 poin dengan data ordinal.

3.2 Tehnik Penentuan Sampel 3.2.1Populasi

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian (Suharyadi, 2004 : 323). Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006 : 121). Target penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa progdi akuntansi UPN “Veteran” Jatim angkatan 2006 - 2007 yang menurut BIRO ADMIK berjumlah 699 (februari 2010) mahasiswa


(45)

Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu, yang menjadi perhatian (Suharjadi, 2004 : 323). Sampel adalah sub kelompok atau sebagian dari populasi (Sekaran, 2006 : 123).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan desain pengambil probilitas dengan kategori pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel (Suharyadi, 2006 : 326).

Untuk menentukan ukuran besarnya sampel yang akan diambil digunakan persamaan rumus SLOVIN (1960) yang dikutip Sevilla (1994) dalam Umar (1997) yaitu :

n =

 

2 e N 1

N

dimana, n = ukuran sampel

N = ukuran populasi yang diambil (163 mahasiswa)

E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditelorir (10%) Mahasiswa:


(46)

n = 89 mahasiswa

Berdasarkan perhitungan diatas telah menunjukan bahwa ukuran sampel untuk penelitian ini adalah 89 mahasiswa yang dapat mewakili populasi yang ada.

peneliti menggunakan cara Random Sampling dengan memberi nomor pada seluruh anggota populasi lalu secara acak dipilih nomor-nomor sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel tanpa pengembalian (Umar, 2009).

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1Jenis Data

Dalam penelitian obyek penelitian, penulis menggunakan data primer sebagai sumber data. Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi (Sekaran, 2006 : 60). Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari responden melalui kuisioner yang dibagikan kepada sampel.

3.3.2Metode Pengumpulan Sampel

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei. Tiga metode pengumpulan data dalam penelitian survei antara


(47)

lain adalah wawancara, memberikan kuisioner dan mngobservasikan orang dan fenomena (Sekaran, 2006 : 66). Sedangkan dalam peneitian ini metode pengumpulan yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner.

Metode pengumpulan data dilakukan adalah dengan metode kuisioner. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner yang berstruktur, dimana jawaban pertanyaan yang diajukan kepada responden sudah disediakan.

3.4 Teknik Analisa Data dan Uji Hipotesis 3.4.1 Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Setelah data diperoleh, ketepatan data (Goodness of data) dinilai melalui uji validitas dan keandalan. Validitas (validity) memperlihatkan seberapa baik sebuah tehnik, atau proses mengukur suatu konsep tertentu, dan keandalan (reability) menunjukan seberapa stabil dan konsisten instrument mengungkap variabel (Sekaran, 2006 : 93). Uji validitas dilakukan untuk. Mengetahui sejauh mana alat pengukuran itu (kuisioner) apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengoreksi antara sekor yang diperoleh dari penjumlahan semua sekor pertanyaan. Apabila korelasi antara sekor total dengan sekor masing-masing pertanyaan signifikan (ditunjukan dengan


(48)

taraf signifikan < 0,05),maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2004 : 31).

b. Uji Reabilitas

Reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu (Ghozali, 2006 : 41). Pengukuran reabilitas peneliti ini dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali. Uji reabilitasnya dilakukan melalui pendekatan uji statistik Cronbach Alpha dengan kriteria penguji sebagai berikut :

a. Jika nilai alpha > 0,60 berarti pertanyaan reliabel b. Jika nilai alpha < 0,60 berarti pertanyaan tidak reliabel c. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov (Sumarsono, 2004 : 40).


(49)

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data distribusi normal (Sumarsono, 2004: 43) adalah

1. Jika signifikan atau nilai probabilitasnnya lebih kecil dari 5 % maka distribusi tidak normal.

2. Jika signifikan atau nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 % maka distribusi normal.

Langkah – langkah uji normalitas (Suharyadi, 2004 : 582) :

1. Membuat distribusi frekuensi

2. Menentukan nilai rata-rata hitung dan standar deviasi 

dengan menggunakan data berkelompok.

3. Menentukan nilai Z dari setiap kelas, dimana Z = ( X - ) / 

4. Menentukan probabilitas setiap kelas dengan menggunakan

nilai Z.

5. Menentukan nilai harapan dengan mengalihkan nilai

probabilitas dengan jumlah data.

6. Melakukan pengujian untuk menentukan apakah suatu

distribusi bersifat normal atau tidak.

3.4.2Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel


(50)

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen saling korelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model regresi dapat dilihat dari

1. Nilai tolerance dan lawannya 2. Variance inflation faktor

Tolerance mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang umum dipakai dengan nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2006:91 ).

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikoliliertas yaitu dengan melihat besarnya nilai variance inflation (VIF) . VIF inid apat dihitung dengan rumus :

VIF = 1 Toleransi

b. Uji Heterokedatisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut


(51)

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2006: 105).

Pendeteksian heteroskedastisitas menurut Gujarati (1995 : 184) yaitu :

a. Sifat Dasar Masalah

Seringkali sifat dasar masalah yang sedang dipelajari menyarankan apakah heteroskedastisitas nampaknya sering dijumpai. Dalam analisis cross sectional yang melibatkan pengeluaran investasi dalam hubungannya dengan penjualan dan tingkat bunga, heteroskedastisitas biasanya bisa diperkirakan akan ada jika perusahaan kecil, menegah dan besar disampel secara bersama-sama.

b. Metode Grafik

Jika tidak ada informasi apriori mengenai sifat heteroskedastisitas, dalam praktek orang dapat melakukan analisis regresi atas asumsi bahwa tidak ada heteroskedastisitas dan kemudian melakukan pengujian sesudahnya dari kuadrat

residual yang ditaksir untuk melihat jika residual tadi


(52)

c. Pengujian Park.

Pack menformalkan metode grafik dengan menyarankan bahwa

2 i

 adalah suatu fungsi yang menjelaskan Xi. Bentuk fungsi

yang disarankan adalah :

2 i

 = 2 Xievi

In 2

i

 = In2 + In Xi +Vi

Dimana Vi adalah unsure ganguan (disturbance) yang stokhastik, jika β signifikan secara statistik, ini menandakan dalam data terdapat heteroskedastisitas.

d. Pengujian Gleiser (Gleiser test)

Setelah mendapatkan residual ei dari regresi OLS, Glesiser

menyarankan untuk meregresi nilai absolute dari ei, terdapat

variable X yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat

dengan 2

i

 .

e. Pengujian Rank Korelasi dari Spearman.

Pendefinisian koefesien Rank Korelasi dari Spearman sebagai berikut :

rs = 1 – 6

Pengujian rank korelasi dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas.


(53)

Tindakan perbaikan untuk heteroskedastisitas menurut Gujarati (1995 :189 ) ada 2 pendekatan yaitu:

a. Jika diketahui 2 i

 : metode Kuadrat Terkecil Terimbang :

Jika 2

i

 diketahui, metode yang paling jelas adalah kuadrat

terkecil terimbang. Metode kuadrat terkecil biasa atau tidak

terimbang diperoleh dengan meminimumkan RSS :

2

i

 = Σ (Yi - βo - β1 X1)2 terhadap yang tidak diketahui

(unknown), dalam meminimumkan RSS ini, metode kuadrat terkecil tidak terimbang secara implisit memberikan bobot yang sama untuk tiap 2

i

b. Jika 2 i

 tidak diketahui

Tindakan perbaikan yang dilakukan melalui transformasi yang bersifat ad hoc, yang pada dasarnya berspekulasi mengenai 2

i

 Dimana transformasi akan bekerja tergantung sifat dari masalah dan keparahan dari heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode 1 dengan kesalahan pengganggu pada periode 1 – 1 (sebelumnya). Jiaka terjadi korelasi, maka dinamakan autokorelasi. Menurut Ghozali (2006 : 96), deteksi adanya autokorelasi adalah :


(54)

 Jika nilai D – W adalah 0 < d < dl, berarti ada autokorelasi positif.

 Jika nilai D – W adalah 4 – dl < d < 4, berarti ada autokorelasi negatif.

 Jika nilai D – W adalah du < d < 4 – du, berarti tidak ada autokorelasi.

3.4.3Analisis Regresi Berganda

Analisis ini dilakukan untuk menguji paruh variable independen terdapat variable dependen. Analasis regresi berganda dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2X2 + e

Keterangan :

Y : Kualitas Pendidikan

a : Konstanta

b1 – b2 : Koefisien regresi

X1 : Mahasiswa

X2 : Dosen


(55)

3.4.4 Uji Hipotesis

a. Uji Kecocokan Model

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menganalisis kecocokan model yang digunakan dengan variabel motivasi (X1), keterampilan sosial

(X2) dan minat belajar (X3) terhadap tingkat pemahaman akuntansi (Y)

digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut :

1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y) 

H1 :bj≠ 0 (terdapat pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y)

Dimana j = 1, 2, 3,…,k : variabel ke J sampai ke k.

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel.

3. Dengan F hitung sebesar Fhit = R2 / (k – 1)

(1 – R2)/(n – k)

(penelitian UPN “Veteran” Jawa Timur, 2009)

Keterangan :

Fhit = F hasil perhitungan R2 = koefsien regresi K = jumlah variabel


(56)

4. Kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Hi diterima (berarti secara

simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat)

b. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Hi ditolak (berarti secara

simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat)

b. Uji t

1. H0 : bj = 0 (tidak terdapat pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y) 

H1 :bj≠ 0 (terdapat pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y)

Dimana j = 1, 2, 3,…,k : variabel ke J sampai ke k.

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan dan k : jumlah variabel.

3. Dengan nilai t hitung : thit = bj

se (bj)

(penelitian UPN “Veteran” Jawa Timur, 2009) Dimana :

thit = t hasil hitungan


(57)

4. kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Hi diterima (berarti secara

simultan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat)

b. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Hi ditolak (berarti secara

simultan variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat)


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Berdirinya UPN Veteran” Jatim

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi Administrasi Perusahaan “Veteran” (AAPV) Surabaya.

Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur melakukan pemekaran menjadi tiga Fakultas yaitu Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia. Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No.062/KPTS/MENTRANVED/68 status PTPN “Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI berlangsung pada tahun 1976, yang selanjutnyapada tanggal 31 Juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa Timur. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Nomor : KEP/01/11/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Penataan UPN “Veteran” Cabang Jawa Timur , yang semula di bawah UPN “Veteran” Yogyakarta, 


(59)

menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya berubah menjadi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor : Kep/0307/U/1994-10/XI/1994 tanggal 29 November 1994 tentang Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. UPN “Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 Fakultas dengan 16 Program Studi (Progdi), yang telah terakreditasi BAN-PT.

Sesuai dengan Intruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor : Inst/01/II/1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab pembinaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan di bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah dibuka Program Magister Manajemen Agribisnis (MMA) dan disusul kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan Magister Akuntansi (MAk) dengan ijin penyelenggaraan No. 2307/JD/T/2001 tanggal 4 Juli 2001. Mulai TA 2003/2004 menambah satu program studi baru, yaitu Teknik Informatika dibawah Fakultas Teknologi Industri, dengan ijin Operasi No. 2140/D/T/2005 tanggal 11 Juli 2005 serta


(60)

program studi Ilmu Hukum dengan ijin operasinal Nomor : 183/D/T/2007 tanggal 30 Januari 2007.

4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi

Hingga saat ini Fakultas Ekonomi terdiri dari 3 program studi yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ilmu Studi Pembangunan. Manajemen dan Ilmu Studi Pembangunan memiliki status akreditasi B, sedangkan Akuntansi memiliki status akreditasi A.

4.1.3. Gambaran Umum Program Studi Akuntansi

Program Studi Akuntansi dibagi menjadi tiga konsentrasi yaitu :

1. Akuntansi Keuangan bertujuan untuk mencetak mahasiswa lulusan

akuntansi dengan konsentrasi keuangan (akuntan publik) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan perusahaan.

2. Akuntansi Manajemen bertujuan mencetak mahasiswa lulusan akuntansi

dengan konsentrasi manajemen (akuntan internal) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen.

3. Akuntansi Sektor Publik bertujuan mencetak mahasiswa lulusan

akuntansi dengan konsentrasi sektor publik (akuntan pemerintah) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat


(61)

laporan keuangan pemerintah daerah dan pusat di sektor pemerintahan dan penanggung jawab pemerintah daerah ke pusat.

4.1.1 Visi dan Misi Program Studi Akuntansi 4.1.1.1Visi

Sebagai pusat keunggulan dalam proses belajar mengajar dalam bidang ilmu akuntansi dengan reputasi terpuji bagi dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika.

4.1.1.2Misi

1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi

yang memiliki jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional.

2. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional di bidang akuntansi

yang siap menjadi tulang punggung dalam pengelolaan perusahaan yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna meningkatkan kinerjanya.

3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai

komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan dan orientasi global

4.2. Diskripsi Hasil Penelitian

Pada deskripsi hasil penelitian dibahas tentang jawaban responden atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner mengenai


(62)

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu meningkatkan kualitas Pendidikan.

4.2.1. Deskripsi Variabel Dosen (X1)

Variabel Dosen terdiri dari 5 indikator, seperti yang ditunjukan hasil deskriptif sebagai berikut :

Tabel 4.1. Variabel Dosen (X1)

No Indikator STB TB BS B SB Total

Tingginya gelar dosen lebih baik dalam penerapan e-learning

9 13 27 25 18 89 1

Prosentase (%) 17% 28% 30% 15% 10% 100%

Usia dosen 40 tahun keatas lebih baik dalam penerapan e-learning

5 20 33 21 10 89 2

Prosentase (%) 6% 22% 37% 24% 11% 100%

Usia dosen 40 tahun kebawah lebih baik dalam penerapan e-learning

6 7 42 18 16 89

3

Prosentase (%) 7% 8% 47% 20% 18% 100%

Perbandingan dosen dengan mahasiswa 1:50 keatas lebih baik dalam penerapan e-laerning

6 10 12 38 23 89 4

Prosentase (%) 7% 11% 13% 43% 26% 100%

Perbandingan dosen dengan mahasiswa 1:50 kebawah lebih baik dalam penerapan e-laerning

0 6 32 37 14 89

5

Prosentase (%) 0% 7% 56% 48% 16% 100%

Sumber : Lampiran 2

1. Untuk indikator ” Tingginya gelar dosen lebih baik dalam penerapan e-learning” sebagian besar responden menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 27 orang (30%), untuk responden yang


(63)

menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 23 orang (28%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 15 orang (17%), untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 13 orang (15%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 9 orang (10 %).

2. Untuk indikator ” Usia dosen 40 tahun keatas lebih baik dalam

penerapan e-learning” sebagian besar responden menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (19%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (21%), untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).

3. Untuk indikator ” Usia dosen 40 tahun kebawah lebih baik dalam

penerapan e-learning” sebagian besar responden menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (19%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (21%), untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%) dan


(64)

untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).

4. Untuk indikator ”Sikap dan pengalaman dapat mempengaruhi

kedisiplinan” sebagian besar responden menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (19%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (21%), untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).

5. Untuk indikator ”Sifat organisasi perusahaan berpengaruh terhadap

kedisiplinan” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 37 orang (48%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 14 orang (16%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 32 orang (36%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 6 orang (7%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).


(65)

4.2.2. Deskripsi Variabel Mahasiswa (X2)

Variabel Mahasiswa terdiri dari 11 indikator, seperti yang ditunjukan hasil deskriptif sebagai berikut :

Tabel 4.1. Variabel Mahasiswa (X2)

No Indikator STB TB BS B SB Total

Komputer mempunyai manfaat besar dan positif terhadap efektivitas dan produktivitas e-learning

2 0 28 41 18 89 1

Prosentase (%) 2% 0% 31% 46% 18% 100%

E-learning mampu meningkatkan IPK saja

1 20 22 28 18 89 2

Prosentase (%) 1% 22% 25% 31% 20% 100%

Komputer dapat membantu dalam menyelesaikan tugas tepat waktu

0 2 53 30 4 89

3

Prosentase (%) 0% 2% 60% 34% 4% 100%

Menggunakan komputer dalam tugas membuat lebih produktif dan kreatif

0 2 53 25 9 89 4

Prosentase (%) 0% 2% 60% 28% 10% 100%

Pemahaman dalam penggunaan komputer masih cukup baik

0 3 21 37 28 89 5

Prosentase (%) 0% 3% 24% 42% 31% 100%

Merasa nyaman dalam menggunakan komputer pada saat presentasi tugas

0 0 23 23 43 89 6

Prosentase (%) 0% 0% 26% 26% 48% 100%

Merasa senang saat berfikir

akan menngunakan komputer

2 4 24 41 18 89 7

Prosentase (%) 2% 4% 27% 46% 20% 100%

Merasa senang ketika berpartisipasi dalam diskusi kelompok

0 5 34 27 13 89 8

Prosentase (%) 0% 6% 38% 30% 28% 100%

Merasa senang saat mempresentasikan suatu

5 13 32 33 6 89


(66)

Sumber : Lampiran 2

1. Untuk indikator ” Komputer mempunyai manfaat besar dan positif

terhadap efektivitas dan produktivitas e-learning” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 41 orang (46%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 18 orang (20%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 28 orang (31%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2 %).

2. Untuk indikator ” E-learning mampu meningkatkan IPK saja” sebagian

besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 41 orang (46%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 18 orang (20%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 28 orang (31%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2 %).

3. Untuk indikator ” Komputer dapat membantu dalam menyelesaikan

tugas tepat waktu” sebagian besar responden menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 53 orang (60%), untuk responden


(67)

yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 4 orang (4%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 30 orang (34%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).

4. Untuk indikator ” Menggunakan komputer dalam tugas membuat lebih

produktif dan kreatif ” sebagian besar responden menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 53 orang (60%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 9 orang (10%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 25 orang (28%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).

5. Untuk indikator ” Pemahaman dalam penggunaan komputer masih

cukup baik” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 37 orang (42%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 28 orang (31%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 21 orang (24%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (3%) dan untuk responden


(68)

yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).

6. Untuk indikator ” Merasa nyaman dalam menggunakan komputer pada

saat presentasi tugas” sebagian besar responden menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 43 orang (48%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 23 orang (26%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (26%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0%).

7. Untuk indikator ” Merasa senang saat berfikir akan menngunakan

komputer ” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 41 orang (46%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 18 orang (26%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 4 orang (4%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2%).

8. Untuk indikator ” Merasa senang ketika berpartisipasi dalam diskusi

kelompok” sebagian besar responden menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 34 orang (38%), untuk responden yang


(69)

menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 23 orang (26%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 27 orang (30%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).

9. Untuk indikator ” Merasa senang saat mempresentasikan suatu hal ”

sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 33 orang (37%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 6 orang (7%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 32 orang (36%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 13 orang (6%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).

10. Untuk indikator ” Merasa tidak gugup saat bertanya dalam kelas ” sebagian besar responden menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 34 orang (38%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 13 orang (15%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 27 orang (30%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (5%) dan untuk responden yang


(70)

menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 0 orang (0 %).

4.2.3. Deskripsi Variabel Kualitas Pendidikan (Y)

Variabel Kualitas Pendidikan terdiri dari 7 indikator, seperti yang ditunjukan hasil deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.3.

Variabel Kualitas Pendidikan (Y)

No Indikator STB TB BS B SB Total

Ketersediaan fasilitas untuk dosen

3 10 32 34 10 89

1

Prosentase (%) 3% 11% 36% 38% 11% 100%

Ketersediaan fasilitas untuk mahasiswa

6 5 42 19 17 89 2

Prosentase (%) 7% 6% 47% 21% 19% 100%

Jaringan internet di kampus

5 24 19 17 24 89 3

Prosentase (%) 6% 27% 21% 19% 27% 100%

Metode ceramah yang di pakai oleh dosen

8 3 25 32 21 89 4

Prosentase (%) 9% 3% 28% 36% 24% 100%

Metode diskusi yang dipakai dosen

1 10 29 32 17 89 5

Prosentase (%) 1% 11% 37% 36% 19% 100%

Metode studi kasus yang dipakai dosen

0 3 24 40 22 89 6

Prosentase (%) 0% 3% 27% 43% 25% 100%

Metode praktikum yang dipakai dosen

4 5 23 36 21 89 7


(71)

Sumber : Lampiran 2

1. Untuk indikator ” Ketersediaan fasilitas untuk dosen” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 34 orang (38%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 10 orang (11%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 32 orang (36%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 10 orang (11%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (3 %).

2. Untuk indikator ” Ketersediaan fasilitas untuk mahasiswa” sebagian

besar responden menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 42 orang (47%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 17 orang (19%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (21%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 6 orang (7 %).

3. Untuk indikator ” Jaringan internet di kampus” sebagian besar responden menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%), untuk responden yang menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 17 orang (19%), untuk responden yang menyatakan


(72)

biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 19 orang (21%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6 %).

4. Untuk indikator ” Metode ceramah yang di pakai oleh dosen” sebagian

besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 32 orang (30%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 21 orang (24%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 25 orang (28%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (3%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 8 orang (9 %).

5. Untuk indikator ” Metode diskusi yang dipakai dosen” sebagian besar

responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 32 orang (36%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 17 orang (19%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 29 orang (37%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 10 orang (11%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 1 orang (1%).


(73)

6. Untuk indikator ” Metode studi kasus yang dipakai dosen” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 40 orang (43%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 22 orang (25%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (27%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 3 orang (3%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 2 orang (2 %).

7. Untuk indikator ” Metode praktikum yang dipakai dosen” sebagian besar responden menyatakan baik dengan jumlah responden sebanyak 36 orang (40%), untuk responden yang menyatakan sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 21 orang (24%), untuk responden yang menyatakan biasa saja dengan jumlah responden sebanyak 23 orang (26%),untuk responden yang menyatakan tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 5 orang (6%) dan untuk responden yang menyatakan sangat tidak baik dengan jumlah responden sebanyak 4 orang (4 %).


(1)

86

UJI RELIABILITY DAN VALIDITAS VARIABEL Y

Reliability Statistics

.750 .685 7

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

UJI RELIABILITY DAN VALIDITAS VARIABEL X1

Reliability Statistics

.615 .609 10

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

Item-Total Statistics

21.62 7.261 .271 .349 .079

21.64 7.256 .198 .687 .119

21.70 6.714 .389 .384 .123

21.43 7.066 .280 .194 .120

21.44 8.454 .277 .506 .240

21.13 7.527 .195 .071 .078

21.31 8.627 .276 .307 .279

y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item


(2)

87

Item-Total Statistics

33.82 9.104 .277 .244 .199

34.17 10.028 .185 .196 .339

33.78 9.517 .292 .206 .216

33.74 10.648 .376 .173 .317

33.47 8.002 .266 .381 .070

33.42 8.541 .275 .146 .138

33.84 9.043 .175 .279 .228

33.89 8.465 .377 .188 .146

34.38 7.011 .276 .414 -.034a

34.26 7.330 .176 .424 .037

x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

a.

UJI RELIABILITY DAN VALIDITAS VARIABEL X2

Reliability Statistics

.620 .576 5

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

Item-Total Statistics

13.87 7.436 .375 .288 .568

14.01 7.375 .491 .382 .505

13.79 7.033 .551 .421 .470

13.44 6.635 .553 .354 .461

13.44 11.272 .230 .260 .728

x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item


(3)

88

UJI NORMALITY

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

89 25.04 3.007 .114 .114 -.102 1.076 .197 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

y=kualitas pendidikan

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

33 30 27 24 21 18

Observed Value

33

30

27

24

21

18

Ex

pe

cted

Norma

l Value


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003 , Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan

Akutansi, Penerbit Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

Anonim, pentingnya Internet Mendukung perkulihan. (Online), (http ://www.google.com, diakses 21 Maret 2009)

Anonim, Definisi dan komponen E-Learning, (online, ( http://www.google.com diakses 23 Januari 2008 )

Ana Hadiana dan Elan Djaelani. 2004. “Sistem pendukung E-learning di Web”, dalam Jurnal Informatika, Pusat penelitian LIPI, 2004.

