Contoh perhitungan metode saldo harian: Rekening Tuan Hanafi
Bunga = 12 p.a Tanggal
Saldo Akhir Lamanya
Mengendap Bunga
2-5052011 Rp.10.000.000
3 hari 3365×12×10.000.000
= Rp. 9.863 5-9052011
Rp. 18.000.000 4 Hari
4365×12×18.000.000 = Rp. 23.671,2
9-12052011 Rp. 23.000.000
3 Hari 3365×12×23.000.000
= Rp. 22.684,9 12-15052011 Rp. 8.000.000
3 Hari 3365×12×8.000.000
= Rp. 7.890,4 15-17052011 Rp. 14.500.000
2 hari 2365×12×14.500.000
= Rp. 9.534,2 17-23052011 Rp. 13.500.000
6 hari 6365×12×13.500.000
= Rp. 26.630,1 23-25052011 Rp. 12.000.000
2 hari 2365×12×12.000.000
= Rp7.890,4
Tabel 3.2. Contoh perhitungan metode saldo harian
Jumlah bunga dalam satu bulan adalah Rp. 108.164,2. Berarti bank lebih untung bila menggunakan bunga menurut metode saldo terendah.
D. Sumber Dana Bank
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha pokok berupa penghimpun dana yang sementara tidak dipergunakan untuk kemudian hari
menyalurkan kembali dana tersebut kedalam masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Fungsi untuk mencari dan selanjutnya menghimpun dana dalam bentuk
simpanan deposit sangat mementukan pertumbuhan suatu bank dikarenakan volume dana yang berhasil dihimpun atau disimpan tentunya akan menetukan
pula volume dana yang dapat dikembangkan oleh bank tersebut dalam bentuk penanaman dana yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk pemberian kredit
pembelian efek-efek atau surat berharga dalam pasar uang. Dengan adanya usaha pokok bank tersebut, maka diperlukan manajemen dana bank.
Manajemen bank adalah suatu sistem pola pengaturan yang sistematis untuk mengelola sumber-sumber ekonomi yang tersedia, terarah dan terpadu, serta
memanfaatkan secara penuh hasil yang dicapai bagi kesejahteraan perusahaan, karyawan dan masyarakat dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
Dengan adanya suatu proses manajemen bank yang baik dan terarah maka tentu akan tercapailah seluruh tujuan perusahaan yang diinginkan. Kunci dari
keberhasilan manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut bisa merebut hati masyarakat sehingga peranannya sebagai financial intermediary berjalan dengan
baik. Bank adalah perantara keuangan masyarakat yaitu perantara dari mereka yang kelebihan uang dengan mereka yang kekurangan uang. Jadi, bagaimana bank
melayani dengan sebaik-baiknya bagi mereka yang kelebihan uang dan menyimpan uangnya dalam bentuk giro, deposito dan tabungan serta melayani
kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian kredit, itulah kunci kesuksesan manajemen bank. Karena itu, semua pelayanan bank kepada masyarakat,
peralatan canggih yang dimiliki, keterampilan personil dan lain-lainnya, adalah dalam rangka menjalankan peranan selaku perantara keuangan, artinya
menjalankan dua fungsi utama bank, yaitu menghimpun dana masyarakat to receive deposits dan memberikan kredit.
Dari uraian diatas, kita dapat mendefenisikan manajemen dana bank sebagai suatu proses pengelolaan penghimpunan dana-dana masyarakat kedalam
bank dan pengalokasian dana-dana tersebut bagi kepentingan bank dan masyarakat pada umumnya serta pemupukannya secara optimal melalui
penggerakan semua sumber dana yang tersedia demi mencapai tingkat rentabilitas yang memadai sesuai dengan batas ketentuan peraturan yang berlaku. Ruang
lingkup kegiatan manajemen dana bank dengan bertitik tolak dari pengertian dan defenisi diatas adalah segala aktivitas bank dalam rangka penghimpunan dana-
dana masyarakat, aktivitas bank untuk menjaga kepercayaan masyarakat dengan penyediaan uang tunai bagi pemeliharaan kepentingan masyarakat penyimpan,
penempatan dana dalam bentuk kredit sebagai usaha pelayanan kebutuhan uang masyarakat dan penempatan dana dalam bentuk-bentuk yang lain, baik bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang demi kepentingan rentabilitas profitability dan pengelolaan modal bagi bank agar dapat berfungsi wajar sesuai
dengan peranannya selaku penggerak aktivitas. Aktivitas paling utama dari Direksi Bank adalah manajemen dana-dana
management of funds baik mengatur dana yang masuk dari masyarakat melalui giro, deposito dan tabungan maupun dana yang dikeluarkan bank dalam bentuk
kredit. Hal diatas sesuai dengan perantara bank selaku perantara keuangan masyarakat financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan, maka dana
merupakan persoalan bank yang paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa artinya tidak berfungsi sama sekali.
Menurut Sinungan 2001 dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai bank dan tiap waktu digunakan. Uang tunai
yang dimiliki ataupun yang dikuasai bank tidaklah berasal dari uang milik bank itu sendiri, tapi juga berasal dari pihak yang lain yang “dititipkan” pada pihak
bank dan sewaktu-waktu akan diambil kembali baik sekaligus maupun berangsur- angsur. Berdasarkan pengalaman dilapangan atau bukti-bukti empiris, uang bank
sendiri yang berasal dari modal dan cadangan modal sebesar 7 sampai 8 dari total aktiva bank. Di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terkhir, tercatat bahwa
jumlah modal dan cadangan modal di bank-bank yang hanya 4 dari total aktiva. Ini berarti sebagian besar modal kerja bank berasal dari dana pihak-pihak lain
diluar bank yaitu dana dari masyarakat, dana dari bank dan lembaga keuangan lainnya serta dana dari penjualankredit likuiditas dari bank sentral.
Sebenarnya, dalam prinsip ilmu manajemen modern, status badan usaha yang dianggap sukses dalam pandangan sektor perekonomian dan perdagangan,
adalah badan usaha yang dapat secara optimal memanfaatkan dana permodalan dari sumber luar. Bagi perusahaan industri atau perdagangan dimana modal usaha
terbesar adalah justru berasal dari kredit bank yang hanya berkisar antara 10 sampai 20 saja. Dana-dana bank yang digunakan sebagai modal operasional
bersumber dari dana sendiri yang sering disebut juga dana dari pihak pertama yaitu dana dari modal bank sendiri yang berasal dari para pemegang saham, dana
dari pinjaman pihak luar bank yang sering disebut dengan dana dari pihak kedua dan dana dari masyarakat yang sering disebut dengan dana dari pihak ketiga.
1. Dana dari modal sendiri pihak pertama Dana dari modal sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang
saham bank yakni pemilik bank. Dalam neraca bank, dana sendiri itu tertera dalam rekening modal dan cadangan yang tercantum pada sisi passiva liabilities.
Dana ini berasal dari beberapa bagian pos yaitu modal yang disetor, cadangan- cadangan dan laba yang ditahan.
a. Modal yang disetor Modal yang disetor yaitu jumlah yang disetor secara efektif oleh para
pemegang saham pada bank itu sendiri. Uang yang telah disetor oleh pemegang saham tersebut selamanya akan tetap mengendap dalam bank dan
tidak mudah ditarik begitu saja oleh penyetornya. Umumnya modal setoran pertama dari para pemilik bank pemegang saham = stockholders ini
sebagian dipergunakan bank untuk saran perkantoran, peralatan kantor dan promosi untuk menarik minat masyarakat.
b. Cadangan-cadangan Cadangan-cadangan yaitu sebagian dari laba bank yang diserahkan dalam
bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan untuk menutup timbulnya risiko di kemudian hari.
c. Laba yang ditahan Laba yang ditahan atau retained earnings yang mestinya milik pemegang
saham, tapi oleh mereka sendiri diputuskan untuk tidak dibagi dan
dimasukkan kembali dalam modal kerja atau dana yang siap diputar kembali. Biasanya retained earnings ini digunakan untuk memperkuat posisi
cash reserve atau untuk pertambahan loanable funds. Bila kita amati perkembangan neraca bank khususnya disebelah passiva
dari tahun ke tahun, maka perubahan dana sendiri akan terlihat pada pos-pos cadangan dan laba yang ditahan. Pada modal yang disetor tidak ada perubahan,
karena hal itu terjadi sekali saja, yaitu pada waktu berdirinya bank tersebut. Melalui kenaikan dua pos diatas, dapat juga dijadikan indikasi tentang kemajuan
bank bersangkutan yang berarti kepercayaan masyarakat bertambah baik dan bank telah dapat menempatkan dirinya dalam posisi yang diterima bahkan dibutuhkan
masyarakat. 2. Dana pinjaman dari pihak luar dana pihak kedua
Dana dari pihak kedua ini yaitu pihak yang memberikan pijaman dana uang pada bank terdiri dari tiga pihak yaitu pinjaman dari bank-bank lain,
pinjaman dari bank atau lembaga keungan lain di luar negeri, pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan pinjaman dari Bank Sentral Bank
Indonesia. a. Pinjaman dari bank-bank lain
Pinjaman dari bank-bank lain dikenal dengan call money yaitu pinjaman harian antar bank. Pinjaman ini biasanya diminta bila ada kebutuhan
mendesak yang diperluakan bank. Jangka waktu call money ini tidak lama yaitu sekitar satu bulan bahkan hanya beberapa hari saja. Kadangkala ada
yang meminjam hanya satu malam sehingga sering disebut juga dengan overnight call money.
b. Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain diluar negeri Biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah atau jangka panjang.
