tahun berikutnya atau jatuh tempo pada tanggal 25 bulan ketiga setelah berakhirnya tahun pajak.
4. PPN dan PPnBM bendaharawan batas waktu pembayaran karena adanya Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,
Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding sesuai
dengan tanggal yang tercantum dan surat yang bersangkutan.
3. Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPnBM
a. Dasar Hukum Dasar hukum pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. b. Karakteristik dalam Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
1. Pengenaan terhadap PPnBM ini hanya satu kali yaitu pada saat penyerahan BKP yang tergolong mewah oleh pengusaha yang
menghasilkan atau pada saat impor. 2. PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya dengan PPN.
Namun demikian apabila eksportir mengekspor BKP yang tergolong mewah, maka PPnBM yang telah dibayar pada saat
perolehan dapat direstitusi. 31
c. Subyek Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang
Tergolong Mewah di dalam Daerah Pabean dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya dan pengusaha yang mengimpor barang
yang tergolong mewah. d. Obyek Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh Pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak,
yang Tergolong Mewah tersebut di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
2. Impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah. e. Penyerahan Barang Yang Dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah 1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah BKPTM
yang dilakukan oleh pengusaha yang menghasilkan BKPTM tersebut di dalam Daerah Pabean dalam lingkungan perusahaan dan
pekerjaannya. 2. Impor BKPTM.
f. Dasar Pengenaan Pajak DPP Pajak Penjualan Atas Barang Mewah DPP PPnBM sama dengan DPP PPN yaitu:
1. Nilai impor untuk impor barang mewah. 2. Harga jual untuk penjualan Barang Mewah oleh pabrik.
32
g. Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 1. Tarif PPnBM adalah serendah-rendahnya 10 sepuluh persen
dan paling tinggi 75 tujuh puluh lima persen. Tarif PPnBM dapat ditetapkan dalam beberapa pengelompokan
tarif, yaitu tarif terendah sebesar 10 sepuluh persen dan paling tinggi 75 tujuh puluh lima persen. Perbedaan kelompok tarif
tersebut didasarkan pada pengelompokan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang atas penyerahannya dikenakan juga Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah. Pengelompokan Barang Kena Pajak ini ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
2. Atas ekspor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah dikenakan pajak dengan tarif 0 nol persen.
PPnBM adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah di dalam Daerah Pabean. Oleh
karena itu, Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang diekspor atau dikonsumsi di luar Daerah Pabean, dikenakan
PPnBM dengan tarif 0 nol persen. PPnBM yang telah dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang
telah dibayar atas perolehan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang diekspor tersebut dapat diminta kembali.
h. Penghitungan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 33
PPnBM = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
B. Analisis Kepatuhan PKP dalam Pemungutan dan Penyetoran Pajak Terutang