Daftar Penerimaan PPN Terhadap Pajak Lainnya

TABEL

4. Daftar Penerimaan PPN Terhadap Pajak Lainnya

77 Pada daftar ini dapat di terlihat besarnya penerimaan PPNPPnBM yang diterima KPP Klaten dalam masa pajak tahun 2000-2002. Dan juga besarnya pajak selain PPNPPnBM yang diterima KPP Klaten. Dan penulis membandingkan besarnya penerimaan PPNPPnBM dibandingkan dengan seluruh penerimaan pajak yang diperoleh di KPP Klaten dikalikan seratus persen. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi penerimaan PPNPPnBM terhadap seluruh penerimaan yang diterima KPP Klaten periode 2000-2002. Kontribusi penerimaan PPNPPnBM = Penerimaan PPNPPnBM x 100 Penerimaan seluruh pajak Pada tabel 2.20 persentase besarnya kontribusi penerimaan PPNPPnBM tahun 2000 terhadap keseluruhan penerimaan pajak yang ada di KPP Klaten sebesar 53.01 masa pajak triwulan I dengan penerimaan PPNPPnBM sebesar Rp 21.267.346.960 dibandingkan dengan total penerimaan keseluruhan pajak yang diperoleh KPP Klaten sebesar Rp 40.120.820.830.. Pada tabel 2.21 persentase kontribusi penerimaan PPNPPnBM tahun 2001 terhadap keseluruhan penerimaan pajak di KPP Klaten sebesar 81,45pada masa pajak triwulan I tahun 2001 dengan realisasi penerimaan PPNPPnBM sebesar Rp 10.696.089.490 dibandingkan dengan penerimaan keseluruhan pajak yang diperoleh KPP Klaten sebesar Rp 13.131.735.880. 78 Pada tabel 2.22 persentase kontribusi penerimaan PPNPPnBM tahun 2002 terhadap keseluruhan penerimaan pajak di KPP Klaten sebesar 60,64 pada masa pajak triwulan IV tahun 2002 dengan realisasi penerimaan PPNPPnBM sebesar Rp 42.012.988.760 dibandingkan dengan penerimaan keseluruhan pajak yang diperoleh KPP Klaten sebesar Rp 70.937.009.910. Dari tabel tahun 2000-2002 realisasi penerimaan triwulan PPNPPnBM tertinggi pada tahun 2001 triwulan IV sebesar Rp 58.542.462.120. Sedangkan penerimaan PPNPPnBM tahun 2000-2001 selalu mengalami kanaikan begitu juga dengan penerimaan total keseluruhan pajak di KPP Klaten. 79 BAB III TEMUAN Penelitian yang dilakukan penulis di KPP Klaten menghasilkan data-data yang kemudian dianalisis adan dibahas pada bab sebelumnya. Dari setiap pembahasan tersebut menghasilkan suatu temuan antara lain: 1. Dari pembahasan target dan realisasi penerimaan pajak tahun 2000-2002 ditemukan:  Besarnya tingkat efektivitas tertinggi pada bulan Desember tahun 2001 sebesar 510,07 dimana tingkat efektivitas tersebut diikuti dengan kenaikan persentase tingkat efektivitas tertinggi tahun 2000-2002 sebesar 405,24. Realisasi penerimaan PPN meningkat dari rencana yang telah ditetapkan hal ini dikarenakan diterimanya Surat Perhitungan Pajak yang digunakan untuk mengolah SSP lembar kedua yang diterima KPP. Realisasi penerimaan PPN sebesar Rp 40.423.337.154  Tingkat efektivitas terendah pada bulan Mei tahun 2002 sebesar -63,78 dan hal ini mempengaruhi persentase tingkat efektivitas menurun hingga angka terendah tahun 2000-2002 sebesar 163,99. Rendahnya tingkat efektivitasa ini menyebabkan realisasi penerimaan pajak mengalami defisit sebesar Rp 5.824.011.936. Hal ini dikarenakan adanya restitusi yang diajukan PKP efektif, dimana 80 restitusi tersebut lebih besar dari penerimaan pajak pada masa pajak itu. 2. Dari pembahasan laporan perkembangan PKP dan realisasi penerimaan SPT Masa PPN tahun 2000-2002 ditemukan:  Realisasi penerimaan pajak pada SPT Masa PPN Industri tertinggi pada triwulan III tahun 2002 sebesar Rp 16.003.322.540 dari 311 PKP efektif .Dengan rata-rata realisasi penerimaan setiap PKP terdaftar sebesar Rp 51.457.628,75.  Realisasi penerimaan pajak pada SPT Masa PPN Perdagangan tertinggi pada triwulan IV tahun 2001 sebesar Rp 2.442.448.517 dari 341 PKP terdaftar. Dengan rata-rata realisasi penerimaan setiap PKP terdaftar sebesar Rp 7.162.605,622.  Realisasi penerimaan pajak pada SPT Masa PPN Jasa tertinggi pada triwulan II tahun 2002 sebesar Rp 2.110.713.027 dari 752 PKP terdaftar. Dengan rata-rata realisasi penerimaan setiap PKP terdaftar sebesar Rp 2.806.799,238  Realisasi penerimaan pada SPT Masa PPN untuk penerimaan PPnBM tertinggi pada triwulan II tahun 2002 sebesar Rp 897.221.116 dari 1 PKP terdaftar yang merupakan PKP industri. Bertambahnya jumlah PKP efektif tidak selalu meningkatkan realisasi penerimaan pajak pada suatu masa pajak. Hal ini terihat pada hasil realisasi penerimaan pajak terhadap perkembangan PKP terdaftar tahun 2000-2002. 