Ego Identity menurut Marcia

28 diri namun juga melibatkan hubungan dengan orang lain, komunitas dan masyarakat 7 Suatu eksistensialisme. Erikson berpendapat bahwa remaja mencari arti dalam hidupnya sekaligus arti dari hidup secara umum, seperti layaknya seorang filsuf eksistensialisme.

b. Ego Identity menurut Marcia

Marcia, Panuel dan Wertsch dalam Anita, 2008 : 107 menjelaskan bahwa ego identity mengacu pada pengorganisasian berbagai dorongan, kemampuan, keyakinan dan riwayat individu dalam menjadi sebuah gambaran diri yang konsisten. Individu melibatkan berbagai pilihan dan keputusan yang disengaja, terutama tentang pekerjaan, nilai-nilai dan komitmen terhadap orang lain dan ide-ide. Marcia dalam Santrock, 2008: 194 menyebutkan tiga aspek dari perkembangan remaja muda yang penting untuk mengidentifikasikan pembentukan identitas yaitu remaja harus yakin bahwa mereka memperoleh dukungan dari orang tua, harus mencapai gagasan dan mampu merefleksikan diri yang terkait dengan masa depan. Marcia dalam Santrock, 2007: 193 menggunakan eksplorasi dan komitmen untuk mengklasifikasikan status identitas. Eksplorasi merupakan suatu periode perkembangan identitas dimana remaja berusaha untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai alterntif yang bermakna dan komitmen merupakan investasi pribadi terhadap hal-hal yang hendak dilakukan. Berdasarkan eksplorasi dan komitmen status identitas dibagi menjadi empat yaitu : 29 1 Identity Diffusion Status identitas dimana remaja belum pernah mengeksplorasi berbagai alternatif pilihan yang bermakna ataupun membuat komitmen apapun. Mereka tidak hanya membuat keputusan yang menyangkut pilihan pekerjaan, mereka juga cenderung kurang berminat untuk melakukan pekejaan 2 Identity Foreclosure Status identitas dimmana remaja telah membuat komitmen tetapi tidak pernah mengalami eksplorasi. Terjadi keika orang tua bersikap otoriter terhadap remaja sehingga remaja belum memiliki eksplorasi terhadap berbagai pendekatan, ideologis dan pekerjaannya sendiri. 3 Identity Moratorium Status identitas pada remaja yang berada pada pertengahan eksplorasi namun belum memiliki komitmen yang jelas terhadap identitas tertentu 4 Identity Achievement Status identitas pada remaja yang telah mengalami eksplorasi identitas dan membentuk komitmen yang jeas terhadap identitas tertentu Berdasarkan kajian tentang ego identity peneliti menggunakan teori ego identity yang dikembangkan oleh Marcia karena terdapat pembagian status identitas dengan perbedaan yang jelas antar status identitas berdasarkan eksplorasi dan komitmen yaitu identity diffusion, 30 identity foreclosure, identity moratorium dan identity achievement serta relevan dengan yang akan diteliti oleh peneliti

B. Pola Pengasuhan

1. Pengertian

Menurut Kohn dalam Casmini, 2007 : 47 bahwa pola pengasuhan merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anak yang meliputi, pemberian aturan, hadiah, hukuman dan pemberian perhatian serta tanggapan terhadap perilaku anak. Menurut Casmini 2007 : 47 Pola pengasuhan berarti bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada umnya. Menurut Sugihartono, dkk 2012 : 31 Pola asuh orang tua adalah perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak. Pola asuh yang diterapkan tiap keluarga berbeda. Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang pola pengasuhan, peneliti menyimpulkan bahwa pola pengasuhan adalah cara orang tua berinteraksi dengan anak guna mendidik, membimbing dengan pemberian perhatian, mendisiplinkan dan melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan hingga pada upaya pembentukan norma di masyarakat.

2. Arti Penting Pola Pengasuhan Bagi Perkembangan Manusia

Imam Gozhali dalam Casmini, 2003 : 2 menyatakan bahwa Anak dilahirkan oleh orang tuanya dengan membawa fitrah yang seimbang dan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN INTELEGENSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

1 13 48

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP N 24 SURAKARTA Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa Smp N 24 Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Dengan Perilaku Bullying Pada Siswa Smp N 24 Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU KEDISIPLINAN PADA SISWA SMP Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Disiplin Akademik Pada Siswa SMP.

0 6 14

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH OTORITER DENGAN PERILAKU DISIPLIN AKADEMIK PADA SISWA SMP Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Disiplin Akademik Pada Siswa SMP.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP POLA ASUH OTORITER DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA SMP Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Otoriter Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Siswa SMP.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR DENGANPRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMP NEGERI 2 Hubungan antara Kedisiplinan Belajar dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMP Negeri 2 Pekalongan.

0 0 15

Hubungan antara pola pengasuhan orang tua dan tingkat kemandirian clubbers usia remaja.

0 3 156

Antara Sahabat dan Ego docx

0 0 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua Dengan Perfeksionisme Maladaptif Pada Siswa Sma Negeri 7 Surakarta

0 1 9