15 Kepala Bagian Pengadaan
Tugas Pokok Kepala Bagian Pengadaan adalah: Membantu dan memberikan saranpemikiran kepada direksi
dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di bidang pengadaan.
Tanggung Jawab Kepala Bagian Pengadaan adalah: a
Kepala Bagian Pengadaan bertanggung jawab kepada Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
b Kepala Bagian Pengadaan bertanggung jawab atas
efektivitas dan efisiensi tugas bagiannya c
Kepala Bagian Pengadaan bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya di bagiannya
Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Persero dapat dilihat di lampiran.
B. Analisis Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard BSC
Pada bab ini disajikan data-data berupa data primer maupun data sekunder yang telah dikumpulkan oleh penulis untuk mengukur kinerja
perusahaan dengan keempat perspektif dalam balanced scorecard atau dengan mengkombinasikan aspek finansial dengan aspek non-finansial.
Penulis mencoba melakukan pengukuran kinerja pada perusahaan dengan menggunakan data tahun 2008-2009. Adapun ukuran strategis balanced
Universitas Sumatera Utara
scorecard yang telah ditetapkan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Balanced Scorecard PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
Tujuan Strategis Ukuran Strategis
Finansial -
Memenuhi harapan pemegang saham
- Meningkatkan kinerja operasi
- Mencapai pertumbuhan yang
menguntungkan Return on Investment ROI,
rasio operasi, pertumbuhan pendapatan, Current Ratio.
Pelanggan -
Memenuhi kepuasan pelanggan dalam hal lualitas, kuantitas, dan
penyelesaian administrasi setelah instruksi penjualan diterima.
Akuisisiretensi, survey kepuasan pelanggan
Internal -
Menciptakan produk inovatif -
Memahami pelanggan dan peningkatan pelayanan purna jual
- Pelayanan responsif
- Minimalkan problem operasional
Tingkat inovasi produk, standar mutu, sertifikat
internasional
Pertumbuhan dan Pembelajaran -
Akses kepada informasi strategis -
Meningkatkan kompetensi SDM Kepuasan karyawan,
produktivitas karyawan, organizational karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam prakteknya, PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan belum menetapkan secara keseluruhan skor ataupun target yang harus dicapai
untuk setiap perspektif. Untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran target yang ditetapkan hanya untuk produktivitas tenaga kerja tonorang
yakni dengan skor 5 dan untuk perspektif keuangan sudah ditetapkan skor untuk masing-masing ukuran kinerjanya, yakni:
Tabel 4.2. Tabel Kinerja Keuangan Aspek Keuangan
Target
Return on Investment ROI 5
Rasio Operasi 3
Current Ratio 5
Pertumbuhan Pendapatan 3
2.1 Pengukuran Kinerja pada Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pengendali
ketiga persektif lainnya. Untuk itu, dalam mencapai sasaran strategis dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan PT. Perkebunan
Nusantara IV Persero Medan menetapkan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kapabilitas karyawan
Dengan meningkatnya kapabilitas karyawan tentu akan berdampak positif pada meningkatnya jumlah pelanggan
melalui pelayanan kepada pelanggan dan berujung pada meningkatnya profitabilitas perusahaan. Untuk itu, dalam
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kapabiitas pelanggan, PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan mengadakan kegiatan pelatihan dan
pengembangan yang dapat diikuti oleh karyawan seperti melalui seminar dan training.
b. Meningkatkan organizational karyawan
Pada umumnya perusahaan dalam upaya peningkatan kinerja kayawannya, berusaha untuk meningkatkan organizational
capital untuk mendorong motivasi bagi karyawannya. Karyawan yang lebih termotivasi memiliki kinerja dan
produktivitas yang baik dibanding karyawan yang memiliki sedikit motivasi. Untuk itu, PT. Perkebunan Nusantara IV
Persero Medan menciptakan motivasi yang baik pada karyawannya melalui komunikasi yang baik antara pimpinan
dan karyawan vertikal maupun secara horizontal, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, pemberian gaji
dan tunjangan, dan menyedikan fasilitas pada karyawan. Karyawan yang termotivasi berdampak pada kepuasan
karyawan dalam bekerja akan semakin meningkat, dan berujung pada kinerja dan produktivias karyawan yang
semakin baik. c.
Meningkatkan retensi karyawan Tingkat retensi karyawan berhubungan positif dengan kepuasan
karyawan. Semakin tinggi kepuasan karyawan mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
tingkat retensi juga semakin tinggi. Untuk itu, dalam menekan perputaran karyawan dan meningkatkan retensi karyawan, PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero Medan mengadakan pelatihan dan pengembangan karyawan dan menciptakan
motivasi karyawan guna menghasilkan kepuasan kerja. d.
Meningkatkan produktivitas karyawan Dengan meningkatnya kapabilitas karyawan, organizational
capital, retensi karyawan, dan didukung dengan sistem informasi yang baik berakibat pada peningkatan produktivitas
karyawan. Adapun ukuran-ukuran yang digunakan dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan adalah jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan, rasio beban pelatihan dan
pengembangan terhadap laba operasi, tingkat perputaran karyawan, dan produktivitas karyawan.
a. Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan pengembangan
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui konsistensi perusahaan dalam memberikan kesempatan bagi karyawan
untuk mengembangkan pengetahuan dan keahliannya. Hasil perbandingan berdasarkan data yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Jumlah Karyawan yang Mengikuti Pelatihan dan Pengembangan
Uraian 2008
2009 Selisih
Jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dan
pengembangan 2.217
1.245 972
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
Dari hasil perbandingan di atas terjadi penurunan jumlah karyawan pelatihan dari tahun 2008 hingga tahun 2009
sebanyak 972 orang. b.
Rasio beban pelatihan dan pengembangan dengan laba operasi Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kontribusi dari
besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mningkatkan keahlian karyawan terhadap laba operasi yang
dihasilkan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah beban pelatihan dan pengembangan dan laba operasi.
1 Besarnya beban pelatihan dan pengembangan pada tahun
2008 adalah Rp 4.038.289.826, pada tahun 2009 adalah Rp 3.482.144.372.
2 Besarnya beban pelatihan dan pengembangan pada tahun
2008 adalah Rp 552.375.354.868, laba bersih pada tahun 2009 adalah Rp 417.858.799.917
Universitas Sumatera Utara
Rasio Beban Pelatihan dan = Beban Pelatihan Pengembangan Pengembangan
Laba Bersih Rasio Beban Pelatihan dan = Rp 4.038.289.826
Pengembangan Tahun 2008 Rp 552.375.354.868 = 0,08
Rasio Beban Pelatihan dan = Rp 3.482.144.372 Pengembangan Tahun 2009 Rp 417.858.799.917
= 0,07 Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi dari
PT.Perkebunan Nusantara IV Persero Medan Dari perbandingan di atas dapat diketahui bahwa terdapat
penurunan rasio beban pelatihan dan pengembangan terhadap laba operasi dari tahun 2008 hingga tahun 2009.
c. Tingkat perputaran karyawan
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mempertahankan karyawannya. Data
perusahaan yang digunakan adalah: 1
Jumlah karyawan yang berhentikeluar dari PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan dari tahun 2008-2009.
2 Jumlah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Perkebunan
Nusantara IV Persero Medan selama tahun 2008-2009
Universitas Sumatera Utara
Formulanya adalah sebagai berikut: Tingkat Perputaran Karyawan = Jumlah karyawan yang keluar
Jumlah seluruh karyawan
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran tingkat perputaran karyawan
Keterangan 2008
2009 Kenaikan
Penurunan Jumlah karyawan yang
keluar orang 9
7 2
Jumlah seluruh karyawan orang
30.859 30.165
694 Tingkat retensi karyawan
0,024 0,023
0,001 Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi yang
diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
d. Produktivitas Karyawan
Produktivitas karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV meningkat dari tahun 2008 hingga tahun 2009 yang
ditunjukkan melalui kuantum penjualan lokal kelapa sawit dan teh yang meningkat dari tahun 2008 hingga tahun 2009, yakni
pada tahun 2008 kuantum penjualan kelapa sawit menunjukkan angka 521.691 ton sedangkan pada tahun 2009 kuantum
penjualan menunjukkan angka 597.513 ton, hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kuantum penjualan
meningkat dari tahun 2008 ke tahun 2009 sebanyak 75.822 ton. Untuk produk teh, kuantum penjualan menunjukkan angka
Universitas Sumatera Utara
2.951 ton pada tahun 2008 sedangkan pada tahun 2009 kuantum penjualan menunjukkan angka 3.245 ton, hal ini
menunjukkan adanya peningkatan kuantum penjualan lokal sebanyak 294 ton. Sedangkan untuk penjualan ekspor kelapa
sawit dan teh mengalami penurunan, yakni kuantum penjualan ekspor kelapa sawit pada tahun 2008 sebanyak 173.835 ton
menjadi 158.683 ton pada tahun 2009 dan untuk kuantum penjualan ekspor teh pada tahun 2008 sebanyak 8.032 ton
menjadi 7.018 ton pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan adanya instruksi BUMN untuk memfokuskan pemenuhan
kebutuhan produk dalam negeri atau berfokus pada penjualan lokal sehingga berakibat pada pengurangan kuantum penjualan
ekspor. Namun total keseluruhan kuantum penjualan meningkat dari tahun 2008 hingga tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Kuantum Penjualan Kuantum Penjualan ton
Uraian 2008
2009 Penjualan Ekspor
Kelapa Sawit 173.835
158.683 Kakao
- -
Teh 8.032
7.018
Penjualan Lokal
Kelapa Sawit 521.691
597.513 Kakao
- -
Teh 2.951
3.245 Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
2.2 Pengukuran kinerja pada perspektif proses bisnis internal PT. Perkebunan Nusantara IV Medan telah melakukan perbaikan
pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui peningkatan organizational capital, pemberian motivasi kepada karyawan, dan
pemberdayaan karyawan. Hal ini lah yang menghasilkan penurunan tingkat perputaran karyawan dan peningkatan produktivitas karyawan.
Adapun langkah-langkah yang diambil PT. Perkebunan Nusantara IV Medan dalam mencapai sasaran dalam perspektif proses bisnis
internal adalah: a.
Melakukan inovasi dan menciptakan produk-produk berstandar internasional
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses pengembangan produk, PT. Perkebunan Nusantara berupaya menghasilkan produk yang memiliki nilai jual. Selama
ini PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan telah melakukan inovasi produk dan menciptkan produk-produk
berstandar internasional. PT. Perkebunan Nusantara telah mendapakan penghargaan dari Departemen Pertanian atas
inovasi yang dilakukan karena dinilai mampu melakukan beberapa terobosan yang memacu nilai tambah. Selain itu, PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero Medan juga mendapatkan akreditasi dari lembaga sertifikasi sistem mutu bahwa produk
yang dihasilkan telah memenuhi stnadar internasional. Dengan adanya akreditasi internasional dapat menambah nilai jual
produk PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan. b.
Meningkatkan efisiensi biaya Setiap perusahaan selalu berupaya melakukan efisiensi biaya
dalam proses operasionalnya. Dengan adanya efisiensi biaya dapat memaksimalkan laba dan akan menghasilkan keunggulan
bersaing. Demikian halnya dengan PT. Perkebunan Nusantara IV yang juga melakukan peningkatan dalam efisiensi biaya seperti
efisiensi biaya koordinasi dan lingkungan, biaya air, dan biaya pemupukan melalui pembinaan hubungan baik dengan produsen
pupuk selain menghasilkan produk yang berkualitas
internasional.
Universitas Sumatera Utara
c. Meningkatkan layanan purna jual
Penanganan keluhan maupun pengaduan pelanggan pasca penjualan merupakan proses purna jual yang dimiliki oleh PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero Medan. Penanganan keluhan pada tahun 2008 mencapai 89,94 dan pada tahun 2009
mengalami peningkatan menjadi 90,45. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja dalam
perspektif proses bisnis internal adalah jumlah sertifikat internasional, margin laba opersional dan rasio beban operasi
terhadap pendapatan. a.
Jumlah sertifikat yang diraih oleh perusahaan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam rangka menciptakan produk berstandar internasional. Hasil perbandingan yang dilakukan berdasarkan
data yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1
Pada tahun 2008, tidak ada sertifikat internasional yang diraih PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan. Hal
ini menunjukkan pada tahun 2008 PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan belum mendapatkan
akreditasi dari lembaga akreditasi sistem mutu. 2
Pada tahun 2009, PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan meraih sebuah sertifikat ISO 14001 dan ISO 19001
di mana ISO 14001 merupakan standar lingkungan yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa sistem manajemen lingkungan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan telah memenuhi
standar internasional dan ISO 19001 merupakan standar mutu yang menyatakan bahwa kualitas produk yang
dihasilkan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan telah memenuhi standar internasional.
b. Margin laba operasional
Ukuran ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dalam proses
operasi. Data yang digunakan dalam ukuan ini adalah: 1
Laba operasi PT. Perkebunan Nusantara IV pada satu periode,
2 Total penjualan bersih PT. Perkebunan Nusantara IV pada
satu periode. Formulanya adalah sebagai berikut:
Margin laba operasional= Laba operasi Penjualan bersih
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6. Hasil pengukuran margin laba operasional Keterangan
2008 2009
Laba operasi Rp 802.582.093.741
417.858.799.917 Penjualan bersih
Rp 4.621.016.923.250
4.546.126.383.401 Magin laba
operasional 0,17
O,09 Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi yang diperoleh
dari PT. Perkebunan Nusantara IV. c.
Rasio beban operasi terhadap penjualan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui efisiensi beban-beban
operasi perusahaan sehubungan dengan proses operasi perusahaan. Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini
adalah: 1
Beban operasi, yang tediri dari beban penjualan dan beban administrasi yang berasal dari penjualan produk dalam satu
tahun periode. 2
Penjualan bersih PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan pada satu periode.
Formulanya adalah sebagai berikut: Rasio beban operasi
= Beban operasi Terhadap penjualan
Penjualan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Nilai Penjualan Rp Juta
Uraian 2008
2009 Penjualan Ekspor
Kelapa sawit 943.701
729.985 Kakao
- -
Teh 98.663
104.791 PungutanPajak Ekspor PE
84.862 2.743
Jumlah Ekspor 957.502
832.033 Penjualan Lokal
Kelapa sawit 3.638.889
3.668.411 Kakao
- -
Teh 24.626
45.683
Jumlah lokal 3.663.515
3.714.094 Jum;ah Ekspor+Lokal
4.621.017 4.546.127
Sumber: PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
Tabel 4.8. Hasil pengukuran rasio beban operasi terhadap penjualan
Uraian 2008
2009 Keterangan
Beban Operasi 872.127.185.073
1.002.060.994.024 129.933.808.951
Penjualan 4.546.126.383.401
4.621.016.923.250 74.890.539.849
Rasio beban operasi
terhadap penjualan
0,19 0,21
0,02
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi yang dari PT. Perkebunan Nusantara IV Medan
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengukuran di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan beban operasi terhadap pendapatan sebesar 0,02.
2.3 Pengukuran kinerja pada perspektif pelanggan Pada perspektif bisnis internal, dapat dilihat bahwa PT.
Perkebunan Nusantara IV belum memberikan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rasio beban operasi terhadap
penjualan yang mengindikasikan belum tercapainya efisiensi biaya. Namun, PT. Perkebunan Nusantara IV telah berupaya
menghasilkan produk yang berstandar internasional. Dengan adanya perbaikan kinerja pada perspektif bisnis internal akan
meningkatkan kinerja pada perspektif pelanggan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan PT. Perkebunan
Nusantara IV dalam mencapai sasaran-sasaran dalam perspektif pelanggan adalah:
a. Meningkatkan retensi pelanggan
Dengan menghasilkan produk yang berstandar internasional dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
Semakin tinggi kepercayaan dan kepuasan pelanggan akan produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV
maka semakin tinggi pula tingkat retensi pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
b. Menciptakan profitabilitas pelanggan
Selain meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, PT. Perkebunan Nusantara IV juga berupaya meningkatkan jumlah
pelanggan yang akan memberikan profit pada perusahaan. Dengan profitabilitas pelanggan, perusahaan akan mengetahui
besarnya profit yang dihasilkan oleh setiap pelanggan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan.
Ukuran-ukuran yang digunakan dalam mengukur kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV medan adalah melalui jumlah
pelanggan perusahaan dan beban operasi per pelanggan. a.
Jumlah pelanggan perusahaan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui pertumbuhan
jumlah pelanggan perusahaan dari tahun ke tahun. Adapun data perusahaan yang digunakan adalah jumlah pelanggan
pada satu periode. Hasil perbandingan yang dilakukan berdasarkan data dan informasi yang diperoleh adalah:
1 Jumlah pelanggan PT. Perkebunan Nusantara IV
Persero Medan pada tahun 2008 sebanyak 33 pelanggan.
