Operasional Konsep Isi Pornografi dalam Iklan di Majalah FHM Kategorisasi

43 BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi yaitu suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasikan berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara obyektif dan sistematis. Holsti dalam Pitra,2008 : 104. Penelitian menggunakan metode penelitian analisis isi untuk mengetahui kategori-kategori teks atau gambar pornografi iklan dalam majalah pria For Him Magazine , dengan menggunakan metode tersebut dan tekhnik yang sistematis diharapkan dapat menggambarkan berbagai macam hal-hal yang dibahas sesuai dengan tujuan penelitian ini. Sehingga didapatkan bagaimana perempuan digambarkan dalam majalah pria dan seberapa sering teks atau gambar pornografi itu muncul.

3.1 Definisi Operasional

3.1.1 Operasional Konsep Isi Pornografi dalam Iklan di Majalah FHM

Pornografi berasal dari bahasa Yunani, istilah ini terdiri dari kata porne yang berarti wanita jalang dan graphos atau graphien yang berarti gambar atau tulisan, pornografi menunjuk pada gambar atau photo yang mempertontonkan bagian-bagian terlarang tubuh perempuan. Pengertian ini secara eksplisit menunjukkan bahwa term pornografi selalu dan hanya berkaitan dengan tubuh perempuan. Pornografi termasuk sebuah pelanggaran yang telah ditetapkan dalam undang- undang pornografi seperti pelecehan terhadap tubuh perempuan, mempertontonkan sebagian tubuh perempuan, menampilkan fotogambar yang membangkitkan gairah para pembacanya, dan lain-lain. Pornografi terjadi dalam majalah pria FHM, disitu terdapat beberapa iklan yang menggambarkan kemolekan tubuh seorang perempuan yang diumbar secara bebas dalam sebuah media cetak. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa gambarfoto yang menyimpang dengan ketentuan-ketentuan undang-undang dasar pornografi. Peneliti menentukan beberapa kategori pornografi terhadap iklan dalam majalah FHM tersebut, antara lain : 1. Porno Teks a. Kata Merangsang b. Kata Aktivitas Seks c. Mengarah ke Aktivitas Seks 2. Porno Gambar a. Gambar Persengamaan b. Gambar Semi Persenggamaan c. Gambar Semi Telanjang