80 3. Hasil dari pembahasan mengenai tingkat kepatuhan PKP terdaftar dalam menyampaikan SPT Masa PPN pada tahun 2000-2002 ialah:  Pada jenis SPT Masa PPN Industri tingkat kepatuhan rata-rata tahun 2000-2002 adalah 84. Artinya tingkat kepatuhan PKP terdaftar dalam menyampaikan SPT Masa PPN Industri sebesar 84.  Pada jenis SPT Masa PPN Perdagangan tingkat kepatuhan rata-rata tahun 2000-2002 adalah 80. Artinya tingkat kepatuhan PKP terdaftar dalam menyampaikan SPT Masa PPN Perdagangan sebesar 80.  Pada jenis SPT Masa PPN Jasa tingkat kepatuhan rata-rata tahun 2000- 2002 adalah 73. Artinya tingkat kepatuhan PKP terdaftar dalam menyampaikan SPT Masa PPN Jasa sebesar 73. 4. Penerimaan PPNPPnBM memberikan kontribusi yang besar terhadap keseluruhan jumlah penerimaan pajak di KPP Klaten. Dari pembahasan pada bab sebelumnya ditemukan persentase tingkat kontribusi penerimaan PPNPPnBM sebagai berikut:  Kontribusi tingkat persentase tertinggi tahun 2000 realisasi penerimaan PPNPPnBM terhadap total keseluruhan jumlah penerimaan pajak di KPP Klaten sebesar 53.01. Dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 21.267.346.960. Sedangkan penerimaan PPNPPnBM tahun 2000 Rp 72.977.783.540 sebesar 49.42 dari total keseluruhan penerimaan pajak sebesar Rp 147.658.360.900.  Kontribusi tingkat persentase tertinggi tahun 2001 realisasi penerimaan PPNPPnBM terhadap total keseluruhan jumlah penerimaan pajak di 81 KPP Klaten sebesar 81,45. Dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 10.696.089.490. Penerimaan PPNPPnBM tahun 2001 Rp 116.278.877.000 sebesar 60.65 dari total keseluruhan penerimaan pajak Rp 191.720.150.000.  Kontribusi tingkat persentase tertinggi tahun 2002 realisasi penerimaan PPNPPnBM terhadap total keseluruhan jumlah penerimaan pajak di KPP Klaten sebesar 66.47. Dengan realisasi penerimaan sebesar Rp 53.584.951.690. Penerimaan PPNPPnBM tahun 2002 Rp 125.370.680.500 sebesar 54.18 dari total keseluruhan penerimaan pajak Rp 231.382.265.800. 5. Jumlah realisasi penerimaan triwulan PPNPPnBM tertinggi tahun 2000- 2002 pada triwulan IV tahun 2001 sebesar Rp 58.542.462.120 jumlah tersebut berasal dari:  Rencana yang ditetapkan sebesar Rp 23.813.000.00O.  Tingkat efektivitas sebesar 245,84.  Jumlah PKP terdaftar sebesar 1367 untuk sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor jasa.  Tingkat kepatuhan industri sebesar 84,85  Tingkat kepatuhan perdagangan 86,21  Tingkat kepatuhan jasa 79,94  Persentase tingkat kontribusi terhadap penerimaan keseluruhan pajak sebesar 67,01 82 6. Penerimaan PPNPPnBM dan total keseluruhan pajak yang diterima KPP Klaten dari tahun 2000-2002 selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. 7. Tahun 2000 ditemukan:  PPN Industri menurun karena harga bahan baku naik sehingga penjualan menurun, dan adanya restitusi sebesar Rp.18.159 juta pada tahun 19992000 hanya sebesar Rp.1.567 juta, restitusi pada tahun 19992000 terdapat selisih sebesar Rp.8.587 juta.  PPN Perdagangan menurun karena harga barang-barang naik dan masyarakat belum mempunyai kemampuan untuk mengikuti kenaikan harga.  PPN Jasa mengalami kenaikan karena adanya PPN Jasa Angkutan BBM yang penjualannya meningkatkan dan bertambahnya PKP Jasa Wartel.  PPN Pemungut mengalami kenaikan karena adanya himbauan Bendaharawan yang tindakannya dikirim ke Kakanwil dan kepada Kepala BPKP Semarang sehingga bendaharawan banyak yang memenuhi kewajibannya.  Adanya kenaikan pada PPN Kegiatan Membangun Sendiri KMS disebabkan karena tidak digiatkannya pemeriksaan KMS dengan data Ijin Mendirikan Bangunan IMB oleh Pemda.  Tahun anggaran dicatat dari masa April-Desember. 83 8. Tahun 2001 ditemukan:  Objek Pertambahan Nilai diperluas, yaitu tambahan yang dulu tidak dikenakan, pada tahun 2001 dikenakan PPN.  Perekonomian pada tahun 2001 diperkirakan mengalami kemajuan dan politik semakin stabil.  Restitusi selama tahun 2001 diperkirakan sebesar Rp.3.860 juta. 84 BAB IV REKOMENDASI

A. Kesimpulan