4. Konsep Motivasi
4.1 Pengertian
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak move. Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan
sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas atau dapat dikatakan motivasi adalah keinginan yang
terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan sesuatu Terry, 1986 atau disebut juga sebagai penggerak perilaku Irwanto, 2008. Hal
ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku pilihan, intensitas perilaku usaha, berkelanjutan, dan
penyelesaian yang sesungguhnya Pintrich, 2003. Menurut Stevenson dalam Sunaryo, 2004 motivasi adalah semua hal
verbal, fisik, atau psikologi yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon. Motivasi menunjuk pada proses gerakan termasuk situasi yang mendorong
diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari pada gerakan atau perbuatan Sarwono, 2000 sehingga motivasi dapat
dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka, maka
akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu Sadirman, 2007.
Defenisi motivasi yang lain adalah suatu proses psikologi. Namun demikian bukan berarti bahwa motivasi adalah satu-satunya unsur yang bisa
menjelaskan adanya perilaku seseorang. Banyak unsur lain yang dapat
Universitas Sumatera Utara
menerangkan terjadinya perilaku, dimana persepsi, kepribadian dan lingkungan adalah unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku tersebut
Mifthah, 2003.
4.2 Fungsi Motivasi
Dalam memahami peranan motivasi serta fungsinya, maka akan dikemukakan beberapa fungsi motivasi sebagai berikut Sadirman, 2007 :
a. Mendorong manusia untuk berbobot, jadi fungsi motivasi sebagai penggerak.
b. Menentukan gerak perbuatan yaitu dapat mencapai tujuan yang hendak
dicapai. c.
Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan dengan serasi guna mencapai tujuan.
4.3 Jenis-Jenis Motivasi
Achmad 2006, mengklasifikasikan motivasi menjadi dua jenis motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi internal yang timbul
dari dalam diri pribadi seseorang itu sendiri, seperti sistem nilai yang dianut, harapan, minat, cita-cita, dan aspek lain yang secara internal melekat pada
seseorang. Sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi eksternal yang muncul dari luar diri pribadi seseorang, seperti kondisi lingkungan, adanya ganjaran
berupa hadiah reward bahkan karena merasa takut oleh hukuman punishment merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi.
Universitas Sumatera Utara
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar,
bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan, dorongan orang lain, tetapi atas dasar
kemauan sendiri disebut motivasi intrinsik. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar yaitu perangsang ataupun stimulus dari luar sebagai contohnya ialah nilai,
hadiah serta bentuk-bentuk penghargaan lainnya adalah motivasi ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu atau belajar Muba, 2009.
4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu dalam Menyusui
Menurut Handoko 1998, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal atau intrinsik adalah
motivasi yang timbul dari diri manusia, biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga manusia menjadi puas, sedangkan faktor eksternal
atau ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan.
Faktor internal atau intrinsik meliputi : a.
Fisik Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik atau
kelainan seputar menyusui misal, puting lecet karena digigit, payudara bengkak,
Universitas Sumatera Utara
mastitis atau abses. Selain itu juga status kesehatan dan status gizi ibu menyusui akan mempengaruhi kondisi fisik ibu Bobak,dkk., 2004.
b. Proses mental
Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tetapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Ibu menyusui yang
mengalami gangguan pada proses mental akan sulit untuk memberikan ASI pada bayinya. Hal ini karena proses laktasi akan berhasil bila hormon oksitosin keluar,
hormon ini sangat mempengaruhi kinerja myoepitel dalam memompa ASI keluar dari alveoli sedangkan oksitosin keluar jika secara mental dan psikologis ibu
merasa tenang, mampu dan mendapatkan dukungan. c.
Faktor kematangan usia Kematangan usia akan mempengaruhi proses berpikir dan pengambilan
keputusan dalam pemberian ASI. Ibu usia muda akan cenderung untuk tidak memberikan ASI, karena takut bentuk payudara akan rusak apabila menyusui dan
kecantikannya akan hilang, serta takut ditinggalkan oleh pergaulan teman sebayanya sedangkan ibu yang berhasil menyusui anak sebelumnya, dengan
pengetahuan dan pengalaman cara pemberian ASI secara baik dan benar akan menunjang laktasi berikutnya. Sebaliknya, kegagalan menyusui di masa lalu akan
mempengaruhi pula sikap seorang ibu terhadap penyusuan sekarang Bobak, 2004.
Universitas Sumatera Utara
d. Keinginan dalam diri sendiri
Setiap individu memiliki kemampuan, keterampilan, kebiasaan yang akan menunjukkan kondisi orang untuk melaksanakan pekerjaan yang mungkin
dimanfaatkan sepenuhnya atau mungkin tidak. e.
Tingkat Pengetahuan Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang
lain. Tingkat pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka akan memberikan respon yang lebih rasional
dan makin tinggi kesadaran untuk berperan serta, dalam hal ini memberikan ASI. Thaib et. al dalam Afifah, 2007 menyatakan bahwa tingkat pengetahuan,
pendidikan, status kerja ibu, dan jumlah anak dalam keluarga berpengaruh positif pada frekuensi dan pola pemberian ASI.
Sedangkan faktor eksternal atau ekstrinsik meliputi : a.
Lingkungan Lingkungan saat berpengaruh terhadap motivasi ibu menyusui terutama
lingkungan yang tidak mendukung dan kurang kondusif akan membuat stress bertambah misalnya lingkungan fisik, konstruksi bentuk bangunan, penataan
ruangan akan meningkatkan ataupun mengurangi stress dan lingkungan sosial yaitu dukungan keluarga khususnya dukungan suami.
b. Budaya
Budaya adalah hasil cipta manusia dan terkandung kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, kebiasaan
mempunyai kekuatan mengikat, kebiasaan diperoleh dari budaya yang
Universitas Sumatera Utara
mengandung nilai-nilai kepercayaan tentang segala sesuatu Tripranoto, 2004. Banyak ibu-ibu yang mempunyai kebiasaan malu-malu serta sembunyi-sembunyi
menyusui bayinya karena mereka menganggap menyusui tidak sopan. Hal ini mempengaruhi tabiat gadis-gadis disekitarnya untuk berbuat sama, dan menyusui
anak merupakan sesuatu hal yang harus dihindarkan Siregar, 2004. c.
Dukungan sosial suami Dukungan sosial suami sangat berpengaruh dalam memotivasi ibu untuk
menyusui karena suami merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui. Banyak suami yang berpendapat bahwa menyusui adalah
urusan ibu dan bayinya. Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja. Sebenarnya suami mempunyai peran yang sangat menentukan dalam
keberhasilan menyusui karena suami akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu.
Dukungan ini bisa berwujud perhatian, informasi, finansial dan emosional. Roesli, 2000.
d. Petugas kesehatan Petugas kesehatan adalah orang yang mengerjakan suatu pekerjaan di
bidang kesehatan atau orang yang mampu melakukan pekerjaan di bidang kesehatan Dani, 2002. Pada umumnya para ibu mau patuh dan menuruti nasehat
petugas kesehatan, oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan informasi tentang kapan waktu yang tepat memberikan ASI
eksklusif, manfaat ASI eksklusif dan resiko yang dialami jika tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi Roesli, 2005.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Klasifikasi Motivasi
Menurut Irwanto 2008 motivasi diklasifikasikan atas tiga kelompok yaitu :
1. Motivasi kuat Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-
kegiatan sehari-hari memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi dalam melakukan aktivitasnya
berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapi. 2. Motivasi sedang
Motivasi dikatakan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang
rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
3. Motivasi lemah Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan
dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN