Uji Keterhandalan Metode Analisis Data

3.5 Uji Keterhandalan

Sebelum dilakukan analisis dalam peneltian terlebih dahulu dilakukan uji keterhandalan untuk kategorisasi yang akan digunakan agar mendapatkan kategorisasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kategorisasi dalam analisis isi merupakan instrumen pengumpul data. fungsinya identik dengan kuisioner dalam survey. Supaya obyektif, maka kategorisasi harus dijaga reliabilitasnya. Terutama untuk kategorisasi yang dibuat sendiri oleh periset sehingga belum memiliki standar yang telah teruji, maka sebaiknya dilakukan uji keterhandalan. Rachmat,2006 : 234 CR = 2M N1+N2 Keterangan : CR : Coeffisient Reliability bilangan pokok yang dipercaya M : Jumlah kategori yang disetujui oleh koder N1+N2 : Jumlah Kategori yang diuji CR = 2 95 = 0,9405 101+101 Jadi nilai CR untuk kategorisasi pornoteks dan pornogambar adalah 0,9405. Selanjutnya untuk memperkuat hasil uji keterhandalan, digunakan rumus Scott sebagai berikut : Pi = Observed Agreement - Expected Agreement 1 - Expected Agreement Keterangan : Pi : Nilai Keterhandalan OA : Persetujuan antarpengkode yaitu nilai CR EA :Persetujuan yang diharapkan proporsi jumlah pesan yang dikuadratkan. Pi = 0,9405 – 0,72046 = 0,22004 = 0,7871 1 – 0,72046 0,27954 Jadi nilai keterhandalan dalam rumus Scott adalah 0,7871 dan nilai CR dari kategorisasi pornografi iklan dalam majalah For Him Magazine adalah 0,9405. Ini menujukkan bahwa data kategorisasi adalah handal. Dalam pengujian keterhandalan ini, penulis meminta bantuan seseorang pengkoding sebagai penguat kategori penelitian isi pornografi iklan pada majalah FHM. Seorang pengkoding yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesorang yang bekerja disebuah majalah sebagai editor majalah, yaitu Bapak Rahmat Pramono.

3.6 Metode Analisis Data

Peneliti akan mengamati data-data yang diambil yang mengandung pornografi berupa tulisan maupun gambar. Cara yang dilakukan adalah dengan mengamati beberapa iklan pornografi kemudian dimasukkan kedalam kategorisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian dicari tingkat pornografi yang paling tinggi dalam beberapa iklan tersebut. Data yang diperoleh didapatkan selama 12 bulan terakhir ini, dimulai pada Januari 2010-Desember 2010. Data yang diperoleh dimasukkan kedalam table frekuensi sesuai dengan kategorisasinya, kemudian diprosentasekan dengan jumlah keseluruhan. Selanjutnya data tersebut dianalisa sesuai dengan tujuan dan perumusan masalah. Setelah data diperoleh dan dianalisis sesuai dengan kategorisasi pornografi kemudian berdasarkan prosentase dari bulan Januari sampai dengan Desember 2010 akan diinterpretasikan sesuai dengan perumusan masalahnya. Untuk mempermudah perhitungan dalam tabel frekuensi, rumus yang digunakan adalah : P = F x 100 n Keterangan : P : Persentase pornografi F : Frekuensi pornografi n : Jumlah lembar Dengan menggunakan rumus tersebut, akan diperoleh presentasi pornografi melelui kategorisasi yang ada. Hasil perhitungan kemudian akan disajikan dala tabel agar mudah dianalisis dan diinterpretasikan. 54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian