GALERI KERAJINAN KHAS MADURA DI KAWASAN JEMBATAN SURAMADU.
LAPORAN TUGAS AKHIR
GALERI KERAJINAN KHAS MADURA DI
KAWASAN JEMBATAN SURAMADU
Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Tugas akhir (S-1)
`
Diajukan oleh :
MAULANA MALIK
0951010017
Dosen Pembimbing : IR. MUCHLISINIYATI S, MT
IR. SRI SURYANI Y.W, MT
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2013
(2)
TUGAS AKHIR
GALERI KERAJINAN KHAS MADURA DI
KAWASAN JEMBATAN SURAMADU
Dipersiapkan dan Disusun Oleh:
MAULANA MALIK
0951010017
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal : 17 Juni 2013
Pembimbing Utama : Penguji I :
Ir. Muchlisiniyati Safeyah, MT. Ir. Erwin Djuni Winarto, MT. NPT. 3 6706 94 0034 1 NPT. 3 6506 99 0166 1
Pembimbing Pendamping : Penguji II
Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT. Lily Syahrial, ST, MT. NIP. 19670722 199303 2 00 2 NIP. 19550908 199103 1 00 1
Penguji III
Ir. Eva Elviana, MT. NPT. 3 6604 94 0032 1 Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S-1) Tanggal : 06 Juli 2013
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur ditujukan kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “GALERI KERAJINAN KHAS MADURA DI KAWASAN JEMBATAN SURAMADU” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik ( S-1 ) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.
Bersama ini penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ir. Nanik Ratni Jar, M. kes. Selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.
2. Dr. Pancawati Dewi, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Universitas Pembangunan Nasional (UPN), Jawa Timur.
3. Dyan Agustin, ST. MT. selaku Ketua Lab Studio Tugas Akhir.
4. Dr. Pancawati Dewi, MT, yang pernah membimbing saya dan memberikan banyak ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya, dan juga terima kasih saya ucapkan kepada pembimbing baru saya saat Tugas Akhir Ir. Mushlisiniyati Safeyah, MT. Selaku dosen pembimbing utama, terima kasih banyak atas bimbingan beliau.
5. Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT. Selaku dosen pembimbing pendamping, terima kasih banyak atas bimbingannya.
6. Ir. Erwin Djuni W. MT, Lily Syahrial, ST, MT. dan Ir. Eva Elviana, MT. Selaku Dosen Penguji. Terima kasih atas semua kritik dan sarannya. 7. Serta dosen – dosen lain yang mau membagi ilmunya dan sarannya
kepada saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir saya.
8. Terima Kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu mendoakan dan memberi semangat besar dalam diri saya, serta saudara-saudara saya
(4)
9. Spesial saya ucapkan terima kasih kepada my best friend Wahyudi, yang telah banyak membantu saya terutama sejak konsep sampai studio TA. 10.Terima kasih juga buat temen-temen yang ada di Studio Tugas Akhir
terutama kepada Mas Haris (icun), Mas Rico, Danny, Fina, Feria, dll. atas semua bantuan kalian dan kerjasamanya.
11.Terima kasih kepada teman-teman Arsitektur khususnya angkatan 2009 atas kekompakannya dan kekerabatannya.
12.Terima kasih kepada Mas Rosi yang berada di perpustakaan FTSP sudah banyak membantu dalam pengerjaan Laporan Tugas Akhir.
13.Terima kasih kepada semua angkatan Arsitektur UPN “Veteran” Jatim
yang sudah banyak membantu.
14.Teman-teman kos yang ada di MAIN 8 terima kasih atas kerja samanya selama kita menuntun ilmu di UPN “Veteran” Jatim.
15.Spesial buat seseorang yang belum lama kukenal namun kehadirannya sangat berperan penting dalam masa pengerjaan Tugas Akhirku, semangat, dukungan dan doa darinya yang tidak pernah putus disaat saya merasa jenuh, terima kasih kepada Hinda Syarifah,
16.Semua rekan-rekan di Jurusan Teknik Arsitektur UPN “Veteran” Jawa Timur dan semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu karena keterbatasan tempat.
Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, dan bisa didapatkan hasil yang maksimal nantinya.
Surabaya, 2 Juli 2013
(5)
GALERI KERAJINAN KHAS MADURA DI KAWASAN
JEMBATAN SURAMADU
Maulana Malik. 0951010017
ABSTRAK
Di pulau Madura terdapat berbagai macam toko-toko penjualan benda kerajinan yang tersebar di berbagai daerah namun belum ada yang mewadahinya menjadi satu, sehingga banyak produsen atau para pengrajin yang hasil kerajinannya belum dapat diperkenalkan karena terbatasnya sarana informasi.
Selain itu bagaimana mewujudkan atau mewadahi hasil dari para pengrajin sehingga kerajinan tersebut dapat dikenal serta diperdagangkan. Dan juga merancang suatu wadah yang memanfaatkan potensi dari lingkungan yang merupakan pintu masuk dari pulau Madura.
Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu merupakan suatu wadah ruang pamer dengan memiliki karakter berbeda antara ruang pamer yang difungsikan sebagai penjualan dan ruang pamer yang bersifat kolektor dengan konsep rancangan yang mengambil pendekatan combined metaphor Menurut Anthony C. Antoniades, yang berdasarkan pada karakter masyarakatnya dan juga konsep dari Tanean Lanjang yang merupakan budaya dari rumah adat Madura.
Rancangan dari Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu ini menerapkan sebuah tatanan massa, didasari pada sebuah konsep dari Tanean Lanjang yang memiliki open space antar bangunannya yang berfungsi sebagai pengikat dan juga dengan penerapan karakter-karakter masyarakat yang diaplikasikan pada rancangan.
Kata Kunci : Combined Metaphor, Galeri Kerajinan Khas Madura, Tanean Lanjang
(6)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
Bab I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan Dan Sasaran Perancangan ... 3
1.3. Batasan dan Asumsi ... 4
1.4. Tahapan Perancangan ... ... 4
1.5. Sistematika Laporan ... 6
Bab II. TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN ... 7
2.1. Tinjauan Umum Perancangan ... 7
2.1.1. Pengertian Judul ... 7
2.1.2. Studi Literatur ... 7
2.1.3. Studi Kasus ... 10
2.1.3.1. Pusat Kerajinan UKM Jatim... ... 10
2.1.3.2. Mirota Art & Batik ... 13
2.1.4. Analisa Hasil Studi ... 20
2.2. Tinjauan Khusus Perancangan ... 21
2.2.1. Penekanan Perancangan ... 21
2.2.2. Lingkup Pelayanan ... 22
2.2.3. Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ... 22
2.2.4. Perhitungan Program Ruang ... 26
2.2.5. Pengelompokan Ruang ... 31
Bab III. TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN ... 34
3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 34
(7)
3.3. Kondisi Fisik Lokasi ... 38
3.3.1. Existing Site ... 39
3.3.2. Aksebilitas ... 39
3.3.3. Potensi Bangunan Sekitar ... 39
3.3.4. Infrastruktur Kota ... 40
3.3.5. Peraturan Wilayah Setempat ... 40
Bab IV. ANALISA PERANCANGAN ... 41
4.1. Analisa Site ... 41
4.1.1. Analisa Aksebilitas ... 41
4.1.2. Analisa Iklim ... 42
4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar ... 43
4.1.4. Analisa Zoning ... 45
4.2. Analisa Ruang ... 46
4.2.1. Organisasi Ruang ... 46
4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi ... 48
4.2.3. Diagram Abstrak ... 51
4.3. Analisa Bentuk Dan Tampilan ... 52
4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan ... ... 52
4.3.2. Analisa Tampilan Bangunan ... 53
Bab V. KONSEP PERANCANGAN ... 55
5.1 Tema Rancangan ... 55
5.1.1 Pendekatan ... 55
5.1.1.1Fakta ... 55
5.1.1.2Issue ... 56
5.1.1.3Goal ... 56
5.1.1.4Performance requirment ... 56
5.1.1.5Penentuan Tema Rancangan ... 57
5.2 Konsep Rancangan ... 60
5.2.1 Konsep Tatanan Massa dan Sirkulasi ... 60
(8)
5.2.4 Konsep Struktur dan Material ... 63
5.2.5 Konsep Ruang Dalam dan Interior ... ... 64
5.2.6 Konsep Utilitas ... 65
5.2.7 Konsep Mekanikal Elektrikal ... 65
Bab VI. APLIKASI PERANCANGAN ... 66
6.1 Aplikasi Tatanan Massa dan Sirkulasi ... 67
6.2 Aplikasi Ruang Luar ... 68
6.3 Aplikasi Bentuk Massa dan Tampilan ... 68
6.4 Aplikasi Interior ... 70
6.5 Aplikasi Struktur ... 73
(9)
DAFTAR DIAGRAM
1. Diagram 2.15 Diagram Struktur Organisasi Pengelola... 24
2. Diagram 4.6 Hubungan antar Massa ... 48
3. Diagram 4.7 Hubungan Antar Ruang Pamer Kolektor... 49
4. Diagram 4.8 Hubungan Antar Ruang Pamer Penjualan ... 49
5. Diagram 4.9 Hubungan Antar Ruang Kantor Pengelola ... 50
6. Diagram 4.10 Hubungan Antar Ruang Cafetaria ... 50
(10)
DAFTAR TABEL
1 Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Kabupaten Bangkalan 2007 -
2010... 1
2. Tabel 1.2 Data Usaha Kerajinan di Pulau Madura ... 2
3. Tabel 2.1 Jenis dan Ukuran Ruang Mirota Art dan Batik... 17
4. Tabel 2.2 Analisa Hasil Studi ... 21
5. Tabel 2.3 Fasilitas dan Kebutuhan Ruang ... 24
6. Tabel 2.4 Perhitungan Luasan Ruang... 26
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Standart jarak pandang ... 8
Gambar 2.2 Rak souvenir dengan dimensi barang maximal 30 cm ... 8
Gambar 2.3 Dua susunan rak dengan satu lampu ... 9
Gambar 2.4 Dua susunan rak dengan dua lampu ... 9
Gambar 2.5 Rak dengan dua hangrod ... 10
Gambar 2.6 Denah Lantai 1& 2 ... 11
Gambar 2.7 Depan UKM Juanda ... ... 12
Gambar 2.8 Interior UKM Juanda ... ... 12
Gambar 2.9 Interior UKM Juanda ... ... 13
Gambar 2.10 Denah Lantai 1 ... 14
Gambar 2.11 Denah Lantai 2 ... 15
Gambar 2.12 Denah Lantai 3 ... 16
Gambar 2.13 Tampilan depan Mirota Art & Batik ... 19
Gambar 3.1 Lokasi titik pada site ... 36
Gambar 3.2 Lokasi pada site ... 38
Gambar 3.3 Lokasi site ... 39
Gambar 4.1 Aksebilitas pada site ... 41
Gambar 4.2 Penyinaran matahari ... 42
Gambar 4.3 Analisa view ... 44
Gambar 4.4 Analisa Zonning ... 45
Gambar 4.10 Bentukan Tatanan Massa Tanean Lanjang ... 52
Gambar 4.11 Analisa Bentuk Massa Bangunan ... 53
Gambar 4.12 Bentukan Rumah Adat Madura Tanean Lanjang... 54
Gambar 4.13 Tampilan Kraton Sumenep ... 54
Gambar 4.14 Ukiran Madura ... 54
Gambar 5.2 Sketsa Tanean Lanjang ... 60
(12)
Gambar 5.4 Sirkulasi ... 60
Gambar 5.5 Proses Ide Bentuk ... 61
Gambar 5.6 Bentuk Tampilan Kraton Sumenep ... 62
Gambar 5.7 Bentuk Rumah Trompesan ... 63
Gambar 5.8 Ukiran Madura ... 63
Gambar 5.9 Konsep Ruang Dalam Kolektor ... 64
Gambar 6.1 Aplikasi Tatanan Massa dan Sirkulasi ... 67
Gambar 6.2 Aplikasi Ruang Luar ... 68
Gambar 6.3 Aplikasi Bentuk Massa ... 68
Gambar 6.4 Aplikasi Tampilan Pamer Kolektor ... ... 69
Gambar 6.5 Aplikasi Tampilan Pamer Penjualan ... 70
Gambar 6.6 Denah Massa Pamer Kolektor ... 71
Gambar 6.7 Denah Massa Pamer Penjualan ... 71
Gambar 6.8 Ruang Pamer Batik ... 72
Gambar 6.9 Ruang Pamer Kaligrafi Ukir ... 72
Gambar 6.10 Ruang Pamer Kerajinan Clurit ... 74
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Madura akan membuka peluang bagi Kabupaten Bangkalan untuk berkembang menjadi daerah lokasi kegiatan perindustrian di jawa Timur. Kabupaten Bangkalan direncanakan sebagai daerah industri sebagai upaya untuk mengganti biaya investasi pembangunan Jembatan Suramadu yang cukup besar (Laporan Feasibility Study Jembatan Suramadu Tahun 2002). Sesuai dengan Keputusan Presiden yang telah ditetapkan pada Tahun 2001 mengenai rencana pembangunan Jembatan Suramadu, pembangunan ini diharapkan akan menjadi katalisator pendorong perkembangan sektor industri di Kabupaten Bangkalan, terutama dalam bidang wisata dan industri kerajinan.