2 Jumlah pelanggan PT. Perkebunan Nusantara IV
Persero Medan pada tahun 2009 sebanyak 35 pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perbandingan di atas, diketahui bahwa terjadi pengingkatan pelanggan dari tahun 2008 hingga tahun 2009
sebanyak 2 pelanggan. b.
Beban operasi per pelanggan Ukuran ini digunakan untuk mengetahui rata-rata beban
operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melayani seorang pelanggan. Data perusahaan yang digunakan dalam
ukuran ini adalah: 1
Beban operasi, yang terdiri dari beban penjualan dan beban administrasi pada satu periode
2 Jumlah seluruh pelanggan dalam satu periode.
Formulanya adalah sebagai berikut: Beban operasi per pelanggan = Beban Operasi
Jumlah Pelanggan
Tabel 4.9. Hasil pengukuran beban operasi per pelanggan
Keterangan 2008
2009 KenaikanPenurunan
Beban operasi
872.127.185.073 1.002.060.994.024
129.993.808.951 Jumlah
pelanggan 33
35 2
Beban operasi per
pelanggan 26.428.096.522
28.630.314.112 2.202.217.590
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengukuran di atas, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan rata-rata beban operasi per pelanggan senesar Rp
2.002.217.590 per pelanggan.
2.4 Pengukuran kinerja pada perspektif keuangan Ditinjau dari siklus hidupnya, PT. Perkebunan Nusantara
IV Persero Medan berada pada tahap bertahan sustain. Hal ini ditandai dengan telah lamanya perusahaan bermain pada jenis
produk kelapa sawit dan teh sehingga pangsa pasarnya telah teridentifikasi.
Adapun ukuran-ukuran yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV dalam mengukur kinerja pada perspektif
keuangan adalah pertumbuhan pendapatan, Return on Investment ROI, dan rasio operasi.
a. Pertumbuhan pendapatan
Untuk mengukur pertumbuhan penjualan, data yang digunakan adalah data penjualan bersih dari tahun ke tahun.
. Tabel 4.10. Hasil pengukuran pertumbuhan pendapatan
Keterangan 2008
2009 KenaikanPenurunan
Penjualan bersih Rp
4.621.016.923.250 4.546.126.383.401
184.790.361.401
Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan informasi yang diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara IV persero Medan
Universitas Sumatera Utara
b. ROI Return on Investment
ROI merupakan rasio rentabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan neto. Semakin tinggi nilai ROI maka semakin baik kinerja perusahaan yang dicapai.
Data perusahaan yang digunakan dalam ukuran ini adalah: 1
Laba bersih PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan dalam satu periode
2 Rata-rata total aktiva merupakan seluruh aktiva yang
dimiliki PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan dan digunakan dalam aktivitas perusahaan.
Formulanya adalah sebagai berikut: Return on Investment ROI = Laba bersih
Rata-rata total aktiva
Hasil pengukuran Retrun on Investment ROI Tahun 2008
ROI = Laba bersih Rata-rata total aktiva
= Rp 802.582.093.741 Rp 4.998.048.416.679
= 16,05
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2009 ROI = Laba bersih
Rata-rata total aktiva = Rp 417.858.799.917
Rp 5872.748.418.129 = 7,11
Dari pengukuran di atas, dapat diketahui terdapat penurunan ROI dari tahun 2008 hingga tahun 2009 sebesar
8,94. c.
Rasio operasi Rasio operasi menggambarkan perputaran operating assets
dalam hubungannya dengan penjualan bersih dan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rasio operasi
perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan dapat
memanfaatkan aktiva lancar yang dimiliki dalam mencapai laba bersih. Data perusahaan yang digunakan dalam mengukur
rasio operasi perusahaan adalah: 1
Penjualan bersih PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan pada satu periode
2 Aktiva lancar PT. Perkebunan Nusantara IV Persero
Medan pada satu periode
Universitas Sumatera Utara
Formula rasio operasi adalah sebagai berikut Radio operasi = Penjualan bersih
Aktiva lancar
Tabel 4.11. Hasil pengukuran rasio operasi
Keterangan 2008
2009 KenaikanPenurunan
Penjualan bersih Rp
4.621.016.923.250 4.546.126.383.401 184.790.361.401
Aktiva lancar Rp
4.998.048.416.679 5.872.748.418.129 874.700.001.550
Rasio operasi
92 77,4
14,6 Sumber: Diolah oleh penulis berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh dari PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan
C. Pembahasan Hasil Kinerja pada Setiap Perspektif