Penentuan Tema Rancangan Tema Rancangan

57 Dari fakta, issue, goal, dan Performance requirment yang telah dijelaskan di atas terdapat keterikatan antar satu sama lain yang disebut dengan tema.

5.1.2. Penentuan Tema Rancangan

Tema rancangan bangunan yang diterapkan adalah “oreng padenah taretan”. Proses pencarian tema dilakukan dengan mencari keterkaitan berdasarkan karakter – karakter dari masyarakat Madura seperti pada gambar diagram di atas, definisi dari tema tersebut “oreng padenah taretan”artinya : orang bagaikan saudara, pada umumnyamasyarakat madura bersikap ramah baik kepada orang – orang yang sudah dikenal maupun orang asing yang belum dikenal, jadi sifat ramah sangat di anjung tinggi oleh masyarakat madura dalam berinteraksi sosial. Gambar 5.1. Diagram Proses Pencarian tema Sumber : Analisa Penulis, 2013 Kaitan tema tersebut pada rancangan bangunan Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu, bahwa oreng yang dimaksud adalah pengunjung, jadi pengunjung dianggap seseorang yang istimewa sehingga pada rancangan bangunan tersebut harus memberikan kenyaman baik secara sirkulasi pada sitenya, sirkulasi ruang dan yang terpenting bangunannya harus memiliki daya tarik yang kuat sehingga pengunjung dapat merasakan bangunan tersebut benar – benar mencerminkan kultur budaya dan masyarakat Madura. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 58 Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture” Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain. Ada tiga kategori dari metaforayaitu :  Intangible Metaphor metafora yang tidak diraba yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya  Tangible Metaphors metafora yang dapat diraba Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material  Combined Metaphors penggabungan antara keduanya Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar. Dari ketiga metafor tersebut Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Jembatan Suramadu memakai Combined Metaphoryaitu: - Pengaplikasian karakter berani pada tema dengan penggunaan warna merah pada kolom – kolomnya - Karakter kesatuan dapat dilihat dari segi tatanan massanya atau penggunaan plaza sebagai open space seperti pada tatanan dari Tanean Lanjang, tanpa mengacu pada orientasi Tanean Lanjang hanya sebatas penataan massanya. - Karakter ramah dapat dilihat dari desain olah lanscapenya yaitu : pada pedestrian yang mengarahkan pengunjung ke massa utama dan juga dari pemakaian warna kuning pada interens bangunan yang mengartikan sebuah sambutan yang ramah - Untuk karakter religius dapat dilihat dari adanya warna hijau pada ornamen – ornamen eksterior maupun interior bangunan - Kemudian karakter keras serta karakter tegas dapat dilihat pada pemakaian material batu alam dan struktur kolom. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 59 Makna Ruang Pada Tanean Lanjang Susunan ruang yang berjajar dengan ruang pengikat ditengahnya menunjukkan bahwa tanean adalah pusat aktivitas sekaligus sebagai pengikat ruang yang sangat penting. Sumbu barattimur secara imajiner terlihat memisahkan antara kelompok rumah dan ruang luar. Langgar sebagai akhiran semakin memberikan arti penting dan utama dari komposisi ruangnya. Peninggian lantai bangunan juga memberikan satu nilai hirarki ruang yang semakin jelas. Akhiran peninggian berakhir pada langgar di ujung atau akhiran sumbu barat-timur. Tata tetak tanean lanjang memberikan gambaran tentang zoning ruang sesuai dengan fungsinya. Rumah tinggal, dapur dan kandang di bagian timur, di bagian ujung barat adalah langgar. Langgar memiliki nilai tertinggi, bersifat rohani dibanding dengan bangunan lain yang sifatnya duniawi. Langgar mencerminkan fungsi utama dalam kehidupan yang bersifat religius, suci untuk melaksanakan ibadah lima waktu, melakukan ritual daur kehidupan dan sekaligus sebagai pusat kegiatan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, langgar memerankan fungsinya sebagai tempat kerja, sekaligus sebagai tempat laki laki untuk mengawasi hasil bumi, ternak, istri dan anaknya. Fungsi lain adalah untuk menerima tamu dan ruang tidur tamu laki laki yang bermalam, juga gudang. Dalam beberapa data menyebutkan bahwa langgar berfungsi sebagai tempat yang strategis untuk memudahkan laki laki dalam mengawasi perempuan Mansurnoor, 1990. Fungsi yang demikian membuat langgar memiliki arti yang sangat penting dan spesifik. Pada konsep rancangan dari Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Jembatan Suramadu penerapan konsep Tanean Lanjeng hanya sebatas dari segi penataan massanya saja, dengan fungsi bangunan kolektor yang diperumpakan sebagai langgar, kandang diperumpamakan sebagai area penjualan dan rumah induk diperumpamakan sebagai kantor pengelola, sehingga orientasi dari rancangan mengacu pada aksebilitas analisa dari site tanpa mengacu pada orientasi dari Tanean Lanjeng itu sendiri. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60 5.2. Konsep Rancangan 5.2.1. Tatanan Massa dan Sirkulasi Pada tatanan massa dari Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu memiliki sebuah proses setelah sebelumnya menentukan bentuk dasar yang digunakan, dan dengan pendekatan yang diambil yaitu arsitektur Madura, sehingga tatanan yang digunakan yaitu seperti tatanan Tanean Lanjang dimana terdapat halaman atau open spacepada bagian tengah antar massa seperti gambar berikut: Gambar 5.2. Sketsa Tanean Lanjang Sumber :Data Penulis,2013 Gambar 5.3. Sketsa tatanan massa Sumber :Analisa Penulis, 2013 Adanya open space antar massa bangunan seperti gambar di atas tersebut berkaitan dengan karakter kesatuan yang ada pada tema sehingga dengan adanya plasa akan memberikan kesan kesatuan yang kuat. A C B TANEAN LANJANG OPEN SPACE KESATUAN D Pamer Kolektor Kantor Pengelola Cafetaria Pamer Penjualan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.