Jumlah kunjungan baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang berkunjung ke bangkalan selama tahun 2007-2010 diketahui sebagai berikut :
Tabel 1.1. Data Kunjungan Wisatawan Kabupaten Bangkalan 2007 - 2010
Wisatawan Tahun
2007 2008 2009 2010
Wisatawan
Nusantara 416915 438608 475452 622972
Wisatawan
Asing 420 462 508 758
Sumber : Dinas Pariwisata Bangkalan, 2010
Tabel 1.1 di atas menunjukkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke bangkalan mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu lebih dari 20% setiap tahunnya bahkan pada tahun 2010 peningkatannya bisa mencapai 35%, dengan adanya Jembatan Suramadu membawa suatu perubahan yang besar dan positif bagi perkembangan perekonomian di Madura. pemanfaatan potensi yang baik akan mendatangkan banyak pengunjung wisatawan yang banyak pula, baik
(14)
masyarakat yang pandai memanfaatkan peluang sebagai kunci memulai usaha sekaligus memperkenalkan hasil dari kerajinan di daerah itu sendiri. Salah satunya dengan adanyaUKM yang mewakili dari berbagai kabupaten yang ada di Madura seperti pada tabeldi bawah ini:
Tabel 1.2. Data Usaha Kerajinan di Pulau Madura
Kab Nama UKM Pemilik Alamat Telepon Kategori
Produk B angk al an Sanggar seni PERINTIS Johan Wahyudi
JL. Pelabuhan Gang I
Bangkalan 081934624821
Kerajinan patung kerapan
sapi
UD. Asri kamal Miniatur Kapal
CV. daun agel Faiqotul Himmah
Graha Candra
Lavender Blok M/4 03171898806 Kerajinan Agel Pondok
Batik/maduratna
Junanto
Budiman Bangkalan 08175767778
Kerajinan garmen Ulva Collection Maria
Ulfa
Jl. Garuda II B3.RT. 003 RW 009 KEL.
pangeranan 0313094030/0 3183772617 Kerajinan kerang laut. Chan’s Collection Cinderamata Pame ka san Dinkop pamekasan Drs. Candra Kirana
Bpk Hadi Sutarman
Dinkop pamekasan 081703382499
Macam Kerajinan Dewi Batik
Madura Kerajinan Batik
Sampang
Al Arif Craft Sampang Anyaman tas
Abental Ombek Sampang Cinderamata
Rumah Cantik Terampil
Tri Wahyuni
Perum. Permata selong kavling C/9
Sampang (0323) 3320027, 087850748770 Assesoris Daur ulang Ratu Ibu Heryanto Jl. Mangkubumi
polangan sanpang 085730537193 handrycraft Ka Ator
Camaludin Miniatur kapal
Cell Craft Collection
Ds. Taddan no 17
sampang madura 081357637664
Kerajinan binatang laut UD. Imam abu
cholid Boneka sakera
Su
m
enep
UD. Farida Fadira Jl. Cemara udang 087193162447 4 Kerajinan gelang tali UD. Anugrah Meubel Selamet riady
Jl. Raya karduluk, Desa karduluk kec
pragaan
(0328)821037,
085645057722 Kerajinan Kayu Meubel Ukir Dinkop
Sumenep 087863299085
Macam Kerajinan Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012
(15)
Tabel 1.2 menunjukkansetiap kabupaten memiliki kerajinan khas yang mewakili dari daerahnya sendiri, kerajinan yang ada di pulau Madura sangat beraneka ragam sehingga di kawasan suramadu ini nantinya dapat dipergunakan untuk menampung karya – karya dari hasil para pengrajin dengan baik, yaitu dengan adanya Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan JembatanSuramadu, dengan konsep memamerkan dan menjual, sebagaipusat kerajinan yang lengkapmemamerkan dan menjual aneka kerajinan dari 4 kabupaten yang ada di Madura, sehingga diharapkan bisa mempermudah bagi para wisatawan dalam mencari atau menemukan kerajinan tangan yang di miliki Madura.
1.2. TujuanDan Sasaran Perancangan
Berdasarkan latar belakang seperti yang telah di jelaskan di atas maka adapun tujuan dari obyek perancangan Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Jembatab Suramadu ini sebagai:
Bagian dari usaha untuk memperkenalkan serta memasarkan karya dari kerajinan yang di hasilkan oleh masyarakat Madura dengan sasaran seluruh kalangan masyarakat secara luas, baik dalam negeri maupun wisatawan mancanegara.
Merencanakan dan merancang sebuah bangunan dengan konsep dengan konsep memamerkan dan menjual, sebagaipusat kerajinan yang lengkapmemamerkan dan menjual aneka kerajinan dari 4 kabupaten yang ada di Madura, sehingga Galeri Kerajinan Khas Madura di KawasanSuramadu ini memiliki peran sebagai wadah untuk menampung hasil karya dari para pengrajin atau seniman di Madura serta memasarkannya.
Sedangkan sasaran perancangan dari rencana Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu ini yaitu :
Mengajak masyarakat Madura untuk lebih mengerti, menghargai dan mencintai hasil dari berbagai macam kerajinan yang dimiliki sehingga harus selalu di pertahankan
(16)
sehingga menghasilkan karya-karya yang memiliki nilai seni yang tinggi.
Menarik para wisatawan yang sedang berkunjung ke Madura untuk melihat macam-macan seni kerajinan yang di hasilkan oleh masyarakat Madura.
1.3. Batasan Dan Asumsi
Untuk lebih terencana dan terarah adapun lingkup perancangan demi terciptanya sebuah pusat Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu harus meiliki batasan dan asumsinya.
Dalam lingkup perencanaan adapun batasannya yaitu :
Fungsi bangunan diperuntukkan bagi umum dan dapat di kunjungi oleh berbagai macam usia seperti: manula, remaja, balita dsb.
Rancangan dioperasikan 12 jam, mulai pukul 10.00 wib sampai dengan 22.00 wib.
Batasan benda yang diwadahi berupa kerajinan tangan yang ada di Maduraberupa : clurit hias, miniatur kapal tradisional, meubel ukir, batik, kerang hias, figura hias (clurit & pecut), miniatur patung kerapan sapi, pakaian adat madura, pecut hias, figura kaligrafi, gerabah hias, kerajinan keris dll.
Sedangkan asumsinya dapat meliputi :
Asumsi kepemilikan proyek rancangsebagai milik pemerintah, sehingga proyek ini berhubungan langsung dengan pengembangan pulau madura.
Rancangan diasumsikan mampu menampung kegiatan sampai 10 tahun mendatang, sehingga bisa di prediksikan kenaikan jumlah pengguna.
1.4. Tahapan Perancangan
Tahapan perancangan di mulai dari adanya suatu permasalahan, yaitu semakin lemahnya mencintai produk kerajinan yang ada di suatu daerah, padahal karya-karya dari kerajinan yang di hasilkan oleh suatu daerah mempunyai nilai seni yang cukup tinggi bagi daerah tersebut sehingga menjadi suatu ciri khas.Dari permasalahan inilah timbul ide untuk mendirikan sebuah pusat Galeri Kerajinan
(17)
Khas Madura di Kawasan Suramadu sebagai judul awal.
Setelah menemukan judul, di interpresentasikan dengan melakukan pengumpulan data dari studi literature dan studi kasus yang ada sehingga dalam penyusunan proyek ini metode yang di gunakan di bagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data meliputi : - Survey Lapangan
Yaitu melakukan studi lapangan yang di lakukan pada site dengan pengamatan terhadap karakter site yang menyangkut batasan, kendala dan poensi yang ada di dalam site.
- Studi Literatur
Dilakukan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan pusat Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu, karena bangunan pusat galeri kerajinan di Madura masih tidak ada, sehingga studi literature ini mengarah kepada pada peraturan dan persyaratan dalam segi perancangan bangunan pusat seni kerajinan yang berada di Surabaya secara umum.
- Wawancara
Dilakukan dengan pihak-pihak yang berkompeten dan terkait secara langsung maupun tidak langsung dalam bidang seni kerajinan yang berada di Madura maupun Surabaya.
- Internet
Melakukan pencarian melalui situs-situs yang berhubungan dengan
Art Shop, Gallery dan seni kerajinan di Madura. 2. Studi Kasus
Dilakukan dengan Art Shop, Gallery, dan tempat-tempat pameran seni lainnya yang ada di Indonesia, seperti :
Mirota Art Surabaya
Winart Art Shop Bandung 3. Penyusunan dan pengolahan data
(18)
jadikan pedoman dalam perencanaan dan perancangan pusat Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu dapat dimulai.
1.5. Sistematikam laporan
Sistematika menyusun kerangka laporan yang dimulai pada bagian awal sampai bagian isi. Bagian isi yang mewakili sebuah laporan ini terbagi dalam empat bab yaitu :
BAB I :
Pendahuluan, menguraikan latar belakang munculnya gagasan dari proyek, maksud dan tujuan, permasalahan, lingkup rancangan, metode rancangan dan sistematika laporan.
BAB II :
Pengenalan dan pemahaman proyek, berisi pengenalan lebih lanjut dan lebih lanjut dan terperinci dari pusat Galeri KerajinanKhas Madura di Kawasan Suramadu dari segi Aktifitas, Fasilitas, Kebutuhan ruang, sampai pada persyaratan-persyaratan yang ada.
BAB III :
Tinjauan lokasi pusat Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu terdiri atas :
- Kriteria dan potensi lahan - Penggunaan lahan
- Aksebilitas dan infrastruktur - Kondisi fisik lahan
BAB IV :
Pendekatan rancangan
Konsep ruang sebagai wadah kegiatan
(19)
BAB II
TINJAUAN OBYEK PERANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum Perancangan 2.1.1. Pengertian Judul
Untuk merealisasikan atau mentransformasikan gagasan-gagasan maka judul yang di ambil adalah Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu. Arti Kata :
Galeri adalah :
- Bangunan yang memamerkan dan menjual benda atau karya seni dsb ( Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Kerajinanadalah :
- Hasil buatan tangan manusia yang memiliki nilai (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Khas Maduraadalah :
- Khusus atau teristimewa yg tidak dimiliki pulau Madura (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Di Kawasan Suramaduadalah :
- Menunjukkan arah maupun lokasi(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Jadi pengertian judul secara keseluruhanyaitu suatu bangunan yang memamerkan dan menjual benda atau karya seni yang dihasilkan melalui keterampilan tangan masyarakat khususnya dari Madura.
2.1.2.Studi Literatur
Pada studi Literatur ini akan dibahas mengenai standar ruang pamer dan perlengkapannya, Literatur yang digunakan adalah Time Saver Standart dan Dimensi Manusia & Ruang Interior. Adapun data yang dibutuhkan terdiri dari :
(20)
Rak souvenir
Standart jarak pandang pengamat karya seni terhadap kerajinan hiasan dinding
Gambar 2.1. Standart jarak pandang
Rak souvenirkerajinan dan baju
Gambar 2.2. Rak souvenir dengan dimensi barang maximal 30 cm
(21)
souvenir membutuhkan rak-rak dengan ukuran lebar rak 600-650 cm, tinggi rak 150 cm dan panjang rak 300 cm. ( Dimensi Manusia & Ruang Interior ).
Gambar 2.3. Dua susunan rak dengan satu lampu
Dua susunan rak dengan satu lampu untuk pakaian seperti batik, maksimal 20 atasan dan minimal 6 pernik dengan dimensi maksimal 30x30x30 cm.
Gambar 2.4. Dua susunan rak dengan dua lampu
Gambar 2.4 merupakan dua susunan rak pakaian dan pernik dengan dua lampu kapasitas maksimal 20 atasan dilengkapi dengan rak dekor di atasnya.
(22)
Gambar 2.5.Rak dengan dua hangrod.
Pada rak dengan dengan dua hangrod tanpa lampu untuk pakaian maksimal kapasitasnya yaitu 60 atasan.
2.1.3. StudiKasus
2.1.3.1. Studi Obyek Kasus I( Pusat Kerajinan UKM Jatim ) A. Data Kasus
Spesifikasi Obyek
Fungsi Bangunan : Pusat souvenir Kerajinan seluruh Jatim Lokasi : Jln. Juanda, Sidoarjo
Luas : 288 m2
Jumlah Pengunjung : ±150 Orang/Hari
(23)
Gambar 2.6. Gambar denah lantai 1& 2 UKM Juanda Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012
Pada gambar 2.7 di atas gedung UKM juanda tersebut memiliki 2 lantai, lantai 1 terdiri dari meja kasir, meja menyambut tamu, ruang kepala bagian, dan selebihnya berfungsi sebagai tempat penjualan kerajinan, untuk lantai 2 terdiri dari ruang staff, void, meja kasir dan tempat penjualan.
B. Analisa
Sejarah
UKM juanda merupakan bangunan yang difungsikan sebagai pusat kerajinan, bangunan tersebut berdiri pada tahun 2010 sebagai satu – satunya bangunan yang dimiliki jawa timur untuk menampung semua karya dan hasil kerajinan dari berbagai daerah di jawa timur. Sedikitnya terdapat 48 kabupaten yang ditampung hasil kerajinannya di gedung tersebut, dengan membagi penjualannya menjadi 2 bagian yaitu lantai 1 di gunakan untuk 24 daerah di jawa timur dan selebihnya berada di lantai 2.
(24)
Gambar 2.7.Tampilan depan UKM Juanda Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012 Eksterior Bangunan
Pada tampilan luarnya, bangunan tersebut memiliki tampilan bergaya arsitektur modern terlihat bentuknya yang minimalis, dengan unsur – unsur garis vertikal dan horizontal, pemakaian material kaca yang dominan sekali.
Interior Bangunan
Gambar 2.8.Interior UKM Juanda Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012
Suasana interior bangunan tersebut pada gambar 2.8 terlihat bahwa kerajinan – kerajinan dari berbagai daerah terpisah dengan sangat rapi, dan dibedakan menurut wilayahnya masing – masing sehingga sangat
(25)
memudahkan pengunjung saat mencari kerajinan di suatu daerah tertentu.
Struktur Bangunan
Gambar 2.9.Interior UKM Juanda Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012
Struktur dari UKM tersebut memiliki kolom dengan lebar 30x30cm dengan jumlah kolom sebanyak 12 kolom dengan strukturnya yang memakai beton bertulang, sehingga dengan hanya terdiri dari 2 lantai bangunan tersebut kokoh berdiri.
2.1.3.2. Studi Obyek Kasus II ( Mirota Art & Batik ) A. Data Kasus
Spesifikasi Obyek
Fungsi Bangunan : Art Shop
Lokasi : Jln. Sulawesi no 24, Surabaya. Luas Bangunan : 432 m2
Jumlah Pengunjung : 150-500 Orang/Hari
(26)
Gambar 2.10. Gambar denah lantai 1 Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012
Pada gambar 2.10 susunan ruang – ruangnya terdiri dari : ruang supervisior, xl center, ruang karyawan, ruang pamer souvenir, dapur, lift, tangga, ruang pakaian jadi, ruang kain batik, designer area dan km/wc.
KET :
Pengunjung Karyawan
(27)
Gambar 2.11. Gambar denah lantai 2 Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012
Untuk denah lantai II ruang – ruangnya terdiri dari : ruang rapat, ruang presiden direktur, ruang pamer assesoris, ruang karyawan, km/wc, lift, ruang pamer lukisan, ruang novel, gudang, tangga, dan ruang pamer perkakas rumah.
(28)
Gambar 2.12. Gambar denah lantai 3 Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012
Dan untuk lantai terakhir atau lantai III yaitu terdiri atas ruang pamer furniture, ruang konveksi, ruang istirahat dan terdapat dua buah ruang yang di buat untuk gazebo sehingga pengunjung dapat bersantai sejenak setelah lelah berbelanja.
(29)
Jenis dan ukuran ruang Mirota Art dan Batik yaitu : Tabel 2.1 Jenis dan Ukuran Ruang Mirota Art dan Batik No Ruang Ukuran Aktifitas Keterangan 1 Teras 4m x 3m Tempat
menunggu
Teras dilengkapi tempat duduk untuk menunggu 2
3
Stan XL center
Kasir dan penitipan barang
6,5mx 3m
4m x 3m Membayar
Menitipkan barang bawaan
Sebagai tempat tambahan yang disewakan dengan tujuan pelengkap fasilitas dan promosi Mirota
Area kasir dan penitipan barang
4 Ruang Supervisior
4m x 3m Menerima tamu
Mengawasi Art Shop
Merupakan ruang dari Supervisior, jika memungkinkan ada tamu yang berkepentingan dengan produksi, dsb.
5 Kafe 4m x 9m Istirahat
Makan dan minum
Ruang kafe bersebelahan dengan ruang penjualan souvenir, dimana pengunjung dapat menikmati barang-barang sambil beristirahat makan dan minum
6 Ruang-ruang penjualan dan pamer
Beragam Membeli dan menikmati barang-barang seni
Ruang pamer dan penjualan perak
Ruang pamer dan penjualan souvenir
Ruang pamer dan penjualan batik
(30)
pakaian 8 Ruang
Designer
3m x 4m Konsultasi design batik
Fasilitas ruang batik ( Designer Area )
9 Konveksi 3m x 9m Memotong bahan
Menjahit
Ruang ini berada di lantai 3 dan terletak di area karyawan 10 11 Ruang presiden direktur Kamar mandi
8m x 3m
2m x 3m
Menerima tamu
Rapat
Buang air keci dan besar
Ruang ini bersifat fungsional dan menghadap ke balkon
Terdapat kloset dan wastafel, kamar mandi ini dapat di gunakan pengunjung maupun karyawan
12 Ruang penjualan novel
6m x 4m Membeli Ruang ini berada di lantai 2, ruang ini ada karena keinginan sang pemilik agar art shopnya memiliki tempat penjualan novel 13 Mushola 3m x 3m Beribadah Fasilitas untuk karyawan
maupun pengunjung
14 Gudang Menyimpan
stok
Setiap lantai terdapat gudang, dan memiliki lantai khusus dan katrol agar dapat mengangkat barang 15 Ruang big
sale
4m x 6m Membeli dan menikmati
Ruang khusus penjualan stok lama
Sumber : Analisa Penulis, 2012 B. Analisa
Sejarah
Mirota art batik merupakan bangunan milik individu yang sudah berdiri sejak tahun 1980. Mirota berawal dari sebuah kafe kecil yang menjual minuman, roti, dan art.Dari itulah timbulnama Mirota yang diambil dari kata
(31)
minuman, roti dan art. Melihat suasana bisnis di Surabaya yang besar, maka sang pemilik merubah kafe tersebut menjadi sebuah Mirota Art dan Batik. Dan saat ini telah memiliki 5 cabang di setiap kota yang berbeda, dengan jenis toko yang berbeda pula ( ada yang berbentuk café, dan ada juga yang berbentuk Art Shop. Disesuaikan dengan suasana bisnis kota-kota tersebut ).
Tampilan Bangunan
Gambar 2.13.Tampilan depan mirota art batik Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, 2012 Eksterior Bangunan
Pada awalnya bangunan ini merupakan sebuah rumah tinggal yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah Art Shop yang muncul dari ide sang pemilik, dari segi arsitektur jika dicermati bangunan ini memiliki atap berbentuk tradisional bali dengan ornament banyak menggunakan elemen kayu. Jika sekilas dilihat seperti bangunan rumah jepang dengan ornament vertical dan horizontal yang mendominasi.
(32)
Interior Bangunan
Pada interior yang ditampilkan dalam Art Shop ini, merupakan suasana sebuah tempat perbelanjaan dengan memamerkan souvenir-souvenir dan dilengkapi dengan sebuah kafe yang menjadi fasilitas penunjang bagi pengunjung.
Struktur Bangunan
Struktur dari Mirota Art dan Batik ini terdiri dari 4 lantai dan menggunakan struktur beton bertulang serta di lengkapi sebuah lift dengan kapasitas maksimal yaitu 3 orang.
2.1.4 Analisa Hasil Studi
Persyaratan rancangan merupakan tuntutan pokok yang harus dipenuhi oleh obyek yang harus dirancang.Seperti pada Galeri Kerajinan Khas Khas Madura di Kawasan Suramadu ini. Persyaratan – persyaratan yang harus di penuhi adalah :
Memiliki akses yang mudah dicapai dan merupakan jalan primer atau utama.
Mendapatkan pembagian ruang atas benda kerajinan berdasarkan daerahnya masing – masing.
Memiliki fasilitas penunjang sebagai sebuah Galeri Kerajinan Khas Madura di Suramadu dengan fasilitas kafe, ATM Center, dsb.
(33)
Aspek Studi Kasus I UKM Juanda
Studi Kasus II Mirota Art & Batik
Kesimpulan 1. Aspek Lokasi Berada dipinggir
kota
Berada di pusat kota Berada pada kawasan perdagangan 2. Aspek Kuantitas
a.Fasilitas Ruang penjualan, ruang staf, kasir, dan meja tamu.
Ruang pamer, Kantor pengelola, Lobby, Café, dll
Ruang pamer, ruang penjualan, Kantor Pengelola,dll b.Kapasitas Menampung 15
mobil dan 100-150 pengunjung
Menampung 20 mobil dan 150-200 pengunjung
Menampung 20 mobil dan 200 pengunjung 2. Aspek Kualitas
a.Penataan massa
Single Building Single Building Single Building
b.Ruang luar Terdapat area parkir mobil dan motor yang sudah tertata
terdapat area parkir parkir mobil dan motor yang sudah tertata
Area parkir mobil, sepeda motor dan taman
c.Ruang Interior sudah tertata dengan baik berdasarkan asal kerajinannya masing-masing di suatu daerah
Benda kerajinan kurang begitu tertata dengan baik. Tertata menurut perbedaan daerahnya supaya memudahkan pengunjung dalam mencari kerajinan d.Tampilan Tampilan bangunan
bergaya arsitektur modern Tampilan bangunan bergaya arsitektur modern Tampilan bangunan sesuai dengan fungsi dan kegiatan yang ada di
dalamnya.
2.2. Tinjauan Khusus Perancangan 2.2.1.Penekanan Perancangan
Pada dasarnya tujuan didirikan Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu yaitu untuk membangkitkan kecintaan masyarakat Madura akan keindahan karya – karya seni yang ada di Madura serta memotivasi para pengrajin untuk berkarya lebih inovatif lagi sehingga dapat memajukan hasil kebudayaan pulau Madura.
terdiri dari beberapa kegiatan yang berbeda-beda antara lain : 1. kegiatan pameran produk
(34)
3. kegiatan administrasi dan kepengelolaan
4. dan kegiatan penunjang lainny seperti stand makanan & minuman, Mushola, Wartel, dan Ruang ATM.
Sehingga dapat diasumsikan kedepannya untuk rancangan Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu sesuai dengan batasan rancangan di atas maka sebagai asumsi perencanaan adalah :
rancangan diasumsikan mampu menampung kegiatan sampai 10 tahun mendatang, sehingga bisa diprediksikan kenaikan jumlah pengguna.
Rancangan dioperasikan 12 jam, mulai pukul 10.00 wib sampai dengan 22.00 wib.
2.2.2. Lingkup Pelayanan
Adapun lingkup pelayanan dari Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramadu ini antara lain :
Pengelola Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu
Pengrajin ( sebagai pemasok benda kerajinan )
Pengunjung dalam ataupun luar kota.
Dalam lingkup pelayanan dikhususkan untuk para wisatawan dalam maupun luar kota yang ingin berbelanja macam – macam kerajinan yang ada di madura sedangkan pelayanan pada umumnya diperuntukan dengan ruang lingkup masyarakat luas dan menyeluruh.
2.2.3. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
Aktivitas yang ada di dalam sentra kerajinan yang telah dijelaskan dalam klasifikasi pemakai adalah pengelola, pemilik industry, dan pengunjung. Secara garis besar aktifitas yang terjadi dapat diuraikan sebagai berikut :
Dengan banyaknya fasilitas – fasilitas yang akan disediakan, maka sebelumnya kita menentukan kebutuhan ruang dan aktifitas yang akan terjadi, kita juga harus mengetahui tentang klasifikasi pemakai Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu. Dalam perencanaanya, pemakai Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramaduterbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :
(35)
Pengelola
Menyusun rencana, membina dan mengatur segala aktifitas di dalam Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramadu. Adapun pengurus yang mengatur jalannya segala kegiatan yang ada di Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramadu ialah :
Ketua : Bertugas memimpin seluruh manajemen Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramadu.
Wakil : Bertugas membantu ketua untuk memimpin manajemen Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramadu.
Sekretaris : bertugas melayani administrasi ketua dan wakil ketua. Bendahara : Mengatur seluruh keuangan Galeri Kerajinan Khas
Madura Di Suramadu.
Administrasi : Melayani registrasi dan informasi bagi pengunjung. Pemeliharaan : Bertugas memelihara seluruh kerajinan maupun tata
ruang lingkungan Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramadu
Keamanan : Bertugas menjaga keamanan kawasan Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramadu mulai pintu masuk sampai pintu keluar sehingga para pengunjung dapat merasakan kenyamanan dalam melakukan aktivitas.
Pengrajin
Berperan sebagai pemasok atau pengirim benda kerajinan ke Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu tersebut
Pengunjung
Merupakan sekelompok orang yang tertarik untuk membeli kerajinan tangan di suatu tempat.
Di bawah ini akan digambarkan struktur organisasi yang ada pada Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramadu.
(36)
Gambar 2.15. Diagram Struktur Organisasi Pengelola Sumber : Analisa Penulis, 2012
Tabel 2.3. Fasilitas dan Kebutuhan Ruang
Pemakai Aktivitas Fasilitas Sifat Kelompok
Pengelola - Parkir Pengelola
- Mengatur dan mengawasi seluruh manajemen - menunggu, duduk dan
membaca
- Mengatur masalah pemasaran dan fasilitas - Mengatur keuangan - Melayani registrasi dan
informasi
- Memelihara kerajinan - Menjaga keamanan Galeri
Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu - Memberikan informasi
tentang kerajinan di Madura
- Tempat penyimpanan berkas-berkas
kepengelolaan
- Parkir Pengelola - R.Presiden direktur,
R. Ketua dan Wakil - Lobby, Front desk
- R. Sekertaris
- R. Bendahara - R. Administrasi
- R. Pemeliharaan - R. Keamanan
- R. Sosial budaya
- Gudang Ramai Tenang Ramai Tenang Tenang Ramai Tenang Tenang Sedang Tenang Manajemen Sekertaris Wakil Sekertaris Bendahara & Staff
(37)
- Penerimaan barang - Rapat staff
- Buang air kecil dan besar - Beristirahat
- R. Kabag gudang - R. Rapat
- Toilet - R. Istirahat
Sedang Tenang Sedang Tenang Pengunjung atau Konsumen
- Parkir kendaraan - Registrasi, Informasi - Membeli kerajinan - Melihat koleksi kerajinan - Menunggu, duduk dan
membaca
- Buang air besar dan kecil - Makan minum
- Sholat
- Melihat koleksi barang kerajinan
- Membeli barang kerajinan
- Tempat parkir - Front Desk, Loby - R. penjualan - R. Pameran - R. Tunggu dan
Lobby utama - Toilet - Cafeteria - Mushola - R. Pameran
- R. Penjualan
Ramai Ramai Ramai Ramai Sedang Ramai Tenang Ramai Ramai Pameran
Pengrajin - Parkir kendaraan - Registrasi, Informasi - Menunggu, duduk dan
membaca
- Buang air besar dan kecil - Rapat
- Menerima atau mengirim barang
- Makan minum - Sholat
- Tempat parkir - Front desk, loby - Ruang tunggu dan
loby utama - Toilet - R. Rapat - R. Penerimaan
barang - Cafeteria - Mushola Ramai Ramai Ramai Ramai Tenang Sedang Ramai Tenang Distributor
(38)
2.2.4. Perhitungan Luasan Ruang
Massa (A) Bangunan Utama Pamer Kolektor (Publik) Tabel 2.4.Perhitungan Luasan Ruang NO Nama/Kel
ruang
Fasilitas Ruang Kap. Ruang
Perhitungan Ruang
Luasan Ruang Servis Meja security 4 org 1 m²/org 4 m²
Toilet 6 Unit (1,75 x 2) x6 21 m²
Gudang 2 Unit (5,00 x 5,00 m) x 2
50 m²
Publik
Penjualan ukiran mebel (Bangkalan & Sampang) Masing – Masing 1 Unit
- 1 Set Perabot R.tamu
- 1 Set Perabot
R.Keluarga 1
(5,00 m x 5,00 m) x 1
(6,00 m x 6,00 m) x 1
Total
25 m²
36 m² 61 m² x 2
= 122 m² 3 Miniatur Kapal
Tradisional
(Bangkalan & Sumenep)
2 unit meja display
(1,50 + (3,84))m x (120 + (3,84)) m = 26,7 m²
26,7 m² x 2 = 53,4
m² 4 Kerajinan Clurit
( 4 Kabupaten )
1 unit meja display
(1,20 + (3,84))m
x (0,90 + (3,84)) 23,7 m² 4 Kerajinan Pecut Hias
( 4 Kabupaten )
1 unit meja display
(1,20 + (3,84))m
x (0,90 + (3,84)) 23,7 m² 4 Miniatur Kerapan
Sapi ( 4 Kabupaten )
1 unit meja display
(1,50 + (3,84))m x (120 + (3,84))
m
26,7 m² Batu Akik (50 Jenis)
(Bangkalan, Sumenep, Pamekasan )
1 unit etalase display
(1,20 +(3,84)) m x (0,90 + (3,84))
m x 1
23,7 m² 4 Kerajinan Keris
( Sumenep )
1 unit etalase display
(1,20 +(3,84)) m x (0,70 + (3,84))
m x 1
22,7 m² Kerajinan Batik ;
(39)
Massa (B) Bangunan Penunjang Pamer Penjualan (Publik) dan sarung ( 4
Kabupaten )
- rak pakaian batik tulis, printing, sutera 10 motif. - Rak sarung
- Rak Kain Kebaya 8 unit rak display 2 unit rak display 2 unit rak display
(2,45 x 4,80) m x 10
(2,45 x 4,80) m x 2
(2,45 x 4,80) m x 2
Total
118,6 m2
23,5 m2
23,5 m2
165,6 m2 Pakaian Adat Madura 4 unit
patung
5,50 x 4,50 m 24,75 m2 6 Figura Kaligrafi
( Sampang )
Dinding 5,00 x 5,00 m 25 m2 4 Gerabah Hias
( Sampang )
1 unit meja display
(1,20 +(3,84)) m x (1,50 + (3,84)) m x 1
26,7 m² Total 612,15 m2 Sirkulasi 30% luas 183,64 m2
Jumlah Total Luas 795,79 m2
NO Nama/Kel ruang
Fasilitas Ruang Kap. Ruang
Perhitungan Ruang
Luasan Ruang
Servis Security 2 org 1 m²/org 2 m²
Meja Kasir 2 Unit (2,00 x 0,70) m x 2
2,8 m²
Toilet 2 Unit (1,75 x 2) x2 7 m²
Gudang 1 Unit 5,00 x 4,00 20 m²
Kel. Bagian Meubel
Publik
Penjualan ukiran mebel ( Bangkalan & Sampang ) masing – masing 2 unit
(40)
R.tamu
- 1 Set Perabot R.Keluarga
2 unit
x 2 (6,00 m x 6,00 m)
x 2
72 m2
Total 122 m2x 2 = 244 m²
` Kel. Bagian Hiasan Rumah
3 Miniatur Kapal Tradisional
2 unit meja display
(1,50 + 1,24) m x (1,20 + 1,24)m x 2
13 m2
3 Pecut Hias 2 unit rak display
(1,20 + 1,24) m x
(90 + 1,24) m x 2 10,4 m2 4 Clurit Hias 2 unit
meja display
(1,20 + 1,24) m x
(90 + 1,24) m x 2 10,4 m2 4 Miniatur Kerapan
Sapi ( 4 Kabupaten )
1 unit meja display
(1,50 + (3,84))m x (120 + (3,84))
m
10,4 m2 5 Tempat Tisu Hias 1 unit
meja display
(1,20 + 1,24) m x
(90 + 1,24) m 5,2 m2 8 Figura Hias
dinding
- 8,3 m2
10 Figura Kaligrafi Ukir
- 10,3 m2
` 3 Tirai Kerang - 7 m2
8 Hiasan Gantung gantung - 1,4 m2
12 Miniatur Patung Kerapan Sapi
2 unit meja display
(1,50 + 1,24) m x (1,20 + 1,24)m x
2
13 m2 12 Gerabah Hias 2 unit
rak display
(1,00 + 0,62) m x (0,50 + 0,62) m x
2
3,7 m2 8 Kerajinan Keris 2 unit
meja display
(1,20 + 1,24) m x (0,70 + 1,24) m x
2
5,7 m2 Total 98,8 m2 Kel Bagian Busana & Pernak-Pernik
Kerajinan Batik ; pakaian, kain kebaya dan sarung, ( 4 Kabupaten)
- rak pakaian batik tulis, printing, sutera
2 unit rakDispl
ay/kab
(2,00+ 1,24) m x (0,80 + 1,24) m x
8
(41)
Massa (C) Bangunan Pengelola (Private) 60 motif. - Rak sarung
- Rak Kain Kebaya 2 unit rak/kab 2 unit rak display/ kab
(2,00+ 1,24) m x (0,80 + 1,24) m x
8
(2,00+ 1,24) m x (0,80 + 1,24) m x
8
52,87 m2
52,87 m2
Pernak – Pernik Cenderamata (200 Jenis)
2 unit rak display
(1,20 + 0,62) m x (0,50 + 0,62) m x 2
4 m2
Batu Akik (200 Jenis) 1 unit etalase display
(120 + 0,62) m x (0,90 + 0,62) m x
1
2,7 m2
Total 539,91m2
Sirkulasi 30% luas 161,97m2
Jumlah Total Luas 701,88m2
NO Nama/Kel ruang
Fasilitas Ruang Kap. Ruang
Perhitungan Ruang
Luasan Ruang Private R. Pengurus Utama 1 Unit 5,00 x 5,00 m 25 m²
R.Info&Pemasaran 1 Unit 5,00 x 4,00 20 m² R.Administrasi 1 Unit 10,00 x 5,00 50 m² R. Staff 1 Unit 7,50 x 5,00 37,5 m² R. Arsip 1 Unit 5,00 x 3,50 17,5 m² R. Rapat 1 Unit 6,50 x 5,00 32,5 m² R. Tunggu 1 Unit 5,00 x 2,50 12,5 m² Locker karyawan 1 Unit 4,00 x 4,00 16 m²
Servis
- Pantry 1 Unit 2,50 x 5,00 12,5 m² - Gudang
Penerimaan Barang
1 Unit 14,00 x 6,50 91 m²
- Toilet 4 Unit (1,75 x 2) x 4 14 m² Total 328,5 m2 Sirkulasi 30% luas 98,55 m2
(42)
Massa (D) Bangunan Pelengkap
Sumber: Analisa Penulis, 2012
Rekapitulasi Luasan ruang (termasuk sirkulasi 30%)
Massa (A) Bangunan Utama Pamer Kolektor
Servis 75m²
Ruang Pamer Kolektor 537,15 m²
Sirkulasi 30 % 183,64 m2
Total 795,79 m2
Massa (B) Bangunan Penunjang Pamer Penjualan
Servis 31,8 m²
Ruang Pamer Penjualan 508,11 m²
Sirkulasi 30 % 161,97m2
Total 701,88m2
Massa (C) Kantor Pengelola
Servis 117,5 m²
Private 211 m²
Sirkulasi 30 % 98,55 m²
Jumlah Total Luas 427,05 m2
NO Nama/Kel ruang
Fasilitas Ruang Kap. Ruang
Perhitungan Ruang
Luasan Ruang Servis Meja & kursi makan 15 Unit (1,50 x 1,50) m x
15
33,75 m²
Dapur 1 Unit 3,00 x 2,50 m 7,5 m²
Meja Pemesanan & Kasir
1 Unit 4,50 x 1,50 6,75 m²
Toilet 2 Unit (1,75 x 2) x 2 7 m²
- Ruang Genset& ME
1 Unit 8,00 x 3,00 24 m² Total 79 m2 Sirkulasi 30% luas 23,7 m2
(43)
Total 427,05 m2
Massa (D) Bangunan Pelengkap
Servis 79 m²
Sirkulasi 30 % 23,7 m²
Total 102,7 m2
_________+
Total : 2027,42m2
- Sirkulasi dan Parkir
= Luas Bidang Terbangun x 30% = 2027,42 m2x 30%
= 608,22m2
- Jumlah Luas Bidang Terbaru, Sirkulasi dan Parkir = Luas Bidang Terbangun + Sirkulasi dan Parkir
= 2027,42 m2+ 608,22 m2 = 2635,64m2
- Jumlah Bidang Kosong
= JumlahLuas Bidang Terbangun dan Sirkulasi dan Parkir x 40% = 2635,64m2x 40%
= 1054,25 m2
Jumlah Total luas lahan yang akan terbangun adalah : 3689,89m2
Luas Lahan = ± 9883 m2
2.2.5. Pengelompokan Ruang
Program pengelompokan ruang yang ada pada Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu ini adalah sebagai berikut :
(44)
1. Fasilitas Utama
Ruang Pamer Kolektor
- Ruang Pamer Meubel Ukir - Ruang Pamer Kerajinan Keris - Ruang Pamer Miniatur Kapal - Ruang Pamer Batu Akik
- Ruang Pamer Miniatur Patung Kerapan Sapi - Ruang Pamer Figura Kaligrafi Ukir
- Ruang Pamer Pakaian Adat - Ruang Pamer Batik
Servis - Gudang - Toilet 2. Fasilitas Penunjang
Ruang Pamer Penjualan
- Ruang Pamer Kelompok Hiasan Rumah - Ruang Pamer Kelompok Meubel Ukir - Ruang Pamer Kelompok Busana dan Pernik
Servis - Mushola - Toilet - Gudang 3. Kantor Pengelola
Fasilitas Ruang
- Ruang Pengurus Utama - Ruang Info danPemasaran - Ruang Administrasi - Ruang Staff
- Ruang Arsip - Ruang Rapat - Ruang Tunggu
(45)
- Ruang Locker Karyawan
Servis - Toilet - Pantry - Gudang 4. Fasilitas Pelengkap
Fasilitas Ruang Cafetaria - Meja makan dan kursi - Kasir
- Dapur - Toilet
Parkir Area
- Parkir Kendaraan Pengunjung - Parkir Pengelola dan Karyawan
(46)
BAB III
TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1.Latar Belakang Pemilihan Lokasi
Pembangunan Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Madura akan membuka peluang bagi Kabupaten Bangkalan berkembang menjadi daerah lokasi kegiatan perdagangan atau industri di jawa Timur.Area suramadu merupakan lokasi yang tepat untuk mendirikan proyek Galeri Kerajinan Khas Madura.Mengingat pada area tersebut banyak sekali terdapat aktifitas perdagangan berupa toko – toko di sepanjang tol dari arah Madura ke Surabaya.Sehingga bangunan ini diharapkan nantinya dapat menampung atau menjadi suatu wadah untuk para pengrajin memamerkan maupun menjual hasil dari kerajinan yang ada di Madura dengan lengkap.Karena itu memerlukan lokasi yang luas dan strategis.
Dalam menentukan lokasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Tata Guna Lahan : berada di daerah yang sesuai dengan perencanaan tata ruang kawasan suramadu.
Infrastruktur : terdapatnya sarana lingkungan dan utilitas yaitu berupa jalan tol.
Pencapaian : Mudah dicapai, baik dari dalam maupun luar kota.
Kondisi Lingkungan : lokasi berada di area strategis karena berada tepat di pinggir jalan tol yang memiliki luas lahan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan lokasi didasarkan atas fungsi dan konsep untuk menentukan ketepatan bangunan terhadap konsep. Selain itu lokasi site akan sangat baik jika mudah dicapai oleh pengunjung, dimana sasaran utama yaitu pengunjung luar kota yang ingin berbelanja hasil kerajinan. Kemudahan akses kendaraan merupakan salah satu faktor pendukung utama yang dimiliki oleh site.
(47)
3.2. Penetapan Lokasi
Posisi site yang akan dibangun dalam proyek ini yaitu berada di pinggir jalan area jalan tol, setelah pintu keluar dari jembatan suramadu menuju Madura. Penetapan lokasi ini mempertimbangkan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam merancang.Adapun beberapa pertimbangan pada pemilihan lokasi dan site dikawasan ini sebagai berikut :
Pertimbangan Umum
Berada pada wilayah yang telah ditentukan pemerintah kabupaten bangkalan sebagai rencana tata ruang kawasan industri di suramadu. Lokasi berada di wilayah tol sehingga pengenalan lokasi sangat mudah
dijangkau baik dalam maupun luar kota.
Adanya infastruktur yang mendukung berupa jalan tol. Pertimbangan Khusus
Berdasarkan rencana investasi jangka panjang maka digunakan pertimbangan sebagai berikut :
Galeri Kerajinan Khas Madura di Suramadu ini memiliki pemenuhan persyaratan serta potensi yang dapat dikembangkan.Lokasi tidak hanya mudah diakses dari dalam kota tapi juga dari luar kota, mengingat persaingan kerajinan diarea tersebut hanya sebatas kalangan bawah atau menengah sehingga akses yang dipilih yaitu yang terdekat dengan pintu keluar dari jembatan suramadu.
Untuk lebih jelasnya maka pertimbangan tersebut dapat dilihat pada beberapa data perbandingan di bawah ini :
(48)
Gambar 3.1.Lokasi Titik Pada Site. Sumber : Analisa Penulis, 2012
Pada titik site no 1 di kawasan suramadu, secara luas site tergolong sangat mencukupi untuk di tempati lokasi perancangan karena luasnya mencapai ± 7500 m2, namun karena lokasi dari site tersebut berada di akses tol yang mengarah ke Surabaya sehingga site tersebut kurang pas jika nantinya wisatawan dari luar kota datang berkunjung karena dengan lokasinya yang mengarah ke Surabaya, mengharuskan pengunjung harus memutar arah terlebih dahulu.
Pada titik site no 2 gambar di atas, lokasinya memiliki luas site yang mencukupi yaitu ±6000 m2, selain itu lokasi pada site terdapat akses jalan yang terhubung dari jalan tol mengarah ke bangunan monitoring suramadu kemudian akses jalan tersebut terhubung dengan jembatan tepatnya pada
2
1
3
U
masjid
Wisata alam
(49)
titik 3. Sehingga jalur sirkulasi di site tersebut sangat baik.
