memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Menurut Khadiyanto
2007:31 menyatakan bahwa : Partisipasi seorang individu adalah keikutsertaanpelibatan masyarakat
dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan serta mampu untuk meningkatkan
kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi, baik secara langsung maupun tidak langsung sejak dari gagasan, perumusan
kebijaksanaan hingga pelaksanaan program.
Dari beberapa pengertian di atas dapat saya di simpulkan bahwa partisipasi memiliki makna yang luas dan beragam. Dimana Partisipasi guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling adalah suatu wujud dari peran serta guru mata pelajaran dalam aktivitas berupa perencanaan dan pelaksanaan bimbingan dan
konseling untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling di sekolah. Wujud dalam partisipasi dapat berupa saran, jasa, ataupun dalam bentuk materi baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam suasana yang demokratis.
2.2.2 Indikator Partisipasi
Partisipasi merupakan suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Dimana
keberhasilan peningkatan partisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat diukur. Pendapat yang sistematis tentang indikator partisipasi atau
peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sampaikan Mugiarso 2006 :116, bahwa indikator partisipasi atau peran guru
mata pelajaran dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah dapat diuraikan menjadi :
1 Guru sebagai informator
Peranan guru memberikan informasi tentang siswa kepada konselor sekolah dan memberikan informasi kepada siswa dalam upaya memasyarakatkan
layanan bimbingan dan konseling. 2
Guru sebagai fasilitator Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama ketika melangsungkan
layanan pembelajaran baik yang bersifat preventif ataupun kuratif. Peran sebagai fasilitator juga bisa diwujudkan dengan memberikan kemudahan
bagi siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan dan konseling serta turut memfasilitasi siswa dengan membantu mengambangkan suasana kelas yang
kondusif untuk belajar. 3
Guru sebagai mediator Dalam kedudukannya yang strategi, yakni berhadapan langsung dengan
siswa, guru dapat berperan sebagai mediator antara siswa dengan guru pembimbing. Perwujudan peran ini yang paling nyata adalah pengalih
tangan kasus siswa kepada guru pembimbing. Dalam peran ini juga guru sebagai mediator dengan orang tua siswa.
4 Guru sebagai motivator
Dalam peranan ini, guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah,
sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
5 Guru sebagai kolaborator
Sebagai mitra seprofesi yakni sama –sama sebagai tenaga pendidik di
sekolah, guru dapat berperan sebagai kolaborator konselor di sekolah, misalnya dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan bimbingan dan
konseling seperti layanan responsif dalam bimbingan konseling. Menurut Mulyasa 2008: 41 indikator keberhasilan partisipasi sekolah akan
membentuk: a saling pengertian antar sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-lembaga lain yang ada dalam masyarakat termasuk dunia kerja, b saling
membantu antara sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing, c yang erat antara sekolah dengan berbagai
pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga dan ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan di sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat saya disimpulkan bahwa indikator keberhasilan partisipasi adalah meningkatnya saling pengertian dan saling
membantu antara stakeholders terutama dalam setiap peningkatan mutu yang dilakukan oleh sekolah dan masyarakat. Sedangkan indikator partisipasi guru
terhadap bimbingan dan konseling yaitu Peran guru sebagai informator dan memberikan masukan, melakukan peran guru sebagai fasilitator, mediator,
motivator dan kolaborator atau berkontribusi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi