Pendahuluan RESISTENSI INSULIN MENINGKATKAN RISIKO HIPERPLASIA PROSTAT MELALUI PENINGKATAN INSULINE LIKE GROWTH FACTOR-1 PADA PENDERITA OBESITAS ABDOMINAL.
6 tingginya prevalensi Ob-Ab, mencapai 1.091 jiwa dengan
prevalensi 8 pada laki-laki dan 18 pada perempuan Johnson, 2013.
Prevalensi DM juga terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya prevalensi SM dan obesitas
khususnya Ob-Ab. Di tahun 2012
International Diabetes Federation
IDF memperkirakan 371 juta jiwa penduduk dunia 8,3 menderita DM IDF, 2012. Dari jumlah tersebut 50nya
merupakan kasus yang tidak terdiagnosis. Indonesia menempati peringkat 7 dalam jajaran 10 besar negara dengan jumlah penderita
DM terbesar di dunia IDF, 2012. Jumlah penderita DM diperkirakan sekitar 7,3 juta jiwa pada tahun 2011 IDF, 2011.
Pada tahun 2012 jumlah penderita DM meningkat menjadi 7,6 juta jiwa IDF, 2012. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat
hingga mencapai 11,8 juta jiwa pada tahun 2030. Pada saat itu Indonesia diperkirakan berada pada peringkat ke 9 negara dengan
penderita DM terbesar di dunia. Hasil RISKESDAS oleh DepKes pada tahun 2007, mendapatkan jika prevalensi DM di Indonesia
mencapai 5,7 Depkes, 2007.
Komplikasi SM dan DM sudah dimulai sejak dini sebelum diagnosis ditegakkan. Sekitar 50 pada saat diagnosis ditegakkan
sudah menderita komplikasi kronik, 21 diantaranya mengalami retinopati, 18 dengan gambaran EKG yang abnormal, dan 14
dengan gangguan aliran darah ke tungkai dan sisanya berhubungan dengan keganasan gastrointestinal dan keganasan di bidang urologi
terutama pada laki-laki IDF 2012; WHO 2014. Komplikasi DM tersebut mengurangi produktivitas dan harapan hidup pasien
sampai 15 tahun. Di Dunia 4,8 juta jiwa meninggal karena DM sebagai akibat SM pada tahun 2012. Mortalitas akibat diabetes di
Indonesia cukup tinggi, sekitar 155.465 jiwa penduduk Indonesia meninggal karena DM IDF, 2012.
Disamping sebagai
konstelasi faktor
risiko yang
mengakibatkan DM dan PKV, SM ataupun masing-masing komponennya terutama Ob-Ab dan resistensi insulin dari beberapa
studi epidemiologi dihubungkan dengan beberapa penyakit degeneratif seperti hiperplasia prostat Gorbanchyski
et al.,
2010;
7 WHO, 2014. Pada laki-laki, hiperplasia prostat merupakan salah
satu 3 penyakit degeneratif yang paling sering didapatkan seiring dengan bertambahnya usia selain hipogonad dan disfungsi ereksi
yang sangat berhubungan dengan inflamasi kronik yang bersifat
low grade
. Lima belas persen laki-laki diatas 40 tahun ditemukan dengan kelainan prostat dan prostatitis, 20-40nya dengan
Benign Prostate Hyperplasia
BPH. Pada tahun 2007 terdapat 218.890 kasus baru BPH di Amerika Serikat dengan kematian mencapai
27.050 dan pada tahun 2010, dan insidennya terus meningkat mencapai 230.000 kasus baru Braun
et al.,
2011. Resistensi insulin didefinisikan sebagai resistensi terhadap
efek metabolik insulin yang berakibat pada insensitivitas jaringan terhadap insulin Hawkins Rossetti, 2005. Efek metabolik
insulin mencakup efek penghambatan terhadap produksi glukosa endogen, efek stimulasi pada pengambilan glukosa dan sintesis
glikogen pada jaringan, serta menghambat penguraian lemak pada jaringan adiposa Ghani, 2006. Tanpa adanya defek pada fungsi
sel beta pankreas, individu mengkompensasi resistensi insulin dengan peningkatan jumlah sekresi insulin hiperinsulinemia
Masharani
et al.,
2004. Ob-Ab sangat berhubungan dengan kondisi resistensi insulin
sebagai dampaknya yang mengakibatkan hiperinsulinemia Carr Brunzell, 2004. Ob-Ab juga sangat berhubungan dengan inflamasi
sistemik kronik
low grade
akibat peningkatan sitokin proinflamasi seperti CRP serta status protrombotik seiring dengan peningkatan
kadar
plasminogen activator inhibitor
-1 PAI-1 serta stres oksidatif Kahn
et al.,
2005. Model patogenesis dari resistensi insulin ini terintegrasi antara
hubungan genetik, obesitas, dan faktor lingkungan Masharani
et al.,
2004; Hawkins Rossetti, 2005; Kahn
et al.,
2005. Mutasi genetik yang terjadi berakibat pada defek aksi insulin dan sekresi
insulin. Resistensi insulin pada obesitas berhubungan dengan faktor-faktor sirkulasi yang dihasilkan oleh adiposit seperti TNF-
α Tumor Necrotizing Faktor alfa, FFA Free Fatty Acid, dan
leptin. Namun yang paling dominan adalah Asam Lemak BebasFFA Evans
et al.,
2002. Jaringan lemak intraabdominal
8 pada obesitas abdominal akan melepaskan FFA berlebihan yang
dapat menginduksi resistensi insulin karena akan bersaing dengan glukosa sebagai sumber energi untuk dioksidasi di jaringan perifer.
