seni lukis; metode-metode, seperti menilai mutu dan origanitas suatu karya seni.
2. Aktivitas Belajar
Menurut Syaiful Bahri 2011:38-45 Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas raganya.
Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat, memandang, membaca, mengingat, berpikir, latihan,
atau praktek dan sebagainya. a. Mendengar
Mendengarkan adalah salah satu aktifitas belajar setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika
seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru dosen
sampaikan. Menjadi pendengar yang baik dituntut dari mereka. Di sela-sela ceramah, ada aktivitas mencatat hal-hal yang dianggap
penting. Dalam mendengarkan materi diceramahkan itu tidak dibenarkan
adanya hal-hal yang mengganggu jalannya ceramah. Karena hal itu bisa mengganggu konsentrasi belajar. Namun apa hendak dikata dan
diperbuat untuk menghindarinya, karena pada waktu tertentu ada saja gangguan.
Aktivitas mendengar adalah aktivitas belajar yang diakui kebenarannya dalam dunia pendidikan dan pengajaran dalam
pendidikan formal persekolahan, ataupun non-formal. Apabila dalam kerangka pemetaan pendidikan, maka anak-anak tuna rungu perlu
diperhatikan secara insentif agar tidak ada lagi pembodohan. Itulah
nilai strategis aktivitas dalam belajar.
b. Memandang Memandang adalah mengarahkan pengelihatan ke suatu obyek.
Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Karena dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. Tanpa
mata tidak mungkin terjadi aktivits memandang dapat dilakukan. Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk kategori
aktivitas belajar. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang ditulis oleh guru. Tulisan yang pelajar
pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan di otak. Lingkungan sekolah merupakan suatu lingkungan yang dipandang
sebagai lingkungan pendidikan. Jadi bila digunakan untuk tujuan perubahan tingkah laku pelajar yamg relatif permanen, juga belajar
dari lingkungan. Memandang semua lingkungan sekolah itu adalah belajar untuk membentuk kepribadian pelajar.
c. Meraba, Membau, dan MencicipiMengecap Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra
manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentigan belajar. Artinya aktivitas meraba, membau, dan mengecap dapat memberikan
kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu tujuan yaitu memperoleh perubahan tingkah
laku. d. Menulis atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional
kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Walaupun pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi
ceramah, namun dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat hal- hal yang dianggap penting. Setiap orang mempunyai cara tertentu
dalam mencatat pelajaran. Demikian juga dalam hal ini disebabkan ilmu pengetahuan yang seseorang miliki berbeda
– beda, sehingga berbeda pula dalam hal menilai bahan yang akan dicatat.
e. Membaca Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak
digunakan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. membaca di tidak hanya membaca buku pelajaran, tetapi juga
membaca majalah, kora, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian,
catatan hasil belajar atau kuliah, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan studi.
Cara dan teknik seseorang dalam membaca selalu menunjukan perbedaan pada hal-hal tertentu. Oleh karena itu, wajarlah bila belajar
itu suatu seni, sama halnya mengajar dengan seni teaching as an art. Ada orang yang membaca buku sambil tidur-tiduran dapat
belajar dengan baik, ada orang yang membaca buku sambil mendengar radio dapat belajar dengan baik, ada orang yang
membaca buku tanpa suara dapat belajar dengan baik, ada pula orang belajar harus membaca dengan suara keras. Dengan kata lain orang
membaca buku dengan berbagai caranya sendiri berbagai cara agar dapat belajar.dengan demikian pemahaman atas diri sendiri sangat
penting, sehingga dapat memilih teknik yang mana yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadi, dengan tidak mengabaikan pola-pola
umum belajar. f.
Membuat Ikhtisar dan Ringkasan dan Menggaris bawahi Banyak orang yang terbantu dalam belajarnya karena
menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau
mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar intensif, bagaimanapun juga hanya
membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca, pada
hal-hal yang penting perlu digaris bawah underline. Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan kembali materi itu di kemudian
hari, bila diperlukan. g. Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram dan Bagan
Dalam berbagai buku ataupun di kehidupan sehari-hari sering dijumpai tabel-tabel, diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non-
verbal semacam ini sangat berguna bagi seseorang dalam mempelajari materi yang relevan. Demikian pula gambar-gambar,
peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman seseorang tentang sesuatu hal.
Semua tabel, diagram, dan bagan dihadirkan dibuku tidak lain adalah dalam rangka memperjelas penjelasan yang penulis uraikan.
Penulis sadar bahwa penjelasan yang dibuat tidak dapat memberikan gambaran kesan baik bila tidak dibantu dengan menghadirkan tabel,
diagram, atau bagan. h. Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Dalam menyusun paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis artinya menggunakan metode-metode tertentu dalam
pengerjaannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka berfikir yang logis dan kronologis.
Ketika seseorang ingin membuat paper, bukan harus mempersoalkan judulnya, tetapi yang harus dipermasalahkan adalah
masalahnya. Masalah itulah topik yang harus dianggap sebagai masalah. Dari masalahtopik dapat dikembangkan menjadi judul,
bukan dari judul baru timbul masalah. Masalah yang ditemukan itu harus dikuasai, sehingga mudah
menggarapnya. Penguasaan atas masalah sangat berguna ketika membuat kerangka paper. Cukup banyak orang yang tidak mampu
menyusun paper. Hal ini terjadi disebabkan kurangnya penguasaan akan masalah yang akan digarap.
i. Mengingat
Mengingat merupakan gejala psikologi. Untuk mengetahui seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan
perbuatannya. Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.
j. Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi
tahu tentang hubungan antara sesuatu. Berpikir bukanlah sembarang berpikir, namun ada taraf tertentu, dari taraf berpikir yang tinggi.
lebih jelas mengenai hal ini dapat dilihat kembali pembahasan
mengenai jenis-jenis belajar, yang membicarakan masalah belajar berpikir. Pembicaraan mengenai aktivitas berpikir ini hingga di sini,
dengan pertimbangan dapat dibaca pada pembahasan mengenai belajar berpikir di depan.
k. Latihan dan Praktek Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki
adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan.
Latihan termasuk cara terbaik untuk memperkuat ingatan. Misalnya, seseorang yang mempelajari rumus matematika atau rumus bahasa
inggris. Kemungkinan besar rumus-rumus itu akan mudah terlupakan bila tidak didukung dengan latihan. Di sinilah diperlukan latihan
sebanyak-banyaknya. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional. Dengan demikian, aktivitas latihan dapat
mendukung belajar yang optimal.
3. Perilaku yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar