Pengembangan soal open ended

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015 169 Masalah yang diformulasikan memiliki multi jawaban banyak penyelesaian yang benar disebut masalah tak lengkap atau disebut juga masalah open –ended problem atau masalah terbuka Suherman dkk; 2001. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Shimada l997 yaitu bahwa ketika menyusun masalah yang diformulasikan memiliki multijawaban yang benar maka masalah itu disebut “masalah tak lengkap” atau “open-ended problem.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah open-ended problem adalah masalah yang memiliki multijawaban yang benar banyak penyelesaian. Sifat “keterbukaan” dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut. Contoh penerapan masalah open-ended problem dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended problem diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran ini harus mampu mengarahkan dan membawa siswa untuk menjawab masalah dengan banyak cara atau banyak jawaban yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan intelektual siswa dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru serta bertujuan agar kegiatan-kegiatan kreatif siswa dapat terkomunikasikan melalui proses pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika, rangkaian pengetahuan, keterampilan, konsep, dan prinsip yang diberikan kepada siswa biasanya melalui langkah demi langkah atau secara bertahap agar kemampuan intelektual siswa dapat terorganisir secara optimal. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Shimada 1997 yaitu bahwa dalam pembelajaran matematika, rangkaian dari pengetahuan, keterampilan, konsep, prinsip, atau aturan diberikan kepada siswa biasanya melalui langkah demi langkah. Tentu saja rangkaian ini diajarkan tidak sebagai hal yang saling terpisah atau saling lepas, namun harus disadari sebagai rangkaian yang terintegrasi dengan kemampuan dan sikap dari setiap siswa, sehingga di dalam pikirannya akan terjadi pengorganisasian kemampuan intelektual yang optimal. Adapun tujuan dari pembelajaran open-ended problem menurut Nohda dalam Wahid, 2002 ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematika siswa melalui pemecahan masalah secara simultan. Jadi inti dari pembelajaran masalah open-ended problem adalah pembelajaran yang membangun kegiatan interaksi antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai cara atau strategi. Kegiatan matematika dan kegiatan siswa disebut terbuka apabila memenuhi ketiga aspek, yaitu: 1. Kegiatan siswa harus terbuka. 2. Kegiatan matematika adalah ragam berpikir, dan 3. Kegiatan siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan Suherman dkk., 2001.

2.4 Pengembangan soal open ended

Mengembangkan masalah open-ended problem yang tepat untuk siswa dengan tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Jepang dalam jangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksikan masalah tersebut, diantaranya: 1. Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata dimana konsep-konsep matematika dapat diawali dan dikaji siswa. 2. Soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu. 3. Sajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun geometri sehingga siswa dapat membuat suatu konjektur. 4. Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan matematika. 5. Berikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa mengelaborasi sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat yang umum. 6. Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasi dari pelajarannya Suherman dkk., 2001. Adapun tipe masalah open-ended problem menurut Sawada 1997 terdiri dari tiga tipe yaitu: 1 penemuan hubungan, 2 pengklasifikasian, dan 3 pengukuran. Setelah guru mengkontruksikan masalah dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran sebelum masalah itu 170 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015 ditampilkan di kelas yaitu: a Apakah masalah itu kaya dengan konsep-konsep matematika dan berharga? b Apakah level matematika dari masalah itu cocok untuk siswa? c Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut? Wahid, 2002. Contoh soal open ended 1. Tentukanlah dua buah bilangan asli yang jumlahnya seratus 2. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan linear dua variabel berikut ini. x + y = 2 dan x – y = 1 3. Tulislah lima bilangan desimal yang hasil pembulatannya adalah 7,26 4. Tulislah empat bentuk aljabar 3 suku, kemudian tentukan koefisien suku, suku tak sejenis dan suku sejenisnya 5. Faktorkanlah bentuk 2x 2 + 5x + 2

2.5 Pengembangan