Kategori Analisis Tiap Aspek Kecemasan Menghadapi Perkawinan

Ho : tidak ada perbedaan kecemasan menghadapi perkawinan pada pria dan wanita dewasa awal. Hi : ada perbedaan kecemasan menghadapi perkawinan pada pria dan wanita dewasa awal. Pengujian hipotesis menggunakan satu arah maka penentuan nilai probabilitas adalah sebagai berikut: Jika p 0,05 maka Ho diterima Jika p 0,05 maka Ho ditolak Dari tabel tersebut, terlihat t hitung dengan equal variance assumed adalah 3,444 dengan nilai probabilitas sebesar 0,001. Karena penelitian ini menggunakan hipotesis satu arah maka 0,001 dibagi 2 sehingga menjadi 0,001. Oleh karena itu 0,001 0,05 maka Ho ditolak. Dengan kata lain, ada perbedaan kecemasan menghadapi perkawinan pada pria dan wanita dewasa awal. Diketahui pula bahwa pria memiliki kecemasan menhadapi perkawinan lebih tinggi daripada wanita, dibuktikan dari nilai mean pada pria lebih tinggi daripada nilai mean pada wanita 119,67109.

2. Hasil Analisis Tambahan

a. Kategori

Setelah dilakukan uji hipotesis, peneliti kemudian mengategorisasikan subjek ke dalam 5 kategori dengan norma sebagai berikut:    - 1,5   - 1,5      - 0,5   - 0,5      + 0,5   + 0,5      + 1,5   + 1,5    Untuk menghasilkan norma tersebut maka dilakukan penghitungan sebagai berikut: skala kecemasan menghadapi perkawinan memiliki 36 item. Setiap item memiliki rentang skor terendah 1 dan tertinggi 4. Skor minimum diperoleh subjek adalah 36 36x1 dan skor maksimal adalah 144 36x4.  diperoleh dari mean teoritis yaitu 90 dan  dicari dengan 144-36 dibagi dalam enam satuan deviasi standar didapatkan  adalah 18. Maka kategori norma yang dihasilkan sebagai berikut.   63 : Sangat rendah 63    81 : Rendah 81    99 : Sedang 99    117 : Tinggi 117   : Sangat tinggi Tabel 16 Kategori Kecemasan Menghadapi Perkawinan pada Pria dan Wanita Interval Kategori Pria Wanita Total F F F  Sangat Rendah 63 81 Rendah 2 2,9 2 2,9 81 99 Sedang 1 1,4 2 2,9 3 4,3 99 117 Tinggi 13 18,6 24 34,3 37 52,9 117  Sangat Tinggi 21 30 7 10 28 40 Total 35 50 35 50 70 100 Berdasarkan kategori yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa kecemasan menghadapi perkawinan pada pria diketahui memiliki presentase 0 pada kategori sangat rendah dan rendah, 1,4 sedang, 18,6 pada kategori tinggi, dan 30 pada kategori sangat tinggi. Sementara kecemasan menghadapi perkawinan pada wanita diketahui memiliki presentase 0 pada kategori sangat rendah, 2,9 pada kategori rendah dan sedang, 34,3 pada kategori tinggi dan 10 pada kategori sangat tinggi.

b. Analisis Tiap Aspek Kecemasan Menghadapi Perkawinan

Selain melakukan uji t pada variabel kecemasan menghadapi perkawinan berdasarkan jenis kelamin, peneliti juga melakukan perhitungan pada tiap aspek kecemasan menghadapi perkawinan yaitu kecemasan akan kehilangan kebebasan, kecemasan akan perubahan peran, kecemasan akan karir yang terhambat oleh tanggungjawab keluarga, dan kecemasan akan tanggungjawab keluarga, dengan menggunakan independent sample t-test. Perhitungan dari tiap aspek diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 17 Hasil Uji t Tiap Aspek Kecemasan Menghadapi Perkawinan Aspek Jenis Kelamin Mean Mean Difference Std. Deviasi t p Kecemasan akan kehilangan kebebasan Pria 30,40 2,60 3,80 2,951 0,004 Wanita 27,80 3,57 Kecemasan akan perubahan peran Pria 30,46 3,51 3,79 3,940 0,000 Wanita 26,94 3,67 Kecemasan akan karir yang terhambat oleh tanggungjawab keluarga Pria 29,63 2,77 3,44 3,088 0,003 Wanita 26,86 4,04 Kecemasan akan tanggung jawab keluarga Pria 29,20 1,80 3,12 2,004 0,049 Wanita 27,40 4,30 Pada aspek kecemasan akan kehilangan kebebasan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,951 dengan p 0,004 p0,05 yang berarti pria memiliki kecemasan akan kehilangan kebebasan lebih tinggi daripada wanita. Sementara pada aspek kecemasan akan perubahan peran diperoleh nilai t hitung sebesar 3,940 dengan 0,000 p 0,05 yang berarti pria memiliki kecemasan akan perubahan peran lebih tinggi daripada wanita. Pada aspek kecemasan akan karir yang terhambat oleh tanggungjawab keluarga diperoleh nilai t hitung sebesar 3,088 dengan 0,003 p0,05 yang berarti pria memiliki kecemasan akan karir yang terhambat oleh tanggungjawab keluarga lebih tinggi daripada wanita. Sedangkan pada aspek kecemasan akan tanggungjawab keluarga diperoleh nilai t hitung sebesar 2,004 dengan 0,049 p0,05 yang berarti pria memiliki kecemasan akan tanggungjawab keluarga lebih tinggi daripada wanita.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil ananisis dengan uji t diketahui bahwa ada perbedaan kecemasan menghadapi perkawinan pada pria dan wanita dewasa awal, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 3,444 dengan nilai probabilitas sebesar 0,001 0,05, sehingga penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis yang diajukan. Diketahui pula bahwa pria memiliki kecemasan menghadapi perkawinan lebih tinggi daripada wanita, dibuktikan dari nilai mean pada pria lebih tinggi daripada nilai mean pada wanita 119,67109. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan keempat aspek kecemasan menghadapi perkawinan, seorang pria cenderung mengalami kecemasan lebih tinggi dibandingkan dengan seorang wanita. Pada aspek kecemasan akan kehilangan kebebasan, kecemasan akan perubahan peran, kecemasan akan karir yang terhambat oleh kebutuhan keluarga, dan kecemasan akan tanggungjawab keluarga, keempatnya lebih tinggi dialami oleh seorang pria. Kecemasan menghadapi perkawian pada keempat aspek mendapatkan hasil pria memiliki kecemasan menghadapi perkawinan lebih tinggi dari wanita. Berdasarkan hasil penelitian, rentan usia pria dewasa awal yang mengalami kecemasan tinggi dalam menghadapi perkawianan adalah 26-35 tahun.