Pada titik site no 3 lokasinya berada di dekat jembatan gantung setelah pintu keluar suramadu, pada lokasi ini luas site mencapai ± 2 Ha, namun pada lokasi tersebut terlalu dekat dengan jembatan suramadu sehingga perolehan view bangunan jika dilihat saat keluar suramadu jaraknya terlalu dekat, selain itu pada perkembangannya kedepan area ini digunakan sebagai area lokasi dari kuliner Madura. Sehingga area ini tidak pas jika ditempati galeri.
Kesimpulan :
Melihat perbandingan di atas maka lokasi site yang paling pas yaitu pada titik no 2, mengingat sirkulasinya yang baik dan jika keluar pintu tol daya tangkap pandangan pada site ini sangat bagus karena fokus pandangan mengarah ke area tersebut, selain itu pada area tersebut perkembangan kedepannya berdekatan dengan bangunan masjid dan wisata alam.
Tabel 3.1. Kriteria Perbandingan Site
Kriteria Titik no 1 Titik no 2 Titik no 3
Keterangan nilai Keterangan nilai Keterangan nilai
Luas Lahan Luas 4 Luas 4 Luas 4
Aksebilitas Kurang Baik 2 Baik 4 Cukup Baik 3
Jaringan Jalan Baik 4 Baik 4 Baik 4
Lalu lintas Baik 4 Baik 4 Baik 4
Transportasi Baik 4 Baik 4 Baik 4
Fas. Dan Sarana
Kurang Baik 2 Cukup Baik 3 Kurang Baik 3
Total 20 Total 23 Total 22
(50)
3.3. KondisiFisik Lokasi
Lokasi Site
Lokasi dari Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu berada dalam daerah rencana tata ruang kawasanindustry perdagangan, yaitu berada di kawasan Pintu keluar dari jembatan suramadu tepatnya di kecamatan atau kelurahana sukolilo barat kabupaten Bangkalan.
Batas Site
Galeri Kerajinan Khas Madura di Suramadu akan terletak di wilayah akses tol suramadu dengan batas :
Batas – batas site :
Sebelah Utara : Lahan Kosong
Sebelah Selatan : Bangunan monitor suramadu Sebelah Barat : Lahan Kosong
Sebelah Timur : Akses jalan tol
Gambar 3.2.Lokasi Pada Site Sumber : Analisa Penulis, 2012
U
SITE ± 9883m2
Lahan kosong
Bangunan Monitoring Lahan kosong
GSB
Jln. Tol ke madu ra
Jln. Tol ke Surab aya
(51)
Lokasi dari site ini sangat strategis, karena berada di pinggir jalan tol akses dari jembatan suramadu tepatnya setelah pintu keluar dari arah Surabaya, site tersebut berada di area perdagangan yaitu pedagang – pedagang pinggiran yang menjual aneka kerajinan.
3.3.2. Existing Site
Lokasi site ini merupakan lahan kosong dengan kondisinya yang berupa lahan hijau di isi oleh pepohonan, ketinggian lokasi site tersebut dari jalan tol yaitu ± 2,5 m, di sebelah selatan site terdapat bangunan monitoring yang berfungsi untuk memantau jembatan suramadu. Dapat dilihat pada gambar di bawah :
3.3.2.Aksebilitas
Gambar 3.3.Lokasi Site. Sumber : Analisa Penulis, 2012
3.3.3.Potensi Bangunan Sekitar
Site berada di kawasan tol suramadu yaitu berada dikoridor kawasan perdagangan dengan bangunan yang rata–rata masih berupa tenda–tenda kecil yang strukturnya masih terbuat dari bambu dan beratap anyaman daun kelapa, luas dari toko – toko tersebut sekitar 3,5 X 4 M, aktivitas utama pada area ini sebagai tempat berbelanja kerajinan jadi dapat dikatakan area sentra bisnis.
Jalan tol suramadu merupakan akses yang sangat berperan penting dalam keluar masuknya kendaraan baik dari dalam maupun dari luar kota.
Jalurnya sangat mudah sekali untuk dijangkau.
Tidak mengganggu arus lalu lintas sekitarnya.
Kendaraan yang melewati tol ini bermacam – macam mulai dari sepeda motor, mobil, bis, truk, sampai kendaraan berat dapat melewati tol suramadu ini.
SITE
95 43
95
70 43
(52)
3.3.4. Infrastruktur
Jaringan Air bersih dan Air kotor
Kebutuhan air bersih atau air minum di kawasan suramadu sampai saat ini masih diperoleh dari sumur – sumur gali atau bor. Karena saluran untuk PDAM sampai saat ini masih belum ada.Namun dalam perkembangannya ke depan saluran PDAM akanmerata di hampir seluruh kawasan suramadu tersebut.
Jaringan Listrik
Jaringan listrik pada kawasan tol ini tidak merata yaitu hanya berada pada sebagian dari jalan tol tersebut yang mendapatkan pasokan listrik, yaitu di sekitar pintu keluar suramadu, dan untuk aliran listrik jalan hanya sampai pada perempatan lampu merah yang masing – masing menuju labang, kwanyar dan bangkalan.
Jaringan Telepon
Sebagai kawasan pengembangan tersedianya fasilitas telekomunikasi menjadi hal utama di area tol ini, media komunikasi perkotaan khususnya di wilayah perencanaan adalah telepon, untuk kedepannya wilayah perencanaan ini seluruhnya akan terlayani fasilitas telepon dari Telkom.
3.3.5. Peraturan Bangunan Setempat
GSB (Garis Sempadan Bangunan) = 10 meter
GSB Laut = 50 meter
KDB Maksimal = 60 %
KLB (Koefisien Luas Bangunan) = 400 %
Kecepatan Angin = 8,00 Knot
Luas Lokasi = ± 9883 m2
(53)
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1.Analisa Site
Analisa site merupakan bagian penting dalam perencanan suatu obyek dalam perancangan, sehingga pada bagian ini dalam penganalisaan fisik site memakai analisa seperti : penentuan zoning, perletakan arah pintu masuk maupun arah pintu keluar, arah hadap bangunan, dan yang terakhir yaitu tampilan pada bangunan.
4.1.1. Analisa Aksebilitas
Merupakan suatu penganalisaan terhadap akses–akses yang berada disekitar lokasi perancangan.Dimana penganalisaan tersebut untuk mengetahui jenis jalan maupun tingkat kepadatan jenis jalan yang ada sebagai acuan didalam menentukan letak pintu masuk dan keluar pada site.
Gambar 4.1.Aksebilitas Pada Site.
U
SITE ± 9883m2
Lahan kosong
Bangunan Monitoring Lahan kosong
Jln. Tol ke madu ra
Jln. Tol ke Surab aya
Peletakan IN sebagai pintu masuk site
Peletakan OUT sebagai pintu keluar site
(54)
Pada lokasi perancangan, dilewati oleh jalan tol dengan jalur dua arah yaitu arah menuju Surabaya dan arah menuju ke Madura,akses jalan tol tersebut berada pada sisi Selatan dari site dengan juga mempertimbangkan intentitas terbesar dari sirkulasi kendaraan. Sedangkan pada sisi utaranya digunakan sebagai pintu keluar dari site dikarenakan untuk memudahkan arah keluar dari sirkulasi kendaraan pada site tersebut.
4.1.2. Analisa Iklim
Suatu penganalisaan terhadap kondisi iklim yang berada dilokasi perancangan.Dimana dalam penganalisaan ini nantinya untuk mengetahui arah gerak matahari, arah angin, curah hujan sehingga dapat dijadikan pertimbangan didalam merancang obyek perancangan ini nantinya. Dalam penganalisaan iklim ada beberapa bahasan terkait dengan obyek perancangan, diantaranya :
Pada gambar di atas menunjukkan arah matahari dari timur ke barat sehingga membutuhkan suatu penyelesaian agar bangunan tidak mendapatkan radiasi
Gambar 4.2. Penyinaran Matahari Sumber : Analisa Penulis, 2012
OUT
IN
Jln. Tol ke madu ra
Jln. Tol ke Surab aya
(55)
matahari secara langsung ataupun berlebihan. Karena dapat dilihat site menghadap ke arah timur yaitu menghadap jalan tol sehingga dibutuhkan suatu solusi untuk penyelesain dari sinar radiasi matahari agar bangunan nantinya dapat berfungsi secara optimal tanpa mengurangi kenyamanan bagi pengguna bangunan ini nantinya.
Solusi penyelesain bangunan terhadap radiasi matahari dapat dilakukan dengan membuat sebuah pemecahan solusi terhadap radiasi cahaya matahari dengan orientasi bukaan pada jendela yang dimaksimalkan ke arah timur dan barat, agar ruang dalam tidak menerima radiasi panas yang berlebihan selain itu dapat dilakukan dengan menggunakan sor – soran yang cukup panjang sehingga dapat menghindari masuknya radiasi sinar matahari secara langsung.
Pergerakan angin bergerak dari arah Tenggara ke Barat Daya ( padamusim panas ) dan dari arah Barat Daya ke Tenggara ( pada musim hujan). dapat memaksimalkan penghawaan alami, bukaanserta orientasi dari obyek perancangan sebaiknya mengahadap arahBarat Daya atau Tenggara.
Memaksimalkan bukaan – bukaan yang menghadap arah Utara dan selatan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pencahayaan alami pada obyek perancangan. Sehingga dapat meminimalkan penggunaan energi listrik dalam ruangan.
Untuk mengurangi kecepatan angin maka diperlukan sebuah penghambat angin ( wind break ). Wind breakdisini dapat berupa pohon–pohon yang bisa mengurangi kecepatan angin secara langsung.
4.1.3. Analisa lingkungan sekitar
Merupakan penganalisaan obyek perancangan terhadap potensi – potensi lingkungan yang ada disekitar site. Dimana nantinya potensi – potensi tersebut dapat diambil sebagai pertimbangan terhadap proses perancangan. Adapun penganalisaan disini mencakup beberapa hal, diantaranya :
(56)
Untuk menentukan view atau arah hadap terbaik pada obyek perancangan ini dapat didasarkan pada area dari lokasi site yang berada pada pinggir tol suramadu. Dan juga berdasarkan lingkungan sekitar yang dapat menjadi pertimbangan dari lokasi perancangan.
Berdasarkan gambar di atas maka arah hadap atau view terbaik dari obyek perancangan nantinya menghadap kearah Timur dan selatan.
b. Bangunan Sekitar Site
Lokasi perancangan sangat dekat dengan jembatan suramadu sehingga menjadi suatu landmark yang berpotensi untuk menarik wisatawan dalam maupun luar kota.
a. Kebisingan
Faktor kebisingan yang terjadi disekitar site memiliki tingkat kebisingan yang relatif sedang karena lokasinya yang berada di jalan tol bukan di daerah perkotaan sehingga tidak terlalu membutuhkan peredaman dengan menggunakan vegetasi buatan yang terlalu berlebihan.
4.1.4. Analisa Zoning
Gambar 4.3. Analisa View Sumber : Analisa Penulis, 2012
: View terbesar : View sedang : View kurang
++++
++--
----
(57)
Merupakan pengelompokkan zona–zona kebutuhan ruang yang akan digunakan oleh pemakai atau pengguna didalam obyek perancangan. Dimana pengelompokkan zona–zona tersebut memberikan batas–batas terhadap fungsi-fungsi ruang yang ada dalam obyek perancangan.
