Sistem Pemerintahan Kota Medan

Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis, dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai-nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan modernisasi, dan sangat diyakini pula, hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan. Keragaman suku, tarian daerah, alat musik, nyanyian, makanan, bangunan fisik, dan sebagainya, justru memberikan kontribusi besar bagi upaya pengembangan industri pariwisata di Kota Medan. Adanya prularisme ini juga merupakan peredam untuk munculnya isu-isu primordialisme yang dapat mengganggu sendi-sendi kehidupan sosial. Oleh karenanya, tujuannya, sasarannya, strategi pembangunan Kota Medan dirumuskan dalam bingkai visi, dan misi kebudayaan yang harus dipelihara secara harmonis. Penduduk Kota Medan yang heterogen seperti yang disebut di atas, hidup cukup rukun, saling tenggang rasa, dan saling menghormati dalam pelbagai aspek. Penduduk yang heterogen ini hidup dalam komunitas yang membaur pada umumnya walaupun dalam skala kecil ada yang hidup secara ekslusif.

3.3 Sistem Pemerintahan Kota Medan

Kota Medan dengan jumlah penduduk lebih dari 2 juta jiwa dipimpin oleh seorang walikota. Walikota membawahi camat yang memimpin kecamatan dan lurah yang memimpin kelurahan, kemudian lurah membawahi keplor ketua lorong, keplor Universitas Sumatera Utara membawahi ketua RT dan RW yang akan memimpin pemerintahan desanya masing- masing. Secara konstitusional Negara Indonesia dibagi dalam daerah provinsi dan daerah yang lebih kecil Kota-Kabupaten. Masing-masing daerah pada dasarnya memiliki sifat otonom dan atministratif. Adanya daerah, menjadikan adanya pemerintahan daerah, pertimbangan situasional, historis, politis, psikologis dan tehnis pemerintahan, merupakan latar belakang pemikiran strategis perlunya pemerintahan daerah di Indonesia. Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam lima sifat http:www.pemkomedan.go.id yaitu : 1. Pemberian pelayanan, 2. Fungsi pengaturan penetapan perda, 3. Fungsi pembangunan, 4. Fungsi perwakilan dengan berinteraksi dengan Pemerintah Propinsi Pusat dan, 5. Fungsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah, pemerintah Kota Medan menyelenggarakan dua bidang urusan http:www.pemkomedan.go.idselayang_informasi yaitu : 1. Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh dinas- dinas daerah Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum dan 2. Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari: • Kewenangan mengatur yang diselengarakan bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Medan, sebagi Badan Legislatif Kota. Universitas Sumatera Utara • Kewenangan yang tidak bersifat mengatur segala sesuatu yang dicakup dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum, yang diselenggarakan oleh WlikotaWakil Walikota, sebagai pimpinan tertinggi Badan Eksekutif Kota. Berdasarkan fungsi dan kewenagan tersebut, Walikota Medan membawahi pimpinan Eksekutif tertinggi seluruh Instansi pelaksana Eksekutif Kota. Harus diakui UU : 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah menjembatani aspirasi dan semangat reformasi masyararakat lokal, yang menginginkan adanya keleluasaan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Secara filosofis, implimentasi otonomi daerah ternyata dapat mendorong daerah berkembang dengan prakarsa kreditivitas dan inisiatifnya sendiri, termasuk menumbuhkan partisipasi masyarakat, akuntabilitas, transparansi dan komitmen yang kuat untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan negara. Adanya keleluasan melaksanakan otonomi daerah, tercermin dari pola pembagian kewenangan antara pusat dan daerah. Semangat Undang-Undang Nomor : 32 Thn. 2004, telah menempatkan kewenangan pusat hanya pada aspek- aspek yang sangat terbatas seperti politik luar negeri, pertahanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lain yang tidak atau belum dapat diselenggarakan oleh daerah. Untuk itu, Kota Medan dituntut untuk mampu menyelenggarakan bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, meliputi administrasi pemerintahan umum, pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian dan perdagangan, koperasi, penanaman modal, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan Universitas Sumatera Utara dan kebudayaan, sosial, penataan ruang, pemukiman, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, kependudukan dan olahraga. Bagi Pemerintah Kota Medan, implementasi otonomi daerah diwujudkan dalam kewajiban Pemerintah Kota untuk menjamin pelayanan umum yang sangat mendasar kepada masyarakat dan dunia usaha, berdasarkan kewenangan dan bidang –bidang wajib yang dilaksanakan Pemerintah Kota. Secara terus menerus, Pemerintah Kota Medan memperbaiki mutu pelayanan umum yang ada, mulai dari identifikasi dan standarisasi pelayanan, peningkatan kerja pelayanan Pemerintah Kota, dan monitoring pelayanan. Usaha ini diharapkan mampu menciptakan pemberian pelayanan yang adil dan merata bagi seluruh pihak, baik masyarakat maupun dunia usaha yang bersifat lokal, nasional dan asing.

3.4 Sejarah Kota Medan