36
Sampel, mikropartikel solut antitestosteron dan agent pemindah testosterone sudah ada didalam pipet sebagai sampel pemeriksaan didalam satu
wadah dari reaction vessel RVSPR. Sampel dimasukkan kedalam well yang berisi alkalin pospatase berlabel
testosterone konjugat. Sampel dan konjugat dicampu masuk dan keluar SPR pada waktu tertentu dan kecepatan reaksi tertentu antigen akan dikaitkan dengan
antibodi yang telah dilekatkan oleh reaction vessel RV dan konjugat membentuk ikatan “sandwich”.
Komponen yang tidak terikat akan dihilangkan pada saat pencucian. Pada langkah akhir reaksi substrat 4-Methyl-umbelliferyl phospat akan berputar
masuk dan keluar RV. Enzyme konjugat katalisator akan menghidrolisa substrat menjadi product flourecent 4-Methyl-umbelliferone. Flouresensi ini diukur pada
panjang gelombang 450 nm. Intensitasnya sebanding dengan konsentrasi Testosteron dalam serum.
b. Pengamatan Jumlah Sperma
Pengamatan sperma dilakukan sebagai berikut : Suspensi sperma yang telah diperoleh terlebih dahulu dihomogenkan. Selanjutnya
diambil sebanyak 10 µl sampel dan dimasukkan kedalam kotak-kotak hemositometer Improved Neubauer serta ditutup dengan kaca penutup. Di bawah
mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali, hemositometer diletakkan dan dihitung jumlah sperma pada kotakbidang A.B,C,D, dan E. Hasil perhitungan
Universitas Sumatera Utara
jumlah sperma kemudian dimasukkan ke dalam rumus penentuan jumlah spermaml suspense sekresi cauda epididimis sebagai berikut :
Jumlah sperma = N 2 x 10
5
sperma ml suspensi
Dimana N = jumlah sperma yang dihitung pada kotak A,B,C,D, dan E.
Gambar 1. Kamar hitung Improved Neubauer
c. Pengamatan Berat Testis
Pengamatan dilakukan pada hari ke-35 pada semua kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Pengambilan organ testis
dilakukan dengan cara menggunting skrotum. Testis dikeluarkan dan dibebaskan dari ligamentum yang mengikat testis, digunting pada kedua ujungnya. Testis
tersebut diletakkan pada kaca arlogi, ditimbang dengan alat timbangan Sartorius 2402.
37
Universitas Sumatera Utara
38
Berat testis dicatat dalam ketelitian 0,1 mg. Untuk mendapatkan hasil akhir, jumlah berat testis kiri dan kanan dijumlah kemudian diambil rata-ratanya.
3.7. Analisis Data
Semua data dipresentasikan dalam bentuk rata-rata ± simpangan baku rata-rata ± SD.
Data yang terdistribusi normal dan homogeny diuji dengan uji ANOVA. Distribusi data yang tidak normal dan atau tidak homogen, dilakukan transformasi
data. Setelah data terdistribusi normal maka data diuji dengan uji ANOVA. Semua analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 15,0.
Dalam penelitian ini, hanya perbedaan rata-rata α ≤ 0,05 yang dianggap bermakna
signifikan.
Universitas Sumatera Utara
39
3.8. Jadwal Penelitian
Keseluruhan kegiatan penelitian dari persiapan sampai pada penulisan hasil penelitian adalah lebih kurang delapan minggu. Urutan kegiatan dan jadwal
pelaksanaan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :
MINGGU KE
No KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Persiapan √
2 Pelaksanaan √
√ √
√
3 Analisa Data
√
4 Penulisan Hasil
√
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL
Berdasarkan pengumpulan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat digambarkan pada beberapa grafik histogram yang tertera di bawah ini.
Beberapa parameter pengukuran, yakni; 1 Kadar Testosteron Plasma mencit Mus musculus L., 2 Jumlah Sperma Mencit, dan 3 Berat Testis mencit.
4.1.1. Kadar Testosteron Plasma mencit Mus musculus L.
Hasil pengukuran dan perhitungan kadar testosteron plasma testis mencit jantan dewasa ditampilkan pada Lampiran 1, Tabel 1, dan pada Gambar 2 di
bawah ini. Tabel 2. Rata-rata kadar Testosteron Plasma mencit Mus musculus L. setelah
perlakuan latihan fisik maksimal ngmL Perlakuan
Kadar testosterone plasma x ±SD P0 0,11±0,05
P1 0,45±0,85 P2 0,02±0,01
P3 1,06±0,89 P4 0,39±0,48
40
Universitas Sumatera Utara