BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengaruh bladder retention training terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak diruang rawat inap Rindu B2
Rumah Sakit Adam Malik dan di ruang rawat inap Rindu B4 anak Rumah Sakit Adam Malik pada tanggal 26 Juli -17 September 2010. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 20
orang anak yang terdiri dari 10 orang anak pada kelompok intervensi dan 10 orang anak pada kelompok kontrol.
1. Hasil Penelitian
1.1. Analisa Univariat Analisa univariat untuk mengetahui data demografi mengenai pasien yang mendapat
bladder retention training terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yaitu:
1.1.1. Karakteristik kelompok intervensi dan kontrol
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi jenis kelamin mayoritas laki- laki 7 orang 70, kelompok umur mayoritas berusia 5-8 tahun 7 orang 70, pendidikan
mayoritas sekolah SD 80 yaitu 8 orang, Lama perawatan mayoritas antara 7 hari yaitu 5 orang 50, agama mayoritas yaitu islam 5 orang 50,suku mayoritas yaitu batak 5 orang
50, dan jenis penyakit yang dialami anak mayoritas appendiksitis yaitu 4 orang 40. Kelompok kontrol jenis kelamin laki-laki 8 orang 80, kelompok usia 5-8 tahun
yaitu 7 orang 70, pendidikan mayoritas yang sekolah SD yaitu 9 orang 90, lama
Universitas Sumatera Utara
perawatan mayoritas antara 7 hari yaitu 5 orang 50, agama mayoritas islam yaitu 7 orang 70, suku mayoritas jawa yaitu 5 orang 50, dan jenis penyakit mayoritas
penyakit CHF yaitu 4 orang 40 Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan n= 20 Karakteristik Demografi
Responden Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol F
F 1.
Umur •
5-8 Tahun •
9-12 Tahun 2.
Jenis Kelamin •
Laki-laki •
Perempuan 3.
Agama •
Islam •
Protestan •
Katolik 4.
Suku •
Jawa •
Batak •
Lain-lain 5.
Pendidikan •
SD •
SMP 6.
Diagnosa •
Apendiksitis •
Hernia •
Colostomi •
PSA •
DBD •
CHF •
Nefrotik syndrome 7.
Lama perawatan •
1-3 hari •
4-6 hari •
7 hari 7
3
7 3
5 3
2
3 5
2
8 2
4 3
2 1
3 2
5 70
30
70 30
50 30
20
30 50
20
80 20
40 30
20 10
30 20
50 7
3
8 2
7 2
1
5 3
2
9 1
3 2
5
3 2
5 70
30 80
20 70
20 10
50 30
20 90
10 30
20 50
30 20
50
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2. Distribusi kemampuan mandiri berkemih anak terhadap bladder retention training pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di ruang rawat inap Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan n= 20 Variabel
Kelompok Intervensi Mean
SD SE
Pre test 13,80
1,135 0,359
Post test 5,10
2,234 0,706
Kemampuan berkemih Kelompok kontrol
Pre test 8,50
2,369 0,749
Post test 5,20
2,044 0,646
Kemampuan berkemih
Berdasarkan table 5.2 diatas kelompok intervensi yang diberi intervensi mempunyai nilai rata-rata pada saat pre test 13,80, nilai SD = 1,135 dan nilai SE = 0,359. Pada post test
nilai rata-rata yaitu 5,10, nilai SD = 2,234, dan nilai SE = 0,706. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan bladder retention training terhadap kemampuan
mandiri berkemih pada anak. Sedangkan pada kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata pada saat pre test
8,50, nilai SD = 2,369 dan nilai SE = 0,749. Pada post test nilai rata-rata yaitu 5,20, nilai SD = 2,044, dan nilai Se = 0,646. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan
bladder retention training terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak.. 1.2.
Analisa Bivariat 1.2.1.
Uji Dependen Analisa bivariat digunakan untuk menguji pengaruh bladder retention training
terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Dalam menganalisa data secara bivariat pengujian data dilakukan dengan
menggunakan uji t-test dependen yaitu membandingkan data pada pre test dan post test sehingga diperoleh perbedaan pre test dan post test pada kelompok intervensi yang diberikan
bladder training terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak..
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Pengaruh bladder retention training terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak kelompok intervensi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Variabel Mean
SD Perbedaan
mean Nilai p
n Intervensi
Pre post
13,80 5,10
1,135 2,234
8,700 0,000
10
Berdasarkan table 5.3 pengaruh bladder training terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak kelompok intervensi yang diberi intervensi mempunyai nilai mean pada
saat pre test 13,80 dan nilai SD = 1,135, dan pada post test nilai mean 5,10, dan nilai SD = 2,234 dengan perbedaan mean 8,700. Dari hasil uji analisa diperoleh nilai p 0,000 sehingga
dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak.
Tabel 5.4. Pengaruh bladder retention training terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak kelompok kontrol di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan..
Variabel Mean
SD Perbedaan
mean Nilai p
n Kontrol
Pre Post
8,50 5,20
2,369 2,044
3,300 0,007
10
Berdasarkan table 5.4 pengaruh bladder training terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata pada saat pre test 8,50 dan
nilai SD = 2,369 dan pada post test nilai mean 5,20, nilai SD = 2,044, dengan perbedaan
Universitas Sumatera Utara
mean 3.300. Dan hasil uji analisa diperoleh nilai p 0,007 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak.
1.2.2.Uji independent Tabel 5.5. Perbedaan kemampuan mandiri berkemih anak pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol setelah dilakukan bladder bladder training di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
Variabel Mean
SD Nilai p
n Kemampuan
berkemih Kelompok Intervensi
Kelompok Kontrol -
5,10
5,20 -
2,233
2,043 -
0.918 20
Pengaruh bladder retention training terhadap kemampuan mandiri berkemih pada anak kelompok intervensi yang diberi intervensi mempunyai nilai rata-rata pada diperoleh
nilai rata-rata 5,10, nilai SD = 2,233. Pada kelompok kontrol rata-ratanya yaitu 5,20, nilai SD = 2,043. Dari hasil analisis diperoleh nilai P = 0,918 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi terhadap kemampuan mandiri berkemih anak.
2. Pembahasan