Realisasi pinjaman ini dari Bank Internasional atau lembaga-lembaga lain secara tidak langsung. Bank Indonesia selaku bank sentral ikut serta
mengawasi pelaksanaan pinjaman tersebut demi menjaga solvabilitas bank bersangkutan.
c. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank Pinjaman dari LKBB ini kadangkala tidak benar-benar berbentuk pinjaman
atau kredit tapi lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan sebelum tanggal jatuh tempo. Misalnya berbentuk sertifikat
bank atau deposit on call dengan jangka waktu melebihi tiga bulan dan dapat diperpanjang kembali tanpa mengeluarkan sertifikat baru. Dalam banyak
hal, pinjaman seperti ini dapat digolongkan pada sumber dana dari pihak ketiga yaitu dari masyarakat.
d. Pinjaman dari bank sentral Bank Indonesia Untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas apalagi
yang berprioritas tinggi seperti kredit investasi pada sektor-sektor yang harus ditunjang sesuai dengan petunjuk pelita misalnya pertanian, pangan,
perhubungan, industri penunjang sektor pertanian, tekstil, ekspor dan migas, kredit-kredit dalam rangka peningkatan kehidupan masyarakat golongan
ekonomi lemah, koperasi dan sebagainya, kredit produksi dan modal kerja,
dan kredit-kredit lainnya, maka Bank Indonesia memberikan bantuan dana yang dikenal dengan nama: Kredit likuiditas.
Pemberian kredit likuiditas untuk proyek-proyek prioritas pembangunan telah memberikan angin segar bagi kalangan perbankan semenjak tahun 1969
yaitu semenjak pertama kali pemerintah memberikan investasi. Hal ini dikarenakan posisi kredit likuiditas yang terbesar dari suatu pembayaran proyek.
Misalnya bank memberikan kredit investasi sebesar Rp.100 juta. Bantuan kredit likuiditas dari Bank Indonesia bisa mencapai 70 sampai 80 dari maksimum
kredit yang berarti dari kredit Rp. 100 juta tersebut, dana kredit likuiditas dapat mencapai Rp. 70 juta dan yang Rp. 30 juta diambil dari dana sendiri Bank
bersangkutan. Secara ekonomis, dengan melihat sumber cost of money, maka walaupun kredit investasi itu berbunga murah, tapi tetap bisa memberikan
keuntungan besar bagi bank pelaksana. Hal ini disebabkan karena peranan kredit likuiditas Bank Indonesia yang memberikan perangsang kuat bagi
terselenggaranya kredit-kredit berprioritas tinggi. 3.
Dana dari masyarakat pihak ketiga Bank adalah pelayaran masyarakat dan wadah perantara keuangan
masyarakat. Karena itu bank harus selalu berada di tengah masyarakat, agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat ditampung dan disalurkan pada
masyarakat yang kekurangan. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank akan menyelenggarakan sebaik-baiknya permasalahan keuangannya, merupakan
suatu keadaan yang diharapkan oleh semua bank itulah sebabnya bank harus memberikan pelayanan yang memuaskan pada masyarakat nasabah. Dana-dana
masyarakat yang disimpan bank adalah merupakan dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank, terbagi atas: giro Demand Deposit, deposito Time
Deposit dan tabungan Saving. a. Giro demand deposit
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran atau
dengan cara pemindahbukuan. Dalam pelaksanaan, tatausaha giro dilakukan melalui suatu rekening yang disebut rekening koran. Rekening ini juga digunakan
untuk menatausahakan kredit yang diberikan melalui rekening koran. Salah satu segi yang amat penting dalam peningkatan jumlah pemegang
giro adalah kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut dan pelayanan yang menyenangkan nasabah. Dua hal diatas merupakan semacam promosi langsung
kepada para nasabah. Hal ini tentu sangat menguntungkan bank karena dana giro yang dianggap dana besar yang termurah akan terus berkembang dan bertambah
secara meyakinkan. b. Deposito time deposit
Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga dari bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut
perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Berdasarkan suatu jangka waktu tertentu dimana dana itu mengendap bank akan mempunyai satu
jangka yang cukup lama untuk menggunakan dana deposito untuk keperluan pemberian kredit atau investasi lain jangka pendek yang menghasilkan. Kepastian
dana tersebut dapat dipergunakan oleh bank adalah karena ada jangka waktu
tertentu yang meyakinkan bank bahwa dana itu tidak akan ditarik, kecuali pada saat jatuh tempo. Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap di bank
karena para pemegangnya akan tertarik dengan tawaran bunga yang diajukan bank, disamping keyakinan para deposan bahwa pada saat jatuh tempo, bila dia
tidak ingin memperpanjang, dana tersebut tersedia kembali. Dana yang berasal dari deposito adalah termahal yang harus dipikul oleh bank yaitu berkisar antara
15 sampai 20 setahun. c. Tabungan Saving
Tabungan adalah simapanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu yang disepakati antara
nasabah dengan pihak bank, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lain yang dipersamakan dengan itu.
E. Alokasi Dana-Dana Bank