Dalam penentuan zonning ini, perlu adanya beberapa pertimbangan dalam menentukan letak zonning tersebut didalam site, diantaranya area penjualan dan pameran masuk dalam kategori zona public sehingga terletak di bagian depan dekat dengan area parkir pengunjung, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan akses masuk dalam gedung.
4.2. Analisa Ruang
Analisa program ruang dilakukan untuk memperoleh gambaran hubungan antar ruang yang tebentuk serta pola sirkulasi antar ruang yang ada pada Galeri Kerajinan Khas Madura Di Suramadu, didasarkan atas hasil analisa dari studi
: Area service : Area penjualan : Area pameran : Area penunjang
Gambar 4.4. Analisa Zonning Sumber : Analisa Penulis, 2012
Jln. Tol ke madu ra
Jln. Tol ke Surab aya
(58)
kasus yang telah dilakukan. Sehingga program – program ruang yang direncanakan yaitu sebagai berikut :
A. Fasilitas Untuk Pamer Kolektor B. Fasilitas Untuk Pamer Penjualan C. Fasilitas Pengelola
D. Fasilitas Pelengkap
4.2.1. Organisasi Ruang
Berdasarkan program ruang berdasarkan kebutuhan yang telah dilakukan pada bab 2 sebelumnya, sehingga telah ditemukan ruang-ruang dengan perbedaan fungsi, kebutuhan, aktivitas yang terjadi di dalamnya, dan juga perbedaaan pengguna yang direncanakan berada pada perancangan proyek. Dari berbagai jenis ruang yang ada tersebut, perlu dilakukan sebuah pengorganisasian ruang agar ruang-ruang tersebut dapat hadir dengan perancangan yang lebih tepat dan terarah sehingga nantinya akan mempermudah pengguna dalam menggunakan ruang-ruang tersebut.
Adapun ruang-ruang yang ada dalam perencanaan berdasarkan pemprograman kebutuhan ruang yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Organisasi Ruang
NO Klasifikasi Fasilitas yang dibutuhkan
1. Fasilitas Utama Ruang Pamer Kolektor
- Ruang Pamer Meubel Ukir - Ruang Pamer Kerajinan Keris - Ruang Pamer Miniatur Kapal - Ruang Pamer Batu Akik
- Ruang Pamer Miniatur Patung Kerapan Sapi - Ruang Pamer Figura Kaligrafi Ukir
- Ruang Pamer Pakaian Adat - Ruang Pamer Batik
(59)
Servis - Gudang - Toilet
2. Fasilitas Penunjang Ruang Pamer Penjualan
- Ruang Pamer Kelompok Hiasan Rumah - Ruang Pamer Kelompok Meubel Ukir - Ruang Pamer Kelompok Busana dan Pernik
Servis - Mushola - Toilet - Gudang 3. Fasilitas Pengelola Fasilitas Ruang
- Ruang Pengurus Utama - Ruang Info danPemasaran - Ruang Administrasi - Ruang Staff
- Ruang Arsip - Ruang Rapat - Ruang Tunggu
- Ruang Locker Karyawan
Servis - Toilet - Pantry - Gudang
4. Fasilitas Pelengkap Fasilitas Ruang Cafetaria - Meja makan dan kursi - Kasir
- Dapur - Toilet
(60)
- Parkir Kendaraan Pengunjung - Parkir Pengelola dan Karyawan
4.2.2 Hubungan Ruang dan Sirkulasi
Hubungan ruang menjelaskan tentang seberapa dekat keterkaitan antara satu ruang dengan yang lainnya.Karena suatu hubungan ruang dapat mempengaruhi atau menjadi pertimbangan terhadap perletakan ruang atau bentukan rancangan nantinya. Sebelum hubungan antar ruang perlu dijelaskan terlebih dahulu hubungan antar massanya, karena bangunan ini nantinya merupakan sebuah tatanan massa.
Gambar berikut 4.6. yang menjelaskan diagram hubungan antar massa dan sirkulasi berdasarkan fasilitas bangunannya.
KET :
: Dekat : Sedang : Jauh
Klasifikasi
Fasilitas Utama Pamer kolektor Fasilitas Pamer Penjualan Fasilitas Pengelola Fasilitas Penunjang
Gambar 4.6Diagram Hubungan antar Massa Sumber : Analisa Penulis, 2012
Setelah diketahui hubungan antar massa, maka selanjutnya dibuat hubungan antar ruang berdasarkan masing-masing fasilitas yang ada. Gambar 4.7 berikut ini akan ditunjukkan hubungan antar ruang fasilitas utama.
c o
(61)
Klasifikasi Fasilitas Ruang Pamer Kolektor Meubel Ukir
Miniatur Kapal
Kerajinan keris,clurit & pecut Batu Akik
Patung Kerapan Sapi Figura Kaligrafi Ukir Pakaian Adat
Kerajinan Batik
Servis Gudang
Toilet
Gambar 4.7.Diagram Hubungan Antar Ruang Pamer Kolektor Sumber : Analisa Penulis, 2012
Klasifikasi Fasilitas Ruang Pamer Penjualan Kel. Meubel Ukir
Kel. Hiasan Rumah Kel. Busana & Pernik
Servis Toilet
Mushola Gudang
Gambar 4.8.Diagram Hubungan Antar Ruang Pamer Penjualan Sumber : Analisa Penulis, 2012
c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o
(62)
Klasifikasi Fasilitas Ruang Kantor Pengelola R. Pengurus Utama
Loker Karyawan R. Rapat
R. Tunggu
R. Info & Pemasaran R. Administrasi R. Arsip
Gudang Penerimaan R. Staff
Pantry
Servis Toilet
Gambar 4.9.Diagram Hubungan Antar Ruang Kantor Pengelola Sumber : Analisa Penulis, 2012
Klasifikasi Fasilitas Ruang
Cafetaria Meja Makan
Meja Kasir Dapur Toilet
Gambar 4.10.Diagram Hubungan Antar Ruang Cafetaria Sumber : Analisa Penulis, 2012
Untuk sirkulasi ruangan dan massa antar bangunan disesuaikan dengan konsep sirkulasi yang ada, sirkulasi antar ruang yang digunakan dalam
masing-c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o c o
(63)
Cafetaria
Parkir Karyawan
Area Pamer Penjualan
Plaza Demo Kerajinan &
kesenian Madura
masing massa menggunakan sirkulasi linier dimana pola ini nantinya mengarah dari publik sampai ke area private.
Gambar 4.8.Skema Sirkulasi Antar Massa Sumber : Analisa Penulis, 2012
4.2.3 Diagram Abstrak
Hubungan masing-masing “block” massa bangunan dijelaskan dan akan digambarkan dalam diagram abstrak. Hubungan antar massa dalam site ini juga akan dijelaskan secara sistematis dan runtun sistem sirkulasi yang terjadi. Gambar 4.5. berikut akan menggambarkan tentang hubungan antar masing-masing massa bangunan dan fasilitas yang ada pada rancangan.
BANGUNAN UTAMA Area Pamer Kolektor
Kantor Pengelola Main Entrance
Parkir Publik
Publik Private
(64)
Gambar 4.9.Hubungan antar massa bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2012
4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan
Analisa dan bentuk tampilan merupakan sebuah dasar dari rancangan untuk mewujudkan suatu desain bangunan dengan berbagai ide bentuk massa ataupun bangunan, dengan diawali oleh konsep atau tema untuk mempermudah dan memperjelas rancangan.
4.3.1.Analisa Bentuk Massa Bangunan
Analisa bentukan massa bangunan dapat disajikan baik secara 2 dimensi maupun 3 dimensi, bentukan massa bangunan dapat dimulai dari bentukan site pada lokasi, karena dari bentuk site tersebut dapat menentukan perletakan massa-massanya , dengan bentukan dasar dari geometri, dimana nantinya pada bentukan penataan massanya diambil dari sebuah konsep tatanan rumah tradisional Madura yaitu : Tanean Lanjeng seperti gambar di bawah ini.
Gambar 4.10.Bentuk tatanan massa pada Tanean Lanjeng Sumber :Materi Arsitektur Nusantara, 2009
(65)
Pada gambar 4.11.merupakan bentuk dasar dari geometri persegi panjang yang mengikuti tatanan massa dari Tanean Lanjeng, bentuk tersebut dipilih karena lebih efisien terhadap penggunaan ruang, sehingga nantinya pada obyek rancangan dapat mengoptimalkan penggunaan ruangnya. Dan untuk perletakan pintu masuk maupun keluar pada site tersebut didasarkan atas pertimbangan dari penganalisaan pada bab 3 sebelumnya.
4.3.2. Analisa Tampilan
Untuk tampilannya pada perencanaan dari Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu ini mengambil gaya dari arsitektur tradisional Madura, sehingga mengambil bentukan dari rumah adat madura sendiri yang memiliki suatu ciri khas tersendiri yaitu pada atapnya.
Gambar 4.11. Analisa Bentuk Massa Bangunan Sumber : Analisa Penulis, 2012
Kantor Pengelola
Fasiltas Pelengkap
Jln. Tol ke madu ra
Jln. Tol ke Surab aya
U
IN OUT
Bangunan Utama
Bangunan Penunjang
(66)
Gambar 4.12.Bentukan Rumah Adat Madura Pada Tanean Lanjeng Sumber :Teori Arsitektur Nusantara, 2009
Gambar 4.13.TampilanKraton Sumenep Sumber :Analisa Penulis, 2012
Sedangkan pada ornamen yang akan ditampilkan yaitu dengan adanya ukiran khas Madura pada fasade dari bagian-bagian tertentu bangunan, dimana ukiran khas Madura sendiri memiliki motif yang diambil dari tumbuh-tumbuhan juga hewan, sedangkan warna dari ukiran tersebut yaitu : warna coklat dari kayu, dan terdapat warna-warna yang cerah seperti warna-warna merah, kuning, dan warna-warna hijau.
Gambar 4.14.Ukiran Madura Sumber :Analisa Penulis, 2012
(67)
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. Tema Rancangan
5.1.1. Pendekatan Perancangan
Desain rancang suatu bangunan pada prinsipnya memiliki latar belakang yang menentukan tema perancangan sehingga nantinya akan menentukan seperti apa dan bagaimana hasil akhir desain tersebut. Dalam hal ini tema perancangan menjadi suatu benang merah dan pengontrol alur desain perancangan.Objek dari perancangan Galeri Kerajinan Khas Maduradi Kawasan Suramadu ini merupakan wadah sebagai pusat kerajinan tangan yang ada di Madura. Fasilitas bangunan perancangan ini diantaranya yaitu :Galeri yang bersifat sebagai area pamer kolektor, Galeri yang besifat area pamer penjualan, kantor pengelola dll.
Madura adalah suatu pulau dengan keanekaragaman yang dimiliki seperti ; budaya yang beraneka macam sampai pada karakter masyarakat yang yang memiliki ciri khas khusus. Kebanyakan orang menilai dan memandang masyarakat madura hanya dari sisi negatinya yang identik dengan carok atau kekerasan tanpa melihat nilai positif yang ada dalam kehidupan kesehariannya, dalam kesehariannya masyarakat madura memiliki berbagai macam karakter yaitu : Persatuannya yang kuat dalam arti kekompakan dalam menghadapi masalah sangat di junjung tinggi, selain itu masyarakat madura juga memiliki sifat religius yang tinggi, memiliki sifat yang tegas, keras, berani dan juga ramah terhadap orang yang sudah dikenal maupun belum dikenal.