Ana Hadiana dan Elan Djaelani. 2005. “Student-Centered Collaborative Learning Using Q&A on Web” dalam Jurnal Informatika, Pusat Penelitian LIPI.

Bob Dods and Marian Verest 2002. “E-learning In Support Induction Training at De Lage Landen”, in Industrial and Commercial Training Journal volume 34 - Number 2, 2002.

Demetra Mantzari and Anastasios A. 2005 “Cost Analysis for e-Learning Foreign Languages” in European Journal of Open distances and e-Learning.

Siahaan Sudirman. 2003. “E-learning (Pembelajaran Elektronim) sebagai Salah Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2003.

Siahaan Sudirman. 2002. “Penelitian Penjajagan Tentang Kemungkinan Pemanfaatan Internet untuk pembelajaran di SLTA di Wilayah Jakarta dan sekitarnya” dalam Jurnal Pendidikan dan kebudayaan, tahun ke-8 No. 039, November 2002.

Eduardo Figueira 2005. “Evaluating the Effectiveness of F-learning Strategies for Small and Medium” in European Seminars - Exploring models and partnerships for eLearning in SMEs.

Fitri Rahmawati. 2006. “Strategi Pencapaian Kualitas Pembelajaran, artikel 2006. Mohammad Nuh. 2006. “Siapkah Kita?”, dalam Artikel persatuan pelajar


(5)

Nur Inriantoro dan Bambang S, 2002, “Sampel dan Populasi“: 115

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetekan Keempat, Penerbit Universitas Diponegoro.

Hardini, Tri Indri, pembelajaran Elektrolik (E-Learning) : Alternatif Pembelajaran Bahasa Berbasis Konsep Multemedia. (http://www.google.com (online) diakses 21 maret 2009).

Munir , Muzid Syafiul,2005, “Persepsi Mahasiswa Dalam Penerapan E-learning

Sebagai Aplikasi Peningkatan Kualitas Pendidikan” Seminar Nasional

Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI), 18 juni , Yogyakarta.

Nazir, Moh, 1988, Metode penelitian, cetakan ketiga, Penerbit Galia Indonesia, Jakarta.

Nugraha, Warto Adi, “E-Learning VS I-Learning”, (Online), (http: //www.ebscohost.com diakses 16 april 2007).

Roshida Alfiyatul Vivin, 2009, Faktor- faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Prestasi Mahasiswa Dengan Penerapan Sistem E-learning , Universitas

Pembangunan Nasional.

Tafiardi , “Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-learning “, dalam jurnal pendidikan penabur no – 04 , juli 2005

Samoa Sisilia Debbi , 2006, “Penerapan E-learning Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Mahasiswa Akuntansi Di Perguruan Tinggi Di

Surabaya”, Universitas Surabaya.

Santoso, Singgih 2001, Buku latihan SPSS Statistik Parametrik, Cetakan Kedua , PT Elex media Computindo Jakarta.

Sekaran, Uma, 2006, Research Methods for Business, 4th Edision, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Umar, Husein, 1997, Riset Akuntansi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

http://www.fe.unpad.ac.id/upload/file/pedoman-mawapres.pdf http://library.usu.ac.id/download/fk/06009830(1).pdf


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 133

”PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR TERHADAP PROFESI AKUNTAN” (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 0 95

”PERSEPSI MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR TERHADAP PROFESI AKUNTAN” (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 0 95

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TENTANG PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI (Studi kasus pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur).

3 12 81

PERBEDAAN PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA SI UNIVERSITAS AIRLANGGA DAN MAHASISWA SI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 150

STUDI PENGGUNAAN E-LEARNING PROGDI AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

3 6 110

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI.

0 0 80

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR DALAM MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

0 0 9

PERSEPSI MAHASISWA DALAM PENERAPAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN “JAWA TIMUR

0 0 19

PENGARUH KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 23