24
mrmberikan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu
hilang. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam balajar.
Sedangkan menurut Dalsono 2007:55 mengukapkan bahwa factor- faktor yang menetukan pencapaian hasil belajar adalah:
1. Faktor internal yang berasl dari diri siswa
a. Kesehatan
b. Intrelegensi dan bakat
c. Minat dan motivasi
d. Cara belajar
2. Faktor eksternal yang berasl dari luar diri sendiri
a. Keluarga
b. Sekolah
c. Masyarakat
2.2 Metode pembelajaran CTL Contextual Teaching and Learning
2.2.1 Pembelajaran
Hamalik 1995: 57 mendefinisikan “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Hamalik 1995: 65 juga menyebutkan tiga ciri khas yang
terkandung dalam sistem pembelajaran yaitu sebagai berikut.
25
1. Rencana, ialah penataan ketenangan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.
2. Kesaling tergantungan interdepence, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat
esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan utama sistem pembelajaran adalah agar siswa belajar.
Briggs menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu
memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan Sugandi Haryanto 2004: 9. Menurut Mendigers dalam Sugandi
Haryanto 2004:9 terdapat enam prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran agar anak mudah dan berhasil dalam belajar, enam prinsip
tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Prinsip aktifitas mental
Belajar adalah aktifitas mental, oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat menimbulkan aktifitas mental. Tidak hanya mendengar,
mencamkan dan sebagainya tetapi lebih menyeluruh baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
2. Prinsip penyesuaian perkembangan anak Anak akan lebih tertarik perhatiannya bila bahan pelajaran disesuaikan
dengan perkembangan subyek belajar.
26
3. Prinsip Appesepsi Prinsip ini memberikan petunjuk bahwa saat guru mengajar hendaknya
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan apa yang sudah diketahui. Dengan cara tersebut subyek belajar akan tertarik sehingga
bahan pelajaran mudah diserap. Pelajaran lebih bermakna bila guru menghubungkan materi pelajaran dengan penyajian “advance
organizer”, yaitu menghubungkan materi pelajaran pokok dengan konteks yang lebih luas dan bermakna.
4. Prinsip peragaan Prinsip peragaan memberikan pedoman bahwa dalam mengajar
hendaknya didunakan alat peraga. Dengan alat peraga proses belajar mengajar tidak verbalistis.
5. Prinsip aktifitas motoris Belajar yang dapat menimbulkan aktifitas motorik para subyek belajar
seperti menulis, menggambar, melakukan percobaan, mengerjakan tugas latihan, akan menimbulkan kesan dan hasil belajar yang lebih mendalam.
6. Prinsip motifasi Motifasi memegang peranan penting dalam belajar. Makin kuat motifasi
seseorang dalam belajar maka akan makin optimal dalam melakukan aktifitas belajar. Dengan kata lain intensitas proses pembelajaran sangat
ditentukan oleh motifasi.
27
2.2.2 CTL Contectual Teaching and Learning