Dari berbagai macam karakter masyarakat madura di atas akan berdampak pada pemilihan tema perancangan dari Galeri Kerajinan Khas Maduradi Kawasan Suramadu.
5.1.1.1. Fakta
Merupakan suatu hal yang spesifik dari suatu perancangan, yang dapat mencakup karakter site, pengguna bangunan, fasilitas yang ada pada lokasi, dll
(68)
Di pulau Madura sendiri terdapat berbagai macam toko-toko penjualan benda kerajinan yang tersebar di berbagai daerah namun belum ada yang mewadahinya menjadi satu, sehingga banyak produsen atau para pengrajin yang hasil kerajinannya belum dapat diperkenalkan karena terbatasnya sarana informasi.
Masyarakat Madura memiliki karakter yang beraneka macam seperti : Menjunjung tinggi persatuan, tegas, keras, berani, religius dan ramah.
5.1.1.2. Issue
Fakta di atas merupakan awal timbulnya permasalahan sehingga dapat diambil kesimpulan bagaimana menciptakan suatu karakter yang tidak hanya dari sisi nilai budayanya melainkan juga dari karakter masyarakatnya.
Selain itu bagaimana mewujudkan atau mewadahi hasil dari para pengrajin sehingga kerajinan tersebut dapat dikenal serta diperdagangkan.Dan juga merancang suatu wadah yang memanfaatkan potensi dari lingkungan yang merupakan pintu masuk dari pulau Madura.
5.1.1.3. Goal
Merupakan cara pencapaian bagaimana mengatasi masalah tentang kondisi yang ada pada saat ini
Menciptakan sebuah Galleri kerajinan khas Madura dengan mencerminkan karakter dari masyarakat dan budaya Madura.
Merancang suatu wadah ruang pamer untuk kolektor dan ruang pamer yang bersifat penjualan dengan penyelesaian yang berbeda.
5.1.1.4. PerformanceRequirment
Merupakan syarat-syarat untuk memenuhi mengatasi masalah tentang kondisi yang ada pada saat ini
Menciptakan karakter masyarakat Madura dengan menggunakan metoda rancang intangible metaphor.
(69)
Dari fakta, issue, goal, dan Performance requirment yang telah dijelaskan di atas terdapat keterikatan antar satu sama lain yang disebut dengan tema.
5.1.2. Penentuan Tema Rancangan
Tema rancangan bangunan yang diterapkan adalah “oreng padenah taretan”. Proses pencarian tema dilakukan dengan mencari keterkaitan berdasarkan karakter – karakter dari masyarakat Madura seperti pada gambar diagram di atas, definisi dari tema tersebut “oreng padenah taretan”artinya : orang bagaikan saudara, pada umumnyamasyarakat madura bersikap ramah baik kepada orang – orang yang sudah dikenal maupun orang asing yang belum dikenal, jadi sifat ramah sangat di anjung tinggi oleh masyarakat madura dalam berinteraksi sosial.
Gambar 5.1. Diagram Proses Pencarian tema Sumber : Analisa Penulis, 2013
Kaitan tema tersebut pada rancangan bangunan Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Suramadu, bahwa oreng yang dimaksud adalah pengunjung, jadi pengunjung dianggap seseorang yang istimewa sehingga pada rancangan bangunan tersebut harus memberikan kenyaman baik secara sirkulasi pada sitenya, sirkulasi ruang dan yang terpenting bangunannya harus memiliki daya tarik yang kuat sehingga pengunjung dapat merasakan bangunan tersebut benar – benar mencerminkan kultur budaya dan masyarakat Madura.
(70)
Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”
Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.
Ada tiga kategori dari metaforayaitu :
Intangible Metaphor (metafora yang tidak diraba)
yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)
Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba)
Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material
Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya)
Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
Dari ketiga metafor tersebut Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Jembatan Suramadu memakai Combined Metaphoryaitu:
- Pengaplikasian karakter berani pada tema dengan penggunaan warna merah pada kolom – kolomnya
- Karakter kesatuan dapat dilihat dari segi tatanan massanya atau penggunaan plaza sebagai open space seperti pada tatanan dari Tanean Lanjang, tanpa mengacu pada orientasi Tanean Lanjang hanya sebatas penataan massanya. - Karakter ramah dapat dilihat dari desain olah lanscapenya yaitu : pada
pedestrian yang mengarahkan pengunjung ke massa utama dan juga dari pemakaian warna kuning pada interens bangunan yang mengartikan sebuah sambutan yang ramah
- Untuk karakter religius dapat dilihat dari adanya warna hijau pada ornamen
– ornamen eksterior maupun interior bangunan
- Kemudian karakter keras serta karakter tegas dapat dilihat pada pemakaian material batu alam dan struktur kolom.
(71)
Makna Ruang Pada Tanean Lanjang
Susunan ruang yang berjajar dengan ruang pengikat ditengahnya menunjukkan bahwa tanean adalah pusat aktivitas sekaligus sebagai pengikat ruang yang sangat penting. Sumbu barattimur secara imajiner terlihat memisahkan antara kelompok rumah dan ruang luar. Langgar sebagai akhiran semakin memberikan arti penting dan utama dari komposisi ruangnya. Peninggian lantai bangunan juga memberikan satu nilai hirarki ruang yang semakin jelas. Akhiran peninggian berakhir pada langgar di ujung atau akhiran sumbu barat-timur.
Tata tetak tanean lanjang memberikan gambaran tentang zoning ruang sesuai dengan fungsinya. Rumah tinggal, dapur dan kandang di bagian timur, di bagian ujung barat adalah langgar. Langgar memiliki nilai tertinggi, bersifat rohani dibanding dengan bangunan lain yang sifatnya duniawi. Langgar mencerminkan fungsi utama dalam kehidupan yang bersifat religius, suci untuk melaksanakan ibadah lima waktu, melakukan ritual daur kehidupan dan sekaligus sebagai pusat kegiatan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari, langgar memerankan fungsinya sebagai tempat kerja, sekaligus sebagai tempat laki laki untuk mengawasi hasil bumi, ternak, istri dan anaknya. Fungsi lain adalah untuk menerima tamu dan ruang tidur tamu laki laki yang bermalam, juga gudang. Dalam beberapa data menyebutkan bahwa langgar berfungsi sebagai tempat yang strategis untuk memudahkan laki laki dalam mengawasi perempuan (Mansurnoor, 1990). Fungsi yang demikian membuat langgar memiliki arti yang sangat penting dan spesifik.
Pada konsep rancangan dari Galeri Kerajinan Khas Madura di Kawasan Jembatan Suramadu penerapan konsep Tanean Lanjeng hanya sebatas dari segi penataan massanya saja, dengan fungsi bangunan kolektor yang diperumpakan sebagai langgar, kandang diperumpamakan sebagai area penjualan dan rumah induk diperumpamakan sebagai kantor pengelola, sehingga orientasi dari rancangan mengacu pada aksebilitas/ analisa dari site tanpa mengacu pada orientasi dari Tanean Lanjeng itu sendiri.
(1)
Gambar 6.4. Aplikasi Tampilan Pamer Kolektor Sumber :Desain Penulis, 2013
Seperti pada konsep sebelumnya aplikasi tampilan pada massa kolektor mengambil bagian dari langgam Keraton Sampang yaitu terlihat dari bentuk atap dengan ornamennya yang memiliki ciri khas tersendiri.
Atap dengan ornamen khas keraton sumenep
Ornamen ukir pada bangunan sebagai ciri khas Madura
Unsur Pengulangan bentuk
(2)
Gambar 6.5. Aplikasi Tampilan Pamer Penjualan Sumber :Desain Penulis, 2013
Gambar diatas merupakan tampilan dari massa penjualan yang mengambil pakem dari bentuk tampilan rumah Tanean Lanjang Trompesan yang berasal dari kabupaten Bangkalan.
6.4. Aplikasi Interior
Aplikasi pada ruang pamer kolektor menggunakan sistem pembeda ruang berdasarkan masing-masing Dabenda kerajinannya sehingga space ruang pamernya lebih besar daripada pamer penjualan, sedangkan konsep ruang pamer penjualan kerajinannya diatur berdasarkan pengelompokan dari jenis-jenisnya sehingga dapat mempermudah pengunjung dalam mencari kerajinan yang diinginkan.
Unsur Pengulangan bentuk
(3)
Gambar 6.6 Denah Massa Pamer Kolektor Sumber :Desain Penulis, 2013
Gambar 6.7. Denah Massa Pamer Penjualan
Ukuran ruang pada pamer kolektor lebih luas dibandingkan penjualan, itu karena adanya sarana informasi maupun pembatas pada benda kerajinannya
Sirkulasi yang digunakan sirkulasi linier sehingga pengunjung dapat diarahkan dengan baik
Sirkulasi yang digunakan pada penjualan juga memakai sirkulasi linier.
Terdapat 3 kategori pengelompokan yaitu : (1).kel. hiasan rumah, (2). kel. Meubel ukir dan (3). Kel. Busana dan pernak-pernik.
3
2
(4)
Karakter ramah terlihat pada pemakaian warna kuning
Terdapat sarana
informasi pada bagian dinding disetiap ruang pamer
kolektor.
Gambar 6.9. Ruang Pamer Kaligrafi Ukir Sumber :Desain Penulis,2013
Gambar 6.8. Ruang Pamer Batik Sumber :Desain Penulis,2013
Karakter berani tampak pada warna kolom yaitu: merah
Karakter religius terlihat pada bagian plafon berwarna hijau.
(5)
6.5. Aplikasi Struktur
Galeri ini yang memiliki ketinggian maksimal 2 lantai pada ruang pamer kolektor, 1 lantai pada pamer penjualan dan pengelola, mengingat fungsinya sebagai area pamer yang membutuhkan bentang yang lebar antara 5.00 - 6.00 Meter, sehingga dimensi kolom yang digunakan yaitu 50x50 cm. Sedangkan pada struktur rangka atap menggunakan sistem trusses atau rangka batang yang terbuat
dari baja profil “I” (WF)
Terdapat pembatas pada ruang pamer kolektor tertentu
seperti pada
pemajangan
kerajinan clurit
untuk memberikan
keamanan baik
kepada pengunjung
maupun benda
kerajinan tersebut
Gambar 6.10. Ruang Pamer Kerajinan Clurit Sumber :Desain Penulis,2013
Gambar 6.11. Struktur
Struktur baja profil I Ikatan angin
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Antoniades, Anthony C. 1990. Poetic of Architecture Theory Of Design. New York: Van Nostrad Reinhold.
Ching,F.D.K.2000,.Arsitektur bentuk, Ruang dan Susunannya, Erlangga, Jakarta. Ching,F.D.K..1997.Grafik Arsitektur. Edisi k-3, Erlangga, Jakarta.
Harisah, Afifah 2001 “ Eklektisisme dan Arsitektur Eklektik”, UGM Press, Yogyakarta.
Neufert, Ernest. 1996, “Neufert Architect Data”, Jilid 1.Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Neufert, Ernest. 2002, “Neufert Architect Data”, Jilid 2.Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Wiryoprawiro Zein M. 1986, Arsitektur Tradisional Madura Sumenep, FTSP ITS. Surabaya
W.J.S Poerwadaminta. 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, , Departemen Pendidikan Nasional.
Yoshinobu Ashihara..Exterior In Architecture. Arsitektur.Edisi ke-3,Erlangga,
Jakarta