Teknik Pengujian Instrumen METODE PENELITIAN

3. Perhatian dengan memberikan motivasi 1. Perhatian yang fokus 2. Menjalin hubungan yang baik dengan anak 1, 3, 7, 10 2, 13 11 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan guru, rapor, dan sebagainya. Melalui teknik ini akan dikumpulkan data mengenai nilai rapor dan biodata siswa.

H. Teknik Pengujian Instrumen

a. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto, 2013:211. Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila: 1. Mampu mengukur apa yang diinginkan 2. Dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Validitas berkenaan dengan keterkaitan data yang diperoleh dengan sifat variabel yang diteliti. Uji validiatas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Rumus dari uji validitas adalah sengan menggunakan teknik Product Moment Co-Efficient of Corelation dari Pearson Arikunto, 2013:213. Rumusnya adalah: ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Keterangan: r xy = Koefisien korelasi Product Moment, uji satu arah dengan taraf signifikansi α=5 n = Jumlah sampel X = Jumlah nilai skor Y = Jumlah nilai skor seluruh item ∑ 2 = Jumlah skor kuadrat seliruh item ∑ 2 = Jumlah skor kuadrat Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan di kelas X IIS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dengan jumlah responden sebanyak 98 responden. Pengujian validitas instrument menggunakan teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan taraf signifikansi 5 Sugiyono, 2001:248. Berdasarkan hasil perhitungan, Jika r hitung r tabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Dan jika r hitung r table, maka butir soal tersebut dapat dikatakan tidak valid. Berikut ini merupakan rangkuman dari hasil uji validitas terhadap variabel motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian orang tua yang dilakukan sebelum penelitian. Tabel 3.6 Kesimpulan Uji Validitas Motivasi Belajar No. Item r hitung r tabel keterangan 1 0,496 0,199 Valid 2 0,331 0,199 Valid 3 0.535 0,199 Valid 4 0,533 0,199 Valid 5 0,330 0,199 Valid 6 0,492 0,199 Valid 7 0,551 0,199 Valid 8 0,328 0,199 Valid 9 0,460 0,199 Valid 10 0,435 0,199 Valid 11 0,347 0,199 Valid 12 0,439 0,199 Valid 13 0,305 0,199 Valid 14 0,491 0,199 Valid 15 0,484 0,199 Valid Keterangan : lihat dilampiran 4 Tabel 3.7 Kesimpulan Uji Validitas Kebiasaan Belajar No. Item r hitung r tabel keterangan 16 0,552 0,199 Valid 17 0,504 0,199 Valid 18 0,463 0,199 Valid 19 0,444 0,199 Valid 20 0,441 0,199 Valid 21 0,520 0,199 Valid 22 0,353 0,199 Valid 23 0,537 0,199 Valid 24 0,406 0,199 Valid 25 0,620 0,199 Valid 26 0,626 0,199 Valid 27 0,662 0,199 Valid 28 0,310 0,199 Valid 29 0,442 0,199 Valid 30 0,653 0,199 Valid Keterangan : lihat dilampiran 4 Tabel 3.8 Kesimpulan Uji Validitas Perhatian Orang Tua No. Item r hitung r tabel keterangan 31 0,437 0,199 Valid 32 0,574 0,199 Valid 33 0,449 0,199 Valid 34 0,520 0,199 Valid 35 0,369 0,199 Valid 36 0,433 0,199 Valid 37 0,606 0,199 Valid 38 0,340 0,199 Valid 39 0,320 0,199 Valid 40 0,416 0,199 Valid 41 0,294 0,199 Valid 42 0,300 0,199 Valid 43 0,628 0,199 Valid 44 0,355 0,199 Valid 45 0,530 0,199 Valid Keterangan : lihat dilampiran 4 Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan atau pernyataan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini dengan membandingkan antara dengan Jumlah data n sebanyak 98 responden dan α = 5 diperoleh r tabel sebesar 0,199. Berdasarkan hasil perhitungan lebih besar daripada, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dan pernyataan mengenai motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian orangtua adalah valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran. Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam pengukuran reliabilitas ini menggunakan rumus Alpha dari Cronbach Arikunto, 2013:238. Rumusnya sebagai berikut : R 11 = [ ] [ ∑ ] Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrumen K = Banyaknya butir dan banyaknya soal ∑ b = Jumlah varians butir 2 = Varians total Tabel 3.9 Instrumen Interpretasi Reliabilitas Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber: Sugiyono, 2001:183 Penarikan kesimpulan : keputusan uji realiabilitas bisa menggunakan batasan 0,6. Reabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkandiatas 0,6 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Dari pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.10 Kesimpulan Uji Reabilitas Variabel r Hitung Kriteria Rumus Alpha Kriteria reabilitas Motivasi Belajar 0,702 0,6 Reliabel Kebiasaan Belajar 0,794 0,6 Reliabel Perhatian Orangtua 0,694 0,6 Reliabel

