Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Sudarwan, 2010: 31. Adapun sekolah ya n g merupakan suatu komunitas pendidikan, yang salah satu esensinya adalah membentuk jiwa kepemimpinan kepada setiap individu di dalam sekolah dalam rangka menuju menjadi manusia yang seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter. Pengertian baik dan berkarakter mengacu pada norma yang dianut, yaitu nilai-nilai luhur Pancasila yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam harkat dan martabat manusia Sri Sugiharti, 2013: 7. Pendidikan terwujud melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini terjadi tidak hanya sekedar pada tahap transfer pengetahuan knowledge semata, melainkan juga pada tahap transfer keterampilan skill hingga pada tahap transfer nilai-nilai values yaitu nilai-nilai kehidupan pada umumnya dan nilai-nilai spiritual keagamaan. Tahap inilah yang pada akhirnya mengarah kepada pembentukan karakter character. Pendidikan pada akhirnya adalah pembangunan karakter. Proses pembelajaran yang bermuatan pendidikan karakter itu dapat dilihat pada implementasikan dari ajaran pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara melalui Trilogi Kepemimpinan Pendidikan yang diajarkan, yaitu ing ngarsa sung tulada, ing 2 madya mangun karsa, tut wuri handayani, di dalam Sekolah Taman Siswa mempunyai kebijakan untuk menerapkan kepemimpinan pendidikan mencakup konsep Ki Hadjar Dewantara. Adanya kenyataan di dunia yang terus mengalami perkembangan, pergaulan hidup antar satu bangsa dengan bangsa lainnya tidak dapat terhindarkan. Pengaruh kebudayaan dari luar semakin mungkin untuk masuk berakulturasi dengan kebudayaan nasional. Oleh karena itu, seperti dianjurkan Ki Hadjar Dewantara, haruslah bisa memilih mana yang baik untuk menambah kemuliaan hidup dan mana kebudayaan luar yang akan merusak jiwa rakyat Indonesia dengan selalu mengingat: semua kemajuan di lapangan ilmu pengetahuan harus terorientasikan dalam pembangunan martabat bangsa Sri Sugiharti, 2013: 10. Pembangungan martabat diakui bisa dilakukan dari pendidikan. Pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan, harus menggunakan dasar tertib dan damai, tata tentram dan kelangsungan kehidupan batin, kecintaan pada tanah air menjadi prioritas, karena ketetapan pikiran dan batin itulah yang akan menentukan kualitas seseorang. Pendidikan yang mengusung trilogi kepemimpinan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, dapat memajukan pertumbuhan budi pekerti-pikiran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, agar pendidikan dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni: kehidupan yang selaras dengan perkembangan dunia. Tanpa meninggalkan jiwa kebangsaan Sri Sugiharti, 2013: 10-11. 3 Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin seharusnya dalam praktek sehari-hari selalu berusaha memperhatikan dan mempraktekkan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah, yaitu ; 1 kepala sekolah harus bertindak arif, bijaksana, adil, tidak ada pihak yang dikalahkan atau dianakemaskan; 2 Saran dari kepala sekolah sangat diperlukan, sehingga akan menambah semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing; 3 Kepala sekolah harus bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang diperlukan oleh para guru, staf, dan siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan suasana yang mendukung; 4 Kepala sekolah harus menjadi katalisator atau mampu menimbulkan dan menggerakkan semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan; 5 Kepala sekolah harus dapat menciptakan rasa aman di dalam sekolah; 6 Kepala akan menjadi pusat perhatian , oleh karena itu penampilan seorang kepala sekolah harus selalu dijaga integritasnya, terpercaya, dihormati sikap perilakunya; 7 Kepala sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri para guru dan memahami siswa; 8 Kepala sekolah harus selalu dapat menghargai apapun yang dihasilkan oleh para mereka yang diberi tanggung jawab Wahjosumidjo, 2010: 106-109. Berbicara mengenai warisan ilmu dari ki Hajar Dewantara. Beliau adalah tokoh nasional yang sangat peduli dengan pendidikan. Salah satu warisan ilmu beliau yakni adanya perguruan Taman Siswa. Menjalankan kepemimpinannya di Taman Siswa menggunakan konsep trilogi 4 kepemimpinan, yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani membimbing dengan keteladanan, membina dengan membangun kehendak, dan mendorong kreativitas dengan memberikan kekuatan. Trilogi kepemimpinan ini sangat baik jika diterapkan oleh kepala sekolah dalam memimpin anggotanya untuk lebih meningkatkan kinerja anggota sehingga akan memberikan kemajuan pada perkembangan sekolah Sri Sugiharti, 2013:2. Berdasarkan pra penelitian dapat diketahui bahwa SD TAMAN MUDA Ibu Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta sudah melaksanakan kemimpinan pendidikan dan konsep triologi Ki Hadjar Dewantara. Dedikasi SD TAMAN MUDA Ibu Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta dalam konsep triologi sudah melibatkan Kepala Sekolah, Guru, dan murid. Sehingga SD TAMAN MUDA Ibu Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta terlihat lebih tertib, teratur, dan lebih disiplin dibandingkan sekolah dasar yang lain Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti Implementasikan Trilogi Kemimpinan Pendidikan Ki Hajar Dewantara di SD TAMAN MUDA Ibu Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah