Uji Hipotesis Uji Multikolinieritas

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015 243 2 Jika dianggap persamaan awal tersebut yang benar spesifikasinya, maka nilai residualnya harus dihubungkan dengan nilai kuadratvariable bebas. 3 Dapatkan nilai R2 untuk menghitung X2 hitung c. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari setiap kesalahan pengganggu untuk variabel- variabel bebas yang diketahui tidakmempunyai varian yang sama untuk semua observasi. Akibatnya penaksiran ordinary least square OLS tetap tidak bias dan tidak efisien, Ghozali, 2001: 70. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan uji Glejser. Uji Glejser dapat dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual seagai variabel dependen dengan semua variabel independen dalam model. Jika signifikansi berarti ada heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolinieritas

Multikoliniearitas adalah suatu hubungan liniear yang sempurna mendekati sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas Kuncoro, 2001:114. Jika terjadi korelasi yang tinggi maka hal ini dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pengujian atas kemungkinan terjadinya multikolinearitas dapat dilihat dengan menggunakan metode pengujian Tolerance Value atau Variance Inflation Factor VIF. Pedoman regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF di bawah “10” dan mempunyai angka Tolerance dibawah “1” Ghozali, 2001: 63-64.

3. Uji Hipotesis

Jika nila F hasil perhitungan lebih besar dari pada nilai Ftabel,p 0,05 maka hipotesis alternatif diterima sehingga model dikatakan baik atau tepat. 2 Koefisien Determinasi R2 Koefisien determinasi dilakukan untuk mendeteksi ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi ini, yaitu dengan membandingkan besarnya nilai koefisien determinan, jika R2 semakin besar mendekati 1 satu maka model semakin tepat. c. Uji Ketepatan Parameter Penduga Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat Kuncoro, 2001: 97. Uji t ini digunakan statistik t yang dihitung dengan formula sebagai berikut: Di mana: th = nilai t hitung b1 = koefisien regresi SEbi = standar error dalam koefisien regresi Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel, p0,05 maka Ha diterima, demikian pula sebaliknya.d. Sumbangan Prediktor Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa sumbangan kontribusi masing-masing variabel bebas. Ada dua jenis sumbangan, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Jumlah sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan koefisien determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relatif untuk semua variabel bebasnya sama dengan 1 atau 100 Setiaji, 2004. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Data Setelah semua data dari dokumen dan angket yang disebarkan kepada responden siswa siswa SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten Klaten langkah kedua adalah proses mendeskripsikan dan menganalisis data. Penulis dalam menyebarkan angket kepada 210 orang siswa dari tiga kelas yaitu kelas X sebanyak 108 siswa, kelas XI sebanyak 52 siswa dan kelas XII sebanyak 50. Adapun hasil penelitian disajikan dalam bentuk diskripsi data, pengujian hipotesis, pengujian asumsi klasik dan pembahasan hasil penelitian. a. Fasilitas Belajar X1 Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden = 210 siswa, Skor persepsi tentang fasilitas belajar yang tertinggi = 66 terendah = 49 mean = 59,93 varian = 12,172, Standar Deviasi = 3,489 dan modus = 62. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik histogram berikut 244 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika SNAPTIKA 2015, Palembang 16 Mei 2015 4.1.2. Motivasi Berprestasi X2 Dari data penelitian dapat diketahui jumlah responden = 210 siswa, Skor tentang motivasi berprestasi siswa yang tertinggi = 71 terendah = 54 mean = 63,75 varian = 13,347, Standar Deviasi = 3,653 dan modus = 66. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik histogram sebagai berikut: c. Hasil Belajar Matematika Y Skor tentang hasil belajar matematika yang tertinggi = 88 terendah = 71 mean = 79,81 varian = 10,968, Standar Deviasi = 3,312 dan modus = 77. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik histogram sebagai berikut: 4.2. Pengujian Hipotesis a. Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji adanya hubungan antara dua atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat. Hasil analisis regresi berganda diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 37,222 + 0,433 X1 + 0,261 X2 6,917 4,357 R2 = 45,7 F = 86,965 Sig F = 0,000 = Sig pada taraf uji 1 Keterangan: Y = Hasil belajar matematika X1 = Fasilitas belajar X2 = Motivasi berprestasi Tanda parameter b dalam hasil persamaan regresi berganda di atas adalah positif. Artinya bahwa hubungan fasilitas belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar matematika adalah positif searah, dengan demikian apabila terjadi peningkatan fasilitas belajar dan motivasi berprestasi, maka hasil belajar matematika juga semakin meningkat.

b. Uji Ketepatan Model 1 Uji F