I. Alat Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan variabel X dalam hal ini motivasi belajar X 1 , kebiasaan belajar X 2 , perhatian orang tua X 3 , dengan variabel Y dalam hal ini prestasi belajar ekonomi, digunakan uji prasyarat analisis digunakan uji normalitas untuk rumusan motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi, kebiasaan belajar dengan prestasi belajar, perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi. Sedangkan hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar, perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi menggunakan uji asumsi klasik. Untuk uji hipotesis digunakan Untuk alat analisis korelasi Pearson Product Moment dan analisis korelasi berganda.

1. Uji Normalitas

Salah satu asumsi pemakaian uji – t, baik sampel independen maupun sampel berpasangan. Jika asumsi tersebut tidak dipenuhi, maka validitas kesimpulan yang akan dihasilkan oleh uji – t menjadi berkurang. Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data pada variabel berdistibusi normal atau tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian normalitas data. Jika data tidak berdistribusi normal, maka metode alternatif yang bisa digunakan adalah statistik nonparametrik, Pada penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorof-Smirnov. Uji ini merupakan pengujian tingkat kesesuaian antara sebaran serangkaian nilai sampelskor yang diamati dengan suatu sebaran tertentu. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 Suciptawati, 2010:24.Pengujian normalitas data dilakukan pada data hasil interaksi antar variabel penelitian antara lain motivasi belajar, kebiasaan belajar, perhatian orang tua, dan prestasi belajar . Langkah-langkah penggunaan uji sampel Kolmogorof-Smirnov: a. Tentukan nilai teotitis kumulatif menurut . b. Susunlah nilai pengamatan dalam sebaran kumulatif sesuai dengan pasangan dari X dan X. c. Gunakan rumus untuk menghitung D dimana X adalah Proporsi harapan yang nilainya sama atau lebih kecil dari X sedangkan X adalah sebaran kumulatif yang diamati dari suatu sampel acak dengan N pengamatan. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik ini biasanya menggunakan SPSS, ada tiga uji asumsi klasik yaitu : a. Uji Multikolinieritas Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam regresi.Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak orthogonal, atau variabel tersebut tidak memiliki nilai korelasi sama dengan nol.Pilihan metode pengujian yang dapat dipergunakan antara lain adalah uji VIF Variance Inflation Factor pada model regresi, membandingkan nilai koefisien determinasi individual dengan nilai determinasi secara serentak , dan melihat nilai Eigenvalue dan ConditionIndex. Priyatno, 2013:37 Pada penelitian ini dilakukan mengunakan uji multikorelasi dengan Uji VIF, nilai VIF ini menggambarkan kenaikan varians dari dugaan parameter antar peubah penjelas. Apabila nilai VIF lebih dari 10, nilai 10 adalah a alphatoleransi yang diberikan = 10 sehingga dapat dikatakan VIF = 10. maka taksiran parameter kurang baik atau dapat dikatakan terjadi multikolinieritas. Menentukan multikolinieritas uji VIF, yaitu dengan : 1. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik a. a = 1VIF 2. Nilai variance inflation factor VIF adalah faktor inflasi penyimpangan baku akurat. VIF = 1a 3. Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika a hitung a dan VIF hitung VIF. b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya t -1.Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series runtut waktu dan tidak perlu dilakukan pada data cross section seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak pada saat yang bersamaan. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lain. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homokedastisitas. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa varian dalam setiap error harus bersifat homogen. Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah heteroskendastisitas. Ada beberapa pengujian yang dapat digunakan antara lain uji Glejser, Uji Spearman’s, uji Park, dan melihat pola grafik regresi. Pada penelitian ini akan dilakukan uji heteroskendastisitas dengan menggunakan uji Glejser, yaitu mengkorelasikan nilai absolut residual dengan masing-masing variabel independen yaitu motivasi belajar X1, kebiasaan belajar X2, dan perhatian orang tua X3. Jika signifikansi pada uji t kurang dari 0,05, maka pada model regresi terjadi masalah heteroskendastisitas. 3. Uji Hipotesis a. Hipotesis pertama = Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi. = Ada hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar ekonomi. b. Hipotesis kedua = Tidak ada hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar ekonomi. = Ada hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar ekonomi. c. Hipotesis ketiga = Tidak ada hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi. = Ada hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi. d. Hipotesis keempat = Tidak ada hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar, perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi. = Ada hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar, perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, ketiga, dan keempat tentang hubungan motivasi belajar siswa, kebiasaan belajar siswa, dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi menggunakan metode statistik koefisien korelasi Pearson Product Moment yang dinyatakan dalam bentuk berikut Arikunto, 2013:317 : Analisis Korelasi Pearson Product Moment Rumus : ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } Keterangan : r = koefisien kolerasi antara Xi terhadap Y Y = variabel prestasi belajar ekonomi Xi = variabel kelompok motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan perhatian orang tua. Pada hakikatnya nilai kolerasi dapat bervariasi dari -1 melalui 0 hingga 1. a. Bila r = 0 atau r mendekati 0, berarti bahwa antara kedua varabel tidak terdapat variabel sangat lemah b. Bila r = +1, berarti bahwa kedua variabel mempunyai hubungan positif dan sempurna mendekati = 1 hubungan sangan kuat dan positif c. Bila r = -1, berarti kedua variabel mempunyai hubungan negatif dan sempurna mendekati -1 hubungan sangat kuat dan negatif Langkah selanjutnya memberikan interpretasi koefisien korelasi dengan menggunakan pedoman sebagai berikut : Tabel 3.11 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat Sugiyono, 2011:183 Untuk menguji signifikan atau tidaknya koefisien korelasi tersebut digunakan uji t. Dalam hal ini, untuk menilai apakah masing – masing variabel yaitu motivasi belajar X 1 , kebiasaan belajar X 2 , dan perhatian orang tua X 3 mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar ekonomi Y.Pengujian hipotesis dengan cara menilai probabilitas distribusi hasil perhitungan dengan besarnya tingkat signifikan α yang digunakan adalah 5 . Pengujian hipotesis ini akan dilakukan dengan menghitung nilai t Sugiyono, 2001:292 Rumus : √ √ Keterangan : t = t hitung yang dicari r = koefisien korelasi r 2 = koefisien determinan n = jumlah sampel jika α = 0,05 ; n-2, maka H diterima dan H a ditolak. jika α = 0,05 ; n-2, maka H ditolak dan H a diterima. Untuk menguji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dilakukan dengan uji F. Menurut Imam Ghozali 2006:84 Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria pengujian dimana membandingkan F hitung F tabel dan melihat taraf signifikansinya maka H0 ditolak dan Ha diterima. 78