Secara molekuler FFA dapat mengaktivasi
protein kinase C
PKC,
nuclear factor kappa Beta
NF- қB,
mitogen activated protein kinase
p38MAPK,
NH2-termial jun kinaseStress activated protein kinase
JNKSAPK, yang mengakibatkan peningkatan fosforilasi serinethreonine pada IR atau substratnya
sebagai penyebab penurunan sensitivitas reseptor terhadap insulin sehingga dikompensasi dengan kondisi hiperinsulinemia. Jalur-
jalur pensinyalan ini juga berperan dalam meningkatkan produksi
reactve oxygen species
ROS yang akhirnya menempatkan penderita SM apalagi yang sudah jatuh ke kondisi DM pada
keadaan stres oksidatif dan kondisi proinflamasi khususnya inflamasi kronik yang bersifat
low grade
Evans
et al.,
2002; Opie, 2007; Grundy, 2008.
Inflamasi kronik yang bersifat
low grade
yang terjadi pada SM akibat meningkatnya inflitrasi makrofag ke jaringan lemak
yang ditandai dengan meningkatnya sitokin proinflamasi seperti TNF-
, IL-6 dan CRP selain berperan dalam patogenesis resistensi insulin juga dianggap memiliki peran dalam kejadian hiperplasia
prostat Hsing
et al.,
2007. Inflamasi pada SM yang dikaitkan dengan peningkatan kejadian hiperplasia prostat dihipotesiskan
melalui: 1 meningkatnya mediator proinflamasi seperti sitokin dan ROS; 2 meningkatnya ekspresi onkogen seperti COX-2 dan
MMP; 3 meningkatnya faktor transkripsi gen proinflamsi yaitu NF-kB, STAT3 dan HIF-
Bruton
et al.,
2010; Ramos, 2013. Apabila proses inflamasi kronik, ROS dan serangkaian proses yang
sudah disebutkan diatas mengenai organ target prostat dapat menimbulkan fokal atropi jaringan prostat yang disertai proliferasi
jaringan epitel dan infiltrasi sel-sel radang yang disebut sebagai PAI
prolifereative inflammatory atrophy
. PIA akan mengalami transformasi menjadi
high grade prostatic hyperplasia
PIN Lehrer 2005; Patel
et al.,
2013. Kerusakan jaringan dan serangkaian proses penyembuhan kronik sebagai kompensasi
9 penyembuhan cedera sel yang berulang juga akan mempercepat
timbulnya nodul BPH Briganti
et al.,
2009; Nunzio
et al.,
2011. Kondisi hiperinsulinemia sekunder akibat resistensi insulin
pada SM juga berhubungan dengan pembesaran prostat dan manifestasi klinis
lower urinary tract symptoms
LUTS. Hiperinsulinemia berhubungan dengan peningkatan aktivitas saraf
simpatis dan akan meningkatkan tonus saraf simpatis prostat sehingga akan memperparah gejala LUTS dalam hubungannya
dengan hiperplasia prostat. Hiperglikemia sendiri juga akan meningkatkan
cytosolic-free calcium
pada sel otot polos dan jaringan neural yang akan meningkatkan aktivasi saraf simpatis.
