Tabel X. Hasil uji Scheffe aktivitas serum AST tikus betina galur Wistar pada
kelompok perlakuan
Kelompok Perlakuan
Kontrol hepatotoksin
CCl
4
2 mLkgBB
Kontrol negatif
olive oil 2 mLkgBB
Kontrol DHBP 2
gkgBB DHBP 0,5
gkgBB + CCl
4
2 mLkgBB
DHBP 1 gkgBB +
CCl
4
2 mLkgBB
DHBP 2 gkgBB +
CCl
4
2 mLkgBB
Kontrol hepatotoksin
CCl
4
2 mLkgBB
BB BB
BB BB
BB Kontrol
negatif olive oil 2
mLkgBB BB
BTB BB
BB BB
Kontrol DHBP 2
gkgBB BB
BTB BB
BB BB
DHBP 0,5 gkgBB +
CCl
4
2 mLkgBB
BB BB
BB BB
BB DHBP 1
gkgBB + CCl
4
2 mLkgBB
BB BB
BB BB
BB DHBP 2
gkgBB + CCl
4
2 mLkgBB
BB BB
BB BB
BB Keterangan:
DHBP = Dekok herba Bidens pilosa L. BB = Berbeda bermakna p0,05, BTB = Berbeda tidak bermakna p0,05
1. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB
Kontrol hepatotoksin bertujuan untuk melihat kerusakan hati yang ditimbulkan oleh hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB yang
diberikan secara intraperitoneal. Parameter kerusakan hati yang terjadi dilakukan dengan pengukuran aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-24.
Pengukuran aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-24 setelah pemberian karbon tetraklorida pada jam ke-24 sebesar 174,4 ± 2,9 UL dan 409,6
± 7,8 UL. Dari hasil ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan aktivitas ALT
serum sebesar 3 kali dari kontrol negatif 57,2 ± 3,1 UL dan aktivitas AST serum sebesar 4 kali aktivitas serum AST pada kontrol negatif 101,8 ± 3,8 UL.
Peningkatakan aktivitas ALT serum sebesar 3 kali lipat dan AST serum sebesar 4 kali lipat terhadap nilai normal menandakan terjadinya kerusakan hati berupa
steatosis Zimmerman, 1999. Hasil uji Scheffe yang ditampilkan pada tabel IX dan X, menunjukkan
bahwa aktivitas serum ALT dan AST kontrol hepatotoksin berbeda signifikan dengan aktivitas serum ALT dan AST kontrol negatif. Dari hasil ini, data kontrol
hepatotoksin karbon tetraklorida 2 mLkgBB dapat digunakan untuk menghitung efek hepatoprotektif dekok herba Bidens pilosa L. pada ketiga variasi dosis.
2. Kontrol negatif olive oil dosis 2 mLkgBB
Pada penelitian ini kontrol negatif yang digunakan, yaitu olive oil dengan dosis 2 mLkgBB, yang merupakan pelarut dari hepatotoksin karbon tetraklorida
dengan dosis yang sama. Kontrol negatif bertujuan untuk memastikan bahwa olive oil sebagai pelarut yang digunakan tidak memberikan pengaruh dalam
peningkatan aktivitas serum ALT dan AST. Aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-0 selanjutnya dibandingkan dengan aktivitas serum tersebut pada jam ke-
24. Purata aktivitas serum ALT dan AST kontrol negatif olive oil pada jam ke-0 berturut-turut sebesar 55,2 ± 2,1 UL dan 105,2 ± 1,4 UL tabel XI, sedangkan
purata aktivitas ALT dan AST serum kontrol negatif olive oil pada jam ke-24 berturut-turut sebesar 57,2 ± 3,1 UL dan 101,8 ± 3,8 UL tabel XI.
Data aktivitas serum ALT dan AST dianalisis dengan uji Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa distribusi data normal dengan signifikansi p0,05. Data
dilanjutkan dengan uji T berpasangan untuk mengetahui perbedaan aktivitas serum ALT dan AST jam ke-0 dibandingkan dengan jam ke-24. Dari hasil uji T
berpasangan tabel XII, menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT dan AST pada hewan uji sebelum dan sesudah dipejankan olive oil 2 mLkgBB secara
intraperitoneal berbeda tidak bermakna. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa olive oil sebagai pelarut hepatotoksin karbon tetraklorida tidak
memberikan pengaruh dalam peningkatan aktivitas serum ALT dan AST. Kelompok kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB selanjutnya digunakan sebagai
dasar nilai aktivitas serum ALT dan AST normal pada penelitian ini.
Tabel XI. Purata ± SE aktivitas serum ALT dan AST setelah pemberian olive oil
dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam
Selang waktu jam
Purata aktivitas serum ALT ± SE UL
Purata aktivitas serum AST ± SE UL
55,2 ± 2,1 105,2 ± 1,4
24 57,2 ± 3,1
101,8 ±3,8
Tabel XII. Hasil uji T berpasangan aktivitas serum ALT dan AST pemberian
olive oil dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam
Selang waktu jam Aktivitas serum ALT
Aktivitas serum AST Jam ke-0
Jam ke-24 Jam ke-0
Jam ke-24 Jam ke-0
BTB BTB
Jam ke-24 BTB
BTB Keterangan:
BTB = Berbeda tidak bermakna p0,05
Gambar 10. Diagram batang purata aktivitas serum ALT setelah pemberian olive
oil dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam
Gambar 11. Diagram batang purata aktivitas serum AST setelah pemberian olive oil
dosis 2 mLkgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam
3. Kontrol dekok herba Bidens pilosa L. dosis 2 gkgBB