47
sesuai dengan ketentuan yang ada, pemerintah dapat melakukan penundaan danatau pemotongan sebesar alokasi dana perimbangan setelah dikurangi
Dana Alokasi Khusus yang seharusnya disalurkan ke Desa. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah KabupatenKota kepada desa diberikan sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah
daerah bersangkutan. Bantuan tersebut diarahkan untuk percepatan pembangunan desa. Sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan oleh
desa berasal dari Badan Usaha Milik Desa.
92
2. Pengelolaan Keuangan Desa
Pasal 93 Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengatur
bahwa pengelolaan keuangan desa meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban. Secara teknis
pengelolaan keuangan desa diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Menurut
Pasal 1 angka 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa menyatakan bahwa Pengelolaan
Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan,
dan pertanggungjawaban
keuangan Desa. Bagian lain yang juga penting dalam pengelolaan keuangan Desa
adalah asas-asas pengelolaan keuangan Desa. Asas hukum merupakan landasan yang paling luas lahirnya suatu peraturan hukum. Selain disebut
landasan, asas hukum disebut sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum.
93
92
Ni’matul Huda, Hukum Pemerintahan Desa: Dalam Konstitusi Indonesia Sejak Kemerdekaan Hingga Era Reformasi, Setara Press, Malang, 2015, hlm. 234.
93
Fatkhurohman, “Pengaruh Otonomi Daerah terhadap Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Bidang Regulasi untuk Menangani Peraturan Daerah Perda Bermasalah
Studi Kabupaten Malang, artikel dalam Jurnal Yustisia, edisi No. 79, 2010, hlm. 52.
48
Asas-asas pengelolaan keuangan Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa, yaitu:
94
a. Asas transparan.
Asas transparan yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-
luasnya tentang pengelolaan keuangan Desa. b.
Asas akuntabel. Asas akuntabel yaitu prinsip setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Asas partisipatif.
Asas partisipatif yaitu prinsip yang mengikutsertakan kelembagaan Desa dan unsur masyarakat Desa dalam tata kelola keuangan Desa.
d. Asas tertib dan disiplin anggaran.
Asas tertib dan disiplin anggaran yaitu prinsip bahwa keuangan Desa dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan bukti-
bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik sebuah benang merah tentang tahapan pengelolaan keuangan Desa, yang terdiri dari: perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban. Berikut adalah bagan pengelolaan keuangan desa:
94
Yusran Lapananda, Hukum Pengelolaan Keuangan Desa, Penerbit RMBOOKS, Jakarta, 2016, hlm. 18-19.
49 Gambar 2. Pengelolaan Keuangan Desa
D. Penelitian yang Relevan