3.1.2 Kategorisasi

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa seperangkat kategori dan definisi yang disusun sendiri sesuai dengan isi iklan di majalah For Him Magazine. Kategori dalam penelitian ini terdiri atas 2 komponen, sebagai berikut : 1. Pornoteks Adalah karya pencabulan yang mengangkat cerita, tekstulisan dalam iklan dengan berbagai versi hubungan seksual dalam bentuk narasi, testimonial, atau pengalaman pribadi secara detail dan vulgar sehingga pembaca merasa menyaksikan atau mengalami sendiri peristiwa hubungan-hubungan seks itu. Sehingga pembaca berfantasi seksual terhadap objek-objek yang digambarkan atau yang dituliskan dalam iklan tersebut. http:ejournal.umm.ac.idindex.phplegality...322_umm_scientific_journal.doc Pada pornoteks dipecah lagi menjadi 3 sub kategori, yaitu : a. Kata Merangsang Adalah kata-kata dalam iklan atau teksline yang dapat merangsang para pembaca sehingga pembaca bisa membayangkan atau mengimajinasikan apa yang dituliskan di iklan tersebut. Contoh : Edisi April : “ Sehari aku bisa khilaf 5 sampai 6 kali”. b. Kata Aktivitas Sex Adalah kata-kata dalam iklan yang secara jelas atau semu menunjukkan adanya kegiatan sex, sehingga membawa pembaca kearah penggambaran yang pada akhirnya timbul gairah seks dalam diri pembaca. Contoh : Edisi Februari : “Sex education For Me ?”. c. Kata Mengarah Ke Aktivitas Seks Adalah kata-kata dalam iklan yang mengarah ke adanya aktivitas seks, sehingga para pembaca dapat membayangkan atau mengimajinasikan apa yang dituliskan dalam iklan tersebut. Contoh : Edisi April : “Memberikan kejantanan yang lebih tahan lama dan sensasi cinta yang lebih berbeda. Puncak kepuasan dan kenikmatan kini ada di tangan anda.” Kategori pornografi diatas melanggar ketentuan Undang-undang Pornografi pasal 4 ayat 2 Nomor 44 Tahun 2008. Melalui teks tulisan yang secara tidak langsung menawarkan atau mengiklankan hal-hal yang berbau porno atau yang merendahkan pihak perempuan. 2. Pornogambar Adalah gambar-gambar perilaku pencabulan yang lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia. sifatnya yang seronok, jorok, vulgar, membuat orang yang melihatnya terangsang secara seksual. Pornogambar dapat diperoleh dalam bentuk fotogambar, video, poster, dan lain-lain. http:ejournal.umm.ac.idindex.phplegality...322_umm_scientific_journal.doc Pornogambar dipecah menjadi 3 sub kategori, yaitu : a. Gambar Semi Telanjang Adalah gambar-gambar para model dalam iklan yang semi telanjang atau mengesankan ketelanjangan yang dimuat dalam majalah. Gambar-gambar tersebut mempertontokan kemolekan tubuh model yang menjadi obyek gambar atau dengan kata lain hampir seluruh tubuh terlihat kecuali bagian- bagian tertentu yang masih tertutupi. Ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan bisa ditafsir bebas, maka dari itu penjelasan UUP menegaskan maksudnya sebagai suatu kondisi seseorang yang menggunakan penutup tubuh, tetapi masih menampakkan bagian-bagian tertentu. Seperti belahan dada, dada, paha, perut, selangkangan, ketiak, punggung, pantat, dan lain-lain. Dengan berbagai pose yang mengundang birahi para pria, seperti pose perempuan saat merangkak, membusungkan dadanya, tengkurap, mengangkang, dan lain-lain. b. Gambar Semi Persenggamaan Adalah gambarfoto para model yang menunjukkan adanya gambar semi persenggamaan yang merendahkan martabat para model perempuan dalam iklan. Semi persenggamaan digambarkan dengan wanita yang berciuman bibir, leher, perut, dll dengan seorang pria, dan sang pria yang sedang meraba perut, paha, selangkangan, dll atau terkesan seakan mengangkat bajucelana sang perempuan. c. Gambar Persenggamaan Adalah gambarfoto para model yang menunjukkan adanya gambar persenggamaan yang merendahkan martabat para model perempuan dalam iklan. Gambar persenggamaan, digambarkan dengan perempuan berpakaian minim yang sedang tidur diatas sang pria atau pun sebaliknya seakan-akan mereka sedang melakukan aktivitas seks dan pada akhirnya timbul gairah seks dalam diri sang pembaca. Kategorisasi pornografi diatas melanggar pasal 4 ayat 1 dalam ketentuan Undang-undang Dasar Pornografi Nomor 44 Tahun 2008. Melalui gambarfoto para model iklan yang menunjukkan unsur pornografi. Pornografi terhadap perempuan yang terjadi di setiap gambar iklan dalam majalah dikategorisasikan pada jenis Porno Teks dan Porno Gambar. Porno teks ditujukan ke tulisan atau teksline iklan yang secara langsung maupun tidak langsung menggambarkan pelecehan terhadap perempuan dan adanya unsur pornografi di dalamnya. Sedangkan Porno Gambar ditujukan untuk adanya gambarfoto para model secara jelas atau semu yang mengandung unsur pornografi dan merendahkan martabatnya sendiri. Berbagai macam iklan dalam majalah pria FHM ini telah melanggar ketentuan-ketentuan Undang-undang Dasar Pornografi Nomor 44 Tahun 2008.

3.2 Unit Analisis