29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium FMIPA Universitas Sumatera Utara dan laboratorium klinik Pramita Medan pada bulan Desember
2010 – Januari 2011.
3.2. Variabel Penelitian 3.2.1. Variabel Independent
Aktivitas fisik maksimal
Tocopherol
3.2.2. Variabel Dependent a.
Kadar testosteron dalam darah b.
Jumlah Sperma c.
Berat Testis
Universitas Sumatera Utara
30
3.3. Definisi Operasional a.
Latihan fisik maksimal : aktivitas fisik yaitu berenang sampai kelelahan. b.
Vitamin E : 2 mg
α-tokoferol asetat dalam 0,5 ml larutan. c.
Kadar testosteron : jumlah testosteron dalam nano gram yang terdapat
dalam 1 ml darah. d.
Jumlah sperma : banyaknya sperma yang diperoleh dari cauda epididimis
dalam 1 ml suspensi. e.
Berat Testis : satuan ukuran untuk menyatakan massa jaringan testis g.
3.4. Bahan Penelitian Bahan Biologis. Bahan biologis yang akan digunakan dalam penelitian
adalah mencit jantan Mus musculus L. strain DD Webster dewasa fertil berumur ± 3 bulan dengan berat badan 25-35 gram yang diperoleh dari FMIPA Biologi
Universitas Sumatera Utara USU Medan. Jumlah hewan coba perkelompok ditentukan ditentukan dengan rumus t-1 n-1
≥ 15 Federer., 1963. Jika t adalah jumlah perlakuan dalam perlakuan ini ada 5 kelompok pelakuan dan n
adalah jumlah ulangan perkelompok, maka jumlah n yang diharapkan secara teoritis adalah 5. Sehingga jumlah keseluruhan hewan coba yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah 25 ekor yang dipilih dari hasil perbanyakan untuk keperluan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
31
Bahan Kimia. Bahan kimia yang dibutuhkan pada penelitian ini terdiri
atas vitamin E murni Merck, Germany. Dalam bentuk vitamin E cair dl- α-
tochopherol asetat, aquades, NaCl 0,9, alkohol 70.
3.4.1. Peralatan Utama Penelitian
Alat utama yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas : a.
Axsym system abbott b.
Mikropipet 50-200 ul c.
Bak bedah dan dissecting set d.
Kaca arlogi e.
Timbangan sartorius 2402 f.
Cawan petri g.
Kamar hitung Improved Neubauer h.
Kaca objek dan mikroskop cahaya
3.5. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang didesain mengikuti Rancangan Acak Lengkap RAL. Penelitian ini terdiri atas 5
kelompok perlakuan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
32
a. Kelompok I P0 = terdiri dari 5 ekor mencit jantan dewasa yang tidak diberi
perlakuan kelompok kontrol. b.
Kelompok II P1 = terdiri dari 5 ekor mencit jantan dewasa yang diberi latihan fisik setiap hari selama 35 hari.
c. Kelompok III P2 = terdiri dari 5 ekor mencit jantan dewasa yang diberi
latihan fisik maksimal dan aquades selama 35 hari d.
Kelompok IV P3 = terdiri dari 5 ekor mencit jantan dewasa yang diberi latihan fisik maksimal setiap hari selama 20 hari pertama, kemudian 15 hari
berikutnya diberikan latihan fisik maksimal dan vitamin E 2 mghari per oral setiap hari.
e. Kelompok V P4 = terdiri dari 5 ekor mencit jantan dewasa yang diberi
latihan fisik maksimal dan vitamin E 2 mghari per oral setiap hari selama 35 hari.
Universitas Sumatera Utara
Mencit ditempatkan ke dalam kelompok secara random.
33
P4 LFM + Vit. E
P3 LFM
LFM +
Vit. E
P2 LFM + Aquadest 0,5 ml P1
Latihan Fisik Maksimal LFM P0
Kontrol
35 hari
20
3.6. Pelaksanaan Penelitian 3.6.1. Pemeliharaan Hewan Coba
Mencit diaklimatisasikan selama satu minggu dan ditempatkan di dalam kandang yang terbuat dari bahan plastic ukuran 30 x 20 x 10 cm yang ditutup
dengan kawat kasa. Dasar kandang dilapisi dengan sekam padi setebal 0,5-1 cm dan diganti setiap tiga hari. Cahaya ruangan dikontrol persis 12 jam terang pukul
06.00 sampai dengan pukul 18.00 dan 12 jam gelap pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00, sedangkan suhu dan kelembapan ruangan dibiarkan berada pada
kisaran alamiah. Pakan pelet komersial dan minum air PAM disuplai setiap
Universitas Sumatera Utara
34
hari secara berlebih. Ethical clearance diperoleh dari Komite Etik Penelitian Dewan Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
3.6.2. Pemberian Latihan Fisik Maksimal
Pemberian latihan fisik maksimal dilakukan dengan cara berenang sampai kelelahan Laksmi, 2010: Jawi et al., 2008: Yu et al., 2006: Leeuwenburgh and
LL 1998. Mencit diberenangkan di dalam wadah kasa ukuran 100 x 50 x 80 cm
vena diisi dengan air setinggi 60 cm tidak ada jalan keluar. Sebagai usaha untuk keluar dari wadah, maka tikus tersebut akan berenang, menyelam dan memanjat
dinding wadah dengan sekuat tenaga.Pada saat mencit berhenti dari segala gerakannya kecuali gerakan untuk bertahan hidup dalam hal ini mempertahankan
kepalanya tetap berada di permukaan air, maka inilah mencit dianggap telah melakukan latihan fisik maksimal dan setelah itu segera dikeluarkan dari wadah,
lalu di keringkan dengan handuk sampai bulunya kering dan kembalikan ke dalam kandang.
3.6.3. Pemberian Tocopherol
Tocopherol yang akan diberikan adalah dalam bentuk dl- α-tocoperol asetat
yang dilarutkan dalam aquades. Adapun dosis tocopherol yang akan diberikan adalah sebesar 2mghari per oral dalam 0,5 ml larutan Verma et al., 2001.
Universitas Sumatera Utara
35
3.6.4. Pengambilan Testosteron
Pada awalnya mencit dimatikan dengan cara mendislokasikan leher mencit lalu ditelengkankan kemudian difiksasi dengan peniti pada keempat ekstremitas.
Dinding perut dijepit dengan pinset dan digunting pada bagian perut bawah lalu dilebarkan kearah kiri dan kanan dinding perut akan terlihat isi perut lalu dicari
diapragma lalu digunting dan akan terlihat jantung kemudian lakukan pengambilan darah dengan spuit insulin melalui ventrikel kiri secara perlahan-
lahan.
3.6.5. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setelah 35 hari perlakuan, dimana masing-masing hewan coba akan dikorbankan dengan cara melakukan dislokasi dibagian leher
dan selanjutnya dibedah. Adapun pengamatan dilakukan sebagai berikut :
a. Pengamatan Kadar Testosteron
Pengamatan dilakukan pada hari ke-35 pada semua kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Kadar testosteron diperiksa
dengan menggunakan metoda MEIA Microparticle Enzyme Immunoassay. Solid Phase Receptacle SPR yang digunakan pada pemeriksaan ini merupakan fase
solid seperti pipet. Reagensia pada pemeriksaan ini siap pakai dan tersimpan dalam satu bungkus reagensia strip. Semua lanngkah pemeriksaan ini dilakukan
secara otomatis didalam alat.
Universitas Sumatera Utara
36
Sampel, mikropartikel solut antitestosteron dan agent pemindah testosterone sudah ada didalam pipet sebagai sampel pemeriksaan didalam satu
wadah dari reaction vessel RVSPR. Sampel dimasukkan kedalam well yang berisi alkalin pospatase berlabel
testosterone konjugat. Sampel dan konjugat dicampu masuk dan keluar SPR pada waktu tertentu dan kecepatan reaksi tertentu antigen akan dikaitkan dengan
antibodi yang telah dilekatkan oleh reaction vessel RV dan konjugat membentuk ikatan “sandwich”.
Komponen yang tidak terikat akan dihilangkan pada saat pencucian. Pada langkah akhir reaksi substrat 4-Methyl-umbelliferyl phospat akan berputar
masuk dan keluar RV. Enzyme konjugat katalisator akan menghidrolisa substrat menjadi product flourecent 4-Methyl-umbelliferone. Flouresensi ini diukur pada
panjang gelombang 450 nm. Intensitasnya sebanding dengan konsentrasi Testosteron dalam serum.
b. Pengamatan Jumlah Sperma