55
2. Hasil Observasi Kinerja Guru
Hasil pengamatan terhadap kinerja guru memperoleh hasil yaitu kehadiran guru pada siklus 1 memperoleh skor 4, sedangkan pada siklus 2
naik menjadi 5, penampilan guru di muka kelas pada siklus 1 memperoleh skor 4, sedangkan pada siklus 2 naik menjadi 5, cara guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran pada siklus 1 dan 2 memperoleh skor 5, cara guru dalam membimbing diskusi pada siklus 1 dan 2 memperoleh
skor 4, pengelolaan waktu pada siklus 1 memperoleh skor 3, sedangkan pada siklus 2 memperoleh skor 4, pengelolaan kelas pada siklus 1
memperoleh skor 4, sedangkan pada siklus 2 memperoleh skor 5. Jumlah skor dalam pengamatan siklus 1 adalah 24 dan berarti persentase kinerja
guru adalah 80, sedangkan jumlah skor dalam pengamatan siklus 2 adalah 28 dan berarti persentase kinerja guru adalah 93,3.
Secara keseluruhan atau rata-rata, kinerja guru mata pelajaran sejarah
selama pelaksanaan penelitian naik sebesar 13,3, ini berarti ada perkembangan dari siklus 1 ke siklus 2, dan dapat ditarik kesimpulan
bahwa pembelajaran model CIRC dapat meningkatkan kinerja guru mata pelajaran sejarah.
3. Hasil Evaluasi Belajar Siswa
Batas minimal KKM yang wajib diraih siswa adalah 6,5. Dari jumlah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Ambarawa sebanyak 43, siswa yang
56
tuntas belajar hanya 19 siswa atau persentase ketuntasan klasikal hanya sebesar 44 yang berarti belum memenuhi batas minimal ketuntasan
klasikal bahkan belum ada separuh dari jumlah siswa, dan daya serap siswa secara klasikal masih sangat rendah.
Hasil yang didapat setelah pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada siklus pertama yaitu jumlah siswa yang telah tuntas belajar atau telah
memenuhi KKM adalah sebanyak 33 siswa atau 76,7, yang berarti bertambah 14 siswa yang tuntas atau naik sebesar 32,7 dari masa pra
siklus dan jumlah siswa yang tidak tuntas belajar atau yang mendapat nilai 6,5 pada siklus 1 adalah sebanyak 10 siswa atau 23,3, yang berarti
berkurang 14 siswa yang tidak tuntas belajar atau berkurang sebesar 20,7 dari masa pra siklus. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal telah
dapat dicapai pada siklus 1 yaitu sebesar 76,7. Rata-rata nilai pada evaluasi hasil belajar siklus 1 adalah 7,5, ini berarti nilai rata-rata kelas
bertambah 1,1 atau naik sebesar 11 dari masa pra siklus dan nilai rata- rata ketuntasan klasikal sudah dapat tercapai.
Dari jumlah siswa sebanyak 43 siswa, pada siklus 2, setelah diadakan
kembali evaluasi pembelajaran didapatkan hasil yaitu jumlah siswa yang telah tuntas belajar atau telah memenuhi KKM pada siklus 2 adalah
sebanyak 41 siswa atau 95,3, yang berarti siswa yang tuntas belajar bertambah sebanyak 8 siswa atau naik sebesar 18,6 dari siklus 1, dan
jumlah siswa yang tidak tuntas belajar pada siklus 2 adalah sebanyak 2
57
siswa atau sebesar 4,7, yang berarti jumlah siswa yang tidak tuntas belajar berkurang sebanyak 8 siswa atau berkurang sebesar 18,6 dari
siklus 1. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal kembali dapat dicapai pada siklus 2 yaitu sebesar 95,3. Rata-rata nilai yang diperoleh
dari evaluasi pembelajaran pada siklus 2 adalah 8,4, ini berarti rata-rata nilai siswa secara klasikal naik sebesar 0.9 atau naik sebesar 9 dari nilai
rata-rata siklus 1. Dari penelitian yang telah dilakukan pada siklus 1 dan 2 didapatkan
kenaikan ketuntasan klasikal yaitu sebanyak 18,6, dan nilai rata-rata kelas hasil evaluasi belajar dari siklus 1 ke siklus 2 naik sebesar 0,9. Dari
hasil yang telah diperoleh selama dua siklus, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
CIRC dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Perkembangan prestasi siswa dari sebelum pelaksanaan siklus 1
hingga siklus 1 selesai dan dari siklus 1 ke siklus 2 bisa dikatakan memuaskan. Prestasi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ambarawa selalu
meningkat sejak penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition
. Secara umum nilai siswa naik atau mengalami perbaikan setelah penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated
Reading And Composition . Dari jumlah siswa sebanyak 43 siswa, setelah
penerapan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition,
jumlah siswa yang mengalami perbaikan nilai sebanyak 37 siswa, ini berarti kelas tersebut mengalami perbaikan prestasi sebesar 86,
58
siswa yang memperoleh nilai tetap atau tidak mengalami perbaikan dan tidak mengalami penurunan sebanyak 6 siswa atau siswa yang
memperoleh nilai tetap sebesar 14, sedangkan tidak ada siswa yang mengalami penurunan nilai atau siswa yang mengalami penurunan nilai
sebanyak 0 siswa atau 0. Setelah dilaksanakan kembali evaluasi pembelajaran pada siklus 2, jumlah siswa yang mengalami perbaikan nilai
dari siklus 1 ke siklus 2 adalah sebanyak 28 siswa atau sebesar 65,1 , selanjutnya siswa yang memeperoleh nilai tetap adalah sebanyak 10 siswa
atau sebesar 23,3, sedangkan siswa yang mengalami penurunan nilai adalah sebanyak 5 siswa atau sebesar 11,6, akan tetapi, meskipun nilai
yang diperoleh 5 siswa tersebut menurun, nilai yang mereka peroleh tetap di atas KKM yang telah ditetapkan sehingga tidak mempengaruhi
persentase ketuntasan klasikal.
4. Hasil Angket Siswa