BAB IV GAMBARAN UMUM

Berikut ini adalah gambaran umum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, yang datanya diperoleh dari pihak sekolah. Data yang diberikan berupa softcopy dan hardcopy, data juga diperoleh melalui wawancara yang dilakukan dengan pihak sekolah.

F. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Alamat : Jalan Senopati No 18 Yogyakarta, kode pos 55121 Telepon : 0274 370310 Web : httpwww.smaplyk.sch.id. Tahun Berdiri : 1942 Status : Swasta Terakreditasi “A”

G. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. Visi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Membentuk pribadi beriman, berbudi pekerti luhur, cerdas, terampil dan terbuka dalam menghadapi tantangan zaman.

2. Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

a. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang beriman. b. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang berbudi pekerti luhur. c. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang cerdas. d. Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang terampil.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Perhatian Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa

1 6 100

Hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi : studi kasus siswa jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 4 184

Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 142

Hubungan antara minat belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa pada pembelajaran ekonomi : studi kasus SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

0 0 165

Hubungan perhatian orang tua, motivasi belajar, dan status sosial ekonomi dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus di SMA Santa Maria Yogyakarta.

0 0 157

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu.

0 1 165

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa, dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul.

0 2 140

Hubungan antara prestasi belajar siswa, persepsi siswa terhadap jurusan, dan motivasi belajar dengan minat siswa dalam memilih jurusan di SMA studi kasus pada SMA Pangudi Luhur Sedayu

0 0 163

Hubungan antara motivasi belajar, persepsi siswa terhadap jurusan, tingkat pendidikan orang tua dan minat siswa SMA dalam memilih jurusan di SMA studi kasus di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

0 4 140

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 1 155