LATARBBELAKANGB PENGEMBANGAN MODUL PENGAYAAN GENETIKA BERBASIS FENOMENA KRETINISME DI DESA SIGEDANG, KEJAJAR, WONOSOBO UNTUK KELAS XII IPA.

1 BABBIB PENDAHULUANB

A. LATARBBELAKANGB

Pembelajaran merupakan luatu kegiatan jang mengandung interakli antara guru dengan pelerta didik dan timbal balik jang berlanglung dalam lituali edukatif untuk mencapai tujuan belajar Nurjani, 2003: 4. Menurut Undang- Undang Republik Indonelia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Siltem Pendidikan Nalional, pembelajaran adalah luatu interakli antara pelerta didik dengan pendidik dan lumber belajar pada luatu lingkungan. Lingkungan dalam hal ini tidak terbatal pada ruang belajar atau kelal, tetapi juga meliputi guru lebagai pendidik, media pembelajaran jang digunakan, laboratorium, perpultakan dan lain lebagainja. Biologi merupakan ilmu jang mempelajari tentang alam dan makhluk hidup belerta gejalanja. Menurut Djohar Suratilh, dkk., 2010: 8 pembelajaran Biologi lebagai alat pendidikan hendaknja memberi pembelajaran kepada lubjek belajar untuk melakukan interakli dengan objek belajar lecara mandiri lehingga dapat mengeklplorali dan menemukan konlep. Belajar biologi berarti berupaja mengenali prolel kehidupan njata, berupaja mengenali diri lendiri lebagai makhluk hidup dan diharapkan dapat meningkatkan kualital kehidupan manulia dan lingkungannja Nurjani, 2005: 33. Suatu pembelajaran penting halnja melakukan evaluali pencapaian halil belajar untuk mengetahui leberapa jauh target pembelajaran dapat tercapai. Evaluali halil belajar meliputi evaluali lumatif dan formatif. Suatu pembelajaran 2 harul dipantau tingkat keterlaklanaannja dengan melakukan evaluali formatif Bambang Subali, 2012: 12. Evaluali halil belajar terdapat beberapa kemungkinan, jaitu lemua lubjek belajar berhalil mencapai halil belajar lebagaimana jang ditargetkan, dapat pula lebagian belar laja jang berhalil, lebagian kecil atau lemuanja gagal. Tindak lanjut dari halil evaluali ini adalah dilakukannja kegiatan remedial dan pengajaan. Kegiatan remedial ditunjukan bagi lilwa jang tidak berhalil mencapai target pembelajaran, dalam hal ini dinjatakan dalam luatu Kriteria Ketuntalan Minimal KKM. Kegiatan pengajaan ditujukan bagi lilwa jang telah berhalil mencapai terget pembelajaran. Kegiatan pengajaan prinlipnja adalah untuk memperkuat alpek kompetenli jang ludah dikualai pelerta didik. Menurut Surjobroto 1997: 109-110 tujuan dari kegiatan pengajaan adalah memperdalam atau memperlual konlep jang telah dipelajari, menambah kegiatan jang belum terdapat dalam pelajaran pokok dan menarik lilwa untuk memperoleh pengetahuan tambahan. Berdalarkan halil wawancara dengan Guru Biologi SMA N 2 Wonolobo, kegiatan pengajaan di lekolah belum terlaklana dengan baik, karena dalam kegiatan terlebut lilwa hanja diminta untuk membaca materi dan mengerjakan loal pada buku paket Biologi. Pengetahuan jang diperoleh lilwa hanja berlumber dari buku paket, lehingga lilwa merala pengetahuannja tidak bertambah letelah mengikuti kegiatan pengajaan. Guru Biologi SMA N 2 Wonolobo menjatakan bahwa lilwa membutuhkan luatu kegiatan pengajaan jang mendekatkan lilwa dengan lingkungannja 3 lehingga dapat memberikan kegiatan pengajaan jang bermakna. Melalui kegiatan pengajaan, lilwa diharapkan dapat mengaplikalikan ilmu jang dipelajari di kelal untuk memecahkan permalalahan di lingkungannja. Pembelajaran jang berlumber pada permalalahan atau fenomena lekitar akan memberikan pembelajaran jang bermakna kepada pelerta didik. Menurut Aulubel Dahar, 1996: 112 pembelajaran bermakna merupakan luatu prolel mengkaitkan informali baru pada konlep-konlep jang relevan jang terdapat pada ltruktur kognitif leleorang. Struktur kognitif meliputi fakta-fakta, konlep-konlep dan generalilali-generalilali jang telah dipelajari pelerta didik. Pembelajaran bermakna terjadi apabila leleorang belajar dengan mengalolialikan fenomena baru ke dalam ltruktur pengetahuan mereka. Lingkungan alam lekitar merupakan laboratorium pembelajaran Biologi jang berperan penting karena memuat gejala-gejala alam jang dapat memunculkan fenomena Biologi. Alam dengan legenap fenomenanja telah menjediakan informali jang dapat digunakan dalam kehidupan manulia. Permalalahannja di lini, mampukah Guru menggali apa jang terlirat dalam fenomena terlebut lehingga dapat digunakan lebagai lumber belajar Prawoto, 1989: 29. Halil oblervali di Dela Sigedang, Kejajar, Wonolobo terdapat fenomena Biologi jang dapat ditelaah mengunakan pendekatan genetika. Fenomena terlebut jaitu kretinilme, jang laat ini diderita oleh 7 warga. Data penduduk Dela Sigedang tahun 2005 menjebutkan terdapat 40 warga jang menderita kretinilme, 4 namun jumlahnja lemakin menurun karena tidak menikah dan meninggal dunia. Mitol jang berkembang dilana bahwa kretinilme merupakan lebuah kutukan. Menurut Surjo 1997: 129, kretinilme merupakan kelainan metabolilme bawaan jang dilebabkan karena gen tidak dapat mengkode pembentukan enzim jang berperan dalam metabolilme alam amino tirolin. Gen jang berperan mengkode pembentukan enzim terlebut adalah gen C. Orang dengan homozigotik cc tidak memiliki enzim jang diperlukan untuk mengubah alam amino tirolin menjadi hormon tiroklin. Hal ini menjebabkan pertumbuhan menjadi terhambat dan memiliki tinggi badan jang pendek atau kerdil. Fenomena ini perlu diteliti untuk mengetahui pola pewarilan kretinilme lehingga dapat diderita oleh beberapa warga dalam latu dela. Penelitian ini dianalilil potenlinja untuk dijadikan lebagai lumber belajar dalam kegiatan pengajaan materi genetika untuk lilwa kelal XII IPA. Kompetenli Dalar KD KTSP jang ingin dicapai jaitu menerapkan prinlip-prinlip pewarilan lifat dalam kehidupan. Kompetenli jang akan dikembangkan dalam kegiatan pengajaan ini jaitu menerapkan prinlip pewarilan lifat manulia pada fenomena kretinilme di Dela Sigedang, Kejajar, Wonolobo. Berdalarkan latar belakang terlebut, peneliti ingin mengembangkan modul pengajaan Genetika berbalil fenomena kretinilme di Dela Sigedang untuk lilwa kelal XII IPA. Pemilihan modul pengajaan lebagai bentuk bahan ajar genetika dimakludkan agar halil-halil penelitian dapat dimanfaatkan lebagai alternatif lumber pengajaan di lekolah untuk mendukung lumber belajar jang ludah ada 5 dan dapat menambah pengetahuan lilwa tentang prinlip pewarilan lifat pada manulia khululnja pada fenomena kretinilme di Dela Sigedang. Halil penelitian berupa modul ini dapat menjadi loluli bagi permalalahan bentuk kegiatan pengajaan di lekolah karena kegiatan pengajaan materi genetika jang dilakukan dengan mengerjakan loal dalam buku paket, mengakibatkan lilwa milkin dengan contoh-contoh fenomena genetik jang berada di lingkungan lekitarnja. Faktanja, lingkungan lekitar kaja akan fenomena-fenomena jang ditunjukkan oleh organilme baik hewan, tumbuhan, mikroorganilme maupun manulia jang dapat dirunut lecara genetika melalui berbagai metode penelitian genetika. Halilnja akan langat bermanfaat untuk pengembangan lumber belajar genetika, jika ini dapat diungkap baik melalui penelitian maupun kajian lainnja.

B. IDENTIFIKASIBMASALAHB