seperti pembelajaran lagsung, pembelajaran kooperatif maupun pembelajaran PAKEM. Berdasarkan ketentuan tersebut maka langkah pembelajaran termatik dapat
dikatakan bersifat luwes dan fleksibel. Artinya, bahwa langkah pembelajaran tematik dapat diakomodasi dengan merekonstruksi dari berbagai model pembelajaran.
Pembelajaran tematik yang dilaksanakan secara matang akan memberikan berbagai keuntungan seperti yang disebutkan diatas. Oleh karena itu, langkah pembelajaran
tematik, akan diterapkan dalam pembelajaran matematika, pada penelitian ini.
2.1.8 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar SD
Pembelajaran matematika dilakukan pada semua jenjang pendidikan, setiap jenjang pendidikan mempunyai perbedaan umur. Perbedaan umur mencerminkan
perbedaan tingkat perkembangan kognitif dan emosional anak sehingga hakikat dan penerapan matamatika serta penyajian materi berbeda pada setiap jenjang pendidikan.
2.1.8.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Seorang
guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui dan memahami objek yang akan diajarkannya, yaitu matematika.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2006, memberikan gambaran mengenai mata pelajaran dari jenjang SDMI sampai pada jenjang sekolah menengah,
diantaranya adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, berperan penting dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia, Depdiknas, 2006.
James dan James Tiurlina, 2006:4 memberi pengertian matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa
matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu terstruktur yang terorganisasikan dengan baik karena matematika
terdiri dari unsur yang tidak terdefinisikan ke unsur yang terdefinisikan, kemudian ke aksiomapostulat dan akhirnya ke pada dalil teorema. Ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep. 2.1.8.2 Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran matematika secara umum menekankan penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta memberikan tekanan pada ketrampilan. Selain itu
penerapan matematika juga memuat tujuan khusus matematika di SD yaitu: 1 menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung sebagai latihan dalam
kehidupan sehari-hari, 2 menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, 3 mengembangkan kemampuan dasar
matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, 4 membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan
sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1 bilangan, 2 geomteri, 3 pengolahan data Depdiknas, 2006.
Permendiknas RI No. 41 2007: 6 disebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan
pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi mengajar dan sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajarannya, Supinah, 2009:1.
Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa mata pelajaran matematika di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang memiliki peran penting
untuk membekali siswa berbagai kemampuan seperti kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan kemampuan bekerja sama serta dapat
membekali siswa dengan kemampuan memecahkan masalah. Oleh karena itu pembelajaran matematika harus dikemas menjadi pembelajaran yang interaktif dan
menyenangkan agar siswa tidak mengalami kejenuhan untuk belajar, sehingga muncul motivasi belajar matematika dan suka matematika yang selama ini telah
meraka anggap menjadi pelajaran yang menakutkan. 2.1.8.3 Teori Bruner dalam Matematika
Menurut Piaget dalam Pitadjeng 2006:27, pada umumnya anak SD berumur 67
– 12 tahun berada pada periode konkret. Cara belajar anak pada periode ini membutuhkan bantuan manipulasi objek-objek yang langsung dialami.
Menurut Bruner dalam Pitadjeng 2006:29, belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam
materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika. Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi
menjadikan materi itu mudah dipahami secara lebih komprehensif, selain itu anak didik akan mudah mengingat materi bila yang dipelajari mempunyai pola terstruktur.
Dengan memahami konsep dan struktur akan mempermudah terjadinya transfer. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan Bruner yaitu
2.1.8.3.1 Tahap Enaktif
Pada tahap enaktif, siswa belajar dengan memanipulasi objek-objek konkret secara langsung.
2.1.8.3.2 Tahap Ikonik
Pada tahap ikonik, cara belajar siswa mulai dengan gambaran objek-objek konkret, bukan lagi memanipulasi objek-objek konkret secara langsung.
2.1.8.3.3 Tahap simbolik
Tahap simbolik merupakan tahap dimana siswa sudah dapat memanipulasi simbol-simbol secara langsung dan tidak lagi ada kaitannya dengan objek-objek
konkret, baik secara langsung maupun gambaran objek-objek yang dimaksud. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia SD
memerlukan pemahaman konsep dan struktur untuk mempermudah transfer belajar. Kualitas pembelajaran matematika akan meningkat apabila didukung dengan
media pembelajaran yang tentunya sesuai dengan materi yang mengacu kepada
ketercapaiannya kompetensi pembelajaran. Dalam hal ini peneliti menggunakan media interaktif sebagai media untuk mempermudah proses pembelajaran. Berikut
akan dijelaskan pengertian media interaktif yang akan digunakan dalam penelitan ini.
2.1.9 Media Interaktif