Definisi Choristoma Pada Rongga Mulut

Bab 2 Choristoma Pada Rongga Mulut

Choristoma merupakan suatu pertumbuhan jaringan normal pada daerah yang tidak seharusnya tumbuh pada tempatnya. Choristoma dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi tumbuhnya seperti pada kelenjar ludah, kartilago, osseus, lingual thyroid, glial atau mukosa gastrik. Osseous choristoma merupakan sebuah pertumbuhan tulang normal yang berbentuk seperti tumor pada daerah yang tidak seharusnya tumbuh ektopik. Osseous choristoma pada rongga mulut dan maksilofasial merupakan lesi yang sangat jarang terjadi kemunculannya dan kasus-kasus ini jarang ditemukan. 1-5

2.1 Definisi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa choristoma merupakan suatu pertumbuhan jaringan pada daerah yang tidak seharusnya tumbuh. Maka osseus choristoma merupakan suatu pertumbuhan jaringan tulang lamellar yang normal dimana terjadi pada daerah yang tidak pada tempatnyaektopik. Krolls dkk merupakan peneliti pertama yang menemukan dan mempublikasikan literatur ditemukannya jaringan pada osseous choristoma yang terdiri dari tulang lamellar normal yang berkembang dari jaringan lunak. Dia menamakan osseous choristoma karena lesi yang terbentuk bukan berasal dari jaringan osteogenik, namun berasal dari jaringan tulang lamellar dan lesi ini tidak berkembang seperti tumor jinak dan tidak sesuai dengan ciri-ciri suatu osteoma. Namun, osseous Universitas Sumatera Utara choristoma juga dikatakan sebagai “osteoma jaringan lunak” yang merupakan lesi jinak pada rongga mulut. Selain pada rongga mulut, berbagai jenis jaringan dapat muncul choristoma diantaranya tulang lamellar, tulang rawan, mukosa gastrik, jaringan glial dan kelenjar sebaseous yang berbentuk seperti tumor. Choristoma paling sering muncul pada posterior dorsum lidah dekat dengan papilla sirkumvalata atau foramen caecum ataupun sering juga pada sepertiga bagian dorsum lidah. Osseous choristoma pada lidah biasanya bersifat asimptomatis walaupun terkadang pada beberapa pasien dapat merasakan adanya gejala sakit, disfagia, sensasi tubuh lainnya, iritasi tenggorokan, mendengkur saat tidur, nausea dan kekakuan pada lidah. Namun tak jarang juga osseous choristoma juga dapat muncul pada mukosa bukal, regio submental, otot masseter dan regio submandibula. Menurut tinjauan literatur yang telah ditulis sejak tahun 1967 hingga sekarang telah ditemukan osseus choristoma sebanyak 53 kasus. Namun kemunculannya pada mukosa bukal relatif jarang terjadi. Hal tersebut dilihat dalam tabel 1. 1-5 Tabel 1. Kasus bukal choristoma yang telah dilaporkan . 2 Pengarang Jenis Kelamin Umur Tahun Ras Durasi Tahun Ukuran cm Gejala Sisi Krolls dkk 1971 Pria 40 Kulit putih 1 - Tumor taa Herd 1976 Wanita 75 Kulit putih 40 1.0 x 1.7 gumpalan kanan David 1980 Pria 42 Kulit putih 1 0.5 taa kiri Mesa dkk 1982 Pria 33 Kulit hitam 1 1.8 x 1.7 x 1.0 taa kanan Sookasam dan Wanita 43 Kulit putih 2 uk. Kacang almond gumpalan kanan Philipsen 1986 Wanita 41 Kulit putih taa Hazelnut mulai bergejala kanan Hoddler dan Wanita 12 taa 0,5 1 x 0.5 mulai bergejala kanan McDonald 1988 Long dan Koutnic Wanita 50 Kulit putih 2 2 x 1.6 x 1.2 kesukaran membuka kanan 1991 dan menutup mulut Universitas Sumatera Utara Mintz dkk 1995 Wanita 16 Kulit putih 1 2.5 x 2 x 2 pembengkakan tanpa sakit kanan Pria 67 Kulit putih 1 2.5 x 2 x 1.5 pembengkakan tanpa sakit kanan Lin dkk 1998 Pria 45 Chinese 1 2.3 x 2.0 x 1.5 mulai bergejala kanan Dalkiz dkk Pria 22 Turki 5 5 x 3 x 3 mulai membesar kiri 2001 tanpa rasa sakit Gaitan- Cepeda Wanita 28 Kulit putih 4 0.5 x 0.5 pembengkakan tanpa sakit kanan dkk 2003 Chen dkk Pria 5 Chinese 1 2.5 x 2. 