32 didapatkan hubungan yang bermakna antara ekspresi IGF-1
jaringan dengan hiperplasia prostat. Studi ini tidak dilakukan dengan design kasus kontrol sehingga tidak bisa menggambarkan
peningkatan risiko hiperplasia prostat yang diakibatkan oleh peningkatan IGFB-3. Pada penelitian kami, dengan rancangan
kasus kontrol mendapatkan jika kadar IGF-1 yang tinggi meningkatkan risiko hiperplasia prostat.
Apabila dikaji dan disintesis lebih mendalam, pada prostat yang sehat, sel stromal memproduksi IGFs, IGFBP-2, IGFBP-3,
IGFBP-4, sedangkan sel epitel dominan mengekspresikan IGF-1R, IGFBP-2 dan IGFBP-4 serta sebagian kecil IGFBP-3, and IGFBP-
6 Russel
et al.,
1998. Pada prostat yang mengalami proliferasi, sel epitel memproduksi cathepsin D dan PSA yang dapat berperan
menyerupai protease dalam memecah ikatan antara IGFs dengan IGFBPs sehingga meningkatkan kadar IGFs bebas Lubik
et al.,
2011. Ekspresi yang berlebihan dari IGF-1 dapat menstimulasi terjadinya pertumbuhan sel, proliferasi sel dan antiapoptosis
melalui mekanisme parakrin maupun autokrin
paracrine or autocrine mechanism
Dasgupta
et al.,
2012. Insulin mensupresi beberapa IGFBPs dan menstimulasi
produksi IGFs sehingga meningkatkan bioavailabilitas IGFs. Insulin memiliki struktur yang mirip dengan IGF-1 dan berikatan
dengan reseptor IGF-1 sehingga dapat mengaktivasi berbagai jalur pensinyalan yang kompleks yang berhubungan dengan proliferasi
sel-sel pada prostat, atau melalui jalur alternatif yang dapat menurunkan IGF-1BP sehingga meningkatkan bioavalibilitas IGF-
1 Sarma
et al.,
2009. Ikatan antara IGF-1 atau insulin dengan IGF-1R menginduksi
aktivasi jalur tyrosine kinase di dalam sel Burton
et al.,
2010. Fosforilasi dari Shc akan mengaktivasi jalur MAPK yang
menstimulasi pertumbuhan dan proliferasi sel, sedangkan fosforilasi terhadap IRS akan mengaktivasi jalur PI3K yang
menyebabkan terjadinya hambatan proses apoptosis dan proliferasi sel melalui stimulasi terhadap beberapa faktor transkripsi seperti
NF-
κB
nuclear factor-
κB, dan mTOR
mammalian Target Of Rapamycin.
Secara molekuler, aktivasi jalur kinase inilah yang
33 berperan penting mencetuskan terjadinya hiperplasia prostat
Rawlands
et al.,
2012. Apabila diuji secara bivariate, pada penelitian ini terbukti jika
Ob-Ab dengan kadar IGF-1 yang tinggi 150 ngmL memiliki risiko lebih tinggi mengalami hiperplasia prostat jika dibandingkan
dengan Ob-Ab dengan kadar IGF-1 rendah.
6.3 Inflamasi IL-6 dan hsCRP dan Hiperplasia Prostat Pada Ob-Ab
Dalam hubungannya dengan inflamasi yang berdasarkan kajian pustaka dianggap sebagai peran sentral dan variabel antara
yang menjembatani antara resistensi insulin dengan hiperplasia prostat pada Ob-Ab, pada penelitian ini justru tidak mendapatkan
perebedaan bermakna kadar IL-6 dan hsCRP pada kelompok Ob- Ab dengan hiperplasia prostat dibandingkan dengan tanpa
hiperplasia prostat. Namun pada penelitian ini didapatkan kecenderungan kadar IL-6 dan hsCRP sebagai marker inflamasi
lebih tinggi pada kelompok kasus dibandingkan kontrol berturut turut 1,07 0,25-5,68 vs 0,71 0,15-3,62 pgdL dan 1,45 0,3-
13,5 vs 1,00 0,2-9,2 mgL. Hal ini mungkin disebabkan oleh rata-rata baik pada kelompok kasus ataupun kontrol memiliki
kadar IL-6 dalam batas normal. Kadar interleukin dan reaktan fase akut ini kadarnya sangat berfluktuasi pada plasma sehingga tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Di lain pihak kondisi yang mungkin berpengaruh adalah beberapa sampel dalam
penelitian ini diambil pada kondisi pasien sudah dioperasi, sehingga beban sitokin akan berkurang dengan telah berkurangnya
masa prostat yang mengalami hiperplasia.
Studi potong lintang oleh Saadi
et al.,
mendapatkan jika hsCRP dan IL-6 paling tinggi pada kelompok BPH dengan LUTS
jika dibandingkan dengan kelompok BPH saja atau dengan orang sehat Saadi
et al.,
2012. Penelitian ini melibatkan 56 sampel yang dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok BPH+LUTS, kelompok
BPH saja dan orang sehat. Untuk hsCRP, kadar rata-rata pada masing-masing kelompok tersebut didapatkan 10,04±1,58; 5±0,36;
34 2,8±0,5 mgL dengan nilai p0,001. Untuk IL-6 kadar rata-rata
pada masing-masing kelompok tersebut berturut-turut 14,56±1,1; 8,82±0,93; 12,6±0,82 dengan nilai p0,001.
Penelitian lain oleh Hung
et al.,
mendapatkan hubungan bermakna hsCRP dengan LUTS pada pasien BPH, namun tidak
didapatkan hubungan bermakna antara hsCRP dengan volume prostat Hung
et al.,
2014. Studi ini merupakan studi potong lintang yang cukup besar dengan melibatkan 853 sampel.
Didapatkan kadar rata-rata hsCRP pada karakteristik dasar subyek sebesar 3,1±0,43 mgdL, berhubungan secara bermakna dengan
IPSS dengan koefisien korelasi r=0,151, p0,001.
Apabila kita bandingkan, penelitian kami mendapatkan kadar IL-6 pada kelompok Ob-Ab dengan hiperplasia prostat sangat
rendah, bahkan dengan rentang antara 0,25-3,72 mgdL. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap hasil yang tidak bermakna IL-6
dan hsCRP meningkatkan risiko BPH pada Ob-Ab meskipun secara konsep dan kajian teori inflamasi memang memegang
peranan sentral dalam hubungannya dengan fibrosis dan hiperplasia prostat.
Pada penelitian kami hanya didapatkan kecenderungan IL-6 dan hsCRP lebih tinggi pada kelompok kasus jika dibandingkan
kontrol. Kadar IL-6 dan hsCRP pada penelitian kami jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya
seperti yang disebutkan di atas.
Beberapa studi epidemiologis menunjukkan lebih dari 25 keganasan berhubungan dengan inflamasi kronis dan sebesar 15
dari kematian pada pasien kanker disebabkan karena inflamasi Hsing, 2007; Burton
et al.,
2007. Pelepasan mediator inflamasi yang berlangsung kronis dan berlebihan secara teori dianggap
dapat menyebabkan peningkatan inisiasi, promosi dan progresi tumor Lehrer
et al.,
2005; Bruton
et al.,
2007.
Pada obesitas, jaringan adipose berada dalam kondisi inflamasi kronis, yang mempunyai peranan yang penting terhadap
timbulnya resistensi insulin, dislipidemia dan diabetes tipe 2, begitu juga penyakit komorbid lain seperti penyakit kardiovaskuler