Hiperinsulinemia juga akan meningkatkan aktivitas aksis
insulin grwoth factor-1
IGF-1 axis, dimana hiperinsulinemia akan menurunkan produksi
insulin grwoth factor binding protein 1dan 2
IGFBP-1 dan 2, yang berfungsi mengikat IGFs dan menurunkan aktivitas biologisnya pada
IGF-1 Receptor
IGF-1R sehingga akan meningkatkan IGFs bebas yang dapat meningkatkan
proliferasi dan menghambat apoptosis sel Reneham
et al.,
2006. Ikatan IGF-1 atau 2 pada IGF-1R akan mengaktivasi jalur tyrosine
kinase. Posforilasi Shc akan mengaktivasi MAPK yang berhubungan dengan proliferasi dan hiperplasia termasuk
peningkatan risiko keganasan. Hal ini dapat mempercepat hiperplasia seluler dalam kaitannya dengan abnormalitas
metabolik, seperti pada hiperplasia prostat Hsing
et al.,
2007. Penelitian mengenai hubungan resistensi insulin yang dinilai
dari HOMA-IR, peran inflamasi yang dinilai dari kadar CRP terhadap IGF-1 dalam kaitannya dengan peningkatan risiko
hiperplasia prostat pada SM belum pernah dilaporkan.
10
3. Kerangka Berpikir, Konsep Dan Hipotesis Penelitian 3.1 Kerangka Berpikir
SM merupakan suatu konstelasi faktor risiko yang terdiri dari resistensi insulin, obesitas abdominal, hipertensi, kegagalan
toleransi glukosa prediabetes dan dislipidemia dianggap sebagai tahapan awal dalam perjalanan klinis DM dan PKV yang
menyebabkan penderita
dalam kondisi
proinflamasi dan
protrombosis. Disamping sebagai konstelasi faktor risiko yang mengakibatkan DM dan PKV, SM ataupun masing-masing
komponennya terutama Ob-Ab dan resistensi insulin dari beberapa studi epidemiologi dihubungkan dengan tingginya angka kejadian
penyakit degeneratif di bidang urologi seperti hiperplasia prostat.
Inflamasi kronik yang bersifat
low grade
yang terjadi pada Ob-Ab akibat meningkatnya inflitrasi makrofag ke jaringan lemak
yang ditandai dengan meningkatnya sitokin proinflamasi seperti TNF-
, IL-6 dan CRP selain berperan dalam patogenesis resistensi insulin juga dianggap memiliki peran dalam kejadian hiperplasia
prostat. Inflamasi pada Ob-Ab yang dikaitkan dengan peningkatan kejadian
hiperplasia prostat
dihipotesiskan melalui:
1 meningkatnya mediator proinflamasi seperti sitokin dan ROS; 2
meningkatnya ekspresi onkogen seperti COX-2 dan MMP; 3 meningkatnya faktor transkripsi gen proinflamsi yaitu NF-kB,
STAT3 dan HIF- . Apabila proses inflamasi kronik, ROS dan
serangkaian proses yang sudah disebutkan diatas mengenai organ target prostat dapat menimbulkan fokal atropi jaringan prostat yang
disertai proliferasi jaringan epitel dan infiltrasi sel-sel radang yang disebut sebagai PAI
prolifereative inflammatory atrophy
. PIA akan mengalami transformasi menjadi
high grade prostatic hyperplasia
PIN. Kerusakan jaringan dan serangkaian proses penyembuhan kronik sebagai kompensasi penyembuhan cedera sel
yang berulang juga akan mempercepat timbulnya nodul BPH. Hiperinsulinemia juga akan meningkatkan aktivitas aksis
insulin grwoth factor-1
IGF-1 axis, dimana hiperinsulinemia akan menurunkan produksi
insulin grwoth factor binding protein
11
1dan 2
IGFBP-1 dan 2, yang berfungsi mengikat IGFs dan menurunkan aktivitas biologisnya pada
IGF-1 Receptor
IGF-1R sehingga akan meningkatkan IGFs bebas yang dapat meningkatkan
proliferasi dan menghambat apoptosis sel. Ikatan IGF-1 atau 2 pada IGF-1R akan mengaktivasi jalur tyrosine kinase. Posforilasi
Shc akan mengaktivasi MAPK yang berhubungan dengan proliferasi dan hiperplasia termasuk peningkatan risiko keganasan.
Hal ini dapat mempercepat hiperplasia seluler dalam kaitannya dengan abnormalitas metabolik, seperti pada hiperplasia prostat.
2 Konsep Penelitian
Gambar 3.1 Konsep Penelitian
Hiperplasia Prostat
USG, LUTSSkor IPSS
Umur Jenis
kelaminlaki- laki
Suku bangsa
FAKTOR PASIEN
Resistensi Insulin
Obesitas abdominal
Hiperinsuline mia
IGF-1 Inflamasi
CRP, Sitokin
proinflamasi TNF-
, IL-