15
Antioksidan dikelompokkan menjadi 2, yaitu : 1.
Antioksidan enzimatis 2.
Antioksidan non enzimatis
2.4.1 Antioksidan Enzimatis
Antioksidan enzimatis merupakan antioksidan endogenus, yang termasuk didalamnya adalah enzim superoksida dismutase SOD, katalase, glutation
peroksidase GSH-PX, serta glutation reduktase GSH-R Mates dan Jimenez,1999; Tuminah, 2000,. Sebagai antioksidan, enzim-enzim ini bekerja
menghambat pembentukan radikal bebas, dengan cara memutuskan reaksi berantai polimerisasi, kemudian mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil,
sehingga antioksidan kelompok ini disebut juga chain-breaking- antioxidantWinarsih, 2007.
Enzim katalase dan glutation peroksidase bekerja dengan cara mengubah H
2
O
2
menjadi H
2
O dan O
2
sedangkan SOD bekerja dengan cara mengkatalisis reaksi dismutasi dari radikal anion superoksida menjadi H
2
O
2
Langseth L, 1995; Winarsih 2007.
2.4.2 Antioksidan Nonenzimatis
Antioksidan non-enzimatis disebut juga antioksidan eksogenus, antioksidan ini bekerja secara preventif, dimana terbentuknya senyawa oksigen
reaktif dihambat dengan cara pengkelatan metal, atau dirusak pembentukannya
Universitas Sumatera Utara
16
Winarsih, 2007. Antioksidan non-enzimatis bisa didapat dari komponen nutrisi sayuran, buah dan rempah-rempah. Komponen yang bersifat antioksidan dalam
sayuran, buah dan rempah-rempah meliputi vitamin C, vitamin E, -karoten, flavonoid, isoflavon, flavon, antosianin, katekin dan isokatekin kahkonen, et al,
1999. Senyawa-senyawa fitokimia ini membantu melindungi sel dari kerusakan
oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas.
Untuk mencegah stres oksidatif akibat latihan fisik, tubuh mempunyai sistem pertahanan antioksidan. Antioksidan ada yang berupa enzim maupun non
enzim. Antioksidan enzim yaitu superoxide dismutase SOD, glutathion peroksidase, dan katalase. Antioksidan non-enzim yang utama adalah glutathion
GSH, vitamin A, Vitamin C, dan Vitamin E. Cara kerja antioksidan dapat melalui pemecahan reaksi berantai, yang
meliputi fase lipid vitamin E dan fase air vitamin C, mengurangi konsentrasi ROS glutation, menangkap radikal bebas SOD, dan khelating transition metal
transferin dan seruloplasmin. Antioksidan enzimatik diaktivasi secara selektif selama latihan fisk berat tergantung pada stres oksidatif jaringan dan kapasitas
pertahanan antioksidan. Otot skelet mengalami stres oksidatif lebih besar dibandingkan hati atau jantung karena peningkatan produksi ROS. Oleh karena
itu, otot membutuhkan perlindungan antioksidan melawan kerusakan oksidatif yang mungkin terjadi selama dan sesudah latihan fisik. SOD, katalase, dan
glutation peroksidase merupakan pertahanan primer melawan pembentukan ROS selama latihan fisik, dan aktivitas enzim – enzim ini diketahui meningkat sebagai
Universitas Sumatera Utara
17
respons terhadap latihan fisik baik pada penelitian binatang maupun manusia Ji, 1999.
2.5. Tocopherol