5 pembengkakan tanpa sakit kanan kasus terkini lesi rekuren 12 tahun setelah eksisi lesi rekuren 1 tahun setelah eksisi Gambar 1. Gambaran klinis massa yang membengkak pada mukosa bukal. 2 Dari hasil literatur sebelumnya umur pasien saat diagnosa awal berkisar antara 5– 75 tahun dengan rata-rata 29,8 tahun. Sebanyak 29 kasus 54,7 merupakan pasien-pasien yang kisaran umurnya 30-40 tahun. Terdapat 4 pasien dengan lesi yang telah muncul sejak lahir atau selama masa perkembangan anak. Rasio perbandingan antara pria dan wanitanya Universitas Sumatera Utara adalah 1 : 2,8. Lokasi anatomis tumor yang ditemukan pada 41 kasus 77 pada bagian 13 posterior lidah, pada bagian batas lateral sebanyak 9 kasus 17 dan pada bagian 23 lidah yaitu sebanyak 3 kasus 6. Lesi pada sepertiga posterior lidah berada dekat atau pada batas foramen caecum dan papilla sirkumvalata. Ukuran dari lesi bervariasi antara 3 milimeter hingga yang terbesar 5 sentimeter. Secara klinis, lesi-lesi tersebut membentuk massa yang keras yakni bertangkai maupun tidak bertangkai dan pada 4 kasus lesi choristoma yang dilaporkan bertangkai dan berlobus tabel 2. Pada kebanyakan kasus, mukosa yang melapisi lesi tersebut menunjukkan gambaran klinis yang normal, ulserasi terlihat pada 1 kasus dan lesi lainnya terlihat suatu massa dengan permukaan yang verruca. Durasi dari perkembangan tumor-tumor tersebut berkisar dari 3 hari hingga 50 tahun. Pada 9 kasus, lesi-lesi menunjukkan pertambahan ukuran. Pada 18 kasus lainnya lesi terdeteksi pada saat pemeriksaan rutin dan pada 22 kasus lesi keluhannya adalah adanya gumpalan yang tidak sakit pada lidah. Secara histologis, lesi-lesi yang berbatas jelas tersebut diisi oleh massa tulang yang padat dengan sistem kanalis harvesian yang baik yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang padat dan fibrous dan ditutup oleh epitel skuamosa berlapis yang tumbuh diluar daerah yang membengkak. Aktivitas seluler osteoblas yang menyolok dari massa osseous tersebut hanya ditemukan pada 4 kasus, namun 3 diantaranya memiliki riwayat lesi yang semakin membesar. Pada 3 kasus lainnya ditemukan jaringan hematopoetik atau jaringan lemak di dalam ruangan antara sumsum tulang. Hal tersebut tidak biasa terjadi pada lesi ini. Penanganan untuk lesi-lesi ini adalah dengan operasi pengangkataneksisi. Rekurensi atau tranformasi malignan belum pernah dilaporkan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam tabel 2. 3,4 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Kasus lingual osseous choristoma yang dilaporkan. 4 Peneliti Umur tahunjenkel Durasi Lokasi Ukuran Bentuk Gejala Cataldo dkk 39P 4 bulan Posterior lidah diameter 1 cm bertangkai t.a.a. Begel dkk. 22P 2 tahun Daerah CP 1 x 0,5 cm tidak bertangkai disfagia Jahnke Dally 22P 13 tahun Posterior hingga CP 1,3 x 0,8 x 0,7 cm bertangkai benjolan Kaye 26P sejak lahir Basis lidah 1,0 x 1,0cm bertangkai benjolan Goldberg dkk 65L - Batas lateral diameter 1 cm bermassa keras t.a.a. Krolls dkk 22P 2 tahun Anterior hingga CP diameter 0,75 cm papilomatous t.a.a. 23L - Daerah FC - bertangkai - 73L bertahun- tahun Posterior lidah - bertangkai tersedak 9P 2,5 bulan Daerah FC - bertangkai tersedak 25L 4 bulan Posterior lidah diameter 0,5 cm tidk bertangkai - 11P 1 tahun Posterior lidah diameter 2 cm bertangkai dan berlobus - 23L - Daerah CP 0,5 x 0,5 x 0,5 cm tidak bertangkai t.a.a. 39L - Daerah CP 0,6 x 0,6 cm bertangkai t.a.a. Singh Doyle 14P - Batas kiri - - - 22P - Daerah CP diameter 0,5 cm bertangkai t.a.a. McClendon 15P - Daerah FC 1,4 x 0,6 x 0,5 cm bertangkai t.a.a. 20L - Batas kanan diameter 0,7 cm tidak bertangkai t.a.a. 46P - Daerah FC diameter 0,6 cm bertangkai t.a.a. Patel Dane 42L - Batas lateral diameter 1 cm Pappilomatous t.a.a. Engel cherrick 31L 3 tahun Batas sepertiga tengah dan lateral diameter 2 cm mukosa ulseratif benjolan Busuttil 8P 9 bulan Batas kiri sebesar kacang - benjolan Esguep dkk 63P 2 bulan Batas kanan diameter 0,5 cm tidak bertangkai benjolan Wasserstein 50P 3 bulan Sepertiga tengah 1,5 x 0,75 cm mobil benjolan Shimono 37P 8 tahun Daerah FC 1,5 x 1,5 x 0,7 cm bertangkai dan berlobus benjolan Main 54P sejak lahir Posterior FC diameter 1,5 cm bertangkai benjolan Sheridan 20P 2 tahun Anterior CP diameter 1 cm bertangkai dan berlobus benjolan Cabbabe 5P - Basis lidah 0,6 x 0,5 x 0,3 cm bertangkai benjolan Nash dkk 31L - Batas Kanan diameter 2,5 cm tidak bertangkai t.a.a. Weitzner 52P - Sepertiga tengah nodul kecil tidak bertangkai t.a.a. 25P - Posterior lidah 0,8 x 0,4 x 0,4 cm - benjolan 27P - Posterior lidah 0,8 x 0,7 x 0,3 cm - Universitas Sumatera Utara Tohill dkk 31P - Anterior hingga CP 1,0 x 0,8 x 0,7 cm - t.a.a. Markazaki dkk 25P 5 bulan Posterior hingga CP 0,8 x 0,4 x 0,3 cm bertangkai benjolan van der Wal van der Waal 31P - Daerah FC diameter 1 cm - benjolan Cannon Niparko 51P 20 tahun Posterior lidah - - benjolan Bernard dkk 27P 12 tahun Daerah FC 2,0 cm bertangkai benjolan Maqbool dkk 8P 6 bulan Vallecula kanan 5,0 x 4,0 cm bertangkai kesulitan bernafas, disfagia Lutcavage Fulbright 11P 1 tahun Posterior hingga FC diameter 1,0 cm - benjolan Ishikawa dkk 53P 3 hari Daerah FC diameter 0,8 cm bertangkai sensasi di bagian tubuh lain 5P 1 bulan Anterior hingga CP 3 mm bertangkai dan berlobus benjolan Lee dkk 35L 3 tahun Batas lateral - tidak bertangkai benjolan Vered dkk 44L berbulan- bulan Batas kiri 0,7 x 0,7 x 0,6 cm tidak bertangkai tersedak, nausea, disfagia 27L berbulan- bulan Posterior hingga CP 1,0 x 0,5 cm bertangkai sakit, tersedak Supiyahun dkk 28P 4 tahun Daerah FC 1,0 x 0,8 x 0,6 cm bertangkai iritasi tenggorokan 25P 1 tahun Daerah FC 0,7 x 0,5 x 0,4 cm bertangkai benjolan 9P - Daerah FC 0,7 x 0,6 x 0,5 cm bertangkai t.a.a. 35P - Daerah FC 0,7 x 0,6 x 0,5 cm bertangkai t.a.a. 27P - Daerah FC 1,2 x 0,9 x 0,6 cm bertangkai t.a.a. 21P 5 tahun Daerah FC 1,5 x 1,3 x 0,8 cm bertangkai benjolan 22L - Daerah FC 0,9 x 0,8 x 0,6 cm bertangkai t.a.a. 19P 11 tahun Daerah FC 1,1 x 0,7 x 0,7 cm bertangkai t.a.a. Horn dkk 11P 1 tahun Posterior lidah - - benjolan Andresakins dkk 72L bertahun- tahun Anterior hingga CP 1,5 x 1,0 cm bertangkai sakit, disfagia FC : Foramen Caecum CP: Papilla sirkumvalata

2.2 Etiologi dan Patogenesis